Matius 27 adalah tentang
7 percikan darah di atas tabut perjanjian.Sekarang artinya adalah sengsara yang dialami Yesus sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan, menyucikan, sampai menyempurnakan kita semua.
Dalam Matius 27 terdapat 7 cerita yang menunjuk pada 7 sengsara yang dialami oleh Yesus sampai mati di kayu salib, yaitu:
- Matius 27:1-10, Yesus diserahkan pada Pilatus dan kematian Yudas Iskariot.
- Matius 27:11-26, Yesus di hadapan Pilatus.
- Matius 27:27-32, Yesus diolok-olok
- Matius 27:33-50, Yesus disalibkan.
- Matius 27:51-56, mujizat-mujizat saat kematian Yesus.
- Matius 27:57-61, Yesus dikuburkan.
- Matius 27:62-66, kubur Yesus dijaga.
ad. 2. Yesus di hadapan Pilatus.
Ini dibagi menjadi 2 bagian:
- Ayat 11-14 -->Yesus menghadapi pertanyaan-pertanyaan dan tuduhan-tuduhan.
- Ayat 15-26 -->Yesus menghadapi ketidakadilan (Yesus Barabas dibebaskan, tetapi Yesus yang benar dihukum mati).
Di akhir jaman kita harus berhati-hati agar jangan salah pilih.
Matius 27:11
27:11 Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."
Yesus menghadapi pertanyaan yang memojokkan dan mengandung resiko yang besar, sebab orang Yahudi sangat membenci dan menolak Yesus.
Yesus menjawab "Engkau sendiri mengatakannya" sama dengan Yesus mengakui bahwa Dia adalah raja orang Yahudi, artinya Yesus berkata benar apapun resiko yang dihadapi.
Wahyu 19:6,16
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
Yesus bukan saja raja orang Yahudi, tetapi Dia adalah Raja atas segala raja. Seandainya Dia tidak mengaku sebagai raja orang Yahudi, maka Yesus juga tidak akan pernah diakui dan tidak akan pernah menjadi Raja segala raja saat kedatangan Tuhan kedua kali.
Demikian juga kita harus berkata dan bersaksi benar tentang Yesus, apapun resiko yang kita hadapi. Kalau kita tidak pernah mengaku Yesus sebagai raja orang Yahudi, tidak mengaku pengajaran yang benar, maka kita tidak akan pernah menyambut kedatangan Tuhan kedua kali sebagai Raja segala raja.
Mazmur 20:7
20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
Raja adalah seorang yang diurapi oleh Roh Kudus, sehingga selalu berkemenangan.
Mengapa Yesus tetap mengaku sebagai Raja sekalipun harus menghadapi resiko yang besar, yaitu mati di kayu salib?
- Sebab Yesus selalu menghargai urapan Roh Kudus.
Saat berdusta, itu sama dengan kering dan tidak menghargai urapan Roh Kudus.
Saat ada kebenaran diri sendiri, saat tidak berkata yang sebenarnya, itu juga tidak menghargai urapan Roh Kudus.
Manusia tanpa urapan Roh Kudus hanya bagaikan tongkat yang kering, hancur, dan binasa. Tetapi saat ada urapan Roh Kudus, tongkat itu bisa bertunas, berbunga, dan berbuah.
- Supaya Yesus menang atas segala musuh-musuh yang mau membinasakan kita semua.
Dengan kata lain, Yesus sebagai Raja yang berkemenangan menolong kita untuk mengalahkan segala musuh-musuh yang mau membinasakan kita.
Ada 3 musuh utama yang mau membinasakan kita:
- Maut/ dosa/ kebinasaan untuk selama-lamanya.
1 Korintus 15:25-26
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Maut adalah musuh terakhir yang dikalahkan oleh Yesus di kayu salib. Ini berarti semua musuh sudah dikalahkan.
Lukas 23:46-47
23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Bukti Yesus sebagai Raja sudah menang atas mautadalah Yesus tetap hidup dalam kebenaran sampai mati di kayu salib. Orang yang memusuhinya sampai bisa mengaku "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Bagi kita sekarang, biar kita berdiam saat menghadapi sesuatu, sebab Tuhan akan menunjukkan kebenaran pada waktuNya.
Matius 27:3-4
27:3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
27:4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
Yudas Iskariot juga menyesal sebab ia sudah menyerahkan darah orang benar, tetapi Yudas sudah terlambat.
Ini merupakan awasan bagi kita sebagai hamba Tuhan/ pelayan Tuhan.
Mulai sekarang, kita harus sungguh-sungguh hidup benar dan berani jujur mengakui 'sesuatu' yang benar. Pengajaran yang benar harus kita akui, pelayanan yang benar harus kita akui, nikah yang benar harus kita akui. Jangan sampai kita menyesal kemudian.
- Dunia.
Yakobus 4:4
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Dunia dengan segala pengaruhnya adalah:
- kesibukan dunia,
- kesulitan dunia,
- kebutuhan dunia,
- sengsara di dunia,
- kesukaan semu di dunia.
Ini semua membuat anak Tuhan/ pelayan Tuhan menjadi tidak setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan.
Tidak setia dalam ibadah pelayanan = berzinah secara rohani, dan ini sama dengan kebinasaan.
Matius 25:26,30
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Tuhan bukan menilai/ melihat bentuk pelayanan, tetapi Tuhan melihat kesetiaan.
