Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Tema:
Markus 2:17b2:17 ... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”Mengapa Yesus harus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa?
- Sebab semua manusia di dunia sudah berbuat dosa.
Roma 3:23
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Artinya semua manusia di dunia adalah orang berdosa. Oleh sebab itu Yesus harus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa.
Kejadian 1:26
1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia dari debu tanah liat, yaitu manusia yang menurut gambar dan teladan Allah Tritunggal, sama mulia dengan Allah Tritunggal sehingga berkuasa atas 3 binatang buas = setan tritunggal (bisa dipelajari di Wahyu 12 & 13):
- Burung di udara = setan.
- Ternak, binatang melata di darat = nabi palsu.
- Ikan-ikan di laut = antikris.
Manusia ditempatkan di taman Eden sehingga mengalami kebahagiaan dari Tuhan.
Kejadian 3:4-7
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Tetapi manusia diperdaya oleh ular lewat suara asing yaitu ajaran-ajaran palsu yang menentang firman pengajaran yang benar, bertolak belakang dengan firman pengajaran yang benar. Contohnya: Tuhan mengatakan buah terlarang tidak boleh dimakan, setan mengatakan boleh dimakan. Tuhan mengatakan jika makan buah terlarang pasti mati, setan mengatakan tidak akan mati tetapi menjadi hebat seperti Tuhan.
Akibatnya adalah manusia berbuat dosa dan menjadi telanjang, kehilangan kemuliaan Allah Tritunggal. Manusia berdosa dan telanjang diusir dari taman Eden ke dunia dan hidup dalam kutukan yaitu letih lesu, beban berat, susah payah, dan air mata.
Di dalam dunia, manusia tidak sadar dan tidak bertobat akan dosa sehingga semua manusia telah berbuat dosa bahkan sampai puncak dosa yaitu dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (tontonan yang najis, perselingkuhan, kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan). Hidupnya seperti anjing dan babi. Babi menunjuk perbuatan najis, makan-minum dan kawin-mengawinkan. Anjing menunjuk perkataan jahat, perkataan sia-sia, dusta, gosip, fitnah, hujat (menyangkal Yesus, menyalahkan pengajaran benar dan membenarkan ajaran yang salah). Manusia berkubang dalam dosa kejahatan dan kenajisan, dikuasai setan tritunggal, menjadi sama dengan setan tritunggal dan akan dibinasakan.
Dulu manusia diciptakan sama mulia dengan Allah Tritunggal sehingga berkuasa atas setan tritunggal. Tetapi setelah manusia berbuat dosa sampai puncak dosa, maka manusia dikuasai oleh setan tritunggal, telanjang dan tidak tahu malu. Mulai dari hamba Tuhan/ pelayan Tuhan seringkali merasa suci, merasa hebat, padahal melakukan perbuatan najis dan perkataan sia-sia seperti anjing dan babi tetapi berani melayani, berkhotbah, dll.
- Manusia yang berbuat dosa sampai puncak dosa terpisah dari Tuhan dan hidup dalam kutukan dan ketakutan, stres, gelisah, tidak damai sejahtera, berarti berada di dalam tangan setan.
Kejadian 3:10
3:10 Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
Tadinya manusia tanah liat berada di tangan Tuhan, diciptakan menjadi manusia yang sama mulia dengan Tuhan, tetapi akhirnya berada di tangan setan. Manusia berdosa tidak ada kemampuan untuk kembali kepada Tuhan. Ketika Tuhan datang, Adam dan Hawa bersembunyi, artinya manusia berdosa tidak ada kemampuan untuk kembali kepada Tuhan, bahkan semakin jauh terpisah dari Tuhan. Jika dibiarkan, pasti terpisah sampai selamanya, mengalami hukuman Tuhan yaitu kebinasaan di neraka bersama setan tritunggal.
