Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 28:20b
28:20 ... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Penyertaan Tuhan adalah hal yang mutlak kita butuhkan. Tanpa penyertaan Tuhan, kita hanya satu langkah jaraknya dari maut secara jasmani maupun rohani.
Penyertaan Tuhan sampai kepada akhir jaman, artinya mulai sekarang di dunia yang sulit ini, sampai di masa antikris yang akan datang, sampai kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, bahkan sampai kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta Kerajaan Surga.
Wahyu 3:21
3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Siapa yang boleh mengalami penyertaan Tuhan mulai sekarang sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhtaNya? Yaitu kehidupan yang menang bersama Yesus.
Wahyu 17:14
17:14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.”
Syarat menang bersama Yesus adalah dipanggil, dipilih, dan setia.
- Dipanggil adalah dibenarkan atau diselamatkan oleh Tuhan lewat percaya Yesus. bertobat, dan lahir baru dari air dan roh. Hasilnya adalah kita menerima hidup baru yaitu hidup dalam kebenaran dan keselamatan. Tetapi harus hati-hati sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih.
- Dipilih artinya digembalakan dan disucikan untuk diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja, dan diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
- Setelah menjadi imam-imam, kita harus setia. Mulai dari seorang gembala harus setia, seperti Yesus Gembala Agung juga setia sampai mati.
Jadi, syarat untuk menang bersama Yesus adalah menjadi imam-imam yang beribadah melayani sesuai dengan jabatan pelayanan dari Tuhan dengan setia sampai garis akhir.
Kita masih membahas tentang kesetiaan.
2 Korintus 11:2-3
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Pokok kesetiaan adalah kesetiaan yang sejati kepada Kristus, yaitu kesetiaan pada firman pengajaran yang benar. Kesetiaan yang sejati pada Kristus menentukan kesetiaan yang sejati dalam ibadah pelayanan, dalam nikah rumah tangga, dalam segala hal. Kesetiaan tanpa firman pengajaran yang benar adalah kesetiaan yang palsu yang tidak membawa sampai di takhta Tuhan.
Masa pertunangan adalah satu langkah lagi untuk masuk Perjamuan Kawin Anak Domba saat Yesus datang kedua kali. Ini sama dengan akhir jaman, di mana kita menghadapi ujian kesetiaan pada Kristus.
Ada 3 periode ujian kesetiaan pada firman pengajaran yang benar:
- Jaman permulaan/ jaman Allah Bapa (dari Adam sampai Abraham).
Ini diwakili oleh Hawa di taman Eden.
Pikiran Hawa disesatkan oleh ular/ setan sehingga melepaskan pedang firman yang sudah menjadi pengalaman hidupnya.
Tuhan memberikan perintah dan larangan kepada Adam dan Hawa. Sudah sekian lama mereka mengikuti pedang firman Tuhan dan mereka hidup bahagia di taman Eden. Tetapi mendadak Hawa disesatkan oleh setan sehingga diusir dari taman Eden.
Kejadian 3:1,3
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
Kejadian 2:16-17
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Hawa disesatkan sebab Hawa memberi kesempatan untuk mendengar ajaran lain. Hawa menambah dan mengurangi ajaran benar, sampai menolak dan melepaskan pedang firman pengajaran yang benar. Hawa makan buah yang dilarang oleh Tuhan.
Kejadian 3:23-24
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Akibatnya adalah Hawa telanjang dan diusir dari taman Eden ke dunia yang penuh kutukan, letih lesu, beban berat, air mata. Jalan menuju Firdaus juga ditutup oleh pedang yang menyambar-nyambar, sehingga manusia tidak bisa kembali. Kalau menolak pedang firman, maka pasti akan menerima pedang hukuman.
- Jaman pertengahan/ jaman Anak Allah (dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali).
Ini diwakili oleh Raja Salomo.
1 Raja-raja 3:22-28
3:22 Kata perempuan yang lain itu: “Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati.” Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: “Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.” Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
3:23 Lalu berkatalah raja: “Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.”
3:24 Sesudah itu raja berkata: “Ambilkan aku pedang,” lalu dibawalah pedang ke depan raja.
3:25 Kata raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.”
3:26 Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Tetapi yang lain itu berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!”
3:27 Tetapi raja menjawab, katanya: “Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya.”
3:28 Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.
Raja Salomo masih sangat muda tetapi diperhadapkan pada masalah internasional, yaitu masalah nikah dan buah nikah yang hancur. Tetapi Salomo bisa menyelesaikan karena menggunakan pedang firman pengajaran yang benar. Memang keputusan pedang firman kelihatan kejam dan tanpa kasih, tetapi sesungguhnya jika kita tegas menggunakan pedang, maka di dalamnya kita menerima hikmat dan belas kasih Tuhan untuk:
- Menyelesaikan semua masalah terutama masalah nikah dan buah nikah.
