Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 14:1-5 tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Yesus sebagai Anak Domba Allah yang ditandai dengan percikan darah, sehingga terjadi peningkatan dalam kesucian, kekuatan, pemakaian dan berkat Tuhan, sampai mencapai puncak Bukit Sion, yaitu kualitas sempurna sebagai mempelai wanita Tuhan.
Pada ayat 2-5, ada 7 fakta pengikutan gereja Tuhan kepada Yesus sampai mencapai kesempurnaan, yaitu:
- Ayat 2a: bagaikan desau air bah.
- Ayat 2b: bagaikan deru guruh yang dahsyat.
- Ayat 2c: bagaikan bunyi kecapi.
- Ayat 3: bagaikan bunyi nyanyian baru.
- Ayat 4a: murni bagaikan perawan.
- Ayat 4b: korban-korban sulung bagi Allah.
- Ayat 5: tidak berdusta = tidak bercela.
ad. 6. Korban-korban sulung bagi Allah.
Wahyu 14:414:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.Korban sulung = memiliki kualitas sulung = menjadi anak sulung yang memiliki hak kesulungan, yaitu:
- Hak untuk menikah secara rohani, menjadi mempelai wanita Tuhan yang bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah, nikah rohani yang sempurna.
- Hak waris Kerajaan Sorga yang kekal.
- Hak milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga.
Praktek sehari-hari jika gereja Tuhan memiliki kualitas sulung atau menjadi anak sulung Allah:
- Mengutamakan/ menyulungkan/ memperjuangkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan lebih dari apa pun, atau setia dan berkobar-kobar dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Kita tidak mau terhalang, tidak bisa dihalangi oleh apa pun juga untuk beribadah dan melayani Tuhan.
Keluaran 4:22-23
4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
4:23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Mengapa kita harus memperjuangkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan?
- Karena Tuhan juga sudah lebih dulu memperjuangkan ibadah dan pelayanan kita kepadaNya.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan harus menghukum bangsa Mesir dengan 10 tulah untuk membuka jalan sehingga Israel bisa beribadah dan melayani Tuhan.
Tuhan memperjuangkan ibadah pelayanan kita lewat korban Kristus di kayu salib, supaya bangsa Kafir juga bisa beribadah dan melayani Tuhan.
Ibrani 9:14
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
- Segala perbuatan kita/ bangsa Kafir di dunia (perbuatan baik, keberhasilan, pencapaian apapun di dunia) hanya akan sia-sia sampai di liang kubur, dan setelah itu hanya tiba saat penghakiman dan penghukuman.
Jika kita tidak menyulungkan ibadah kepada Tuhan, kita akan menghadapi kematian anak sulung. Anak sulung menunjuk sesuatu yang dikasihi, dibanggakan, diharapkan. Semuanya bisa menjadi tidak berarti lagi, tidak ada apa-apanya lagi (nol). Lebih lanjut, kita berhutang (minus) darah Yesus yang tidak bisa dibayar dengan apa pun, sampai binasa selamanya. Ini sama dengan kehilangan hak sulung/ hak waris untuk masuk Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, mari kita memperjuangkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan, lebih dari apapun.
Hasilnya adalah:
- Ibadah dan pelayanan kepada Tuhan mengandung janji/ jaminan dobel, untuk pemeliharaan hidup kita sekarang, dan juga masa depan sampai hidup kekal selamanya.
1 Timotius 4:8-10
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
- Ibadah dan pelayanan kepada Tuhan merupakan satu-satunya aktivitas yang membawa kita sampai ke tahta Allah, di mana tidak ada lagi setetes pun air mata.
Wahyu 22:3
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
Kondisi ini berkebalikan dengan Esau yang meremehkan hak kesulungan sehingga mencucurkan air mata selamanya (keadaan nol bahkan minus). Usaha di dunia ada batasnya, tapi kuasa Tuhan dalam ibadah dan pelayanan tidak terbatas.
- Kita selalu mengalami penyucian yang terus-menerus.
Keluaran 13:1-2
13:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
13:2 "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka."
Dengan apa kita disucikan?
Yohanes 15:3
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Kita disucikan oleh firman pengajaran benar yang dibukakan rahasianya oleh kuasa Roh Kudus (ayat yang satu menerangkan ayat lain dalam Alkitab). Firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus lebih tajam dari pedang bermata dua, mampu memotong/ menyucikan dosa kita.
Supaya kita bisa disucikan terus-menerus, kita harus menjadi ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar = tergembala dengan baik dan benar. Kita mendengar dan taat dengar-dengaran (menikmati, membutuhkan) pada firman pengajaran benar/ firman penggembalaan.
Apa yang harus disucikan supaya kita memiliki kualitas sulung?