Wahyu 20:10
20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Lukas 17:26-30
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
Sebagai contoh pada zaman Nuh, manusia berkubang dalam dosa sampai puncak dosa sehingga dihukum dan dibinasakan oleh air bah, hanya 8 orang yang selamat. Pada zaman Lot, manusia berbuat dosa sampai puncak dosa sehingga dihukum dan dibinasakan oleh api dan belerang dari langit, hanya 3 orang yang selamat.
2 Petrus 3:103:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.Pada akhir zaman saat kedatangan Yesus kedua kali, maka dunia dan isinya akan dihukum dan dimusnahkan dengan nyala api dari Surga, sampai dibinasakan oleh api neraka bersama setan tritunggal. Jika ada yang ketinggalan saat Yesus datang kedua kali, tidak terangkat ke awan-awan yang permai, maka pasti musnah dan binasa, tidak ada yang selamat.
Tuhan tidak rela jika manusia yang diciptakan hanya untuk dimusnahkan dan dibinasakan bersama setan di neraka. Oleh sebab itu Yesus harus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa supaya tidak binasa tetapi supaya bertobat dan diselamatkan. Bagaimana caranya?
1 Yohanes 4:9-104:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.Yesus datang ke dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di kayu salib untuk menjadi korban pendamaian bagi dosa manusia, untuk mengampuni, membenarkan dan menyelamatkan manusia berdosa. Yesus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa supaya tidak binasa tetapi diselamatkan.
Markus 2:13-142:13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.Lewi duduk di rumai cukai, artinya duduk di tempat orang berdosa = tidak berdiri di atas korban Kristus sebagai korban pendamaian, tidak menghargai korban Kristus sehingga berkubang dalam dosa, tanpa urapan Roh Kudus. Ini yang terjadi pada Lewi, menunjuk imam-imam, hamba Tuhan, pelayan Tuhan. Pada akhir zaman banyak imam-imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang berkubang dalam dosa = duduk di rumah cukai seperti Lewi, artinya:
- Berkubang dalam dosa kejahatan.
Akar kejahatan adalah cinta uang. Sekarang menjadi hamba Tuhan dijadikan sebagai profesi, melayani Tuhan hanya untuk mengejar uang, menjadi kikir dan serakah. Kikir = tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan, untuk sesama yang membutuhkan. Serakah = merampas milik Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
- Dosa kenajisan = makan-minum, kawin-mengawinkan.
Jika jahat dan najis, maka tanpa urapan Roh Kudus. Beribadah melayani Tuhan hanya mengandalkan kekuatan daging (kepandaian, kekayaan, kedudukan, dll) sehingga pasti gagal total. Contoh: Musa mengandalkan kehebatan tetapi gagal melayani dua orang. Dua orang menunjuk nikah/ rumah tangga. Banyak hamba Tuhan sibuk melayani, tetapi nikah dan buah nikahnya hancur berantakan.
Tanda menerima panggilan Tuhan adalah berdiri dan mengikut Yesus = berdiri di atas korban Kristus, korban pendamaian, sama dengan menghargai korban Kristus. Praktik sehari-hari menghargai korban Kristus adalah bertobat dan hidup baru.
- Bertobat artinya tinggalkan rumah cukai = berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan, mati terhadap dosa. Kapan itu terjadi? Saat ini juga. Jika firman menunjuk dosa-dosa kita, stop dosa dan kembali kepada Tuhan, mati terhadap dosa.
- Lahir baru = baptisan air yang benar.
Roma 6:2-4
6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air yang benar adalah orang berdosa yang sudah percaya Yesus dan bertobat, mati terhadap dosa, harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan keluar/ bangkit dari air bersama Yesus. Maka langit (Surga) terbuka, kita mendapat hidup baru, hidup Surgawi, Roh Kudus turun atas kita. Kita mengalami baptisan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus, urapan Roh Kudus sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran dan diselamatkan. Benar = selamat, tidak benar = tidak selamat.
Jika kita bertobat dan lahir baru, maka kita menjadi tanah liat yang kembali dalam tangan Tuhan Sang Pencipta, lepas dari tangan setan. Tanah liat di tangan Tuhan Sang Pencipta akan diciptakan dalam dua wujud:
- Bejana kemurahan Tuhan, bejana belas kasihan Tuhan.
