Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita, Yesus Kristus.
Wahyu 14:9-1114:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."Malaikat ketiga memberitakan penghukuman dan penghakiman Allah bagi manusia, termasuk pelayan Tuhan, yang menyembah Antikris dan menerima tandanya (666) pada dahi dan tangan kanannya.
Bagaimana keadaan hamba/ pelayan Tuhan yang menerima meterai 666 pada dahi dan tangan kanannya?
Markus 3:1-3, 5-63:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
3:5 Ia berdukacita karena kedegilanmereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisidan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Lukas 6:66:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.Dalam Alkitab, Tuhan sudah memberikan contoh. Yesus mengajar di Bait Allah pada hari Sabat.
Ada dua bentuk pemberitaan firman Allah:
- Injil keselamatan yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali. Yesus rela mati dan berkorban di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, sehingga kita bisa selamat dan diberkati.
Injil keselamatan penting diberitakan untuk membawa orang berdosa di dunia yang terkutuk dan berbeban berat supaya masuk ke dalam Bait Allah dan menerima perhentian (Sabat). Bait Allah = ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Injil keselamatan bagaikan susu untuk kehidupan yang baru percaya pada Yesus.
- Firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua = Kabar Mempelai = cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Firman pengajaran benar adalah bagaikan makanan keras, karena makanan tidak cukup hanya susu. Firman pengajaran menyucikan kita sampai kita sempurna sebagai mempelai wanita Sorga, sehingga kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita bisa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah, Kerajaan 1000 tahun damai, sampai Yerusalem baru (Sabat kekal).
Ibrani 4:9-13
4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua memberikan Sabat, yaitu perhentian dalam Bait Allah. Dalam Perjanjian Lama, Sabat = hari ketujuh. Dalam Perjanjian Baru, Sabat = perhentian dalam Roh Kudus, yaitu saat pedang firman menunjuk dosa kita dan kita disucikan (Sabat kecil yang bisa kita alami kapanpun). Sabat ini akan terus kita alami dan semakin membesar sampai Sabat besar (Kerajaan 1000 tahun damai), bahkan menjadi Sabat kekal (Yerusalem baru).
Firman penginjilan + firman pengajaran = Injil yang kekal, yang mempersiapkan kita untuk masuk dalam kekekalan. Jika tidak ada firman pengajaran benar dalam Bait Allah (ibadah dan pelayanan), maka sidang jemaat tidak akan mengalami Sabat = dalam keadaan kering rohani = dicap 666 pada dahi dan tangan kanannya. Cap 666 tidak ada kaitan dengan persoalan jasmani seperti e-KTP, vaksin, dll, tetapi tentang yang rohani yang harus kita perhatikan.
Ada dua kelompok hamba/ pelayan Tuhan yang dicap 666;
- Pelayan Tuhan yang mati tangan kanannya (Markus 3:1) = tangan kanan dicap 666.
- Pelayan Tuhan yang seperti orang Farisi yang berhati degil (Markus 3:5) = hati dan pikiran dicap 666.
Ad. 1. Praktek/ keadaan kehidupan yang mati tangan kanannya:
- Mati tangan kanan = ibadah dan pelayanannya tidak ada kaitan dengan Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa. Tanpa Yesus (Imam Besar) artinya:
- Tidak ada pelayanan pendamaian, tidak ada damai sejahtera, hanya ada iri, benci, ambisi, saling sikut demi mendapat kedudukan atau uang, dsb.
- Tidak ada penyucian (dari mulut Yesus keluar sebilah pedang tajam), hanya berbuat jahat dan najis (dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan), sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
Hanya kehidupan yang suci dan damai yang bisa melihat Yesus [Ibrani 12:14]. Jika tidak, kehidupan itu tentu menjadi kering rohani dan akan mencari kepuasan di dunia (diskotik, bioskop, dsb.), atau suasana dunia dibawa masuk ke dalam gereja. Kehidupan yang kering rohani, tidak setia dan tidak berkobar dalam ibadah pelayanan = kehidupan yang suam-suam rohani seperti jemaat Laodikia. Mereka beribadah hanya demi yang jasmani, hanya mengggembor-gemborkan perkara jasmani.
- Mati tangan kanan = tidak bisa memberi, hanya meminta, tidak bisa memberi untuk sesama yang mebutuhkan (kikir) dan tidak bisa mengembalikan milik Tuhan ataupun mengambil milik orang lain (serakah).
Ibadah yang benar bukan meminta, tetapi mempersembahkan kepada Tuhan.
