Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 18 menunjuk buli-buli emas berisi manna = iman yang sempurna, kehidupan yang sempurna.
Buli-buli emas berisi manna adalah buli-buli tanah liat yang diisi dengan manna/ firman pengajaran benar sehingga memiliki iman yang bertambah-tambah sampai iman yang sempurna sehingga menjadi kehidupan yang sempurna, mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali untuk mendapat hidup kekal di Surga selamanya.
Babel adalah buli-buli tanah liat yang tidak mau diisi manna/ firman pengajaran benar sehingga diisi oleh roh jahat, roh najis, dan kebencian sampai sempurna dalam kejahatan dan kenajisan, dan harus menerima penghukuman Tuhan sampai kiamat, sampai binasa selamanya di neraka.
Ada 3 kelompok manusia yang rawan terseret dosa Babel dan binasa bersama Babel:
- [Wahyu 18:9-10] Kelompok raja-raja = imam dan raja, hamba Tuhan/ pelayan Tuhan.
- [Wahyu 18:11-16] Kelompok pedagang-pedagang yang hanya berdagang secara jasmani tetapi tidak berdagang secara rohani = tidak aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
- [Wahyu 18:17-20] Kelompok pelaut/ pelayar/ nahkoda
ad. 3. Kelompok pelaut/ pelayar/ nahkoda.
Wahyu 18:17-20
18:17 Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh,
18:18 dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya: "Kota manakah yang sama dengan kota besar ini?"
18:19 Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.
18:20 Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu."
Pelaut adalah orang yang pekerjaannya di laut, artinya:
- Manusia/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang hanya sibuk mencari kebutuhan jasmani di bumi sampai lupa mencari Tuhan, lupa beribadah melayani Tuhan.
- Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan tetapi hanya sebagai mata pencaharian/ profesi untuk mendapatkan perkara jasmani.
Wahyu 17:1,15
17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Akibatnya adalah menjadi seperti air laut yang diduduki/ dikuasai oleh Babel, dipaksa untuk menerima sifat tabiat Babel sehingga dihukum bersama Babel.
Amsal 7:13-24,26-27
7:13 Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya:
7:14 "Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu.
7:15 Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau.
7:16 Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir.
7:17 Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis.
7:18 Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara.
7:19 Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,
7:20 sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama."
7:21 Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya.
7:22 Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum,
7:23 sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam.
7:24 Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku.
7:26 Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya.
7:27 Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.
Sifat tabiat Babel:
- [ayat 14] Suka berdusta, mengajar ajaran palsu.
- [ayat 18] Penuh hawa nafsu daging yang mengarah pada dosa kenajisan.
- [ayat 19] Tidak menghargai nikah sebagai pemberian Tuhan yang mulia hanya kepada manusia. Tidak setia, suka bertengkar, selingkuh, dll.
- [ayat 21] Suka merayu, menggoda.
- [ayat 26] Suka membunuh secara rohani sehingga banyak yang mati rohani, tidak bergairah dalam perkara rohani. Hanya berbuat dosa sampai puncak dosa.
Jika menerima sifat tabiat Babel, akan menjadi sama dengan Babel, gereja palsu, mempelai wanita setan yang akan dibakar dalam satu jam dan binasa selamanya.
Oleh sebab itu, kita harus berdoa satu jam, ditambah doa puasa, doa semalam suntuk, untuk mengalami perobekan daging dengan segala keinginan/ hawa nafsunya, sehingga bisa menolak sifat tabiat Babel dan menerima sifat tabiat Yesus sampai sempurna seperti Yesus.
Amsal 30:18-19
30:18 Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:
30:19 jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Ada empat sifat tabiat Yesus:
- Jalan rajawali di udara = Yesus sebagai Raja segala raja.
- Jalan kapal di tengah laut = Yesus sebagai Hamba yang melayani.
- Jalan laki-laki dengan gadis = Yesus sebagai Anak Alah, Mempelai Pria Surga.
- Jalan ular di atas cadas = Yesus sebagai Manusia yang menderita.
Jadi empat sifat tabiat Yesus kita dapat dari kayu salib. Kalau kita menerima salib, kita menerima empat sifat tabiat Yesus sampai sempurna.
Markus 6:7-8
6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,
Salah satu bekal pengutusan adalah tongkat/ salib.
