Bersamaan dengan Ibadah Pendalaman Alkitab Malang
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Tema:
Wahyu 19:919:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Perjamuan kawin Anak Domba Allah adalah pertemuan antara Yesus (Mempelai Pria Sorga) dengan gereja yang sempurna (mempelai wanita Sorga) di awan-awan permai, sehingga kita bisa memandang Dia muka dengan muka. Kita yang masih tinggal hidup sampai Tuhan datang akan diubahkan menjadi sempurna dalam sekejap mata. Kekasih-kekasih yang sudah mendahului kita (yang sudah meninggal dunia) akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Keduanya akan disatukan sebagai satu tubuh Kristus yang sempurna. Saat bertemu Yesus kedua kali, sudah tidak ada lagi air mata.
Oleh sebab itu, saat ini mari kita saling menguatkan, tidak perlu saling bertengkar apalagi hanya karena persoalan jasmani. Meninggal ataupun tetap hidup, kelak kita akan disatukan. Mulai sekarang kita harus memiliki pandangan mempelai yang semakin jelas. Kita harus semakin disucikan lewat pandangan kepada firman pengajaran yang benar.
Matius 22:41-46
22:41 Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya:
22:42 "Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."
22:43 Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:
22:44 Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
22:45 Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"
22:46 Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorang pun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.
Ada dua pertanyaan dalam Matius 22:41-46 terkait pandangan.
"Anak siapakah Mesias?" Orang Farisi tahu dengan jelas dan langsung menjawab anak Daud (ayat 42).
Namun, pada ayat selanjutnya (ayat 43-44) ada pertanyaan: "Jika Daud menyebut Dia sebagai Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Daud dalam urapan Roh Kudus menyebut Mesias sebagai Tuannya. Orang Farisi tidak bisa menjawab pertanyaan ini karena mereka tidak memiliki pandangan rohani.
Sebenarnya, jawaban pertanyaan kedua ini sangat singkat, yaitu Natal. Allah telah lahir menjadi manusia yang diberi nama Yesus. Yesus adalah keturunan Daud secara daging, namun Dia juga adalah Anak Allah, Raja segala raja.
Orang Farisi adalah orang pandai tetapi hanya memiliki pandangan daging (jasmani) yang hanya bisa memandang Daud sebagai raja di dunia untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Mereka tidak memiliki pandangan rohani terhadap Yesus (Mempelai Pria Sorga) yang bisa menyucikan dan menyempurnakan kita, sehingga kelak kita bisa menyambut Yesus datang kedua kali di awan-awan permai.
Dengan demikian, orang Farisi sebenarnya menolak Yesus/ Mesias, karena mereka mempertahankan pandangan daging. Mereka hanya mengutamakan pemenuhan kebutuhan jasmani dan menolak penyucian.
Contoh hamba/ pelayan Tuhan lainnya dengan pandangan daging (pandangan jasmani).
Yohanes 6:15,60,66
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Dalam Perjanjian Baru. Orang-orang yang makan roti secara ajaib (5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang) memaksa Yesus untuk menjadi raja duniawi. Bagi kita sekarang, mereka menunjuk pada pelayan Tuhan yang hanya beribadah dan melayani Tuhan untuk memenuhi kebutuhan daging/ duniawi. Akibatnya, Yesus menyingkir.
Mereka tidak tahan untuk mendengar firman pengajaran yang keras, dan mulai mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Yesus. Bisa jadi mereka masih terlihat beribadah dan melayani Tuhan, tetapi sesungguhnya mereka hanya mengikuti keinginan dagingnya sendiri, misalnya: beribadah demi mencari kedudukan, berkat, jodoh, dsb. Mereka mencari guru-guru yang sesuai dengan keinginan telinganya.
Ibrani 12:16-17
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Dalam Perjanjian Lama. Esau adalah anak sulung, kehidupan yang hebat. Namun, Esau mempunyai pandangan daging sehingga menjadi cabul rohani. Esau memiliki nafsu yang rendah, mengorbankan perkara rohani hanya untuk mendapat perkara jasmani. Prakteknya adalah:
- Kejadian 25:27
25:27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Esau sering meninggalkan kemah untuk berburu, artinya kehidupan yang sering meninggalkan kandang penggembalaan sebab berburu daging.
- Kejadian 27:15
27:15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Esau sering meninggalkan jubah indah, yaitu jubah pelayanan, sampai suatu waktu tidak bisa lagi melayani karena jubahnya sudah diambil oleh Yakub. Akibatnya adalah kehilangan jubah indah = kehilangan masa depan yang indah, bahkan kehilangan hak sulung, sama dengan kehilangan segala-galanya. Hak kesulungan menunjuk pada hak untuk menjadi mempelai (menyambut Yesus datang di awan-awan permai) dan hak waris Kerajaan Sorga. Kehidupan semacam ini hanya akan mencucurkan air mata dan binasa selamanya di neraka.
