Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Bersamaan dengan Penamatan Siswa/i Lembaga Pendidikan El-Kitab "Kristus Ajaib" Angkatan XXXIV

Tema: "Mempelai datang! Songsonglah Dia!" (Matius 25:6)

Satu-satunya kabar yang dibutuhkan pada akhir zaman (tengah malam) adalah Kabar Mempelai. Semoga ini menjadi keyakinan kita (bukan fanatik), sehingga kita tidak beralih pada yang lain ataupun mencampuradukkan dengan ajaran-ajaran lainnya. Jangan ragu sedikitpun!

Kabar Mempelai adalah wahyu dari Tuhan, tidak perlu didiskusikan/diragukan kebenarannya.

Di atas Gunung Sinai, Musa menerima dua hal:
  1. Petunjuk dan perintah Tuhan dari Sorga untuk membangun Kerajaan Sorga di bumi, yang disebut Kemah Suci/Tabernakel.
  2. Dua loh batu, yang di dalamnya sudah memuat tentang Sabat.

Keluaran 24:12
24:12 TUHAN berfirman kepada Musa: “Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka.”

Tabernakel dan dua loh batu secara fisik sudah hancur, yang masih ada sampai sekarang adalah Pengajarannya, yang harus kita pegang.

  • Pengajaran Tabernakel, yang sentralnya adalah kehendak Tuhan.
    Perintah membangun Tabernakel selalui didahului dengan perintah Tuhan, "Hendaklah ..."

  • Pengajaran Mempelai, yang sentralnya adalah kasih Allah.
Pengajaran Tabernakel dan Pengajaran Mempelai = Kabar Mempelai.
Sejak tahun 1992, Kabar Mempelai sudah diproklamasikan oleh Alm. Pdt. In Juwono untuk mulai diberitakan ke luar negeri. Semoga apa yang sudah dirintis ini, bisa terus kita lanjutkan.

Kabar Mempelai mempersiapkan sidang jemaat menjadi mempelai wanita Tuhan (tubuh Kristus) yang sempurna.
Kepala adalah suami/mempelai laki-laki, sedangkan tubuh adalah istri/mempelai perempuan.

Jadi, Kabar Mempelai menggairahkan kita pada pelayanan pembangunan tubuh Kristus, di mana kita menjadi imam-imam dan raja-raja (pelayan-pelayan Tuhan).

Keberhasilan pemberitaan Firman adalah mulai dengan bisa membawa diri sendiri untuk tekun dalam kandang penggembalaan, kemudian diikuti jemaat, sehingga kita semua terhitung oleh Tuhan.
Selain itu, pagi ini kita belajar bahwa bukti keberhasilan pemberitaan Kabar Mempelai adalah menggairahkan kita dan jemaat untuk menjadi imam-imam dan raja-raja yang turut dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, untuk kita dimiliki oleh Tuhan selamanya (menjadi biji mata Tuhan sendiri).

Siswa-siswi Lempin-El Angkatan XXXIV yang ditamatkan hari ini adalah seperti Musa yang turun dari Gunung Sinai dan membawa dua loh batu. Siswa-siswi ditamatkan dengan membawa Kabar Mempelai untuk diutus Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Suasana pengutusan:

  1. Tengah malam/ kegelapan.
    Menunjuk pada suasana puncak dosa (dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan) yang mengakibatkan kerusakan moral dan nikah, suasana penuh kesulitan.
    Dulu Musa menghadapi pemberhalaan lembu emas dengan dua loh batu.

  2. Suasana domba di tengah serigala.

    Lukas 10:1-3

    10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
    10:2 Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
    10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

    Serigala juga bekerja aktif di tengah malam.
    Kita tidak berdaya. Justru semakin kita dipakai Tuhan (ibarat domba gemuk), serigala lebih mengincar dan kita tidak mampu berlari cepat.

    Jalan keluarnya: untuk menghadapi serigala, kebutuhan seorang yang diutus Tuhan adalah Gembala.
    Artinya: semua jabatan pelayanan harus tergembala pada Firman Pengajaran benar(seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar).

    Banyak hamba Tuhan yang 'gulung tikar' (menutup gereja) dan buka di tempat lain, karena tidak tergembala pada Firman Pengajaran benar. 
    Kalau tidak tergembala, kita pasti diterkam dan dihancurkan serigala, tinggal menunggu waktu saja.

Bekal pengutusan:

  1. Bekal dua pedang.

    Lukas 22:35-38

    22:35 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”
    22:36 Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
    22:37 Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.”
    22:38 Kata mereka: “Tuhan, ini dua pedang.” Jawab-Nya: “Sudah cukup.”

