Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Tema kita di dalam
Matius 25: 6.
Matius 25: 6
25: 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Ini satu-satunya suara/kabar yang dibutuhkan pada tengah malam, yaitu
KABAR MEMPELAI.
‘
tengah malam’merupakan keadaan yang paling gelap, yang menunjuk pada akhir jaman.
Ada
2 macam pemberitaan firman Allah(makanan rohani) menurut Rasul Paulus:
- Injil keselamatan= firman penginjilan = susu.
Efesus 1: 13
1: 13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Amsal 25: 25
25: 25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.
‘negeri yang jauh’ = surga.
Injil keselamatan = kabar baik.
Orang yang berdosa itu bagaikan berada di padang gurun dunia yang kehausan (terus berbuat dosa), sehingga memerlukan seteguk air dari surga dan diselamatkan.
Injil keselamatan adalah Injil yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali ke dunia dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Tandanya adalah
- Percaya Yesus.
- Bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
- Lahir baru dari air dan Roh = baptisan air dan baptisan Roh Kudus (‘dimeteraikan dengan Roh Kudus’), sehingga menghasilkan hidup baru = hidup Surgawi. Ini seperti waktu Yesus dibaptis, langit terbuka dan burung merpati (Roh Kudus) turun keatasNya.
Dulu kita dilahirkan oleh ibu kita masing-masing hanya untuk mendapatkan hidup jasmani (tidak bisa untuk hidup di surga). Dalam kehidupan secara jasmani kita bisa berbuat dosa dan sakit, tetapi di surga hal seperti ini tidak ada. Oleh sebab itu kita perlu dilahirkan oleh Tuhan (dilahirkan dari air dan Roh), untuk mendapatkan hidup surgawi yaitu hidup dalam kebenaran. Benar sama dengan selamat.
Upah dosa adalah maut, sebab itu semuanya harus benar. Mulai dari soal pribadi harus benar (SIM, KTP, helm), keuangan, nikah, pelayanaan juga harus benar.
Kesaksian:
"Dulu, kami sekeluarga bukan lah orang Kristen. Saya mencari keselamatan di kuburan-kuburan dan minum air kembang. Setelah kami mendengar injil keselamatan ‘Yesus satu-satunya Juruselamat’, maka kami diselamatkan."
Injil keselamatan ini bagaikan susu untuk bayi-bayi (jiwa-jiwa baru), sebab itu perlu ditingkatkan lagi supaya bisa bertumbuh.
- Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus= firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bertama dua = makanan keras = Kabar Mempelai.
Di rumah-rumah ibadah, Yesus selalu menginjil, tetapi juga mengajar. Jadi ada penginjilan dan ada juga pengajaran.
2 Korintus 4: 3-4
4: 3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4: 4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga untuk menyucikan (mendewasakan rohani) orang-orang yang sudah selamat supaya menjadi sempurna dan tak bercacat cela seperti Dia. Ini yang disebut sebagai mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan yang permai.
Dalam
Efesus 5, Yesus sebagai kepala (suami) dan kita sebagai tubuh-Nya (istri). Di dalam tema
Matius 25, ada 10 gadis yang siap menyambut kedatangan Yesus (menantikan kedatangan Yesus), tetapi hanya 5 gadis yang berhasil, sedangkan 5 gadis lainnya gagal. Demikian juga
di dalam ibadah, tidak semuanya berhasil. Ibadah pelayanan Kain ditolak Tuhan, sedangkan Habel diterima. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati, jangan asal beribadah, sebab ada yang berhasil dan ada yang tidak!
Disebut sebagai kabar mempelai, karena menunjukkan Yesus sebagai Mempelai Pria dan mempersiapkan/menyucikan kita untuk menjadi mempelai wanita.
Matius 24: 31
24: 31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinyadan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.‘
dari keempat penjuru bumi’ = seluruh dunia, seluruh bangsa dan suku bangsa.
Pada akhir jaman,
malaikat meniup sangkakala yang dahsyat bunyinyauntuk menyatukan dan menyucikan sidang jemaat dari 4 penjuru bumi sampai menjadi sempurna seperti Yesus dan menjadi mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Jika
Matius 25: 6 dihubungkan dengan
Matius 24: 31,
ini sama-sama terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Jadi
kabar mempelai(firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) =
bunyi sangkakala yang kerasuntuk mempersiapkan gereja Tuhan menjadi sempurna seperti Yesus = menjadi tubuh Kristus yang sempurna = menjadi mempelai wanita surga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali.
