IBADAH PENYERAHAN ANAKMazmur 128:1-6,ada 3 oknum yang menentukan keberhasilan dan kebahagiaan rumah tangga, yaitu:
- Suami yang takut akan Tuhan.
Artinya taat dengar-dengaran pada firman Tuhan sehingga tidak jatuh dalam dosa.
Suami yang takut akan Tuhan bisa menjalankan fungsi sebagai kepala, dan menjadi aliran bagi tubuh baik jasmani maupun rohani (aliran kebenaran, aliran kesucian).
Suami yang mengambil keputusan dalam rumah tangga berdasarkan firman, bukan sewenang-wenang.
- Istri seperti pohon anggur yang subur.
Kalau suami takut akan Tuhan, maka istri akan seperti pohon anggur. Pohon anggur ini tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus bergantung pada para-para. Artinya istri harus bergantung sepenuh kepada Tuhan Yesus, juga bergantung sepenuh kepada suami, tunduk kepada suami dalam perkara jasmani dan rohani. Makan pohon anggur akan berbuah manis.
- Anak seperti tunas pohon zaitun.
Kalau suami takut akan Tuhan dan istri seperti pohon anggur yang berbuah manis, maka anak-anak akan betah di rumah. Anak seperti tunas pohon zaitun berarti anak-anak rela menderita daging, rela diperas, untuk menghasilkan minyak untuk pelita, sehingga pelita tetap menyala dan bisa menembusi kegelapan di akhir zaman.
Hasilnya adalah Tuhan memberkati sampai anak cucu, Tuhan memberikan kebahagiaan sampai di Yerusalem Baru.
IBADAH RAYAMatius 24:32-35 = NUBUAT TENTANG POHON ARA/ISRAEL.
Dalam Alkitab, pohon ara ini ditampilkan dari jaman ke jaman:
- jaman Allah Bapa = menampilkan pohon ara di taman Eden.
- jaman Allah Anak = menampilkan pohon ara di pinggir jalan.
- jaman Allah Roh Kudus = menampilkan nubuat tentang pohon ara.
Ad. 2. POHON ARA DI PINGGIR JALANMatius 21:18-19, Yesus lapar artinya Yesus rindu dipuaskan lewat ibadah pelayanan yang berbuah-buah, yang memuaskan Tuhan. Di sini Yesus menemukan pohon ara yang sudah berdaun, tapi tidak berbuah, artinya kehidupan Kristen yang sudah berdaun, beribadah melayani, tetapi tidak memuaskan Tuhan, tidak berkenan kepada Tuhan. Akibatnya adalah kering rohaninya, tidak puas hidupnya. Kalau tidak puas dalam ibadah pelayanan, nanti akan tidak puas dalam nikah, sehingga mencari kepuasan-kepuasan di dunia dan jatuh dalam dosa, kering rohani, sampai masuk kebinasaan.
Mengapa pohon ara sudah berdaun tapi tidak berbuah?Sebab pohon ara ditanam di tepi jalan = tidak tergembala, artinya:
- Kristen jalanan, beredar-edar,
- tidak tekun dalam kandang penggembalaan, tidak tekun dalam 3 macam ibadah pokok,
- tidak taat dengar-dengaran pada firman penggembalaan.
Seharusnya pohon ara jika mau berbuah harus ditanam di Bait Allah (menurut Mazmur 92), ditanam di tepi aliran air (menurut Yeremia 17), yaitu tergembala.Lukas 13:6-9,tetapi hati-hati,
ada pohon ara yang sudah ditanam di kebun anggur tetapi belum berbuah selama 3 tahun. Ini menunjuk pada kehidupan yang sudah tergembala dalam pengajaran mempelai (kebun anggur), tetapi belum berbuah.
Kisah Rasul 20:28,31-32.Firman penggembalaan dalam Kabar Mempelai adalah firman kasih karunia yang dipercayakan Tuhan pada seorang gembala untuk disampaikan dalam sidang jemaat dengan setia dan berulang-ulang, supaya sidang jemaat mengalami penyucian dan keubahan hidup sampai berbuah-buah, sampai buah tertinggi, yaitu buah Mempelai.
Jika gembala memberi makan sidang jemaat dengan firman penggembalaan, maka sebenarnya sidang jemaat sedang menerima kasih karunia Tuhan. Di luar kasih karunia, yang ada hanya penderitaan, kutukan, dan kebinasaan.
Angka 3 tahun di sini adalah batas waktu pekerjaan firman penggembalaan untuk menyucikan sidang jemaat sampai bisa menghasilkan buah Mempelai.
