Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 7 terbagi menjadi dua bagian besar :
- [Wahyu 7:1-8]
Wahyu 7:4
7:4 Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
144.000 orang dari semua suku keturunan Israel yang sudah dimeterai oleh meterai Allah pada dahinya (bangsa Israel asli) lewat jalur janji Tuhan kepada Abrahan= Inti mempelai wanita Tuhan.
- [Wahyu 7:9-17]
Kumpulan orang banyak yang tak terhitung jumlahnya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa (bangsa Kafir) yang menerima meterai Allah di dahi lewat jalur kasih karunia= kelengkapan dari mempelai wanita Tuhan.
Bangsa Israel asli dan bangsa Kafir yang sudah dimeterai oleh meterai Allah pada dahinya, akan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna/ mempelai wanita Sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah itu masuk Firdaus (1000 tahun damai), lanjut masuk Kerajaan Sorga kekal (Yerusalem Baru).
Wahyu 7:97:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya,dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.Kumpulan orang banyak dari segala suku, kaum dan bahasa berdiri di hadapan takhta sorga memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangannya.
Syarat untuk bisa berdiri di hadapan takhta sorga:
- Memakai jubah putih.
Yaitu jubah keselamatan, jubah pelayanan, sampai jubah putih berkilau-kilauan (sudah diterangkan).
- Memegang daun-daun palem.
ad. 2. Memegang daun-daun palem.
Yohanes 12:12-1512:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."Memegang daun-daun palem dikaitkan dengan perjalanan Yesus terakhir ke Yerusalem, yaitu kegerakan Roh Kudus hujan akhir/ kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Sasarannya adalah bangsa Kafir.
Jadi, memegang daun-daun palem artinya bangsa Kafir harus dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/ kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan Kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna, mempelai wanita Sorga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai. Kita bisa berdiri di hadapan takhta sorga.
Matius 21:1-5 21:1 Ketika Yesusdan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalemdan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya21:2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.21:3 Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."21:4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:21:5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."Yesus sudah dekat Yerusalem. Sebenarnya Yesus bisa jalan kaki saja tidak perlu menunggangi keledai. Jadi, kalau Yesus masih mau menunggangi keledai, itu merupakan kesempatan dari Tuhan, kemurahan Tuhan, kepercayaan Tuhan kepada bangsa Kafir untuk dilibatkan dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Sebab jika tidak melayani pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, pasti akan melayani Babel (mempelai wanita setan). Oleh sebab itu, bangsa kafir tidak boleh jual mahal dan harus menjaga kemurahan dan kepercayaan Tuhan. Kita harus setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan Yesus datang kedua kali).
[Matius 21:2-3] Pemilik keledai harus mengorbankan keledai untuk Tuhan. Jadi, dalam pembangunan tubuh Kristus diperlukan pengorbanan-pengorbanan. Berkorban mulai dari mengembalikan milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus), baru bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan memberi untuk sesama yang membutuhkan, baru bisa menyerahkan seluruh hidup kita untuk Tuhan. Berkorban adalah sesuai gerakan Tuhan, sesuai gerakan firman Allah. Jangan takut, apa yang kita korbankan untuk Tuhan tidak akan hilang. Tuhan akan mengembalikan kepada kita tepat pada waktuNya. Tuhan tidak pernah menipu kita. Tuhan sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada (Jehovah Jireh).
Langkah-langkah keledai menuju Yerusalem Baru:
- Langkah penyucian (sudah diterangkan minggu lalu).
- Langkah penyerahan diri sepenuh.
Ada 3 macam penyerahan diri:
- Penyerahan ranting-ranting.
Matius 21:8
21:8 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohondan menyebarkannya di jalan.
Ranting itu kayu = manusia daging yang rapuh.
Jadi, penyerahan ranting adalah penyerahan diri kepada Tuhan, tetapi masih sering menggunakan daging/ pikiran manusia (logika).
Contoh: Petrus.
Matius 16:21-23
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia,katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Pikiran daging yaitu egois/ mementingkan diri sendiri, tidak mau berkorban untuk Tuhan, sama dengan menolak salib.
Praktek menolak salib adalah:
- Tidak mau tergembala.
Dalam penggembalaan yang benar, Yesus Gembala Agung berjalan di depan, dan domba-domba mengikuti jejak Gembala/suara Gembala (firman penggembalaan). Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping.
- Jika tidak tergembala, pasti menjadi batu sandungan bagi orang lain dan gampang tersandung sehingga menyangkal Tuhan. Kalau keledai tidak tertambat, maka akan menjadi keledai liar dan tidak berubah hidupnya, tetap mempertahankan manusia darah daging yang berdosa, mulai dari mempertahankan dusta sampai puncaknya dosa, sampai menjadi sama dengan setan yang akan dibinasakan.
Bersyukur Petrus masih ditolong oleh kokok ayam, yaitu firman penggembalaan yang diulang-ulang. Firman penggembalaan itu menyucikan, membaharui kita terus-menerus sampai menjadi sempurna seperti Yesus.
- [Matius 21:8] Menghamparkan pakaian di jalan.