Kabar mempelai ini bukanlah kabar yang porno dan sebagainya, justru ini berbicara tentang
penyucian.
‘
mempelai’ disini dalam arti rohani. Alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani, tetapi sudah hancur. Dalam kabar mempelai, ini juga tentang nikah yang rohani dan nikah-nikah yang hancur akan diperbaiki oleh kabar mempelai.
Sekarang, kita bandingkan antara Mempelai Pria dan mempelai wanita.
Yesus sebagai Mempelai Pria Surgaadalah manusia darah daging yang mati di kayu salib, tetapi bangkit dan naik ke Surga dalam tubuh kemuliaan.
Kalau bukan manusia darah daging, maka tidak akan bisa menikah. Seandainya Yesus tidak mati, Dia tidak bisa menjadi sempurna. Tubuh kemuliaan (tubuh yang sempurna) bukan seperti tubuh kita yang banyak hawa nafsu dan keinginannya.
Gereja Tuhan sama dengan mempelai wanita Surgaadalah manusia darah daging yang menerima bunyi sangkakala yang keras, sehingga mengalami penyucian dan keubahan hidup sampai sempurna dan sama mulia seperti Yesus (memiliki tubuh kemuliaan seperti Yesus).
Jadi, Yesus dan gereja Tuhan sama-sama manusia darah daging. Kita merupakan manusia daging yang berdosa, tetapi Yesus tidak berbuat dosa. Yesus lewat kematian lalu bangkit dalam tubuh kemuliaan, sedangkan kita lewat bunyi sangkakala yang keras (kabar mempelai).
Jika tidak ada kabar baik, maka tidak akan ada jiwa yang baru. Jadi, kabar baik itu penting, tetapi harus dilanjutkan dengan kabar mempelai.
Ini harus bekerja sama!Markus 8: 38
8: 38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
= Yesus datang dalam kemuliaan, pengiringNya adalah malaikat-malaikat kudus.
Malaikatadalah roh, sehingga tidak bisa menjadi mempelai Tuhan, tetapi hanya menjadi pengiring. Roh itu kuat, karena itu tidak perlu jatuh dalam dosa. Tetapi kalau malaikat berbuat dosa, maka tidak ada pemgampunan lagi dan langsung menjadi setan (‘
roh itu kuat, daging lemah’).
Manusiaini merupakan darah daging, sehingga bisa menjadi mempelai. Manusia adalah
darah daging yang lemah, seringkali jatuh dalam dosa, tidak berdaya apa-apa, sehingga
harusmenerima Kabar Mempelai
mulai sekarangini supaya kita
disucikan dan diubahkan sedikit demi sedikit. Sampai saat
bunyi sangkakala terakhir, kita diubahkan menjadi sempurna, sama mulia dengan Yesus dan menjadi mempelai wanita Surga.
Kabar mempelai bagaikan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua:
- tajam I untuk memotong (penyucian).
- tajam II untuk membaharui.
Misalnya: tangan ini suka mencuri, lalu dipotong (disucikan), sehingga tidak mencuri lagi dan malah bisa memberi (dibaharui).
Oleh sebab itu, kita harus rutin mendengarkan kabar mempelai, supaya sedikit demi sedikit disucikan dan diubahkan.
Malam ini, kita tidak tahu, peringatan apa yang Tuhan tunjukan dalam hidup kita lewat Firman.
Jika saat ini Tuhan sedang memperingatkan kita akan dosa dan kekurangan (dalam nikah, pelayanan, keuangan), maka
kita harus berhenti dan jangan diteruskan. Kita datang beribadah jangan mencari yang lawak-lawak, tetapi mencari pedang (bunyi sangkakala).
Apa yang harus disucikan dan diubahkan?:
Kolose 3: 5-9
3: 5 Karena itu matikanlah dalam dirimusegala sesuatu yang duniawi, yaitu (1)percabulan, (2)kenajisan, (3)hawa nafsu, (4)nafsu jahat dan juga (5)keserakahan, yang sama dengan (6)penyembahan berhala,
3: 6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3: 7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.3: 8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu (1)marah, (2)geram, (3)kejahatan, (4)fitnah dan (5)kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3: 9 Jangan lagi kamu (6)saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
Kita harus mengalami penyucian lahir dan batin, yaitu:
- ay. 5-7= penyucian lahir dari 6 perbuatan dosa yang mendarah daging (di luar):
- percabulan,
- kenajisan,
- hawa nafsu,
- nafsu jahat,
- keserakahan,
- penyembahan berhala.
