Jadi, kembali ke Firdaus lewat teladan jejaknya Tuhan Yesus.
1 Petrus 2: 21
3 macam jejak Tuhan Yesus:
Tidak mungkin mulia kalau tidak mati. Itu sebabnya, jejak ini harus urut.
AD. 1. JEJAK KEMATIAN
1 Petrus 2: 23-24
Jejak kematian adalah mati terhadap dosa! Artinya bertobat. Sekalipun miskin, tapi mencuri, itu belum bertobat.
Praktiknya:
Bilur-bilur Tuhan ini untuk menyembuhkan sakit jasmani dan sakit rohani. Kalau Tuhan ijinkan kita sakit, itu supaya kita koreksi diri dan bertobat. Itu obat nomor satu. Kalau rohani kita sehat, maka tandanya ada damai sejahtera.
Sehat ini juga termasuk sehat nikahnya. Sebab itu kita harus bertobat!
Inilah jejak kematian untuk mencapai Firdaus.
AD. 2 JEJAK KEBANGKITAN
1 Petrus 2: 24
Jejak kebangkitan adalah hidup untuk kebenaran. Kalau tidak benar, JANGAN LAKUKAN! Apapun jabatan kita, kalau tidak benar, itu belum bangkit!
Dengan hidup benar, kita sedang menuju ke Firdaus.
Praktik hidup untuk kebenaran:
Kalau kita menyulungkan ibadah pelayanan dan hidup dalam kebenaran, maka hasilnya tidak ada lagi kekuatiran, tapi yang ada adalah penyerahan sepenuh, percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Hasil kedua adalah semua yang kita butuhkan, ditambahkan oleh Tuhan.
Saat segala sesuatu baik, jangan bergantung pada itu. Karena Tuhan bisa ijinkan semua itu habis, supaya kita berharap pada Tuhan.
Roma 8: 32
Ditambahkan oleh Tuhanartinya: salib Yesus sanggup memenuhi segala kebutuhan kita untuk hidup sekarang sampai hidup yang akan datang, bahkan sampai pada hidup kekal.
Sebab itu, jangan gampang meninggalkan ibadah pelayanan. Jangan seenaknya tinggalkan ibadah pelayanan. Sebisa mungkin, jangan sampai terhalang dalam ibadah pelayanan.
Mempertahankan yang tidak benar, itu sama dengan antikris yang tidak mati dan tidak bangkit. Tapi kalau kita mempertahankan yang benar, maka Tuhan yang akan beserta kita.
AD. 3. JEJAK KEMULIAAN
1 Petrus 2: 25
Jejak kemuliaan adalah jejak dalam penggembalaan. Artinya, kita harus tergembala. Kalau tidak tergembala, tidak akan pernah sampai pada kemuliaan.
Amsal 12: 26
Kalau kita sudah hidup benar, maka kita bisa hidup tergembala, sebab orang benar akan mendapati tempat penggembalaannya. Tapi kalau hidup itu sudah tidak benar, maka tidak akan bisa tergembala.
Menentukan tempat penggembalaan jangan berdasarkan pikiran dan pandangan manusia.
Kalau tidak mantap dalam penggembalaan, maka hidup itu tidak ada tempat untuk berpegang pada Pokok yang benar, sehingga hidup itu tidak akan pernah berbuah.
Gembala yang benar, pasti tergembala, tidak pergi sana sini. Kalau hidup benar, maka Tuhan pasti akan menuntun kita pada penggembalaan yang benar.
Tugas pokok gembala yang benar adalah memberi makan domba-domba. Kalau gembala tidak memberi makan domba-domba, maka gembala yang akan makan domba-domba. Dan kalau gembala makan domba-domba, itu lebih sadis dari binatang buas.
Tugas gembala juga membawa domba-domba pada persekutuan yang benar.
Tugas gembala juga bukan beranak domba, tapi membawa domba-domba masuk ke kandang.
Domba yang benar adalah berada/tekun di kandangdan makan firman penggembalaan.
Segala kebutuhan domba tersedia kalau domba makan firman penggembalaan. Tapi kalau domba tidak mau makan firman penggembalaan, domba itu akan dimakan binatang buas dan berakhir pada kebinasaan.
Kenapa dalam penggembalaan ini ada jejak kemuliaan?
Kidung Agung 2: 16
Arah penggembalaan membawa sidang jemaat pada bunga bakung, itulah kemuliaan mempelai (Kidung Agung 2: 1-2), dimana Yesuspun juga bunga bakung. Dan inilah perjalanan kita untuk bisa kembali ke Firdaus.
Sebab itu, kita harus sungguh-sungguh mengarah pada bunga bakung (kemuliaan mempelai). Dan itu hanya bisa kita dapatkan lewat penggembalaan.
Tapi posisi kita disini adalah seperti bunga bakung diantara duri-duri. Artinya, posisi hidup kita yang mulai mengarah pada kemuliaan, berada di lembah-lembah yang berduri. Memang disanalah tempat kita. JANGAN KAGET!
Berada di lembah, artinya tidak menonjol. Jangan sekali-kali menonjolkan diri!
Mungkin kita menghadapi lembah ini. Tapi jangan takut, sebab Tuhan sudah lebih dahulu turun ke lembah maut, sehingga Ia mampu mengulurkan Tangan kemurahan dan kebajikan pada kita.
3 lembah yang kita hadapi:
Jadi, Tangan kemurahan Tuhan mampu mengangkat kita dari lembah untuk memberi kita hidup yang indah dan mulia di dunia ini tepat pada waktunya, bahkan sampai ke awan-awan yang permai saat Yesus datang kembali, masuk dalam kemuliaan yang rohani.
Kidung Agung 6: 10
Mungkin hidup kita masih kering, masih sukar dan masih ada maut. Tapi kalau kita sungguh-sungguh, ada Tangan kemurahan dan kebajikan yang bertanggung jawab atas hidup kita sampai menjadikan kita mempelai wanita Tuhan untuk selama-lamanya dan kita kembali ke Firdaus untuk masuk ke kerajaan Surga selama-lamanya.
Tuhan memberkati.