Dalam perjanjian baru, tongkat/ salib sebagai sandaran kekuatan supaya kita mampu mengikut, melayani Tuhan (diutus Tuhan) sampai ke Yerusalem baru, sebab kita menghadapi banyak tantangan, rintangan, halangan sampai yang mustahil.
Dalam perjanjian lama, tongkat sebagai sandaran kekuatan Musa dan bangsa Israel untuk mengikut Tuhan sampai tanah Kanaan sebab banyak menghadapi tantangan/ rintangan/ halangan.
Ada 3 halangan yang hanya bisa diatasi oleh tongkat/ salib:
- Laut Kolsom = kemustahilan.
Keluaran 14:13-16
14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.
14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.
14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
Ini menunjuk dunia dengan segala pengaruhnya, kesulitan, kemustahilan.
Sikap kita adalah:
- [ayat 16] Mengangkat tongkat = meninggikan salib. Jangan takut/ kuatir tetapi berdiri tetap di dalam janji Tuhan/ firman pengajaran benar.
- [ayat 14] Diam = jangan panik, jangan putus asa.
Kita mengoreksi diri untuk mengetahui bagaimana hubungan kita dengan Tuhan. Urusan kita adalah memperbaiki hubungan pribadi dengan Tuhan, tergembala dengan sungguh-sungguh. Perkara yang mustahil adalah urusan Tuhan.
- [ayat 15] Berangkat = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
Keluaran 14:21-22
14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
Hasilnya adalah dari salib mengalir angin timur = kuasa Roh Kudus untuk membelah laut Kolsom = menyelesaikan semua masalah yang mustahil, memberi masa depan berhasil indah, sampai membuka pintu Surga.
- Mara = kepahitan.
Keluaran 15:22-25
15:22 Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
15:24 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
15:25 Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,
Hidup di dunia banyak menghadapi pahit getir karena dosa sampai puncak dosa. Setan membodohi manusia untuk berbuat dosa, setelah itu menghalangi manusia untuk mengaku dosa/ menyelesaikan dosa sehingga hidup manusia pahit getir/ kecut, sampai binasa. Di mana ada dosa disembunyikan, pasti ada pahit getir, sengsara.
Jalan keluarnya adalah Tuhan menunjukkan sepotong kayu/ tongkat/ salib untuk dilihat.
Sikap kita adalah memandang salib.
Yohanes 19:28-30
19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku haus!"
19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Praktik memandang salib adalah saling mengaku dosa dan saling mengampuni.
Maka darah Yesus menyelesaikan semua dosa dan Roh Kudus dicurahkan untuk membuat kita manis, bahagia di tengah penderitaan/ kemustahilan, selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
- Daging dengan segala keinginan/ hawa nafsunya.
Keluaran 17:1-7
17:1 Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
17:2 Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
17:3 Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
17:4 Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
17:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6 Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
17:7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Daging dengan hawa nafsunya yang mendorong untuk:
- [ayat 2] Bertengkar di Meriba (= pertengkaran).
- [ayat 3] Bersungut saat menghadapi pencobaan di Masa.
- [ayat 7] Bimbang, ragu terhadap pribadi Tuhan (firman pengajaran benar) dan kuasa Tuhan.
Akibatnya adalah mau melempar batu = keras hati, kebenaran diri sendiri, menyalahkan orang lain, membenci dan membunuh.
Sikap kita adalah [ayat 5-6] memegang tongkat = berpegang pada salib, menghargai salib. Yesus rela mati sampai hancur-hancuran di kayu salib, bagaikan gunung batu yang dipukul, sehingga kita bisa hancur hati untuk saling mengaku dosa, saling mengampuni dan saling mendoakan. Maka Roh Kudus dicurahkan untuk memuaskan kehidupan kita (gunung batu dipukul mengeluarkan air).
Yohanes 4:14
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Roh Kudus mendorong kita untuk mengucap syukur dan menyembah Tuhan. Maka Roh Kudus mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu jujur dan percaya.
Yohanes 7:37-39
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Roh Kudus membuat kita bisa bersaksi kepada sesama yang kering secara rohani, secara jasmani.
Zakharia 4:6-9
4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
4:7 Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
4:8 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
4:9 "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
Roh Kudus meratakan gunung-gunung = menyelesaikan dosa-dosa sampai tidak bercela, menyelesaikan masalah/ pencobaan yang mustahil. Roh Kudus memberi karunia dan jabatan untuk kita diutus/ dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus sampai sempurna.
Tuhan memberkati.