Serakah adalah merampas milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus). Jika serakah, biasanya juga kikir (tidak bisa memberi).
Angka ‘6’ menunjuk pada manusia darah daging yang diciptakan oleh Tuhan pada hari ke-6.
- ay. 8-9 = penyucan batin dari 6 dosa yang di dalambatin:
- marah,
- geram,
- kejahatan,
- fitnah,
- kata-kata kotor,
- dusta.
6 dosa di dalam hati/batin manusia ini tidak kelihatan, tetapi bisa dirasakan sampai meluap kemulut (‘dari dalam hati, meluap kemulut’).
Bukti kita mengalami penyucian lahir dan batinadalah sampai
tidak ada dusta. Jika "ya" katakan "ya", jika "tidak" katakan "tidak" = berkata benar, terutama soal Firman.
Jika “
ya, tetapi ....”, itulah ular (‘
selebihnya itu dari si jahat’).
Jika sudah mengalami penyucian lahir dan batin dari manusia lama sampai tidak ada dusta, maka terjadi
pembaharuan.
Kolose 3: 9-14
3: 9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3: 10 dan telah mengenakan manusia baruyang terus-menerus diperbaharuiuntuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3: 11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3: 12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah (1)belas kasihan, (2)kemurahan, (3)kerendahan hati, (4)kelemahlembutan dan (5)kesabaran.
3: 13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan (6)ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3: 14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah (7)kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
“
dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat” = tidak ada lagi Bangsa Kafir (‘
orang tak bersunat’) dan Bangsa Israel.
7 tanda manusia baru yaitu
- Belas kasihan, yaitu tidak menghakimi, juga tidak mengelus orang berdosa. Orang berdosa jangan dihakimi dan jangan dielus, melainkan dibawa kepada Tuhan.
- Kemurahan: dermawan.
- Kerendahan hati, yaitu kemampuan untuk mengaku dosa. Kalau kita berbuat salah harus mengaku. Seringkali kita berbuat salah, tidak mau mengakui dosa, malah menyalahkan orang lain.
- Kelemahlembutan, yaitu kemampuan untuk menerima firman pengajaran yang keras. Banyak orang suka mendengarkan firman yang menyenangkan saja (‘saudara diberkati, luar biasa’). Tetapi, begitu mendengarkan firman yang keras (‘saudara anjing, babi’), tidak mau datang beribadah lagi.
- Sabar, yaitu sabar menunggu waktu Tuhan, tidak mencari jalan keluar sendiri di luar firman.
- Mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
- Kasih, yang mempersatukan dan menyempurnakan kita menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna, mempelai wanita Tuhan. Angka ‘7’ sama dengan sempurna.
Yesus mati di kayu salib dan bangkit untuk menjadi Mempelai Pria surga. Kita sekarang dalam proses disucikan dan diubahkan untuk menjadi mempelai wanita surga.
Matius 24: 3124:31. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Kolose 3: 103:11. dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
‘
tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi’ = tidak ada lagi Bangsa Israel dan Kafir, semuanya menjadi satu.
Kalau 2 ayat diatas digabungkan, orang-orang dari 4 penjuru bumi dijadikan hanya 2 kelompok yaitu Yunani dan Yahudi.
Artinya, semua bangsa di dunia hanya di kelompokan menjadi 2 yaitu Israel sebagai umat pilihan Tuhand an bangsa kafir.
Siapa yang bisa disucikan dan diubahkan untuk menjadi mempelai wanita Tuhan(memiliki tubuh kemuliaan seperti Yesus)?
- Bangsa Israel dan bangsa Kafir dari empat penjuru bumiyang mendengar dan dengar-dengaran pada bunyi sangkakala yang keras(Firman pengajaran yang keras).
Tidak peduli baik bangsa Israel asli atau kafir, kalau sama-sama mau mendengarkan dan dengar-dengaran kepada kabar mempelai, maka keduanya bisa menjadi mempelai wanita (menjadi satu tubuh yang sempurna).