- Masuk dalam Perjamuan Kawin Anak Domba saat kedatanganNya kedua kali.
Oleh sebab itu, kita harus hati-hati dalam meminta nasihat soal nikah, harus kepada orang yang memegang pedang firman. Juga gembala harus hati-hati dalam memberi nasihat tentang nikah, harus murni menggunakan pedang firman. Sebab keputusan gembala menentukan nasib sidang jemaat sampai hidup kekal.
Jika menolak pedang firman, maka akan masuk dalam nikah hujatan atau nikah Babel yang akan dibinasakan selamanya.
1 Raja-raja 11:4-6
11:4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11:5 Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon,
11:6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.
Sayang di masa tua Salomo melepaskan pedang firman karena mendengar ajaran lain dan gosip-gosip dari istrinya. Akibatnya adalah kerajaannya terpecah-belah, nikah terpecah-belah, tidak bisa masuk kesatuan tubuh Kristus. Yang memecah-belah adalah tergantung setia atau tidak pada pedang firman. Sampai jika dua orang di atas tempat tidur terpisah, itu tergantung pada kesetiaan yang sejati pada Kristus.
Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
Orang yang mengajarkan ajaran lain akan memecah-belah tubuh Kristus. Demikian juga orang yang mendukung ajaran lain juga akan memecah-belah tubuh Kristus. Kita harus menghindari kehidupan semacam ini. Ini merupakan latihan sehingga saat pedang penghukuman datang, kita juga bisa menyingkir.
- Jaman akhir/ jaman Allah Roh Kudus (dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali).
2 Petrus 2:1-2
2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
2:2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
Pada akhir jaman, banyak hamba Tuhan melepaskan firman pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup, dan beralih pada ajaran palsu sehingga menuju kebinasaan selamanya.
Matius 14:29-31
14:29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”
14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Petrus setia melayani Tuhan sampai menghadapi angin pengajaran palsu dan gosip-gosip yang tidak benar. Petrus menjadi bimbang dan melepaskan pedang firman sehingga tenggelam dan merosot jasmani dan rohaninya, sampai binasa selamanya dan tenggelam di lautan api belerang.
Tetapi untunglah Petrus saat tenggelam mengulurkan tangan dan berseru "Tuhan, tolong". Kita berseru supaya Tuhan menolong sehingga kita tidak bimbang dan tetap memegang pedang firman. Kita mengulurkan tangan untuk tetap setia berpegang pada pribadi Yesus sehingga kita terangkat.
Keluaran 32:26-28
32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: “Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!” Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
32:27 Berkatalah ia kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya.”
32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
Sikap yang benar adalah memegang pedang, berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup. Ini sama dengan memihak Tuhan. Kalau kita memihak Tuhan, maka Tuhan juga memihak kita. Dia memperhatikan dan mempedulikan kita, Dia bergumul untuk kita.
Hasilnya:
- Firman Allah hidup, sama dengan tangan belas kasih Tuhan sanggup memberi kehidupan dan memelihara kehidupan kita di tengah padang gurun dunia yang sulit untuk menabur dan menuai.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
- Firman Allah kuat, sama dengan tangan belas kasih Tuhan memberi kekuatan ekstra kepada kita untuk menghadapi segala sesuatu di dunia, sehingga kita tetap kuat dan teguh hati.
Sehebat apa pun manusia hanya tanah liat yang gampang retak dan hancur saat terkena sesuatu. Supaya kuat, bejana tanah liat hidup kita harus diisi firman.
Kuat dan teguh hati artinya:
- Tidak kecewa dan tidak putus asa menghadapi apapun juga.
- Tidak menyimpang, tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar.
- Tetap setia dan berkobar dalam ibadah pelayanan.
- Tetap hidup benar dan damai sejahtera. Kalau damai, maka semua akan jadi enak dan ringan.
- Firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menyucikan kita. Tangan belas kasih Tuhan memandikan hati dan hidup kita, sampai mencapai angka 3000 (2000 adalah volume Ruangan Suci, 1000 adalah volume Ruangan Maha Suci).
Matius 15:19-20
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”
Kalau hati disucikan dari 7 keinginan jahat dan najis, maka perbuatan akan disucikan, dan karakter akan disucikan, sampai mulut disucikan.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Mulut disucikan sehingga kita bisa 'ya' katakan 'ya', 'tidak' katakan 'tidak'. Kehidupan tergembala (masuk Ruangan Suci) adalah kehidupan yang taat dan jujur.
- Tangan belas kasih Tuhan membuka pintu Firdaus bagi kita, artinya membuka jalan keluar dari segala masalah sampai yang mustahil sekalipun. Ada masa depan yang indah dan berhasil, sampai pintu Firdaus terbuka lewat kematianNya di kayu salib, dan sampai pintu Surga terbuka saat kedatanganNya kedua kali.
Ibrani 10:19-20
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Tuhan memberkati.