Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 11:511:5.Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut merekamenghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
Ini tentang api yang keluar dari mulut dua saksi, yaitu Musa dan Elia.
Api yang keluar dari mulut seorang nabi/ hamba Tuhan sudah dinubuatkan dalam kitab Yeremia.
Yeremia 5:14
5:14.Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam: "Oleh karena mereka berkata seperti itu, maka beginilah akan terjadi kepada mereka: Sesungguhnya Aku akan membuat perkataan-perkataan-Ku menjadi api di dalam mulutmu, dan bangsa ini menjadi kayu bakar, maka api akan memakan habis mereka.
'
perkataan-perkataan-Ku'= perkataan Tuhan.
Jadi, api yang keluar dari mulut seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan adalah firman yang merupakan perkataan Tuhan sendiri, itulah firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Ini sama dengan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, firman yang bagaikan nyala api.
Yeremia 23:2923:29.Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?Ada dua sikap yang menentukan pekerjaan dari api firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua:
- Sikap negatif: menolak firman pengajaran yang benar, seperti ranting terlepas dari pokok anggur yang benar, sehingga menjadi ranting kering untuk kayu bakar.
Akibatnya adalah api firman pengajaran yang benar menjadi api penghukuman (sudah diterangkan pada Ibadah Doa Malang, 16 April 2020).
- Sikap positif: menerima api firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh dan sukacita.
Hasilnya adalah api firman pengajaran menjadi api penyucian sampai menyempurnakan kita.
Pagi ini kita belajar sikap yang positif.
Contoh: Musa.
Keluaran 3:1-2,53:1.Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2.Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:5.Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Musa menerima penyucian api firman pengajaran yang benar di dalam penggembalaan.
Di luar penggembalaan, akan menjadi seperti kuda terlepas dari kandang, bukan domba lagi. Artinya berbuat dosa penyembahan berhala sampai dosa-makan minum dan kawin-mengawinkan.
Oleh sebab itu, kita harus tergembala dengan benar dan baik, kita harus berada dalam kandang penggembalaan (ruangan suci).
Dulu, Tuhan memperlihatkan kerajaan Sorga kepada Musa, lalu Tuhan perintahkan Musa untuk membuat kerajaan Sorga di bumi, itulah Tabernakel, supaya di bumi sama seperti di Sorga.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan: halaman (kebenaran/ keselamatan), ruangan suci (kesucian), dan ruangan maha suci (kesempurnaan).
Kita sudah selamat tetapi belum sempurna, berarti kita harus berada dalam ruangan suci/ kandang penggembalaan, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia Roh Kudus.
- Meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya. Kita bernafas dengan kasih Allah sampai hidup kekal karena kasih adalah kekal.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah, dijatuhkan, disesatkan, dan dibinasakan oleh setan tritunggal. Tetapi kita mengalami penyucian secara intensif oleh api firman pengajaran yang benar, seperti yang dialami oleh Musa. Kita dijamah Tuhan, sehingga:
- 'tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus'= penyucian yang kita alami dalam penggembalaan akan berimbas ke segala tempat di mana kita berada. Sehingga semua bisa merasakan hadirat Tuhan dan menjadi suci. Nikah rumah tangga tidak sembarangan, penggembalaan, kantor, toko dan lain-lain.
- Terjadi pemandangan hebat = kesaksian yang bisa menarik jiwa-jiwa datang kepada Tuhan.
Keluaran 3:3
3:3.Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Kita bersaksi tentang kesucian dan keubahan hidup. Ini yang nanti dicari orang-orang. Sampai nanti kita menjadi terang dunia, sempurna seperti Yesus. Inilah pemandangan terhebat.
- 'tanggalkanlah kasutmu dari kakimu'= penyucian dalam kandang penggembalaan akan membuat kita melepaskan sepasang kasut.
Artinya:
- Penyucian lahir dan batin.
Kolose 3:5-9
3:5.Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan(1), kenajisan(2), hawa nafsu(3), nafsu jahat(4)dan juga keserakahan(5), yang sama dengan penyembahan berhala(6),
3:6.semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3:7.Dahulu kamu juga melakukanhal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
3:8.Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah(1), geram(2), kejahatan(3), fitnah(4)dan kata-kata kotor(5)yang keluar dari mulutmu.
3:9.Jangan lagi kamu saling mendustai(6), karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
Ayat 5-7= penyucian lahir dari enam perbuatan dosa yang mendarah daging.
Ayat 8-9= penyucian batin dari enam tabiat dosa yang berdiam dalam batin manusia. Tabiat dosa mau menjadikan batin kita sebagai tempat kediamannya.