Kesaksian:
"Mohon maaf, kalau kita ke Israel membawa kabar bahwa Yesus sudah datang ke dunia dan mati di kayu salib, akan ditolak. Saya baru dua kali ke Israel, guidenya hafal tentang perjanjian lama. Kalau saya tanya ‘bagaimana tentang Yesus?’ dia malah tertawa dan menjawab ‘itulah bedanya kita’. Jadi kalau kita membawa kabar baik, mereka akan menolak, karena menganggap Yesus sebagai anak tukang kayu. Kalau membawa kabar mempelai ‘Yesus akan datang sebagai Raja’, maka mereka akan menerima. Inilah bunyi sangkakala yang ditunggu-tunggu."
Firman pengajaran yang benar (firman pengajaran yang keras), itulah Alkitab, jangan ditambah dan dikurangi, tetapi dibukakan rahasianya, yaitu ayat menerangkan ayat.
- Orang yang mati di dalam Yesus dan orang yang hidup dalam Yesus sampai kedatanganNya kedua kali.
1 Korintus 15: 50-52
15: 50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
15: 51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15: 52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
‘Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia’ = yang namanya rahasia tidak semua orang tahu, termasuk orang Kristen pun tidak semuanya tahu.
‘kita tidak akan mati semuanya’= ada orang Kristen yang meninggal (seperti Rasul Paulus) dan ada yang hidup sampai Tuhan Yesus datang.
Yang sudah meninggal dunia, nanti akan dibangkitkan, sehingga mempunyai tubuh kemuliaan seperti Yesus. Kalau kita diijinkan hidup sampai Tuhan Yesus datang kedua kali, kita akan langsung diubahkan dalam tubuh kemuliaan.
Oleh sebab itu, dalam ibadah jangan mendengar lawak-lawak supaya kita tahu saat sangkakala terakhir dibunyikan. Kalau mendengar lawakan, kita akan bosan terhadap bunyi sangkakala dan kita tidak akan terangkat. Sekarang kita harus mendengar bunyi sangkakala dalam ibadah masing-masing, karena dunia sudah semakin gelap (paling gelap) dan tidak ada kekuatan selain dari kabar mempelai yang bisa menolong kita.
Mati dan hidup tidak penting, sebab itu merupakan kemurahan dan otoritas Tuhan. Yang penting adalah selama hidup kita harus mendengar dan dengar-dengaran pada bunyi sangkakala yang keras, sehingga kita terus mengalami penyucian dan keubahan hidup secara terus menerus.
Dan saat Yesus datang kedua kali, terdengar bunyi sangkakala yang terakhir dan akan terjadi 2 peristiwa besar:
- Orang yang mati dalam Yesus akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan seperti Yesus.
- Orang yang masih hidup dalam Yesus sampai Ia datang akan diubahkan dalam sekejap mata dalam tubuh kemuliaan.
Inilah yang disebut dengan tubuh Kristusyang sempurna, yaitu bangsa Israel dan kafir, baik yang mati dalam Yesus maupun yang hidup dalam Yesus sampai Yesus datang kembali.
Jadi, sasaran kabar mempelai sampai kepada nikah yang rohani di dalam Tuhan. Kalau cuma sampai nikah yang jasmani (nikah rumah tangga indah dan baik), ini terlalu kecil.
Markus 9: 1
9: 1 Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di siniada yang tidak akan matisebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di siniada yang tidak akan mati” = ini disebutkan oleh Yesus pada 2000 tahun yang lalu. Jika sekarang ditafsirkan ‘
tidak meninggal dunia sampai sekarang’
, berarti ada orang yang berusia 2000 tahun dan kenyataannya tidak ada manusia yang hidup sampai berusia 2000 tahun.
Tetapi, istilah '
Tidak akan mati' bukan berarti tidak meninggal dunia, tetapi
tidak dikuasai mautdan nanti akan dibangkitkan oleh bunyi sangkakala dalam tubuh kemuliaan.
Roma 6: 9
6: 9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.Jika sudah terbentuk mempelai wanita (menjadi satu tubuh) yang terdiri dari bangsa kafir dan Israel, baik yang hidup maupun yang mati dalam Tuhan, kita akan bertemu Yesus di awan-awan. Inilah
perjamuan kawin Anak Domba.
Wahyu 19: 6-7,9
19: 6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19: 7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19: 9 Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”Saat Yesus datang kedua kali (terdengar bunyi sangkakala yang terakhir), akan terjadi 2 peristiwa besar lagi:
- Peristiwa dari surga ke bumi, yaitu Yesus turun dari Surga dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga diiringi oleh malaikat-malaikat yang kudus.
