Tema: "Mempelai datang! Songsonglah Dia!" (Matius 25:6)Matius 25:6
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Satu-satunya kabar yang dibutuhkan untuk menghadapi kegelapan di akhir zaman dan menghadapi kedatangan Yesus kedua kali adalah Kabar Mempelai.
Kabar Mempelai bukan milik suatu organisasi, Kabar Mempelai adalah murni dari Alkitab dan menjadi milik semua gereja.
Ibrani 5:11-135:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Malam ini, kita pelajari Kabar Mempelai sebagai makanan rohani.
Ada dua macam makanan rohani:
- Susu = Firman Penginjilan = Injil Keselamatan = Kabar Baik, bagaikan seteguk air untuk menolong kehidupan yang haus di tengah padang gurun dunia.
Makanan menimbulkan kegerakan. Makanan susu/Firman Penginjilan menimbulkan kegerakan Roh Kudus hujan awal, yaitu kegerakan untuk menyelamatkan orang berdosa.
Tanda keselamatan: percaya Yesus, bertobat, lahir baru dan hidup dalam kebenaran. Kita diselamatkan dan diberkati Tuhan.
Arahnya: dari Yerusalem (Israel) ke Yudea, Samaria, negara-negara Barat, sampai ke ujung bumi (Papua).
- Makanan keras = Firman Pengajaran = Injil tentang Kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah = Kabar Mempelai.
Makanan keras/Firman Pengajaran menimbulkan kegerakan Roh Kudus hujan akhir, yaitu kegerakan untuk menyucikan dan menyempurnakan (mendewasakan secara rohani) Gereja Tuhan (sidang jemaat yang sudah selamat) supaya Gereja Tuhan menjadi sempurna, dewasa penuh, menjadi tubuh Kristus/mempelai wanita Sorga yang sempurna untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Kegerakan Roh Kudus Hujan Akhir adalah kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai dari nikah (tubuh Kristus terkecil), penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus internasional.
Arahnya: dari Timur menuju ke Barat, Samaria, Yudea, sampai kembali ke Yerusalem (Israel).
Bangsa Israel saat ini sedang menanti Mesias untuk membangun kembali Bait Allah secara jasmani. Mereka yakin bahwa jika ada Bait Allah, negara mereka pasti aman.
Kalau Israel sudah menerima Yesus, maka bangsa Kafir dan Israel akan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Saat Yesus datang kedua kali, kita diangkat ke awan-awan permai sampai masuk Yerusalem Baru (Kerajaan Sorga yang kekal).
Matius 24:27
24:27 Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Kegerakan Kabar Mempelai seperti kilat yang terlontar dari Timur ke Barat.
Kalau kita menolak makanan keras/Kabar Mempelai, maka menimbulkan dua akibat yang dahsyat:
- Tingkat rohani tetap hanya seperti anak kecil, tidak dewasa rohani, sehingga mudah diombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran palsu.
Ibrani 5:13-14
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Nubuat berbeda dengan ramalan. Nubuat memiliki nilai dan tujuan rohani.
Anak kecil mudah disesatkan ajaran palsu dan tidak bisa masuk Pesta Kawin Anak Domba Allah, tertinggal saat kedatangan Yesus kedua kali = kebinasaan selamanya.
- Tidak masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus, berarti masuk kegerakan pembangunan tubuh Babel (mempelai wanita setan).
Waspada! Ada dua kegerakan pembangunan rohani besar-besaran: kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita Sorga) dan kegerakan pembangunan tubuh Babel (mempelai setan yang akan dibinasakan selamanya).
Perkembangan pembangunan Babel:
- Pembangunan Menara Babel.
Kejadian 11:1-4, 9
11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
11:4 Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Menara Babel dibangun dari batu bata, yaitu tanah liat (manusia) yang dibakar dengan api (api dosa, api daging, dan api dunia).
Praktek pembangunan menara Babel:
- Mencari nama di dunia = mencari popularitas, kekayaan, kejayaan, dan berusaha untuk mencapai puncak, sampai lupa mencari nama Tuhan (tanpa nama Tuhan, tanpa Firman, tanpa keselamatan).