- Mati tangan kanan = tidak bisa mengangkat tangan = tidak bisa menyembah Tuhan.
Kehidupan yang kikir dan serakah tidak akan bisa menyembah Tuhan, tetapi justru menyembah antikris. Kalau kita beribadah dan melayani Tuhan, tetapi tangan kanan mati, maka posisinya seperti domba yang jatuh ke dalam sumur/ lobang yang dalam.
Matius 12:9,11
12:9 Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka.
12:11 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
Domba seharusnya tinggal di kandang. Domba yang jatuh ke lobang yang dalam menunjuk lobang jurang maut, kehidupan itu bergaul dengan roh-roh jahat dan najis, yaitu tempat perhentian maut (Wahyu 9), sampai kebinasaan selamanya.
Cara Yesus menolong pelayan Tuhan yang mati tangan kanannya adalah lewat pemberitaan firman pengajaran yang benar.
Markus 3:33:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"Firman pengajaran benar mengembalikan pelayan Tuhan pada posisi yang benar, yaitu berada di tengah (di antara) Yesus dan sidang jemaat, ikut dalam pelayanan pendamaian, untuk memperdamaikan dirinya dan sidang jemaat kepada Tuhan.
Tuhan menunjukkan Tabernakel kepada Musa sebagai contoh. Halaman Tabernakel = kehidupan yang sudah selamat, bertobat dan baptisan air. Ruangan Maha Suci = kesempurnaan, tempat Tuhan. Jadi, tempat imam-imam berada di tengah, yaitu Ruangan Suci, kandang penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
- Pelita Emas = ketekunan dalam Ibadah Raya = persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam karuniaNya = kita minum secara rohani.
- Meja Roti Sajian = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci = persekutuan dengan Allah Anak dalam firman dan korban Kristus = kita makan secara rohani.
- Mezbah Dupa Emas = ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasihNya = kita bernafas secara rohani.
Dalam kandang penggembalaan (Ruangan Suci), kita disucikan terus-menerus sampai "takkan kekurangan aku". Artinya kenyang secara jasmani dan rohani, tenang berbaring di padang rumput hijau, sampai sempurna seperti Yesus. Sebaliknya, tanpa firman pengajaran yang benar, kehidupan itu hanya sama seperti domba dalam lobang, bukan di kandang.
ad. 2. Praktek/ keadaan kehidupan yang seperti orang Farisi yang beribadah dengan hati degil (keras hati).
Markus 3:2,4-63:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkanDia.
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkoldengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
- Ibadah hanya untuk mengamat-amati dan menyalahkan Yesus.
Mereka mendengar firman pengajaran benar, tetapi hanya untuk mengritik, menyalahkan, sampai menolak firman. Kehidupan ini pasti juga suka menyalahkan orang lain yang benar, sehingga tidak bisa mengoreksi diri. Sekalipun mereka berdosa tapi mereka merasa selalu benar dan menyalahkan orang lain, termasuk Tuhan dan firman pengajaran benar. Mereka tidak bisa bertobat, hanya bersungut, mengomel, bergosip, fitnah, dsb.
- Diam saja = tidak jujur, tidak mengalami pekerjaan firman pengajaran yang benar, tidak mengalami penyucian dan pembaruan.
Diam saja = tidak ada reaksi, sekalipun mengetahui bahwa mereka salah. Jika kita salah, kita harus mengaku dosa, tidak boleh diam saja. Kalau kita dituduh tanpa dosa, kita berdiam diri, nanti Tuhan yang akan membuktikan.
Diam saja = tidak jujur dalam hal firman pengajaran benar, tidak jujur dalam mengaku dosa, tetap menyembunyikan dosa (perbuatan dosa, hati yang iri, benci, pahit, perselisihan). Kehidupan seperti orang Farisi justru membela yang salah dan melawan Tuhan.
2 Korintus 12:20
12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan
Mulai dari iri hati, kemudian berkembang menjadi perselisihan, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan. Kita jaga agar jangan ada perselisihan dan iri hati dalam nikah dan penggembalaan.
- Bersekongkol = bersekutu atas dasar iri hati dan perselisihan, bukan atas dasar firman pengajaran yang benar. Karena sama-sama iri dan benci, maka mereka bersekongkol untuk membunuh Yesus (orang benar).
1 Korintus 3:3-4
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Mereka bersekongkol dan menciptakan golongan-golongan untuk memecah-belah dan menghancurkan tubuh Kristus (membunuh Yesus). Akibatnya adalah siapa membinasakan Bait Allah, maka ia akan dibinasakan juga, mereka tidak akan pernah mengalami Sabat.