- Peristiwa dari bumi, yaitu gereja Tuhan yang mendengar bunyi sangkakala yang terakhir, maka yang mati dalam Yesus akan dibangkitkan dan yang hidup dalam Yesus akan diubahkan, sehingga keduanya bertemu di awan-awan yang permai. Inilah nikah yang rohanidengan sorak sorai 'haleluya'.
Alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani antara Adam dan Hawa, tetapi sudah telanjang dan hancur. Korban perang dunia I dan II bisa dihitung, tetapi korban nikah yang hancur tidak bisa dihitung. Dari Istana Presiden sampai kolong jembatan, sudah terjadi kehancuran nikah. Oleh sebab itu, sekarang harus diperdengarkan bunyi sangkakala (ini menjadi tugas kita), supaya nikah yang hancur dibawa kepada nikah rohani (nikah yang sempurna).
Termasuk kami sebagai hamba-hamba Tuhan, terjadi kehancuran nikah dan buah nikah.
Kesaksian:
"Saya sudah bersaksi di mana-mana, saya takut mempunyai anak, sebab saya dulu hidup di gereja (sambil sekolah, saya tinggal dan membantu di gereja). Saya lihat, bagaimana anak-anak hamba Tuhan. Setelah saya menjadi hamba Tuhan, saya takut mempunyai anak, tetapi istri saya hamil. Sekarang saya sudah mengerti dan berdoa, yang penting ada bunyi sangkakala yang keras dan jangan bergurau."
Pintu masuk kita ke dunia adalah lewat nikah jasmani orang tua kita. Pintu keluar kita dari dunia adalah nikah rohani, yaitu Perjamuan Kawin Anak Domba Allah. Kaum muda harus menjaga permulaan nikah, kita yang sudah masuk nikah juga harus dijaga.
Jadi, jagalah nikah, hidup dan pelayanan kita lewat bunyi sangkakala yang keras!(firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua). Di situlah nikah kita disucikan dan diubahkan sampai bunyi sangkakala yang terakhir kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah.
Ini semua bukan dongeng. Tadi disebutkan
“Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.” dan kita harus percaya.
Mengapa sorak-sorai "Haleluya"?
- Sebab, "Haleluya" adalah penyembahan di Surga. Penyembahan di bumi harus merupakan pantulan dari penyembahan di Surga.
Wahyu 19: 1, 3-4
19: 1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19: 3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.”
19: 4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: “Amin, Haleluya.”
‘Haleluya’ merupakan bahasa surga.
Kami bersyukur memiliki kabar mempelai dalam terang tabernakel. Dulu Musa melihat surga di gunung Sinai, lalu Tuhan perintahkan untuk membuat surga di bumi. Tujuannya adalah apa yang kita lakukan di bumi bisa cocok dengan surga termasuk penyembahannya.
- Sebab, satu tubuh satu suara. "Haleluya" adalah satu suara yang sama di empat penjuru bumi. Tidak ada kata lain yang sama dari seluruh bangsa atau suku di dunia ini, kecuali kata “Haleluya”.
Tadi, tidak berdusta sampai tidak salah dalam perkataan. Sempurna itu tidak salah dalam perkataan (Yakobus 3: 2), hanya bisa menyebut “Haleluya” (‘satu tubuh, satu suara’).
Sebenarnya, manusia diciptakan oleh Tuhan dengan satu suara di Kitab Kejadian. Tetapi karena mendirikan menara Babel dan sombong, maka manusia dicerai beraikan oleh Tuhan, sehingga banyak bahasa-bahasa di dunia.
Tetapi, lewat kekuatan firman pengajaran yang keras, kita akan dikembalikan pada satu tubuh dan satu suara yang sama dengan Surga.
Wahyu 19: 6
19: 6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Kata "
Haleluya" adalah
penyembahankepada Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga.
Sampai nanti,
kata 'haleluya' inilah yang menentukan kita bisa naik atau tidak.
Sekalipun sudah memiliki pakaian, mahkota, semuanya sudah, tetapi jika tidak ada kata “
Haleluya”, tidak akan bisa naik.
Kalau tidak menyembah dengan '
haleluya', kita akan kering.
Mungkin banyak perkataan-perkataan yang salah atau perkataan dusta, tetapi biarlah lewat kekuatan bunyi sangkakala yang keras, kita bisa menyembah Tuhan dengan kata “
Haleluya”.
