Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 2-3 dalam susunan Tabernakel menunjuk pada 7 kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian, sama dengan 7 surat yang ditujukan kepada 7 sidang jemaat bangsa Kafir atau sidang jemaat akhir jaman. Tujuh percikan darah sama dengan sengsara daging bersama Yesus, sama dengan penyucian terakhir yang Yesus lakukan kepada 7 sidang jemaat bangsa Kafir supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti Yesus, menjadi mempelai wanita Surga. Yesus sebagai Mempelai Pria Surga atau Kepala, kita sebagai mempelai wanita Surga atau tubuhNya yang tidak terpisah lagi dengan Dia untuk selamanya.
Ada 7 sidang jemaat bangsa Kafir yang mengalami penyucian terakhir. Kita mempelajari yang pertama dalam Wahyu 2:1-7, yaitu sidang jemaat di Efesus.
Wahyu 2:1-5
2:1 “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.Dalam Wahyu 2:1, penampilan Yesus terhadap sidang jemaat Efesus:
- Yesus berjalan di antara ketujuh kaki dian emas, artinya Yesus sebagai Imam Besar sedang mengadakan pelayanan pendamaian bagi sidang jemaat Efesus (sekarang artinya bagi kita semua). Yesus sebagai Imam Besar sangat mempedulikan kita semua, baik secara jasmani maupun secara rohani.
- Yesus memegang tujuh bintang, artinya Yesus sebagai Imam Besar merindukan supaya sidang jemaat Efesus/ kita semua tidak jatuh, bahkan bisa menjadi miliknya yang tidak bisa diganggu-gugat oleh siapa pun, termasuk setan, sampai kita menjadi miliknya selamanya.
Dalam Wahyu 2:2-3, Yesus sebagai Imam Besar sangat memperhatikan dan menghargai apa yang sudah sidang jemaat Efesus lakukan bagi Dia, apa yang sudah kita kerjakan bagi Dia. Dia tidak mengecilkan atau melupakan satu pun.
Tetapi Dia juga mengoreksi apa yang salah dalam Wahyu 2:4-5. Yesus mencela, mengoreksi, menyucikan sidang jemaat Efesus dari kekurangan-kekurangan, yaitu kehilangan kasih mula-mula. Saat dicela itu memang sengsara bagi daging, tetapi maksudnya adalah supaya kita menjadi sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan, menjadi milik Tuhan yang tidak bisa diganggu-gugat oleh apa pun juga.
Kekurangan sidang jemaat Efesus adalah kehilangan kasih mula-mula.
Kasih mula-mula adalah kasih Allah lewat korban Kristus. Jadi, penyucian terakhir bagi sidang jemaat Efesus atau bagi kita semua saat ini adalah kita harus kembali kepada kasih mula-mula. Dalam Tabernakel, ini ditunjukkan oleh mezbah korban bakaran. Dulu bangsa Israel harus membawa korban binatang untuk dibakar di atas mezbah korban bakaran sebagai korban pengampunan dosa. Sekarang sudah digenapi oleh korban Kristus di kayu salib.
Praktek kembali kepada kasih mula-mula:
- Beribadah melayani Tuhan dengan taat dengar-dengaran, melakukan kehendak Tuhan.
Matius 7:21-23
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Hasilnya adalah pintu Surga dibukakan dan kita bisa masuk Kerajaan Surga selamanya. Inilah puncak keberhasilan dalam ibadah pelayanan kita kepada Tuhan. Kalau pintu Surga dibukakan, maka pintu-pintu di dunia juga akan dibukakan, selalu ada jalan keluar dari segala masalah, sampai yang mustahil sekalipun.
Tuhan tidak melihat hebatnya pelayanan, tetapi Tuhan melihat ketaatan pada firman.
Ibadah pelayanan yang kelihatan hebat tetapi tidak taat pada firman sama dengan pembuat kejahatan.
- Setia dan berkobar-kobar, semangat menyala-nyala dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, sampai garis akhir, yaitu sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kembali kedua kali.
Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Dari mana semangat yang menyala-nyala?
- Bertobat, yaitu dosa dibakar di mezbah korban bakaran.
Kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Kalau ada dosa, pasti tidak akan kuat untuk melayani.
- Dari dorongan pemberitaan firman pengajaran yang benar, firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab.