    Bekal uang bisa habis, namun bekal dua pedang tidak pernah habis.

    Ibrani 4:12-13
    4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
    4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

    Kabar Mempelai = Firman Pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun (murni dari Alkitab).

    Untuk bisa mendapatkan pedang Kabar Mempelai, kita harus menjual jubah = harus membayar harga = rela berkorban uang, tenaga, pikiran, dsb.
    Contoh: Hamba Tuhan tidak hanya mengajar jemaat untuk menabung demi ibadah, namun diri sendiri juga menabung untuk bisa turut dalam ibadah persekutuan (fellowship).

    Pekerjaan pedang menusuk/menyucikan kehidupan kita, mulai dari hati dan pikiran kita (meja kehidupan kita).

    Markus 7:21-23
    7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
    7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
    7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

    Hati dan pikiran yang berisi 12 keinginan jahat dan najis harus disucikan oleh pedang Firman.
    Kalau mau diutus Tuhan, hati dan pikiran harus suci. Pengutusan tidak bergantung pada kepandaian dsb.

    Contoh: Hati Yudas Iskariot diisi dengan keinginan jahat sehingga mencuri milik Tuhan. Yudas Iskariot tidak bisa diutus Tuhan.
    Hati-hati soal uang sebab perkara uang adalah salah satu jerat bagi kita.

    Hasilnya:

    • Kalau hati kita disucikan, kita pasti dipakai Tuhan.

      I Samuel 16:7
      16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

      Kisah Para Rasul 1:24

      1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,

      Mengapa Lempin-El bukan didirikan sebagai Sekolah Alkitab? Sebab pemakaian Tuhan 'bergantung hati', bukan persyaratan ijazah dunia. Sekolah di dunia mempersyaratkan ijazah murid dan guru.

      Semakin hati disucikan, semakin kita dipakai Tuhan. Oleh sebab itu, biarlah saat ini kita berlomba-lomba untuk semakin disucikan sehingga pemakaian Tuhan lebih nyata/jelas dalam kita.

    • Kalau hati dan pikiran (meja kehidupan) kita disucikan, maka meja kehidupan kita diisi dengan 12 ketul roti yang terbagi 2 tumpuk (Meja Roti Sajian) = 66 kitab dalam Alkitab = kita diisi dengan pembukaan rahasia Firman Pengajaran benar.

    • Kita bisa berseru, "Sudah cukup." 

      Lukas 22:38

      22:38 Kata mereka: “Tuhan, ini dua pedang.” Jawab-Nya: “Sudah cukup.”

      Artinya:
      Sudah cukup = tidak kekurangan, namun selalu berkelimpahan (selalu mengucap syukur kepada Tuhan).

      Sudah cukup = tidak kekurangan sesuatupun, cukup untuk menghadapi kegoncangan/penampian/pemisahan. Suatu waktu gandum dan sekam akan dipisahkan. Siapa yang bertahan dalam pemisahan akan menjadi gandum yang dikumpulkan ke dalam lumbung Kerajaan Sorga.
      Pemisahan akan terjadi dan semakin tajam, sampai dua orang di atas satu tempat tidur (nikah) bisa terpisah.

      Sudah cukup = Kabar Mempelai sudah cukup untuk menyucikan sampai menyempurnakan kita.

  2. Urapan Roh Kudus.

    Yohanes 20:21-22

    20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
    20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.

    Kegunaan urapan Roh Kudus:

    • Urapan Roh Kudus adalah untuk menghidupkan kita, mulai dari memberikan hidup rohani, yaitu kita bisa hidup benar dan suci.
      Manusia daging hanya mati dalam dosa. Tidak benar (sekalipun sedikit) = mati.
      Kalau sudah benar dan suci, maka semua jadi hidup (nikah, pelayanan, dsb.).

    • Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia Roh, yakni kemampuan ajaib dari Tuhan untuk kita bisa menyelesaikan tugas pelayanan sesuai jabatan yang Tuhan percayakan kepada kita.
      Karunia Roh Kudus lebih dari ijazah dunia.

    • Urapan Roh Kudus memberikan damai sejahtera, tidak ada letih lesu dan beban berat, semua menjadi enak dan ringan.

    • Roh Kudus melahirkan kita kembali, menjadi seperti angin.

      Yohanes 3:6-8
      3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
      3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
      3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

      Kita menjadi pelayan/hamba Tuhan bagaikan angin, artinya:

      • Hampa, ada tapi tidak ada = menghampakan diri.
        Ada sesuatu yang besar, namun kita selalu merasa tidak ada apa-apa. Seperti Yesus yang memiliki Sorga, namun Ia merasa tidak ada hak.