Mazmur 138:2
138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Kalau persekutuan kita tanpa nama Yesus = tanpa pembukaan Firman, berarti hanya mencari popularitas sendiri (membangun menara Babel).
- Tanah liat digunakan untuk membangun kota perbekalan = seluruh hidupnya hanya digunakan untuk mencari perkara jasmani, kebutuhan-kebutuhan di dunia, sampai tidak setia bahkan meninggalkan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Keluaran 1:11-14
1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Setiap ibadah dan pelayanan harus ditandai korban Kristus (tanda darah). Kita mengorbankan segala sesuatu kecuali satu, Firman Pengajaran benar tidak boleh dikorbankan.
Kalau batu bata dipakai membangun menara Babel, akibatnya adalah kehidupan itu kacau balau, tercerai-berai, bahkan gagal total.
Tinggal tunggu waktu, pasti tercerai-berai dan kacau balau. Kalau kita ikut di dalamnya, kita pasti ikut tercerai-berai dan kacau balau.
Supaya tidak kacau, kita harus menjadi batu hidup.
I Petrus 2:5
2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Batu hidup = tanah liat (manusia biasa) yang dibakar dengan api Tuhan, api dari Sorga, yakni: Firman Pengajaran benar, urapan Roh Kudus, dan kasih Allah. Kita dijadikan imam-imam dan raja-raja yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
Jangan takut! "Batu hidup" artinya: kalau kita dipakai melayani pembangunan tubuh Kristus, maka kita selalu hidup dalam kemurahan Tuhan.
Hidup kita hanya bergantung pada kemurahan Tuhan, siapapun dan dimanapun kita berada.
Efesus 2:21
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Bait Allah rohani (tubuh Kristus) dibangun/disusun dengan rapi.
Artinya: kalau kita dipakai menjadi batu hidup, maka hidup kita tertata rapi.
- Kerajaan Babel = kesombongan.
Belajar dari raja-raja Babel, ada tiga macam kesombongan:
- Kesombongan Raja Nebukadnezar: mengandalkan kekuatan sendiri sehingga tidak lagi berharap Tuhan.
Daniel 4:25-32, 34
4:25 tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
4:26 Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan.
4:27 Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!”
4:28 Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar;
4:29 sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel,
4:30 berkatalah raja: “Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?”
4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: “Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;
4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!”
4:34 Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.
Akibatnya adalah direndahkan sampai menjadi seperti binatang.
Orang sombong = kehidupan yang tidak berakal budi, terjadi kerusakan moral.
- Kesombongan Raja Belsyazar: menghina perkakas rumah Tuhan.
Daniel 5:22-23, 30
5:22 Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini.
5:23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.
5:30 Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu.
Yesaya 52:11
52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!
Artinya:
- Melayani Tuhan dalam Kabar Mempelai, tetapi tanpa kesucian. Memang tidak ada absen kesucian, namun kita bertanggung jawab langsung di hadapan Tuhan atas kesucian hati, mulut, tangan/perbuatan, dsb.
Justru kepada siapa yang sudah tahu/mengerti banyak tentang Kabar Mempelai, kepadanya dituntut lebih banyak.
- Meninggalkan jabatan pelayanan karena dosa/kesalahan yang dipertahankan.
Sebaliknya, praktek rendah hati: membuang dosa dan tetap memikul tanggung jawab jabatan pelayanan.
- Merusak (tidak menghargai, meremehkan) perkakas rumah Tuhan secara jasmani.
- Kesombongan Raja Darius: ingin disembah, yaitu mulai dari ingin dipuji, ingin dihormati dan dihargai, ingin menjadi lebih utama dari orang lain.
Daniel 6:7-8
6:7 Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!
6:8 Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Yang paling baik adalah kita saling menghormati, menganggap yang lain lebih utama dari kita, sehingga kita bisa menjadi satu tubuh Kristus.
- Kota Babel/Perempuan Babel (mempelai wanita setan).
Wahyu 18:2; 17:5
18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
Perempuan Babel menunjuk pada pekerjaan dari roh jahat dan najis yang bergentayangan di udara.