Karena itu kita harus mengalami penyucian secara intensif dalam penggembalaan.
Kita mengalami penyucian lahir dan batin sampai tidak ada dusta, jujur, tulus. Ini sama dengan tidak berbuat dosa. Kita kembali menjadi seperti bayi dan berbahagia, mengenakan manusia baru dan menanggalkan manusia lama.
- Penyucian dari kebanggaan/ kesombongan/ kegoisan.
Filipi 2:5-7
2:5.Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6.yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7.melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Di atas kayu salib Yesus mengalami penyucian sehingga tidak ada lagi kebanggaan. Dia adalah Allah tetapi rela menjadi manusia.
Penyucian dari kebanggaan artinya:
- Bisa mengosongkan diri/ menghampakan diri seperti Yesus, yaitu punya sesuatu yang hebat tetapi merasa tidak ada. Ini sama dengan tidak mengandalkan sesuatu dari diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan.
Musa hebat tetapi ketika ia melihat nyala api, ia tinggalkan semua.
Kita merasa tidak layak dan mampu untuk melayani Tuhan, sehingga mendorong untuk menyerah sepenuh kepada Tuhan.
Terakhir, tidak menuntut hak secara jasmani, kehormatan, kepujian, kemuliaan, tetapi memberikan segala puji hormat bagi Tuhan.
Inilah kehidupan yang mengalami penyucian sampai menanggalkan sepasang kasut.
Keluaran 3:10-11
3:10.Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
3:11.Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
Sebelum digembalakan Musa merasa hebat, mengandalkan kemampuan, kepandaian, dan kekayaan. Ia mau melayani dua orang tetapi malah membunuh, merusak tubuh Kristus.
Dua orang menunjuk pada nikah rumah tangga. Kalau dalam nikah mencari yang kaya, hebat, dan sebagainya, hati-hati, nanti bisa membunuh. Begitu juga dalam penggembalaan.
Tetapi setelah Musa mengalami penyucian oleh api, ia justru merasa tidak mampu, sehingga ia menyerah sepenuh kepada Tuhan, dan Tuhan yang bekerja sehingga ia bisa dipakai untuk memimpin bangsa Israel.
- Bisa merendahkan diri dan taat sampai daging tidak bersuara. Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Filipi 2:8
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kita tinggal mengikuti perintah Tuhan, dan Dia yang bertanggung jawab.
Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya.
Kalau tidak taat, kita menanggung sendiri resikonya, dan tidak akan mampu.
Yesus merendahkan diri dan taat sampai mati di kayu salib sama dengan Ia ditelanjangi di kayu salib.
Begitu juga kita. Kalau kita disucikan dengan api firman pengajaran, maka kita bisa merendahkan diri dan taat sampai daging tidak bersuara. Ini sama dengan kita ditelanjangi, artinya tidak ada sesuatu apa pun yang bisa dipertahankan lagi, sama dengan kembali menjadi seperti bayi.
1 Timotius 6:6-8
6:6.Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
6:7.Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam duniadan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8.Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
'tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia'= saat bayi baru lahir.
Ayat 8= tidak menuntut.
Hasilnya adalah kita selalu mengalami kepuasan dengan pemeliharaan Tuhan lewat ibadah pelayanan.
Mungkin kita dalam kekurangan, tetapi kita puas, tidak menuntut ini itu, sehingga kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan, dan kita mendapat keuntungan besar, itulah kedua sayap dari burung nasar yang besar.
Wahyu 12:14
12:14.Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Dunia semakin sulit tetapi hidup kita menjadi enak dan ringan. Kita terpelihara di zaman yang sulit sampai jaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Kita disingkirkan ke padang gurun jauh dari mata antikris karena kita memiliki kedua sayap dari burung nasar yang besar. Dan nanti kedua sayap burung nasar akan mengangkat kita ke awan-awan yang permai saat Yesus datang kembali.
- Penyucian sampai kembali menjadi seperti bayi yang baru lahir.
1 Petrus 2:1-2
2:1.Karena itu buanglah segala kejahatan(1), segala tipu muslihat(2)dan segala macam kemunafikan(3), kedengkian(4)dan fitnah(5).
2:2.Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
2:3.jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Tanda-tanda bayi yang baru lahir:
- Membuang lima dosa utama lewat kekuatan lima luka Yesus di kayu salib.
Lima dosa ini yang membuat kita tidak bisa lahir baru, tetap manusia darah daging yang berdosa sampai binasa selamanya.
