Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 6:7-86:7Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"6:8Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.Pembukaan meterai yang ke-4 = hukuman Allah Roh Kudus yang ke-4 atas dunia, yaitu terjadi kegerakan kuda hijau kuning (kelabu) sehingga maut dan kerajaan maut berkuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh manusia dengan berbagai cara.
Ada 3 macam maut/ kematian:
- Maut/ kematian secara tubuh, karena usia tua, sakit, dll.
Manusia dari debu kembali menjadi debu. Tetapi roh kembali kepada Allah yang mengaruniakan, artinya sesudah manusia mati, maka kita semua harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan, dikatakan, dipikirkan, selama hidup di dunia.
- Maut/ kematian rohani.
Yesaya 59:1-3
59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
59:3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
Artinya terpisah dari Tuhan karena perkataan dosa, perbuatan dosa, angan-angan pikiran yang berdosa.
Bukti terpisah dari Tuhan adalah mulai bosan dan tidak setia dalam ibadah pelayanan, bosan dalam membaca dan mendengar firman. Secara jasmani, akan mulai ada masalah yang tidak selesai, air mata, kesusahan.
- Maut/ kematian kedua, yaitu lautan api dan belerang, neraka selamanya.
Wahyu 20:14
20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
Setiap anak Tuhan/ hamba Tuhan yang mati rohaninya, akan masuk kematian kedua di neraka selamanya.
Maut selalu mengancam kehidupan kita, mulai dari muda sampai tua, serta segala lapisan masyarakat, miskin atau kaya.
1 Korintus 15:25-26
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Tetapi Tuhan memberikan tempat yang aman. Tuhan rela mati di kayu salib, bangkit, dan naik ke Sorga untuk meletakkan semua musuh-musuh di bawah kakiNya, sampai musuh yang terakhir yaitu maut dikalahkan. Tempat yang aman dari maut adalah berada di bawah kaki Tuhan.
Praktek sehari-hari di bawah kaki Tuhan:
- Maria mengurapi kaki Yesus untuk penguburan. Sekarang artinya kita harus aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Yohanes 12:3
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Pelayanan pembangunan tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus yang sempurna.
- Maria duduk di bawah kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataanNya. Sekarang artinya tergembala dengan benar dan baik.
Lukas 10:39
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Gosyen yaitu penggembalaan, adalah satu-satunya tempat yang aman dari maut.
- Maria tersungkur di bawah kaki Yesus, menunjuk doa penyembahan.
Yohanes 11:31-32
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ad. 3. Doa penyembahan.
1 Timotius 2:1-2,8
2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
2:2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Ada 4 tingkatan doa:
- Doa permohonan.
Sentralnya adalah kebutuhan kita.
Yohanes 15:7
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Syaratnya adalah firman Allah/ kehendak Tuhan harus ada di dalam hati kita. Jika kita berdoa sesuai kehendak Tuhan, maka pasti akan dikabulkan dan dijawab oleh Tuhan.
Tetapi jangan hanya puas dengan doa permohonan.
- Doa syafaat.
Sentralnya adalah kebutuhan orang lain.
Tetapi ini juga masih harus ditingkatkan, karena masih minta-minta.
- Doa ucapan syukur.
Sentralnya adalah berkat yang sudah kita terima dari Tuhan.
- Doa penyembahan.
1 Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Mazmur 141:2
141:2 Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
Sentralnya adalah pribadi Tuhan sendiri, sehingga di mana pun, kapan pun, situasi dan kondisi apa pun, saat sakit bahkan hampir dipanggil Tuhan, kita bisa menyembah Tuhan.
Yohanes 4:23-24
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Syarat penyembahan yang benar:
- Didorong oleh kebenaran dan roh, yaitu firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus.
Yohanes 17:17
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Firman pengajaran yang benar adalah untuk menyucikan hidup kita. Jika hati dan tangan suci, maka kita akan bisa menyembah Tuhan. Jika tidak suci, itu sama dengan menyembah setan.
- Pantulan dari penyembahan di Sorga.
Wahyu 19:1,3,4,6-7
19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Kita menyembah Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga.
1 Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Secara khusus, doa laki-laki adalah doa suami atau doa gembala. Secara umum, menunjuk pada doa yang kuat dan naik sampai ke hadirat Tuhan, bagaikan asap dupa yang harum, tidak bisa dihalangi oleh apa pun juga. Maka kita memiliki kekuatan singa Yehuda untuk memelihara dan melindungi nikah.
1 Timotius 2:9-11
2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
Doa wanita menunjuk pada berdiam diri, penundukan, tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki. Ini dikaitkan dengan kejatuhan Hawa di Taman Eden. Wanita boleh melayani apa saja, kecuali mengajar dan memerintah laki-laki. Tunduk juga menunjuk pada perbuatan baik, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Wanita yang tunduk sama dengan menempatkan laki-laki sebagai kepala, dan berarti menempatkan Yesus sebagai Kepala. Maka ada madu, sumber kemanisan dalam rumah tangga.
Jika ada singa dan madu, maka teka-teki Simson terjawab, dan kita mendapat pakaian putih berkilau-kilau untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Wahyu 19:6-9
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Waspada, pengajaran menentukan penyembahan.
Wahyu 19:17-21
19:17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
19:18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
19:19 Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
19:20 Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Pengajaran palsu akan membawa pada penyembahan palsu,
Mazmur 95:6-7
95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Tuhan menghendaki doa penyembahan yang lebih dalam lagi, seperti Maria tersungkur di bawah kaki Yesus. Kita mengaku hanya tanah liat dalam tangan Sang Penjunan.
Yohanes 11:31-32
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Kita bisa menyembah Tuhan dengan hancur hati dan tetesan air mata. Kita mengaku hanya tanah liat, banyak kesalahan dan kekurangan. Kita hanya percaya dan iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Penolong. Kita mengaku tidak berharga, hanya berdiam diri, tidak melawan jika diinjak-injak. Kita hanya sabar menunggu waktu Tuhan.
Yohanes 11:34-35
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
Bersamaan dengan air mata pengakuan dosa dan air mata iman, maka mengalir juga air mata belas kasih dan anugerah Tuhan.
Iman ditambah belas kasih sama dengan mujizat terjadi. Mujizat rohani adalah keubahan hidup. Lazarus yang busuk bisa kembali hidup benar dan suci. Mujizat jasmani juga terjadi. Tuhan sanggup menciptakan yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Sampai mujizat terakhir, kita diubahkan menjadi sama sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatanganNya kedua kali di awan-awan yang permai.
Tuhan memberkati.