Siapa yang dikuasai perempuan Babel?
Wahyu 17:15
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: “Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
Air yang banyak = bangsa Kafir, banyak suku dan bangsa di dunia.
Perempuan Babel menguasai/menduduki bangsa Kafir dan mau menyeret bangsa Kafir kembali pada suasana zaman Nuh, yakni dalam puncak dosa: dosa makan-minum dan kawin mengawinkan (seks bebas, penyimpangan seks, termasuk nikah yang salah).
Akibatnya: Manusia di zaman Nuh dihukum dengan air bah. Manusia di zaman Lot dihukum dengan api dan belerang dari langit.
Di akhir zaman, manusia yang hidup dalam dosa juga akan menerima penghukuman.
II Petrus 3:10
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Hukuman akan datang dan pasti akan datang. Api dari langit akan memusnahkan bumi beserta segala isinya, disusul dengan lautan api dan belerang di dalam neraka selamanya.
Bagaimana supaya bangsa Kafir tidak diduduki perempuan Babel?
Yohanes 2:6-7
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
Air yang banyak harus dimasukkan ke dalam tempayan = kita harus masuk dalam penggembalaan.
Dari air yang banyak, dipilih hanya 6 tempayan saja. Artinya:
- Setiap manusia daging harus tergembala, supaya daging tidak liar (tenang).
Daging selalu cenderung ingin bebas, namun penggembalaan membendung daging. Jika tidak tergembala, daging menjadi liar/bebas dan dikuasai perempuan Babel.
Jangan main-main dengan daging! Kalau sudah ingin bebas/liar, sebentar lagi pasti jatuh dalam dosa dan puncak dosa.
- Hanya sedikit bangsa Kafir yang mendapat kemurahan dan pilihan Tuhan untuk masuk dalam penggembalaan.
Syarat tergembala:
- Masuk dalam kandang = tekun dalam 3 macam ibadah pokok (tiga macam alat dalam Ruangan Suci).
Yaitu: ketekunan dalam Ibadah Raya, Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, Ibadah Doa Penyembahan.
- Mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Penggembalaan (suara Gembala).
Jangan dengar suara asing, yaitu suara daging, gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hasilnya adalah dalam tempayan ini terjadi mujizat.
Seandainya air tidak dimasukkan ke dalam tempayan, tidak akan pernah terjadi mujizat air menjadi anggur.
Terutama, kita mengalami mujizat rohani.
Air menjadi air anggur yang manis sehingga bisa dicicipi, menunjuk pada mujizat keubahan hidup.
Keubahan dimulai dari perkataan manis, yaitu:
- Mulai dengan mau mengaku dosa.
Mulut yang manis untuk mengaku dosa, bukan menyalahkan orang lain.
- Perkataan-perkataan yang benar dan baik, menjadi berkat bagi sesama.
- Bersaksi sampai menyembah Tuhan (menyeru nama Yesus).
Kidung Agung 7:9
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!” Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Perkataan manis mengalir kepada orang yang sedang tidur, yaitu Yesus yang sedang tidur di buritan perahu yang sedang dihantam gelombang dan hampir tenggelam.
Perahu = pribadi kita, nikah, pelayanan, gereja, persekutuan.
Perahu kita dihantam gelombang = suasana pahit getir, tidak ada kemanisan sedikitpun, gagal total, susah dan penuh air mata.
Yesus sedang tidur, Ia menunggu "perkataan manis" dari mulut kita, dimulai dengan mengaku dosa, baru menyembah dan menyeru nama Yesus.
Markus 4:38-39
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Maka Yesus akan bangkit dan membuat lautan kembali menjadi teduh.
Ingat, kalau perahu penggembalaan dilanda gelombang, mulai dari seorang gembala harus bisa menghasilkan perkataan manis, maka seluruh jemaat (seisi tempayan) juga bisa menjadi manis.
Kalau sudah teduh/damai, maka semua menjadi indah pada waktunya, perahu bisa berlayar menuju masa depan yang indah sampai pelabuhan damai sejahtera (Kerajaan Sorga yang kekal).
Tuhan memberkati.