Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 1:9-20 adalah penglihatan Yohanes di Pulau Patmos.
Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.Rasul Yohanes berada di Pulau Patmos dan mengalami sengsara daging bukan karena berbuat jahat, tetapi karena firman Allah dan kesaksian Yesus. Ini yang mendorong masuk persekutuan yang benar dengan Tuhan dan sesama. Persekutuan dengan sesama adalah persekutuan tubuh Kristus yang benar, berdasarkan firman pengajaran yang benar, mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus yang sempurna. Persekutuan dengan Tuhan adalah persekutuan tubuh dengan Kepala, mempelai wanita dengan Mempelai Pria, yang tidak bisa dipisahkan selama-lamanya.
Ada 3 hal penting dalam persekutuan yang benar:
- Persekutuan dalam kesusahan = persekutuan dalam kematian/ salib.
- Persekutuan dalam kerajaan = persekutuan dalam kebangkitan.
- Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan Yesus yang akan datang kembali kedua kali = persekutuan dalam kemuliaan.
ad. 3. Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan Yesus yang akan datang kembali kedua kali.
Markus 13:33-37
13:33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.
13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.
13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
13:36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.
13:37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”Ini adalah perumpamaan tentang Yesus sendiri. Yesus harus pergi, sama dengan mati di kayu salib, bangkit, dan naik ke Surga, tetapi Ia akan datang kembali kedua kali. Sikap kita adalah harus berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani, tetapi selalu berada dalam kebangunan rohani. Sebab kedatangan Yesus kedua kali adalah seperti pencuri, kita harus berjaga-jaga supaya tidak ketinggalan.
Jadi, ketekunan untuk menantikan Yesus yang akan datang kembali kedua kali adalah berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani, tetapi selalu berada dalam kebangunan rohani.
Markus 13:35
13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,Ada 4 macam waktu berjaga-jaga:
- Menjelang malam (pukul 18.00-21.00).
Lukas 24:29-32
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malamdan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Menjelang malam, kita harus berjaga-jaga tentang iman supaya tidak gugur. Dulu adalah lewat mendengarkan Yesus menerangkan Kitab Suci dan pemecahan roti. Sekarang, menunjuk pada ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
Kita harus tekun dan berkobar-kobar dalam mendengar firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci, supaya firman mendarah daging dalam hidup kita. Hasilnya adalah:
- Mata terbuka untuk mengenal Yesus, sama dengan semakin mengerti dan semakin yakin pada firman pengajaran yang benar. Sehingga hidup kita tidak lagi bergantung pada dunia, tetapi bergantung pada firman pengajaran yang benar. Di mana ada pembukaan firman, di situ ada pembukaan jalan dari segala masalah.
- Iman kita semakin teguh, sampai sempurna, artinya:
- Tidak goyah oleh pencobaan apa pun, tetap berharap Yesus dan tidak berharap yang lain.
- Tidak goyah menghadapi ajaran palsu, tetap berpegang pada firman pengajaran yang benar.
- Tidak jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, tetap hidup benar.
Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Iman yang teguh dan sempurna akan bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kali. Di luar iman, semuanya akan sia-sia.
- Tengah malam (pukul 21.00-24.00).
Markus 13:35
13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
Matius 25:1-6
25:1 “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Kita harus berjaga-jaga tentang pengharapan supaya tidak padam seperti pelita tetap menyala. Kita harus memiliki minyak persediaan, yaitu Roh Kudus yang melimpah-limpah dalam kehidupan kita. Ini adalah lewat ketekunan dalam Ibadah Raya. Di situ kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus yang mencurahkan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya di tengah kita, sehingga kita bisa mengalami urapan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus, sampai meluap-luap dalam Roh Kudus. Maka ada minyak persediaan dan pelita tetap menyala untuk menghadapi kegelapan tengah malam.
Hanya Kabar Mempelai, firman pengajaran yang benar, yang selalu mengingatkan dan membangunkan kita supaya selalu berjaga-jaga sehingga pelita tetap menyala.
Praktek memiliki pengharapan di dalam Yesus:
- Ada perbuatan baik di dalam rumah tangga, di dalam gereja, sampai di depan semua orang, di mana saja, kapan saja.