Roma 9:20-24
9:20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”
9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
9:24 yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
Artinya menjadi imam-imam/ hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang dipakai untuk memuliakan/ mengagungkan nama Tuhan. Jika kita bertobat dan lahir baru, tanah liat ada di tangan Tuhan, diciptakan menjadi bejana kemuliaan Tuhan = duduk di rumah Tuhan. Dari duduk di rumah cukai, Tuhan memanggil kita untuk duduk di rumah Tuhan, untuk mengagungkan/ memuliakan Tuhan.
Syarat untuk memuliakan/ mengagungkan Tuhan adalah harus mengorbankan hak. Tanpa hak, hanya melakukan kewajiban. Seperti sumbu yang rela terbakar supaya pelita tetap menyala.
Jika kita menuntut hak (upah jasmani), maka kita akan memalukan nama Tuhan, memilukan Tuhan, memedihkan hati orang tua, membuat keluh-kesah seorang gembala. Jika gembala yang menuntut hak, maka dia langsung memalukan Tuhan, dan akan dipermalukan oleh Tuhan, tidak bisa memuliakan Tuhan, tidak bisa dipermuliakan bersama Tuhan, sampai binasa selamanya.
Kita harus melepaskan hak, kita melayani Tuhan hanya dengan kewajiban saja. Seperti ibu Musa yang membuang bayi Musa ke sungai Nil, kehilangan hak sebagai ibu untuk menyusui. Namun bayi Musa ditemukan oleh putri Firaun yang kemudian mencari inang pengasuh, maka Musa bisa disusui oleh ibunya. Ibu Musa tidak perlu upah tetapi bersukacita melayani. Itulah gambaran hamba Tuhan yang kehilangan hak untuk Tuhan, hanya melakukan kewajibannya, bisa memuliakan Tuhan.
Yesaya 49:3-4
49:3 Ia berfirman kepadaku: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.”
49:4 Tetapi aku berkata: “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.”
Kalau kita melayani Tuhan dengan rela kehilangan hak, hanya melakukan kewajiban, maka hak dan upah kita ada di tangan Tuhan, baik untuk hidup sekarang sampai hidup kekal. Tuhan tidak pernah menipu. Kalau kita kehilangan hak untuk memuliakan Tuhan, maka kita seperti pelita yang sedang bersinar. Kita berguna bagi orang lain, ada masa depan berhasil dan indah, hidup dalam terang. Tetapi kalau kita menuntut hak seperti Esau, maka kita akan mencucurkan air mata dan hidup dalam kegelapan sampai kegelapan paling gelap di neraka selama-lamanya.
Biarlah sungguh-sungguh kita bertobat dan lahir baru, hidup benar, seperti tanah liat di tangan Sang Pencipta, diciptakan menjadi bejana belas kasih/ kemurahan Tuhan. Jika kita rela kehilangan hak untuk memuliakan Tuhan, maka kita berada dalam tangan belas kasih Tuhan yang besar, yang bisa menjadikan yang kecil menjadi besar, 5 roti 2 ikan untuk 5.000 orang. Jangan takut untuk melayani Tuhan, ada tangan belas kasih Tuhan yang besar, yang sanggup mencukupkan segala-galanya.
- Tanah liat diciptakan menjadi manusia baru yang sempurna, sama mulia dengan Tuhan, seperti ciptaan semula, kembali pada gambar dan teladan Allah Tritunggal lewat penciptaan kembali/ pembaharuan/ keubahan hidup.
Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Berbuah = berubah. Sembilan buah Roh dibagi menjadi 3:
- Kasih, sukacita, damai sejahtera = gambar dan teladan Allah Bapa = Tuhan.
- Kesabaran, kemurahan, kebaikan = gambar dan teladan Anak Allah = Yesus.
- Kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri = gambar dan teladan Allah Roh Kudus = Kristus.