Oleh sebab itu, kita harus masuk dalam persekutuan yang benar, bukan persekongkolan, yaitu:
- Persekutuan antar ranting = persekutuan dengan sesama dalam rumah tangga, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan Kafir menjadi satu tubuh yang sempurna.
Yohanes 15:12
15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Saling mengasihi = hanya berbuat baik, tidak berbuat jahat/ menyakiti, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan, sampai tidak ada musuh lagi (satu tubuh).
- Persekutuan ranting dengan pokok anggur = persekutuan tubuh dengan Kepala, kita dengan Yesus. Persekutuan ranting dengan pokok anggur = persekutuan dalam kesucian. Kita harus suci.
Yohanes 15:3-4
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Jika kita bisa suci, setia, dan saling mengasihi, maka kita bisa menyembah Tuhan sebagai satu tubuh, dan kita menempatkan Yesus sebagai Kepala. Kita tidak akan pernah menyembah Antikris, tetapi kita selalu menyembah Tuhan. Mari kita memperbanyak waktu untuk menyembah Tuhan. Kalau sekarang kita tidak mau menyembah Tuhan, kelak akan dipaksa menyembah Antikris. Jika menolak menyembah Antikris, harus dipancung.
Hubungan tubuh dengan Kepala = leher, penundukan, taat dengar-dengaran. Kalau kita taat, maka segala resiko ditanggung Tuhan.
Namun, kalau kita tidak taat, maka segala resiko kita tanggung sendiri. Kehebatan apa pun, mujizat apa pun, jika tanpa ketaatan, semuanya sia-sia. Contoh: Ismael yang dilahirkan lewat ketidaktaatan Abraham, Musa yang memukul gunung batu untuk mengeluarkan air sementara Tuhan memerintahkan untuk berkata pada gunung batu.
Seringkali memang firman tidak cocok dengan logika, namun kita harus taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara = kita mengulurkan tangan pada Tuhan, menyerah sepenuh pada Tuhan. Tuhan juga akan mengulurkan tangan belas kasih dan kuasaNya untuk memperhatikan, menolong, dan bergumul bersama kita.
Contoh dan hasil:
- Keluaran 14:21,16
14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
Musa gambaran laki-laki, ayah, gembala, yang menghadapi kemustahilan. Kita harus kembali pada posisi yang benar dan taat. Tuhan memerintahkan Musa untuk mengulurkan tangan saat tidak ada jalan ke depan, belakang, kiri ataupun kanan. Jika kita taat, maka Tuhan turun tangan untuk membelah Laut Kolsom.
Yakobus 1:6
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Artinya:
- Kuasa pembaruan dari hati yang keras dan bimbang menjadi hati yang percaya dan yakin pada Tuhan, jangan ada keraguan. Yesus satu-satunya yang bisa melakukan apa pun bagi kita. Jika mujizat rohani (pembaruan) terjadi, maka mujizat yang lain juga akan mengikuti.
- Apa yang seharusnya mati, bisa hidup. Tangan belas kasih Tuhan mampu memelihara kita di tengah kesulitan dan kemustahilan, menyelesaikan semua masalah yang mustahil sekalipun.
- Tangan Tuhan memakai kehidupan kita yang kecil, tidak berdaya, dan banyak kekurangan, dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Ibu dengan pendarahan 12 tahun sebagai gambaran perempuan, ibu, janda, yang menghadapi penyakit yang mustahil, penyakit dalam rumah tangga [Markus 5:25-29]. Pendarahan = perpecahan, tidak ada kesatuan, tidak bahagia dalam rumah tangga.
Jalan keluarnya adalah "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" = mengulurkan tangan pada Yesus, kembali ke posisi benar (tergembala), persekutuan benar, sampai bisa mengangkat tangan kepada Tuhan dan menempatkan Yesus sebagai Kepala atas kita. Tuhan mampu menyembuhkan dan memulihkan.
- 1 Petrus 5:5-6
5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kaum muda harus tunduk dan mengulurkan tangan pada Tuhan. Sehebat apa pun kita, jika tidak tunduk maka pasti akan tenggelam. Orang tunduk selalu berada dalam perhatian Tuhan. Kita tidak bisa apa-apa, tetapi tunduk, tergembala, dan hanya menyerah pada Tuhan. Tuhan yang akan meninggikan kita pada waktunya, berhasil dan indah pada waktunya. Sampai kelak kita disempurnakan, diangkat ke awan-awan permai, kita bisa masuk Firdaus (Sabat besar) bahkan Yerusalem baru (Sabat kekal).
Tuhan memberkati.