Matius 5:15-16
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
- Beribadah melayani Tuhan di akhir zaman (tengah malam) dengan setia dan berkobar-kobar.
Lukas 12:35
12:35 “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Jadi, praktek memiliki pengharapan adalah beribadah melayani dengan setia dan baik, mulai dari perkara kecil. Itu adalah terang yang paling maksimal.
Matius 25:21
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Hasilnya adalah:
- Tuhan memberikan kepercayaan dalam perkara yang besar, yaitu dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
- Tuhan juga akan memberikan kebahagiaan Surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apa pun di dunia ini.
- Hidup dalam pengharapan sama dengan hidup suci seperti Yesus suci, tidak ditelan oleh puncaknya kegelapan di akhir zaman, yaitu dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
1 Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
- Larut malam (pukul 00.00-03.00).
Markus 13:35
13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
Ini adalah waktu ayam berkokok, waktu yang paling dingin. Yang harus dijaga adalah kasih supaya tidak dingin, yaitu lewat ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. Menyembah Tuhan sama dengan melihat wajah Yesus yang bagaikan matahari. Kasih yang sempurna akan disinarkan sehingga kasih selalu hangat.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Lukas 22:54-57,60
22:54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
22:55 Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
22:56 Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.”
22:57 Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia!”
22:60 Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
Petrus mengalami krisis kasih, akibatnya adalah:
- Tidak puas, sehingga mencari kepuasan lain di dunia, berdiang pada api dosa.
- Durhaka dalam rumah tangga, ada kebencian tanpa alasan, dendam, perceraian, saling memfitnah, saling membunuh. Juga durhaka dalam rumah Tuhan, yaitu tidak setia dalam ibadah pelayanan sampai menyangkal Tuhan lewat perkataan dan perbuatan yang tidak baik, yang jahat dan najis.
Titus 1:15-16
1:15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
1:16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Jadi, tempat untuk berjaga-jaga adalah kandang penggembalaan, lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah.
Tetapi di dalam kandang harus berhati-hati supaya tidak seperti Yudas yang menjual Yesus. Ini terjadi karena mempertahankan keinginan daging (waktu berjaga-jaga yang keempat).
Mazmur 23:6
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.Di dalam kandang penggembalaan, kita mengalami kemurahan dan kebaikan Tuhan, sehingga setiap langkah hidup kita, setiap detak jantung kita adalah dalam tangan kemurahan dan kebaikan Tuhan. Hasilnya:
- Kita mengalami langkah-langkah pemeliharaan Tuhan, artinya tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan menentukan mati dan hidup kita.
- Kita mengalami langkah-langkah kebangunan rohani, tidak tidur rohani, sehingga selalu siap sedia untuk menanti kedatangan Tuhan kedua kali. Kita selalu setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dan menyembah Tuhan.
- Kita mengalami langkah-langkah pengangkatan dari Tuhan. Petrus harusnya binasa tetapi masih ada kokok ayam, yaitu firman penggembalaan yang diulang-ulang, untuk menyadarkan kita.
Lukas 22:60-62
22:60 Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
22:61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.”
22:62 Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Petrus bisa sadar, mengaku dosa, dan menyesal. Petrus dipulihkan dan diangkat oleh Tuhan.
Daud juga jatuh dalam dosa. Tetapi lewat firman yang disampaikan oleh nabi Natan, Daud bisa menerima firman. Daud mengaku dosa pada Tuhan dan sesama, dan tidak mengulangi lagi. Daud mengalami pengangkatan oleh Tuhan, dan dipakai oleh Tuhan.
- Kita mengalami langkah-langkah mujizat.
Mazmur 136:1-5
136:1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:2 Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:3 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:4 Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:5 Kepada Dia yang menjadikan langit dengan kebijaksanaan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Yesus seorang diri mampu untuk menolong kita dan mengadakan mujizat di tengah kita. Keajaiban secara jasmani adalah yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Kehidupan kita menjadi berhasil dan indah pada waktuNya. Keajaiban secara rohani adalah ada langkah-langkah pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu taat dengar-dengaran. Langkah-langkah indah terus terjadi sampai Tuhan datang kedua kali dan kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia.
Tuhan memberkati.