Kita kembali pada gambar dan teladan Allah Tritunggal, sama mulia dengan Allah Tritunggal.
Yeremia 18:1-6
18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 “Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu.”
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6 “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Waspada, dalam proses pembentukan tanah liat menjadi bejana kemuliaan (sama mulia dengan Tuhan), sering terjadi bejana yang rusak, pecah, hancur, tidak berguna (tanpa urapan Roh Kudus) sehingga menjadi bejana kemurkaan Tuhan untuk dibinasakan.
Roma 9:22
9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
Contoh bejana kemurkaan: Lewi duduk di rumah cukai, jahat dan najis.
Contoh lain:
Lukas 7:37-38
7:37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Perempuan tercemar/ pelacur = najis, tidak setia, malas, jahat.
Tuhan memanggil kita semua untuk menjadi bejana kemuliaan (memuliakan nama Tuhan) dan untuk menjadi sempurna (sama mulia dengan Tuhan). Sekalipun ada yang rusak/ pecah, Tuhan masih memperhatikan kita. Jika kita bisa makan bersama Tuhan = bisa mendengar firman pengajaran yang benar, maka Tuhan sedang memperhatikan kita semua, bejana yang pecah.
Kejadian 1:2
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Keadaan bejana yang pecah/ rusak seperti bumi sebelum diciptakan:
- Tanpa bentuk = campur baur dengan dosa sampai puncak dosa, tidak ada bentuk kebenaran dan kesucian.
- Kosong/ hampa = tidak ada kepuasan Surga, kering rohani sehingga mencari kepuasan di dunia (berbuat dosa), atau kepuasan dunia masuk ke gereja (gereja dijadikan seperti diskotik, dll).
- Gelap gulita = takut, stres, masa depan gelap, gagal, sampai kegelapan paling gelap di neraka selama-lamanya.
Namun ada Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, ada pertolongan Tuhan. Saat kita mendengar firman pengajaran yang benar, Roh Kudus (= tangan Tuhan) ada di tengah kita. Roh Kudus melayang-layang di atas permukaan air = titik nol. Titik nol adalah di bawah kaki Tuhan, mendengar firman Tuhan. Seperti perempuan yang tercemar (= bejana pecah), saat mendengar firman, bisa merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.
Lukas 7:38
7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Karena pekerjaan firman pengajaran, maka perempuan (= gereja Tuhan) bisa merendahkan diri di bawah kaki Yesus:
- Mencium kaki Yesus = berdamai. Firman menunjuk dosa-dosa sehingga kita bisa sadar, menyesal, menangisi dosa, mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kita hidup dalam kebenaran, kembali pada kebenaran.
- Menyeka kaki Yesus dengan rambut = menanggalkan kebanggaan-kebanggaan.
Dosa harus pergi, kebanggaan juga harus pergi. Maka Roh Kudus akan turun di tengah kita sekalian. Roh Kudus sama dengan tangan Tuhan yang memegang kita. Kalau kita sudah mengalami mujizat secara rohani, Roh Kudus membaharui kita sampai menjadi bejana kemuliaan, sampai sama mulia dengan Tuhan, maka mujizat jasmani pasti terjadi.
Roh Kudus akan melakukan mujizat secara jasmani, yang hancur menjadi baik, yang gagal menjadi berhasil dan indah, yang berdosa menjadi hidup benar dan suci, sampai kita sempurna seperti Tuhan.
Roma 11:29
11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Tuhan tidak pernah menyesali panggilannya, sekalipun ada yang pecah/ rusak, Tuhan tetap tidak menyesali panggilannya. Tuhan sedang mengulurkan tangan Roh Kudus untuk menolong, memperbaiki, membaharui kita sehingga semua menjadi baik, berhasil dan indah, sampai sempurna. Jangan tutupi kerusakan-kerusakan, tapi datang kepada Tuhan apa adanya, biarlah tangan Tuhan (Roh Kudus) menjamah kita semuanya.
Tuhan memberkati.