Lebih baik pengerja yang setia mengepel lantai daripada gembala yang tidak setia.
Tidak setia sama dengan malas, dan pasti akan jahat.
Kehidupan yang tidak setia tandanya adalah banyak bersungut, banyak iri hati. Kehidupan yang tidak setia ini tidak ada gunanya, dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, kebinasaan untuk selama-lamanya.
Wahyu 1:5
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya —
Bukti bahwa Yesus sebagai Raja sudah mengalahkan dunia dan pengaruhnyaadalah Yesus menjadi hamba Tuhan yang setia sampai mati di kayu salib, tetapi Dia dibangkitkan untuk berkuasa atas raja-raja di dunia.
2 Timotius 2:13
2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Kalau kita tidak setia, Yesus tetap setia. Artinya adalah:
- Kesetiaan dari Yesus ini tidak berubah, sebab ini merupakan sifat Yesus.
- Yesus memberi kesempatan pada kita untuk kembali setia.
Tetapi harus diingat bahwa panjang sabar Allah ini ada batasnya. Kalau sudah habis, maka terpaksa harus masuk kegelapan yang paling gelap.
Kalau tidak setia dalam ibadah pelayanan, itu sama dengan menyangkal diri sendiri dan menyangkal Yesus.
- Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Roma 8:7
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya membuat anak Tuhan menjadi tidak bisa taat dengar-dengaran pada firman Allah (Tuhan), tidak taat pada gembala, tidak taat pada orang tua.
Yakobus 1:13-15
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Hawa nafsu dan keinginan daging ini memiliki daya pikat dan daya seret untuk mengeluarkan kita dari kehendak Allah, untuk melawan firman Allah yang benar, dan berbuat dosa. Saat itulah kita jatuh dalam pencobaan. Kalau dalam masalah masih keluar dari firman, mencari jalan keluar di luar firman, ini sama dengan berbuat dosa lagi sehingga dosa menjadi matang dan melahirkan maut/ kebinasaan untuk selama-lamanya.
Filipi 2:8
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Bukti bahwa Yesus sebagai Raja sudah mengalahkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannyaadalah taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib.
Saat menghadapi segala sesuatu, lebih baik kita giatkan doa satu jam, doa puasa, sampai doa semalam suntuk, sehingga kita bisa mengalahkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kayu salib adalah bukti bahwa Yesus adalah Raja yang menang atas musuh-musuh yang membinasakan.
Yesus rela mati di kayu salib mengalahkan maut, dunia, dan daging, untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Raja segala raja dan untuk melepaskan kita dari kebinasaan.
Matius 27:22
27:22 Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!"
Apa yang harus kita perbuat?
- Kita harus hidup dalam kebenaran sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kembali kedua kali).
Jangan sampai kita mengikuti yang tidak benar. - Setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.
- Taat dengar-dengaran sampai garis akhir.
Jangan sampai kita berkata "sekali ini saja tidak benar/ tidak setia/ tidak taat", sebab tidak ada seorangpun yang tahu garis akhir.
Hidup benar, setia, dan taat = hanya melihat Tuhan.
Jangan sampai kita melihat sesuatu di dunia ini sehingga tidak benar, tidak setia, tidak taat. Apalagi hanya karena melihat dosa.
Hidup benar, setia, dan taat sampai garis akhir mendorong kita untuk menyembah Yesus Sang Raja, hanya melihat Yesus Sang Raja. Maka posisi kita adalah dalam tangan Sang Raja yang berkuasa.
Zakharia 14:17
14:17 Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
Kalau tidak benar, tidak setia, tidak taat, maka tulah yang akan turun.
Tetapi kalau kita benar, setia, dan taat sampai garis akhir, maka Yesus akan menurunkan hujan bagi kita yang hidup di padang gurun dunia.
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
Hasilnya:
- Kita hidup di padang gurun yang sulit untuk menabur dan menuai. Tetapi kita akan menerima hujan Roh Kudus, yaitu hujan berkat untuk memelihara hidup kita sampai ke anak cucu. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
- Padang gurun yang kering menunjuk pada tidak ada kepuasan, sehingga banyak anak Tuhan yang mencari kepuasan dalam dosa. Akibatnya adalah banyak air mata, letih lesu dan beban berat. Tetapi hujan Roh Kudus akan memuaskan kehidupan kita dengan kepuasan sejati dari Tuhan, sehingga kita mengalami damai sejahtera. Kita bisa bersaksi dan mengalami semuanya menjadi enak dan ringan.
- Hujan Roh Kudus membaharui kehidupan kita.
Titus 3:5
3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus adalah mujizat yang terbesar.
Wahyu 22:1
22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Kehidupan yang menerima pencurahan Roh Kudus akan jernih bagaikan kristal, yaitu jujur apapun resikonya. Inilah pembaharuan yang utama. Kalau ada kejujuran, maka pasti ada kepuasan, dan pasti ada berkat Tuhan.
Kita memang hidup di padang gurun dunia yang kering dan tidak ada harapan, tetapi kalau ada Roh Kudus dicurahkan maka kita hidup dalam suasana takhta Sorga. Di situ ada pemeliharaan secara jasmani dan rohani. Sampai saat kedatangan Tuhan kedua kali, kita bisa terangkat sampai di takhta Sorga, bertemu dengan Yesus Sang Raja.
Tuhan memberkati.