Ini adalah penyerahan diri setengah-setengah, tidak sungguh-sungguh. Bagaikan menyerahkan pakaian di jalan, tetapi setelah Yesus lewat diambil lagi. Artinya penyerahan diri untuk beribadah melayani Tuhan tetapi hanya untuk mencari kepentingan diri-sendiri/ kepentingan duniawi, yaitu kemakmuran dan hiburan jasmani.
Contoh: Yudas Iskariot, yang hanya mencari uang sehingga mencuri milik Tuhan, sampai akhirnya menjadi pengkhianat dengan menjual Yesus.
1 Yohanes 2:18-19
2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Antikris berasal dari antara kita, yaitu mereka yang tidak sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan.
- Menyerahkan pakaian untuk alas keledai untuk ditunggangi Yesus sampai masuk Yerusalem.
Matius 21:6-7
21:6 Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
21:7 Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.
Ini merupakan penyerahan diri sepenuh, seperti penyerahan diri dua murid. Dua murid mewakili firman Allah dan urapan Roh Kudus. Jadi, penyerahan diri sepenuh bisa terjadi jika didorong oleh firman penyucian/ firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Roma 12:1-3
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah olehpembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Penyerahan diri sepenuh yaitu:
- Penyerahan secara lahir (tubuh), syaratnya:
- Tubuh yang hidup.
Yohanes 6:63
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Tubuh yang hidup dikuasai Roh Kudus, lewat ketekunan dalam Ibadah Raya (Pelita Emas). Kita mengalami persekutuan dengan Allah Roh Kudus dengan urapan dan karunia-karunia Roh Kudus. Buktinya adalah kita bisa beribadah melayani Tuhan dengan setia dan berkobar-kobar.
- Tubuh yang kudus dikuasai firman, lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci (Meja Roti Sajian). Kita mengalami persekutuan dengan Anak Allah dalam firman pengajaran yang benar dan korban Kristus. Buktinya adalah hidup kudus, tidak berbuat dosa.
- Tubuh yang berkenan dikuasai oleh kasih Allah, lewat ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa Emas). Kita mengalami persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Buktinya adalah mengasihi Tuhan lebih dari semua, mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan mengasihi musuh, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Jadi, di dalam kandang penggembalaan, kita bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
- Penyerahan batin (jiwa dan roh).
Dalam kandang penggembalaan, kita bisa mempersembahkan jiwa dan roh yang sudah dibaharui oleh Tuhan.
Prakteknya:
- Bisa membedakan firman pengajaran yang benar dan ajaran palsu, ibadah pelayanan benar dan palsu, nikah yang benar dan palsu, sampai bisa membedakan segala sesuatu yang benar dan palsu.
- Rendah hati, memiliki pikiran sederhana. Artinya jangan merasa pandai, jangan merasa hebat. Maka kita bisa sehati sepikir.
Roma 12:16-18
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikirdalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
- Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, bahkan membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Suka berdamai, saling mengaku dan saling mengampuni, maka darah Yesus membasuh dosa-dosa dan kita bahagia.
Jadi, dalam kandang penggembalaan kita bisa mempersembahkan tubuh, jiwa, roh kita kepada Tuhan, sama dengan mempersembahkan diri sepenuh kepada Tuhan. Kita menjadi seperti keledai yang ditunggangi Tuhan, menanggung beban dari Tuhan, mengalami salib/ percikan darah. Tetapi kita menjadi takhtaNya Tuhan di bumi.
Wahyu 22:1
22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Kalau kita menjadi takhtaNya Tuhan, maka dari situ mengalir sungai air kehidupan/ hujan Roh Kudus, kekuatan ekstra dari Tuhan.
Hasilnya:
- Roh Kudus membasahi tanah yang kering/ tandus.
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering.Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
Roh Kudus sanggup memelihara dan memberkati kehidupan kita yang kecil dan tak berdaya di tengah ketandusan dunia, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
Secara rohani, Roh Kudus memberi kepuasan sehingga kita mengucap syukur, bisa bersaksi, bisa menyembah dengan hancur hati, kita bahagia.
Yehezkiel 34:29
34:29 Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa.
Suasana padang gurun akan menjadi taman kebahagiaan.
- Seperti pohon gandarusa ditanam di tepi air.
Yesaya 44:4
44:4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
Pohon gandarusa adalah hamba Tuhan yang kecil, lemah tak berdaya, sering diseret oleh Babel, sampai berhenti melayani Tuhan.
Mazmur 137:1-2
137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
Akibatnya adalah menggantung diri seperti Yudas. Hidup terkatung-katung sampai binasa selamanya.
Tetapi kalau ada Roh Kudus, kita akan setia berkobar-kobar sampai garis akhir, sampai berbuah manis, yaitu buah mempelai.
- Roh Kudus sanggup menyucikan dan membaharui kita dari Yakub (pendusta) sampai menjadi Israel (pemenang).
Yesaya 44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
Keubahan hidup sampai jernih seperti kristal, yaitu jujur dan percaya. Maka yang mustahil menjadi tidak mustahil. Kalau mujizat rohani terjadi, mujizat jasmani juga terjadi. Sampai saat Tuhan datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatanganNya kedua kali. Sampai kita berdiri di hadapan takhta sorga.
Tuhan memberkati.