Ada perbedaan antara pohon ara di pinggir jalan dan pohon ara di kebun anggur.Begitu habis waktunya, kalau pohon ara di pinggir jalan tidak berbuah, maka seketika itu juga langsung dikutuk oleh Tuhan. Tetapi pohon ara di kebun anggur masih mendapat perpanjangan sabar satu tahun, lewat doa penyautan seorang gembala (penunggu kebun anggur).
Ibrani 13:17.
Tugas pokok gembala:- Memberi makan domba.
- Berjaga-jaga, menaikkan doa penyautan dengan tanggung jawab.
Tugas pokok sidang jemaat: - Makan firman penggembalaan.
- Jangan membuat gembala berkeluh kesah.
Yang membuat gembala berkeluh kesah adalah kalau jemaat tidak taat pada firman penggembalaan. Kalau gembala berkeluh kesah, maka akan merugikan sidang jemaat sendiri.
Lukas 13:8-9.Mencangkul tanah = firman penggembalaan menyucikan hati kita dari akar-akar yang tidak baik, ini yang menyebabkan tidak berbuah.
Ada 2 macam akar yang tidak baik:- 1 Timotius 6:10,akar kejahatan = cinta akan uang, terikat akan uang.
Prakteknya adalah:
- Mencari uang dengan cara tidak halal.
- Kikir, tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan.
- Serakah, merampas atau mencuri milik Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Kisah Rasul 20:31,33,firman penggembalaan mampu menyucikan hati kita dari akar-akar kejahatan, sehingga bisa berkata 'lebih berbahagia memberi daripada menerima'.Ini berarti sudah berbuah. Dimulai dari mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus, lanjut memberi untuk pekerjaan pembangunan tubuh Kristus.
Hagai 2:7-8,pembangunan tubuh Kristus justrus terjadi di bumi ini saat bumi dalam kegoncangan/krisis. Mengapa Tuhan ijinkan ini?
- Supaya pemberian kita ada tanda darah.
- Supaya kita bergantung sepenuh pada kemurahan Tuhan.
Saat kita sibuk, krisis waktu, berikan kepada Tuhan, itu ada tanda darah.
- Yesaya 5:24,akar busuk, karena menolak firman pengajaran yang benar.
Matius 26:23-25,Yudas ini menolak firman (mengantuk, bosan, tidak taat dengar-dengaran).
Matius 25:6,yang dibutuhkan di tengah malam menyongsong kedatangan Tuhan kedua kali adalah Kabar Mempelai. Kalau menolak Kabar Mempelai, maka seperti Yudas akan jatuh dalam kegelapan malam, artinya jatuh dan tertidur, pasif rohaninya = tidak setia dan tidak berkobar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan. Jatuh dalam kegelapan malam juga berarti mabuk rohani, artinya:
- Merasa benar sendiri, sehingga selalu menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan.
- Jatuh dalam dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.
Matius 24:12,salah satu praktek kedurhakaan adalah bersungut-sungut dan berbantah-bantah.
Bilangan 16:8-12,30,bersungut-sungut ini dalam 2 hal:
- Dalam pelayanan.
Pelayanan tubuh Kristus ini mulai dari di rumah tangga, penggembalaan, antar penggembalaan. Kalau banyak bersungut-sungut, yang ada adalah kemerosotan.
- Dalam penderitaan.
Yakobus 5:7,9-11, kalau bersungut-sungut dalam penderitaan, akan dihukum oleh Tuhan, langsung berhadapan dengan Hakim yang adil.
Tetapi kalau mau dibina oleh Kabar Mempelai, maka sikap dalam pelayanan akan bisa bersyukur, dan dalam penderitaan bisa:
- Seperti bayi Musa yang hanya berseru menangis kepada Tuhan.Kalau menangis, menyembah Tuhan, maka yang datang adalah Imam Besar mengulurkan tangan kemurahan dan kebaikanNya untuk mengangkat kita dari segala kemerosotan (Keluaran 2:6). Bahkan Tuhan mampu memberikan masa depan yang indah, anak budak bisa menjadi anak raja.
- Seperti Ayub (Ayub 42:5-6) yang merasa hanya debu dan tanah liat, hanya berharap pada Tuhan, tidak mampu dan tidak berdaya, banyak kesalahan dan kekurangan. Maka hasilnya adalah Tuhan memulihkan segala sesuatu secara dobel, jasmani dan rohani. Untuk menjadikan kita menjadi ciptaan semula, sampai menjadi sama mulia, mempersembahkan buah Mempelai.
Tuhan memberkati.