Oleh sebab itu, kita harus mempunyai pandangan rohani, yaitu kita harus memperhatikan dan menekuni penggembalaan dengan makanan yang benar. Makanan juga harus benar, kalau makan racun tentu kehidupan rohani kita akan menjadi lemah dan mati. Kita harus makan makanan rohani yang benar, yaitu firman pengajaran yang benar yang diulang-ulang. Selain itu, kita juga harus mempertahankan pelayanan/ tahbisan yang benar lebih dari apapun di dunia ini. Dengan demikian, hak kesulungan tidak akan hilang bahkan bisa menjadi permanen dalam hidup kita. Kalau kita mendapat hak kesulungan, maka pasti kita mendapatkan segala sesuatu yang lain di dunia ini bahkan di Sorga.
Matius 22:43-44
22:43 Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:
22:44 Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
Kita harus meningkatkan pandangan rohani kita. Daud seorang raja yang hebat tetapi hidup dalam urapan Roh Kudus (penyucian) sehingga memiliki pandangan rohani. Semakin kita disucikan, urapan Roh Kudus akan semakin bertambah pula dalam hidup kita. Sebaliknya, kalau kita hidup dalam pandangan daging, yang ada hanya kehidupan yang mengejar kedudukan jasmani, uang, makanan dsb. Kehidupan tersebut akan mudah meninggalkan pengajaran yang benar hanya untuk mendapat perkara yang jasmani.
Mazmur 16:8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Daud memandang Yesus sebagai Gembala Agung, Gembala yang baik. Dalam Mazmur 23, Daud mengakui bahwa karena Tuhan yang menjadi Gembalanya, maka ia tidak berkekurangan. Gembala Agung sudah rela menyerahkan nyawaNya bagi kita. Sikap kita adalah kita harus tergembala dengan benar dan baik, kita harus mantap dalam penggembalaan, sama dengan duduk, bahkan berbaring di rumput. Duduk atau berbaring bukan berarti dalam keadaan semua baik. Contoh: hewan yang makan di padang gurun harus siaga karena menjadi incaran binatang buas. Namun, kalau ada gembalanya, pasti bisa tenang. Kebutuhan utama domba adalah gembala.
Jika kita duduk mantap dalam penggembalaan, kita yakin sepenuh pada Gembala Agung, maka kita tidak akan bimbang/ goyah/ jatuh menghadapi dua hal:
- Menghadapi pengajaran palsu, kita tetap berpegang teguh pada satu firman pengajaran benar yang diulang-ulang oleh seorang gembala. Kita hanya mendengar dan dengar-dengaran pada satu firman pengajaran benar. Jika ada suara gembala, berarti ada gembala. Kita tidak kuatir saat binatang buas datang, karena ada gembala yang menghadapi.
Mazmur 23:1-2,5
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Apa pun resikonya, kita harus bertekad untuk tergembala dan berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar. Firman penggembalaan adalah firman yang dobel, seperti manna yang dobel pada hari keenam (hari terakhir, akhir zaman). Kita membutuhkan firman yang dobel untuk menghadapi akhir zaman yang gelap dan najis. Firman yang dobel terdiri dari:
- Firman Penginjilan adalah seperti rumput hijau dan air yang tenang untuk memberikan ketenangan saat kita menghadapi situasi dunia yang kering bagaikan padang gurun. Kita bisa tetap tenang, bahkan kita merasa enak dan ringan.
- Firman Pengajaran adalah seperti hidangan/ makanan keras untuk memberi kita kekuatan ekstra dalam menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat daripada kita, sehingga kita bisa bertahan dan berkemenangan. Makanan keras juga ditujukan untuk menyucikan dan mendewasakan kerohanian kita, sehingga kita bisa masuk dalam pesta kawin Anak Domba Allah.
- Menghadapi pencobaan-pencobaan (ujian) yang mustahil di segala bidang (jasmani dan rohani), termasuk menghadapi godaan, kita tidak akan goyah.
Mazmur 23:6
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Rumah Tuhan menunjuk kemah suci/ Tabernakel. Aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa = kita bisa tekun dalam kemah suci = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Saat pembangunan Tabernakel selesai, alat-alat dimasukkan, mulai dari kandil (pelita emas) lalu meja roti sajian, baru kemudian mezbah dupa emas.
Keluaran 26:35
26:35 Meja itu haruslah kautaruh di depan tabir itu, dan kandil itu berhadapan dengan meja itu pada sisi selatan dari Kemah Suci, dan meja itu haruslah kautempatkan pada sisi utara.
Pelita emas menunjuk ibadah raya di mana kita mendapat firman secara umum (66 kelopak, tombol, bunga = 66 buku dalam Alkitab), kemudian makanan firman dipecah-pecah/ dicerna dan kita bisa mendalami firman lewat meja roti sajian (ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci). Selanjutnya, lewat mezbah dupa emas (ibadah doa penyembahan), kita bisa menyerap firman Tuhan.
