Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 2-3 menunjuk tujuh kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian, artinya adalah penyucian terakhir yang Tuhan lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa Kafir atau sidang jemaat akhir jaman supaya tidak bercacat cela dan sempurna seperti Dia, untuk menyambut kedatanganNya kedua kali di awan-awan yang permai. Apa pun kelebihan gereja Tuhan, kalau ada satu saja cacat cela, maka tidak bisa sempurna, dan berarti ketinggalan saat Yesus datang kedua kali.
Wahyu 3:1-6 adalah tentang sidang jemaat Sardis.
Wahyu 3:2-3
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.
3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Penyucian terakhir bagi sidang jemaat Sardis adalah supaya sidang jemaat Sardis mengalami kebangunan rohani sehingga selalu berjaga-jaga.
Sidang jemaat Sardis atau kita harus berjaga-jaga dalam 2 hal:
- Tentang tahbisan atau ibadah pelayanan.
- Tentang kedatangan Yesus kedua kali.
ad. 1. Berjaga-jaga tentang tahbisan atau ibadah pelayanan.
Kita harus berjaga-jaga tentang tahbisan atau ibadah pelayanan sebab tidak ada satu pun pekerjaan sidang jemaat Sardis yang sempurna, bahkan hampir mati (tidak ada apinya lagi).
Lukas 12:35-36
12:35 “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Ada 3 hal tentang berjaga-jaga tentang tahbisan:
- Tetap berikat pinggang.
Efesus 6:14
6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
Ikat pinggang sama dengan kebenaran.
Yohanes 17:17
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kebenaran sama dengan firman Allah yang menyucikan, firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Yeremia 23:29
23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Firman pengajaran yang benar sama dengan api.
Jadi, tetap berikat pinggang sama dengan tetap berjaga-jaga dalam firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sama dengan berjaga-jaga dalam nyala api. Kalau ada ajaran lain atau ajaran palsu, berarti apinya padam.
Di mana kita berjaga-jaga dalam firman pengajaran yang benar atau nyala api? Yaitu lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci (Meja Roti Sajian). Ini sama dengan persekutuan dengan Anak Allah dalam firman pengajaran yang benar dan korban Kristus. Lewat Perjamuan Suci, firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita.
Setiap hamba Tuhan/ pelayan Tuhan harus bertekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, dan berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, sehingga selalu mengalami penyucian oleh nyala api.
Maleakhi 3:1-3
3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Hasilnya adalah:
- Tahbisan atau ibadah pelayanan kita berkenan kepada Tuhan, menyenangkan dan memuaskan hati Tuhan. Maka Tuhan juga menyenangkan dan memuaskan kita.
- Supaya tahbisan atau ibadah pelayanan kita benar, bahkan sampai sempurna.
Penyucian oleh nyala api firman menghasilkan hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang bagaikan emas dan perak.
Amsal 10:20
10:20 Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.
Perak adalah hamba Tuhan yang mengalami kelepasan dari dosa sampai lidah berkata benar, tidak berdusta, jujur, "ya" katakan "ya", "tidak" katakan "tidak".
Emas adalah tabiat ilahi, sama dengan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
Kisah Rasul 3:5-6
3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
3:6 Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Hamba Tuhan yang jujur dan taat akan dipercaya nama Yesus, sehingga mengalami kuasa kebangkitan untuk mengalahkan kelumpuhan-kelumpuhan dalam tahbisan/ ibadah pelayanan, juga dalam nikah rumah tangga. Kita terus mengalami kuasa kebangkitan sehingga kita tetap teguh berdiri sampai garis akhir, yaitu sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan Yesus kedua kali.
- Pelita tetap menyala.
Lukas 12:35
12:35 “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Supaya pelita tetap menyala, maka kita harus mempunyai minyak Roh Kudus, sama dengan berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus.
Kita berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus lewat ketekunan dalam Ibadah Raya (Pelita Emas) dan ibadah persekutuan yang benar. Ini sama dengan persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam urapan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus.
Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Pelita yang menyala-nyala adalah setia, bertanggung jawab, dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan. Maka kita akan bisa menembusi kegelapan dunia akhir jaman yang penuh dengan kesulitan-kesulitan, dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
Roma 1:26-27
1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Tanpa nyala api Roh Kudus, maka pelita padam, dan pasti menyala-nyala dalam birahi, sama dengan jatuh dalam puncaknya dosa dan ditelan oleh kegelapan maut.