Yohanes 13:10-11
13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
- Penyucian dari dosa Yudas Iskariot, yaitu mencuri/ mengambil/ merampas/ merampok yang bukan milik atau hak kita, yaitu milik Tuhan (perpuluhan, persembahan khusus) dan juga hak milik sesama. Yudas Iskariot tidak bisa melekat pada Tuhan karena hidupnya sudah melekat pada uang, menjadi hak milik uang. Jangan sampai kita kehilangan hak sulung, hak kepemilikan Tuhan, karena akibatnya adalah kita akan menjadi milik antikris.
Wahyu 9:20-21
9:20 Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan,
9:21 dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.
- Penyucian dari dosa Esau, anak sulung yang gagal, sehingga hak kesulungannya diambil Yakub.
Ibrani 12:16-17
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Penyucian dari dosa Esau = penyucian dari pandangan daging pada perkara jasmani/ daging (sepiring kacang merah), yang membuat Esau pandai berburu daging.
Sistem berburu = tidak tergembala.
Penggembalaan = sistem beternak, dipelihara, dilindungi.
Kalau tidak tergembala, akan mulai muncul iri, kebencian, nafsu cabul = mengorbankan perkara rohani (firman pengajaran benar, keselamatan, bahkan Tuhan) untuk mendapat perkara jasmani. Bahaya, karena kehidupan semacam itu hanya akan berakhir dengan cucuran air mata selamanya, kehilangan hak sulung dan binasa selamanya, sekalipun sudah mencucurkan air mata darah.
- Penyucian dari dosa Ruben, anak sulung Yakub, yaitu mencemarkan tempat tidur (nikah).
1 Tawarikh 5:1
5:1 Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.
Praktek mencemarkan tempat tidur adalah dosa kekerasan dalam rumah tangga (memukul, menyakiti) sampai kenajisan, termasuk perselingkuhan, kawin cerai, kawin mengawinkan. Mulai dari masa pacaran, kita harus menjaga agar jangan mencemarkan nikah. Mencemarkan nikah juga berarti memiliki kedudukan yang salah, istri mau jadi kepala, suami menjadi diktator (bukan kepala), anak-anak mau jadi kepala, dsb.
Suami seharusnya menjadi kepala yang mengasihi istri. Istri seharusnya menghormati dan tunduk pada suaminya, serta menjadi tulang rusuk. Anak-anak harus taat pada orang tua. Mari kita saling mengaku dan saling mengampuni. Kekerasan diganti saling mengasihi. Kenajisan diganti kesucian. Oleh sebab itu, kita sangat membutuhkan penyucian pedang firman.
Hati-hati, setelah Ruben, seharusnya masih ada Simeon yang bisa menjadi anak sulung, tetapi Simeon memiliki dosa tipu muslihat.
Kejadian 34:13-15
34:13 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, dengan tipu muslihat. Karena Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka itu,
34:14 berkatalah mereka kepada kedua orang itu: "Kami tidak dapat berbuat demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat, sebab hal itu aib bagi kami.
34:15 Hanyalah dengan syarat ini kami dapat menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat,
Tidak boleh ada tipu muslihat atau saling memperdaya dalam nikah, tidak boleh ada dusta dan saling menghancurkan dalam nikah. Kalau kita salah dalam menggunakan pedang, punya pedang firman pengajaran benar tetapi tidak mau disucikan, maka justru akan membunuh kerohanian kita. Sidang jemaat bukannya disucikan, tetapi justru mati rohani, kering rohani sampai binasa selamanya.
Jika kita sudah disucikan dari dosa Esau, Ruben, dan Simeon, maka kita bisa mendapat hak kesulungan seperti Yehuda dan Yusuf.
Tongkat kerajaan ada pada Yehuda (Yehuda menurunkan raja-raja), artinya kita menjadi penghuni Kerajaan Sorga, kita bisa mewarisi Sorga.
Wahyu 20:6
20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Hak kesulungan Yusuf adalah mendapat jubah maha indah, yaitu karunia Roh Kudus, karunia pembukaan firman Allah (gandum Yusuf) yang bisa kita nikmati dengan berlimpah bahkan kita bagikan kepada orang lain. Kita bisa dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai pelayanan dalam rumah tangga harus dengan kesucian, sehingga semua menjadi indah pada waktunya. Melayani Tuhan adalah suatu keindahan, apalagi jabatan gembala adalah yang paling indah, jangan sampai ditinggal. Jabatan apapun yang kita miliki, asalkan tergembala, maka kita akan mendapat yang paling indah. Jangan di luar penggembalaan, jangan berburu seperti Esau, karena kehidupan semacam itu hanya akan berakhir dengan cucuran air mata.
Sistem penggembalaan memang harus sabar dan tekun. Yusuf memang harus dijual dan dipenjara, ada sengsara. Namun selama kita ada dalam penggembalaan (ranting melekat pada pokok anggur yang benar), cepat atau lambat pasti menjadi berhasil, berbuah manis, mendapat kehidupan yang indah selamanya.
