Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 21 dalam susunan tabernakel menunjuk sinar kemuliaan/ shekinah glory.
Keluaran 40:33-38
40:33 Didirikannyalah tiang-tiang pelataran sekeliling Kemah Suci dan mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai pintu gerbang pelataran itu. Demikianlah diselesaikan Musa pekerjaan itu.
40:34 Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci,
40:35 sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
40:36 Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
40:37 Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.
40:38 Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Awan kemuliaan terjadi jika:
- [ayat 33] Pembangunan tabernakel sudah selesai.
- Ibadah pelayanan sesuai kehendak Tuhan (firman pengajaran yang benar).
Keluaran 40:32
40:32 Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan — seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
- [ayat 33] Tirai pintu gerbang (4 warna = salib) sudah digantungkan, artinya kita menerima Yesus sebagai Kepala. Syaratnya adalah harus ada tiang-tiang pintu gerbang = tiang iman, pahlawan iman.
Ada 4 tiang pada pintu gerbang, merupakan 4 penulis Injil:
- Yohanes menulis Injil Yohanes yang menampilkan Yesus sebagai Anak Allah yang benar, suci.
Jadi kita harus memiliki iman yang benar, suci lewat mendengar firman pengajaran yang benar. Kita mendengar firman pengajaran yang benar, percaya/ yakin akan firman sehingga menjadi iman yang benar dalam hati. Kita disucikan oleh firman, kita memiliki iman yang suci.
- Lukas menulis Injil Lukas yang menampilkan Yesus sebagai manusia yang sengsara.
Jadi kita harus memiliki iman yang disertai sengsara karena Yesus = iman yang teruji.
- Matius menulis Injil Matius yang menampilkan Yesus sebagai Raja segala raja yang berkemenangan.
Mazmur 20:10
20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Jadi kita harus memiliki iman yang berkemenangan/ teguh.
- Markus menulis Injil Markus yang menampilkan Yesus sebagai hamba yang taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib.
Istilah 'hamba' sudah menunjuk sesuatu yang kecil, remeh, kalau sampai tidak taat, pasti hancur.
Jadi kita harus memiliki iman yang disertai perbuatan iman = iman yang sempurna. Contoh: Abraham tidak ragu menyerahkan anaknya yang tunggal.
Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Jika Yesus datang kedua kali dalam kemuliaan sebagai Kepala, Raja segala raja, Mempelai Pria Surga, Imam Besar, maka kita harus mempersiapkan iman dengan baik di bumi.
Hanya hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang memiliki iman yang benar, teruji, teguh, sempurna yang bisa menerima kedatangan Yesus kedua kali = menerima shekinah glory/ sinar kemuliaan.
Ada 3 macam awan/ sinar kemuliaan:
- Awan tidak naik = pengalaman kematian/ salib.
Keluaran 40:37
40:37 Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.
Kemuliaan Tuhan dimulai dari pengalaman kematian. Salib merupakan bagian dari kemuliaan.
Yesaya 30:14-15
30:14 seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu keping pun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Tuhan mengizinkan kita mengalami pengalaman kematian sehingga keadaan kita seperti tempayan yang hancur lebur dan tak berguna apa-apa supaya kita bisa diam dan tenang.
Diam = berdiam diri, banyak mendengar firman, jangan banyak komentar. Kita mengoreksi diri oleh ketajaman pedang firman. Kalau ada dosa, kita mengaku kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kita juga mengampuni dosa orang lain dan melupakan. Kita bertobat, maka kehancuran stop, dan kita selamat.
Tenang = tidak berharap yang lain, hanya percaya dan berharap Tuhan. Kita bisa berdoa dengan iman dan kesungguhan.
Sikap dalam pengalaman kematian = diam dan tenang = bertobat dan berdoa = mengulurkan tangan iman kepada Tuhan. Maka Tuhan turun tangan untuk meneduhkan badai di lautan dunia.
Markus 4:39
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lautan menjadi teduh artinya kita damai sejahtera dalam pengalaman kematian. Kita bisa menikmati pengalaman kematian. Semua enak dan ringan sekalipun masalah belum selesai. Maka Tuhan akan menyelesaikan masalah yang mustahil.
- Awan naik = pengalaman kebangkitan.
Keluaran 40:36
40:36 Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
Praktiknya adalah:
- Mati terhadap dosa, hidup dalam kebenaran.
Roma 4:25
4:25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Jika ada yang tidak benar, maka hidupnya setengah mati.
- Mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di bumi.
Kolose 3:1-2
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Kita bisa setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Jadi mengalami pengalaman kebangkitan adalah menjadi imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang setia dan benar.
Yesaya 11:5
11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Kita melayani dengan berikat pinggang setia dan benar, apa pun yang dikorbankan. Ini sama dengan memberi makan minum Yesus, mengenyangkan, menyenangkan/ memuaskan hati Tuhan.
Lukas 12:37
12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Maka Tuhan juga melayani kita dengan setia dan benar. Kita mengalami kepuasan Surga sehingga selalu mengucap syukur, bersaksi. Kita tidak mencari kepuasan dunia atau kepuasan dunia tidak dimasukkan ke gereja.
Urusan makan minum adalah urusan Tuhan. Tuhan sanggup memelihara kehidupan kita di tengah kesulitan dunia.
Hidup kita menjadi rapi, teratur, baik.
Wahyu 19:11
19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, pembangunan tubuh Kristus sempurna.
- Awan di atas kemah suci = awan kemuliaan, pengalaman kemuliaan.
Keluaran 40:35
40:35 sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
Di mana kita mengalami 3 macam awan kemuliaan?
1 Petrus 5:1-7
5:1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.
5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Dalam penggembalaan kita mengalami 3 macam awan kemuliaan:
- [ayat 1] Awan tidak naik = pengalaman kematian. Kita menjadi saksi penderitaan Kristus, diam dan tenang (bertobat dan berdoa) menghadapi apa pun.
- [ayat 2-3] Awan naik = pengalaman kebangkitan. Kita menjadi teladan setia dan benar.
- [ayat 4-7] Awan di atas kemah suci = pengalaman kemuliaan. Kita mengalami pembaharuan/ keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Kita bisa taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Kita menyerah sepenuh kepada Tuhan sampai tidak ada kekuatiran. Kita menempatkan Yesus sebagai Kepala.
Maka tangan Tuhan akan meninggikan kita pada waktunya. Hasilnya:
- Kuasa pengangkatan dari kejatuhan dalam dosa sampai puncak dosa.
Petrus menyangkal Tuhan 3 kali, bisa diangkat.
Daud jatuh dengan Betsyeba dalam puncak dosa, bisa diangkat dan dipulihkan.
- Kuasa untuk memuliakan kita dalam pemakaian Tuhan yang semakin meningkat, dan tidak mungkin jatuh.
Tuhan meninggikan kita menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
- [ayat 4] Kuasa untuk mengubahkan kita sempurna, mendapat mahkota mempelai untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Tuhan memberkati.