1 Timotius 4:8-10
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Ibadah pelayanan mengandung janji Tuhan yang dobel, yaitu untuk hidup sekarang dan untuk hidup kekal selamanya.
- Suasana perkawinan/ pesta nikah.
Lukas 12:36
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Suasana pesta nikah adalah suasana kasih Allah. Jadi kita harus berjaga-jaga dalam nyala api kasih Allah. Kalau ada kasih Allah, maka kita melayani dengan kebahagiaan dan sukacita Surga, dengan sukarela dan tidak terpaksa atau memaksa. Kasih itu tidak berkesudahan, maka pelayanan dengan kasih akan kekal selamanya.
Di mana kita bisa berjaga-jaga dalam nyala api kasih Allah? Yaitu lewat ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa Emas). Kita mengalami persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasihNya.
Matius 17:2,4
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Lewat doa penyembahan, kita mengalami keubahan hidup dimulai dari wajah atau hati yang adalah sentral kehidupan. Biar kita banyak berdoa menyembah Tuhan supaya hati diubahkan seperti hati Yesus.
Bilangan 20:7-8
20:7 TUHAN berfirman kepada Musa:
20:8 “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.”
Musa tadinya tidak taat, tetapi lewat doa penyembahaan bisa diubahkan menjadi hati yang taat.
1 Raja-raja 19:2-4
19:2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.”
19:3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.”
Elia tadinya keras hati, sehingga tidak taat, putus asa, kecewa, atau bangga dengan sesuatu. Akibatnya adalah letih lesu.
Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Dalam doa penyembahan, hati yang keras diubahkan menjadi rendah hati dan lemah lembut, hanya percaya dan taat. Sehingga kita mengalami damai sejahtera dan ketenangan, semua jadi enak dan ringan,
Jadi, berjaga-jaga dalam tahbisan sama dengan berjaga-jaga dalam api firman Allah (ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab) sehingga kita hidup benar dan suci, berjaga-jaga dalam api Roh Kudus (ketekunan dalam Ibadah Raya) sehingga kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, dan berjaga-jaga dalam api kasih Allah (ketekunan dalam Ibadah Doa) sehingga kita mengalami damai sejahtera dalam Tuhan.
Ibrani 1:7
1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.”
Hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang suci, setia dan berkobar-kobar, dan damai sejahtera, adalah bagaikan nyala api.
Wahyu 1:14
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Mata Tuhan bagaikan nyala api.
Jadi, hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang suci, setia dan berkobar-kobar, dan damai sejahtera, adalah bagaikan biji mata Tuhan sendiri yang dibela oleh Tuhan.
Daniel 7:9
7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang suci, setia dan berkobar-kobar, dan damai sejahtera, adalah juga sama dengan takhta Tuhan.
Tugas hamba Tuhan/ pelayan Tuhan adalah menurunkan takhta Tuhan di tengah sidang jemaat, sehingga sidang jemaat merasakan pertolongan Tuhan.
Mazmur 11:4
11:4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
Kalau ada takhta Tuhan, maka mata Tuhan sebagai Gembala Agung sedang mengamat-amati, artinya memandang dengan belas kasihan, mengerti dan mempedulikan keadaan kita, bergumul untuk kita.
Hasilnya:
- Kuasa pemeliharaan.
Markus 6:34
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Tangan belas kaih Tuhan sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara ajaib, jasmani dan rohani.
- Kuasa kesembuhan.
Markus 1:40-41
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Penyakit jasmani yang mustahil, bisa disembuhkan. Penyakit rohani, penyakit nikah dan buah nikah, bisa disembuhkan.
- Kuasa kebangkitan.
Lukas 7:13-15
7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!”
7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Kuasa kebangkitan menghapus segala kemustahilan dan membangkitkan apa yang sudah mati. Kuasa kebangkitan juga adalah kuasa pembaharuan terus-menerus, yaitu mati terhadap hidup lama dan bangkit dalam hidup baru. Pembaharuan dimulai dari tidak ada dusta lagi. Selama ada dusta, pasti ada banyak tangisan. Tetapi kalau tidak ada dusta lagi, maka Tuhan berkata "Jangan menangis!". Kita terus diubahkan sampai saat kedatangan Tuhan kedua kali, tidak ada setetes pun air mata.
Tuhan memberkati.