      • Rendah hati dan taat dengar-dengaran, kemanapun Tuhan menghembus/mengutus kita. 

      Kalau sudah menjadi angin, kemanapun kita pergi tidak akan ada yang bisa menghalangi/membendung pelayanan kita (organisasi, keuangan, termasuk setan tidak bisa menghalangi kita). Itu alasan mengapa Tuhan menjadikan kita seperti angin.

      Selain itu, angin membawa keharuman nama Yesus = kita menjadi kesaksian yang mempermuliakan nama Tuhan.

  3. Tongkat = Salib.

    Markus 6:6b-8

    6:6b Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
    6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
    6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan,

    Tongkat harus di tangan, kalau tidak di tangan pasti menjadi ular. Artinya: salib harus menjadi pengalaman hidup kita.
    Salib/ tongkat = penderitaan tanpa dosa, percikan darah.

    Menjadi hamba Tuhan memang pekerjaan mulia, namun didahului dengan salib (sengsara tanpa dosa).

    II Korintus 6:4-6, 8-10
    6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
    6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
    6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
    6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,
    6:9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;
    6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

    Bentuk-bentuk salib/percikan darah:
    Sengsara dalam pelayanan (mempersiapkan khotbah 3 kali setiap minggunya), berpuasa, doa semalam suntuk, dihina, difitnah, tidak salah tapi disalahkan, diizinkan dalam keadaan kekurangan, dsb.

    Dalam kekurangan, jangan minta, jangan hutang, apalagi mencuri!
    Kita harus menikmati pengalaman salib sampai bisa merasakan kebahagaiaan Sorga.

    Kegunaan tongkat/salib:

    • Sebagai sandaran hidup kita, harapan hidup kita, yakni Yesus yang disalib. Ingat, di balik salib ada kemuliaan Tuhan.
      Kalau kita bersandar pada orang lain, maka tongkat pasti dilepaskan = ada ular yang siap membinasakan kita.
      Kalau kita bersandar pada salib, tidak akan sulit untuk melayani jemaat yang kaya, miskin, pandai ataupun bodoh.

    • Salib memberikan kekuatan ekstra sehingga kita kuat dan teguh hati.
      Sebelum masuk Kanaan, Yosua menerima pesan 4 kali: "Kuatkan dan teguhkan hatimu."
      Artinya:
      • Tidak mau ikut berbuat dosa, apapun resikonya. Tidak mau ikut campur ataupun menyetujui dosa.
      • Berpegang teguh pada satu Firman Pengajaran yang benar.
      • Tidak kecewa, tidak putus asa, sehingga kita tidak akan pernah meninggalkan jabatan pelayanan.
        Melepaskan jabatan pelayanan = melepaskan tongkat = ular datang!
    • Salib adalah kasih karunia Tuhan.

      I Petrus 2:19

      2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

      Yesus tidak berdosa namun rela menanggung kutuk dosa untuk menebus kita.
      Kalau kita melayani Tuhan dalam sengsara, sampai merasa mati, itu adalah kasih karunia Tuhan.

      Tidak semua orang diberi kesempatan menerima kasih karunia untuk memikul salib Tuhan. Dari sekian orang yang ada, hanya Simon dari Kirene yang mendapat kesempatan memikul salib Yesus.

      Kasih karunia mampu menyelamatkan kita. Contoh: Nuh sekeluarga diselamatkan dari air bah yang melanda dunia karena Nuh beroleh kasih karunia di mata Tuhan. Nuh selamat dan terpelihara sungguh-sungguh oleh Tuhan, secara ajaib.

      Di balik salib, kasih karunia dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dengan luar biasa.

      Contoh di zaman pertengahan: Daud dan Ester.
      Ester menerima tongkat emas. Kalau kita berpegang pada tongkat/salib Tuhan, kelak menjadi tongkat emas (kasih karunia Tuhan mengangkat Ester menjadi ratu).

      Kasih karunia Tuhan juga mengangkat Daud dari hanya seorang gembala atas dua atau tiga ekor domba menjadi raja Israel.

      Wahyu 22:20-21
      22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
      22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

      Gereja Tuhan menerima kasih karunia untuk bisa terus disucikan, diubahkan, sampai menjadi mempelai wanita Sorga yang sempurna dan tak bercacat cela. Dalam Yerusalem Baru, ada tongkat emas. 
      Semua tidak ada gunanya kalau kita tidak sampai menjadi mempelai wanita Tuhan.


Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 17 Agustus 2010 (Selasa Pagi)
    ... bersaksi untuk menarik jiwa-jiwa di dunia supaya masuk Pintu Gerbang Sorga diselamatkan. Pintu Gerbang ini hanya untuk masuk jangan sampai keluar lagi. Jangan sampai mengikuti cara-cara dunia. Yohanes - Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi Mereka membenci Aku tanpa alasan. . Jikalau Penghibur yang akan Kuutus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Februari 2020 (Rabu Sore)
    ... mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir lalu mengikuti allah lain dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka dan sujud menyembah kepadanya sehingga mereka menyakiti hati TUHAN. . Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Asytoret adalah berhala yang membuat bangsa Israel bercabang hati sampai ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 29 Oktober 2009 (Kamis Sore)
    ... karena nama Yesus. hal ini menunjuk tabiat dari Yesus Miskin menunjuk tabiat Yesus sebagai Raja segala raja. Lapar menunjuk tabiat Yesus sebagai hamba. Menangis menunjuk tabiat Yesus sebagai manusia. Dianiaya dibenci menunjuk tabiat Yesus sebagai Anak Allah. Jika titik ini ditarik menjadi garis menunjuk pada salib Kristus. Jadi dari salib ...
  • Ibadah Kaum Muda Malang, 14 Maret 2009 (Sabtu Sore)
    ... perkara-perkara jasmani sehingga tidak mengutamakan lagi perkara rohani terutama tidak mau mengutamakan firman. Celakanya di akhir zaman ini ibadah anak-anak Tuhan justru seperti ibadah Taurat yang hanya mementingkan yang jasmani. Timotius - . Di akhir jaman ibadah anak Tuhan kembali kepada ibadah Taurat yaitu beribadah tetapi memungkiri kekuatan ibadah beribadah tetapi ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 Mei 2016 (Minggu Pagi)
    ... Ini tidak lain dari rumah Allah ini pintu gerbang sorga. Yakub melihat pintu gerbang Sorga sama dengan rumah Allah secara jasmani. Sekarang rumah Allah menunjuk pada ibadah pelayanan sampai penyembahan kepada Tuhan. Kita harus memperjuangkan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara. Maka kita akan mengalami pintu Sorga terbuka dan pintu-pintu ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Desember 2022 (Minggu Siang)
    ... kita akan busuk Hati-hati dengan dosa Babel salah satunya dosa sandungan. Praktik sehari-hari garam yang tawar--menjadi batu sandungan-- Tawar hati gampang kecewa putus asa dan tinggalkan Tuhan atau gampang bangga dan tinggalkan Tuhan. Ada tiga hal utama yang membuat kita tawar hati Korintus . Oleh kemurahan Allah kami telah menerima ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 16 Oktober 2011 (Minggu Sore)
    ... . Akibatnya Yudas menyerahkan Yesus. Ini gambaran dari antikris. ay. 'lalu mencium Dia' Yudas mencium Yesus untuk menangkap dan menyerahkan Yesus ciuman palsu kemunafikan dari luar terlihat baik seperti mengasihi Tuhan dengan mencium Yesus tetapi sebenarnya sedang menutupi dosanya . Yudas ada kemunafikan karena ia masih mempertahankan dosa-dosanya yaitu pencuri. Yohanes - . Tetapi ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 Oktober 2010 (Kamis Sore)
    ... manusia seperti dirimu sendiri. Penggembalaan bukan hanya untuk menyelamatkan kita selamat - percaya Yesus tetapi sampai membawa kehidupan kita masuk pembangunan Tubuh Kristus yakni kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri menyatu dengan sesama kesatuan Tubuh. kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu kesatuan Tubuh dengan Kepala kesatuan Mempelai Wanita ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 30 Mei 2024 (Kamis Sore)
    ... emas murni dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. Supaya tutup pendamaian tidak bergeser dari tabut peti maka pada tabut harus dibuat bingkai emas sekelilingnya. Bingkai emas mengeratkan hubungan tabut dengan tutup supaya tidak terpisah bahkan tidak bergeser sedikit pun. Jadi ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Oktober 2015 (Senin Sore)
    ... Anak Daud hati mereka sangat jengkel Yang kedua penyucian dari roh jengkel--kebencian tanpa alasan karena gosip-gosip yang tidak benar rohnya antikris. Ini yang berbahaya. Orang yang sembarangan kacau pelayanannya kering tetapi malah didukung. Sebaliknya terhadap orang yang benar yang dipakai TUHAN malah jengkel--hanya karena gosip-gosip. Ini yang harus disucikan. Dua ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.