Kejahatan= akardosa, yaitu cinta akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus. Mencuri milik orang lain adalah korupsi, hutang tidak bayar, hutang untuk sengaja tidak bayar, mencari uang dengan cara tidak halal.
Tipu muslihat, kemunafikan, dan kedengkian= tunasdosa, dosa berkembang.
Fitnah= buahdosa yaitu maut.
Hati-hati, mulai dari dusta dan gosip, nanti akan memfitnah sampai menghujat Tuhan.
Akibatnya adalah binasa selamanya.
Jika kiita membuang lima dosa utama, maka kita bisa bertobat dan hidup dalam kebenaran. Kita lahir baru, menjadi seperti bayi yang baru lahir. Kita selamat dan diberkati oleh Tuhan.
- Selalu merindu air susu yang murni dan rohani.
1 Petrus 2:2
2:2.Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Air susu yang murni dan rohani menunjuk pada firman penggembalaan. Gembala adalah sama seperti ibu yang mengasuh, dan seperti bapak yang mendidik dengan keras.
Sikap kita adalah kita harus mengutamakan firman penggembalaan, firman pengajaran yang diulang-ulang, lebih dari semua. Dan kita bisa menikmati firman pengajaran yang benar, mendengar dan dengar-dengaran.
Hasilnya adalah kita tenang, tidak ada kekuatiran, kenyang, terpelihara, dan bertumbuh ke arah kebenaran, keselamatan, kesucian, sampai kesempurnaan.
- Hanya memuji dan memuliakan Tuhan, sama dengan menyembah Dia dengan hancur hati.
Matius 21:15-16
21:15.Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,
21:16.lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusuEngkau telah menyediakan puji-pujian?"
'yang menyusu'= tergembala.
Kita hanya menangis kepada Tuhan, sama dengan mengecap kebaikan Tuhan, membutuhkan belas kasih-Nya.
1 Petrus 2:3
2:3.jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Kita sangat membutuhkan kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Kita menangis sampai menikmati belas kasih Tuhan.
Hasilnya kita belajar dari Musa:
- Awal hidup Musa.
Keluaran 2:6
2:6.Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Sebenarnya awal hidup Musa sudah ditandai dengan kegagalan. Musa menghadapi sungai Nil dan jatuh di tangan puteri Firaun.
Saat itu ia pasti menangis, tetapi ia tidak diterkam buaya di sungai Nil. Dan sampai di tangan puteri Firaun, seharusnya ia mati.
Musa menangis dan tangan belas kasih Tuhan diulurkan untuk melindungi dan memelihara Musa di tengah kesulitan, menyelesaikan semua masalah yang mustahil, memberikan masa depan yang berhasil dan indah (dari anak budak bisa jadi anak raja).
- Perjalanan hidup Musa. Dia mengandalkan kepandaian, akhirnya jadi pembunuh. Musa gagal dalam pelayanan, sehingga yang jasmani juga gagal, dia lari dari istana. Untunglah dia masuk dalam penggembalaan.
Musa gagal secara rohani dan jasmani, tetapi ia mengalami penyucian sampai melepas kasut. Ia menangis kepada Tuhan, mengakui kekurangan dan kelemahannya, dan Tuhan bisa memakai dia menjadi gembala dari umat Israel untuk membawa Israel keluar dari Mesir.
Sekarang saat kita mengaku kekurangan dan kelemahan kita, maka kita akan dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Tuhan bertanggung-jawab sepenuh atas hidup mati kita.
- Akhir hidup Musa ditandai dengan kegagalan lagi, tetapi masih ada belas kasih Tuhan.
Kecap dan nikmati belas kasih Tuhan!
Bilangan 20:8-11
20:8."Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
20:9.Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya.
20:10.Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"
20:11.Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Musa divonis tidak boleh masuk Kanaan, gagal total. Dia tidak menjadi bayi lagi, tetapi mengandalkan pikiran dan perasaan daging. Dulu pertama kali saat minta air, Tuhan memang menyuruh memukul gunung. Sekarang Tuhan menyuruh "berkatalah", tetapi ia memukul karena ingat pengalamannya dulu. Air keluar, tetapi ia harus dikubur, tidak bisa masuk Kanaan.
Hati-hati, kita sering tidak taat karena takut, perasaan daging. Tidak taat sama dengan gagal total.
Tetapi bersyukur, lewat doa penyembahan, bayi menangis, Musa bisa berdiri di gunung di tanah Kanaan.
Matius 17:2-3
17:2.Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:3.Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
Tuhan bisa mengubahkan Musa sampai ia layak menginjakkan kaki di tanah Kanaan, bahkan sampai sempurna, naik ke gunung Yerusalem.
Tuhan memberkati.