Yesaya 50:4
50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Karena firman itu kekal, pelayanan yang didorong oleh firman juga akan kekal.
Waspada terhadap api asing, yaitu semangat dari uang, kedudukan, keluarga, hal-hal dunia yang lain, apalagi semangat dari dosa. Akibatnya adalah pasti mati rohani dan mati pelayanan, sampai kematian kedua di neraka selamanya.
Roma 1:27
1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Setia berkobar-kobar ini digambarkan sebagai birahi kepada Yesus sebagai Mempelai Pria Surga. Kita sangat bergairah dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan dan tidak mau dihalangi oleh apa pun juga. Kalau tidak birahi kepada Tuhan, maka pasti akan birahi kepada Babel, yaitu jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
Kita mendapatkan firman dan korban Kristus lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab. Oleh sebab itu, setiap hamba Tuhan dan pelayan Tuhan mutlak harus bertekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita harus makan firman dan Perjamuan Suci untuk bisa menyucikan kehidupan kita dan memberikan semangat baru sehingga kita bisa tetap setia berkobar-kobar dalam beribadah melayani Tuhan.
- Jujur, yaitu jika "ya" katakan "ya", jika "tidak" katakan "tidak".
Ini sama dengan berdiri di atas korban Kristus.
Titus 2:7-8
2:7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
2:8 sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.
Kita harus jujur dalam hal firman pengajaran yang benar, jujur dalam hal ibadah pelayanan. Maka kita bisa jujur soal nikah dan keuangan.
Ibrani 13:4-5
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Kalau semua sudah jujur, maka kita bisa jujur dalam segala hal. Ini sama dengan memiliki kasih mula-mula.
Orang jujur tidak pernah ditinggal Tuhan, seperti tubuh tidak pernah terpisah dari Kepala.
Amsal 15:8
15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Orang jujur doanya dijawab oleh Tuhan. Kita selalu menyembah Tuhan, berserah dan berseru kepada Tuhan.
Saat kita taat dengar-dengaran, setia dan berkobar-kobar, dan jujur, maka setiap kita menengadah kepada Tuhan, mujizat pasti terjadi.
Dalam doa penyembahan:
- Kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat, tidak layak dan banyak kesalahan, tidak mampu, tidak berdaya, tidak berharga apa-apa.
Mazmur 95:6
95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
Tanah liat ini hanya untuk makanan ular atau setan, hanya jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Kejadian 3:14
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Dalam doa penyembahan, kita menyerahkan hidup ke dalam tangan anugerah Sang Pencipta. Maka kita mengalami kuasa pemeliharaan dari Tuhan, yang sanggup menciptakan dari tidak ada menjadi ada. Tuhan juga sanggup memelihara nikah kita, menciptakan air anggur yang baru dalam nikah. Tangan Sang Pencipta juga sanggup menciptakan kita menjadi bejana kemuliaan, dipakai dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus. Bejana yang sudah hancur bisa diciptakan kembali menjadi bejana baru untuk tetap dipakai oleh Tuhan.
- Kita mengaku hanya sebagai domba sembelihan, hanya selangkah jaraknya dari maut.
Mazmur 95:7
95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Wahyu 7:17
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Tangan anugerah Sang Gembala akan menuntun kita ke mata air kehidupan. Tuhan mencurahkan kasihNya dan rohNya yang suci, sehingga kita mengalami ketenangan dan damai sejahtera, sehingga semua enak dan ringan. Tuhan menuntun kita ke masa depan yang berhasil dan indah, menghapus segala air mata kita, sampai menuntun kita ke Yerusalem Baru.
Yesaya 41:14
41:14 Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.
Yesaya 66:24
66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.
Kehidupan kita hanya bagaikan cacing yang seharusnya di neraka. Kita membutuhkan tangan Sang Penebus untuk melepaskan kita dari dosa-dosa, menyucikan dan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani. Yakub yang artinya penipu, bisa diubahkan menjadi Israel yang artinya pemenang. Kita akan menerima nama baru untuk bisa masuk Yerusalem Baru selamanya. Yakub juga bergumul untuk keluarganya saat akan bertemu Esau dan bergumul menghadapi ketakutan dalam dirinya. Biar kita terus bergumul sampai menerima nama baru dan masuk Yerusalem Baru selamanya.
Tuhan memberkati.