Wahyu 22: 20, 'Ya Aku datang segera' menunjuk pada kesiapan Tuhan Yesus Kristus untuk datang kembali kedua kali sebagai Raja di atas segala raja, sebagai Mempelai Laki-laki Surga. 'Amin, datanglah Tuhan Yesus' adalah kesiapan gereja Tuhan, sidang jemaat yang sempurna sebagai Mempelai Wanita Tuhan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Wahyu 19: 9, terjadi pertemuan di udara, masuk Pesta Nikah Anak Domba, lanjut di Wahyu 20 masuk Firdaus, dan Wahyu 21-22 masuk Yerusalem Baru.
Wahyu 22: 21, supaya gereja Tuhan siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali, kita semua harus hidup dalam kasih karunia Tuhan.
Mengapa gereja Tuhan harus hidup dalam kasih karunia Tuhan?
Jadi, kasih karunia Tuhan itu menyelamatkan dan menyempurnakan sidang jemaat menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Di luar kasih karunia, maka kita tidak selamat, tidak sempurna, tidak bertemu dengan Tuhan, dan itu berarti binasa selama-lamanya.
I Petrus 2: 19, praktek hidup dalam kasih karunia adalah rela menderita karena kehendak Allah, dalam penderitaan yang seharusnya tidak kita tanggung; atau penderitaan tanpa dosa. Penderitaan dengan dosa adalah salah sendiri. Penderitaan tanpa dosa adalah kasih karunia. Kalau tidak mau menderita untuk membuang dosa, karena mempertahankan daging, itu berarti di luar kasih karunia.
Mengapa Tuhan ijinkan kita menderita karena kehendak Allah? I Petrus 2: 21, 25, supaya kita mengikuti jejak kematian dan kebangkitan Tuhan, sehingga tergembala.
Hidup dalam kasih karunia Tuhan = tergembala.
Tergembala itu berarti:
Hanya domba yang hidup dalam kasih karunia yang tidak terhalang untuk bertekun dalam penggembalaan.
memperhatikan firman penggembalaan
Kisah Rasul 20:28, 32, firman penggembalaan itu adalah firman kasih karunia. Firman penggembalaan itu membangun kita secara teratur menjadi tubuh Kristus yang sempurna. Firman penggembalaan itu teratur, bukan comot sana comot sini. Bagaikan di Meja Roti Sajian itu rotinya diatur, 6 tumpuk di kanan, 6 tumpuk di kiri (66 -->Alkitab). Hanya gembala yang memiliki kasih karunia yang bisa menyampaikan firman penggembalaan secara teratur, berurutan, terus-menerus. Dan hanya jemaat yang memiliki kasih karunia yang bisa menghargai firman penggembalaan, yang berurutan dan diulang-ulang, untuk menumbuhkan dia menjadi tubuh Kristus yang sempurna.
Dalam sistem penggembalaan, ada 3 kali Yesus menampilkan diri sebagai Gembala:
I Petrus 2: 24, praktek jalan kebangkitan adalah hidup untuk kebenaran. Tidak mau melakukan yang tidak benar. Kaya miskin adalah urusan Tuhan, yang penting adalah hidup untuk kebenaran.
Hasilnya:
I Timotius 1: 15-16, keubahan hidup adalah mulai dari mengaku dosa. Selama tidak mau mengaku dosa = tidak berubah hidupnya. I Timotius 4: 12, Timotius menjadi teladan dalam 5 hal, yang menunjuk pada 5 luka Yesus, korban Kristus. Meneladan Yesus adalah sampai rendah hati hati dan tunduk. I Petrus 5:5-6. Tunduk sampai taat sampai mati di kayu salib.
Maka posisi kita adalah di bawah tangan kanan Tuhan yang kuat, seperti bayi dalam gendongan ibunya. Hasilnya adalah :
Meninggikan = memuliakan kita di dunia, sampai memuliakan kita di awan-awan. Tangan kasih karunia itu yang akan memasangkan mahkota kemuliaan kepada kita.
Tuhan memberkati!