Semua berkas gandum merunduk pada gandum Yusuf, artinya semua firman akan meningkat pada firman pengajaran yang benar. Jika kita sudah memiliki gandum Yusuf, jangan tinggalkan, sementara yang lain justru mencari gandum Yusuf. Bukan hanya gandum Yusuf, tetapi Yusuf juga bermimpi tentang matahari, bulan, dan bintang. Mimpi Yusuf menjadi kenyataan di Wahyu 12:1, artinya kita bisa mendapat hak kesulungan, yaitu menjadi mempelai wanita Tuhan. Kita disempurnakan dan disingkirkan jauh dari mata ular (antikris). Kita bisa terangkat di awan-awan permai untuk bertemu Yesus muka dengan muka.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
- Kita menerima karunia sulung Roh, kita diurapi bahkan dipenuhi Roh Kudus secara berlimpah-limpah.
Roma 8:22-23
8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
8:23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Urapan Roh Kudus dimulai dari baptisan darah (percaya Yesus, bertobat), baptisan air (hidup baru, hidup dalam kebenaran, hidup Sorgawi), sampai baptisan Roh Kudus. Kita bisa menjadi anak sulung Allah.
Roh Kudus menolong kita saat-saat mengalami sakit bersalin, yaitu percikan darah, pengalaman memikul salib bersama Tuhan. Penderitaan karena Yesus adalah penderitaan yang ringan (tidak berat) dan seketika (tidak lama dibanding dengan hasil sesudahnya), yang akan berakhir dengan kemuliaan dan sukacita selamanya di Sorga. Daging tidak mampu namun Roh Kudus yang menguatkan kita.
Ada dua hal yang harus diwaspadai:
- Sakit bersalin adalah suatu penderitaan yang bertambah-tambah sampai ke puncak penderitaan, di mana kita merasa ditinggal sendiri, seperti Yesus di atas kayu salib. Kita merasa tidak berdaya, tidak mampu, tidak bisa berbuat apa-apa, dan di situlah saatnya untuk melahirkan. Jangan bimbang! Saat melahirkan adalah saat Tuhan mau menolong kita.
- Ada dua kemungkinan:
- Kecewa/ putus asa/ menyerah kalah dan mencari jalan keluar sendiri di luar Tuhan. Jika menyembunyikan mayat dalam pasir, masalah tampak selesai sementara, namun segera akan tercium bau busuk.
- Menyerah sepenuh pada Tuhan. Jika kita menyerah sepenuh pada Tuhan, kita akan mengalami mujizat, kelahiran baru, kita menjadi seperti bayi yang baru lahir, menjadi yang empunya Kerajaan Sorga.
Matius 21:16
21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Tanda kita menerima pembaharuan:
- Yang masuk ke dalam mulut: kita hanya rindu air susu yang murni dan rohani, yaitu firman pengajaran benar yang diulang-ulang oleh seorang gembala. Kebutuhan bayi rohani yang tidak bisa ditukar apapun, tidak bisa dihalangi oleh apapun. Mujizat terbesar adalah ketika seorang bangsa Kafir yang biasa menjilat muntah, kemudian bisa minum susu, makan remah-remah roti, menikmati firman Tuhan dan tidak bisa dihalangi apapun. Kita akan mengalami penyucian dan pertumbuhan rohani.
- Yang keluar dari mulut: kita seperti bayi yang hanya menangis, berkata benar, jujur, dan baik. Kita bersaksi, tidak bergosip, sampai menyembah dan berserah sepenuh pada Tuhan. Kita terus berdoa pada Tuhan dan tidak menyerah kalah. Tuhan juga tidak menyerah kalah, Ia sudah mati dan bangkit, Ia bisa melakukan segala sesuatu yang sudah tidak mungkin sekalipun bagi kita. Kita menjadi seperti bayi dalam gendongan tangan Tuhan. Tuhan akan melakukan segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan atau bahkan dipikirkan oleh sang bayi, bahkan sampai menyempurnakan dan mempermuliakan hidup kita.
1 Korintus 2:8-9
2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Tangan belas kasih Tuhan, yang mengandung kuasa kebangkitan, sanggup melakukan apa saja yang bayi tidak sanggup untuk melakukan. Ada perlindungan dan pemeliharaan secara ajaib, termasuk saat Antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Juga kuasa pertolongan, kuasa kesembuhan, dsb. Yesus mampu mengubahkan kita sampai sama sempurna seperti Dia. Kita tidak salah lagi dalam perkataan, kita menjadi jemaat sulung yang ditampilkan di Bukit Sion.
Ibrani 12:22-23
12:22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
12:23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
Kita siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita melihat dan mendengar apa yang belum pernah kita lihat dan dengar ataupun kita pikirkan sebelumnya. Kita sampai di Yerusalem baru dan bersama Tuhan selamanya.
Tuhan memberkati.