Mazmur 23:1,6
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Hasil jika kita mantap dalam penggembalaan adalah "takkan kekurangan aku", artinya tangan kemurahan dan kebajikan dari Tuhan (Gembala Agung) sanggup memelihara kita dalam kelimpahan, yaitu sampai kita bisa mengucap syukur pada Tuhan. Sampaipun masa antikris berkuasa 3,5 tahun di bumi, Tuhan sanggup memelihara kita. "Takkan kekurangan" juga berarti sampai kita disempurnakan menjadi sama seperti Yesus.
Mazmur 123:1-2
123:1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Daud memandang Tuhan sebagai Imam Besar yang berbelaskasihan. Buktinya adalah Daud memposisikan diri bukan sebagai raja tetapi sebagai hamba. Bukti kita bisa memandang Yesus sebagai Imam Besar yang berbelas kasih adalah kita memposisikan diri sebagai pelayan yang tekun dan sungguh-sungguh memperhatikan pelayanan kepada Tuhan, sampai kita mendapat belas kasih Tuhan.
Ibrani 4:14-16
4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Jika kita merasa belum mendapat belas kasih Tuhan, maka berarti kita belum tekun dan belum detail dalam memperhatikan pelayanan kepada Tuhan. Kita harus tekun dan perhatian sungguh-sungguh pada Tuhan, seperti seorang hamba memperhatikan gerak jari bahkan kedipan mata tuannya, sampai kita merasakan belas kasih Tuhan. Hasilnya adalah:
- Kuasa Kemenangan.
Belas kasih Tuhan sanggup menolong saat kita sudah tidak bisa memikirkan sesuatu lagi. Tuhan menyedot/ menanggung segala kelemahan dan kemustahilan yang kita hadapi sampai kita bisa merasa damai sejahtera, enak dan ringan. Semua beban, kelemahan, penderitaan, dan kesulitan sudah ditanggung Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu, saat kita tidak berdaya, kita justru harus fokus pada pelayanan, sampai Tuhan berbelaskasihan pada kita. Sekalipun kita belum ditolong, tapi kita sudah merasa damai sejahtera.
Selanjutnya, belas kasih Tuhan dapat (tidak terbatas) dan tepat waktu (tidak terlalu cepat ataupun lambat) untuk menolong kita. Mengapa kita belum ditolong?
- Karena waktu Tuhan belum tiba, tetapi yang ada adalah waktu kita untuk belajar menyerah sepenuh kepada Tuhan.
- Karena Tuhan masih sibuk untuk memperbaiki kerohanian kita, mengubahkan kita supaya berkenan kepadaNya. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan hidup rohani dan jasmani.
Matius 22:43-44
22:43 Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:
22:44 Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
1 Korintus 15:25-26
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Daud memandang Yesus sebagai Tuan di atas segala tuan, Raja atas segala raja. Kalau maut sudah dikalahkan, berarti segala musuh juga sudah dikalahkan.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Yesus tampil sebagai Raja segala raja untuk disembah oleh manusia di seluruh bumi dengan satu kata "Haleluya". Dulu manusia diciptakan dengan satu bahasa, namun dikacaukan karena peristiwa menara Babel. Lewat doa penyembahan, kita dibawa untuk kembali pada satu bahasa dan satu suara penyembahan.
Filipi 2:10
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Dalam nama Yesus kita menerima kuasa kemenangan atas setan tritunggal yang membuat lidah tidak bisa menyembah Tuhan dengan kata "Haleluya". Jangan ada lagi kata-kata kotor, najis, makian, gosip, fitnah, hujatan, dusta, dan ajaran palsu. Kuasa kemenangan melepaskan lidah kita dari ikatan setan tritunggal sehingga kita bisa menyembah Tuhan. Bahkan, kita menerima kuasa kemenangan atas setan tritunggal yang juga adalah sumber pencobaan.
- Kuasa Penciptaan.
Yesaya 43:15-16
43:15 Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,
Kuasa penciptaan dan pemeliharaan Tuhan sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Asal kita kuat dan teguh hati, Tuhan sanggup menciptakan dan memelihara hidup kita. Tuhan sanggup menciptakan jalan di Laut Kolsom. Tuhan mampu memberi jalan keluar dari segala masalah yang mustahil. Kalau Tuhan menciptakan jalan, artinya Tuhan juga menyediakan masa depan yang berhasil dan indah bagi bangsa Israel. Tuhan sanggup memakai kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, yaitu pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Lukas 23:40-43
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Bahkan, Tuhan membukakan pintu Firdaus bagi kita. Kapan itu terjadi? Ketika firman menyadarkan kita, kita bisa mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelemahan kita, kemudian kita bisa mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Mulai dari mulut yang mengaku dosa, kita terus diubahkan, sampai menjadi mulut yang tidak bersalah lagi. Kita bisa bersorak sorai untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai, di mana tidak ada lagi setetespun air mata.
Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
Kita menjadi milik Tuhan, Tuhan menjadi milik kita, selama-lamanya.
Tuhan memberkati.