Zakharia 14: 17-18
14: 17 Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.14: 18 Dan jika kaum Mesir tidak datangdan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulahyang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.
‘
tidak akan turun hujan’= kering.
Jangan main-main!kalau
beda satu huruf sajadalam menyembah dengan '
Haleluya', akan
mati dipenggal.
Sama seperti dulu terjadi pada suku Efraim. Karena tidak bisa mengucapkan '
Syibolet' (mereka mengucapkan '
Sibolet',
hanya kurang 1 huruf saja), mereka mati dipenggal dan tidak bisa menyeberang.
Kalau bangsa Israel tidak datang menyembah Tuhan, maka akan kering.
Tetapi, jika bangsa Mesir (bangsa kafir) tidak menyembah Tuhan, bukan saja kering (tidak datang hujan air), tetapi juga ditimpa dengan
hujan tulahsampai kebinasaan.
Malam ini, biarlah kita satukan hati untuk menyembah Yesus Sang Raja lewat dorongan firman pengajaran yang benar dengan '
haleluya'.
Yesaya 44: 3
44: 3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Kuke atas keturunanmu, dan berkat-Kuke atas anak cucumu.Kalau menyembah Yesus Sang Raja dengan kata “
Haleluya”, maka
Dia akan mencurahkan hujan ke tengah-tengah kita:
- Hujan berkat Tuhan(berkat jasmani) sampai ke anak cucu, bahkan sampai hidup kekal (berkat keselamatan).
Daripada kita berbicara yang lain (memfitnah dan sebagainya), lebih baik kita bicara tentang pengajaran yang benar dan menyembah yang benar.
Kesaksian:
"Mohon maaf saya bersaksi, kalau dianggap sombong saya minta ampun. Saya di didik oleh guru saya, sejak pengerja saya disuruh ke Kalimantan untuk kotbah, tetapi tidak diberikan uang untuk ke hotel, terserah mau mencari firman dimana saja. Sekarang kegerakan Tuhan lebih cepat lagi, satu bulan ada dua kali ibadah persekutuan. 2 Minggu yang lalu kami dari Australia dan kami baru bisa mengumpulkan uang untuk ibadah persekutuan sekarang. Saya tidak pernah meminta sponsor atau menjual sesuatu untuk mengadakan ibadah persekutuan, kolekte tidak ada juga. Semua yang datang disini membayar sendiri-sendiri. Ini membuktikan hujan berkat Tuhan yang datang."
Kalau kita kesulitan hari-hari ini, biarlah kita banyak menyembah dan hujan berkat akan terjadi.
- Hujan Roh Kudus.
Malam ini, jangan kering rohani. Biarlah Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah kita. Kalau kering rohani, kita tidak akan bisa apa-apa, mulai tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan dan ditarik ke Babel.
Misalnya: gembala-gembala yang seharusnya kotbah sudah berhenti berkotbah, penyanyi-penyanyi sudah tidak setia lagi.
Yesaya 44: 4
44: 4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
‘seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai’ = ditepi sungai babel.
Sekarang, banyak hamba Tuhan (gembala-gembala) mau pensiun dengan macam-macam alasan. Sebenarnya bukan itu alasannya, tetapi karena sudah kering (‘tidak ada lagi air hujan’) dan dia sudah ditarik ke tepi sungai babel.
Mazmur 137: 1-2
137: 1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
137: 2 Pada pohon-pohon gandarusadi tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
Sehebat apapun pelayanan hamba Tuhan/anak Tuhan, itu hanya seperti pohon gandarusa (kecil dan lemah). Oleh sebab itu, kita membutuhkan Roh Kudus. Kalau tidak ada air Roh Kudus, pasti akan ditarik oleh Babel dan hancur. 'Menggantung kecapi' artinya meninggalkan ibadah pelayanan.
Biarlah malam ini kita dikuatkan oleh hujan Roh Kudus, sehingga tetap setia dan berkobar-kobar.
Jangan pernah menggantung kecapi sampai Tuhan datang!
Sehebat apapun bangsa Kafir, kalau tanpa Roh Kudus (kering rohani), hidupnya hanya seperti anjing dan babi.
Tabiat anjingmenunjuk pada perkataan yang kering (‘anjing menjilat muntah’) = perkataan dusta, menjelekkan orang lain dan perkataan fitnah (‘yang benar jadi salah dan sebaliknya’).
Kalau ada perkataan kering, jangan dilawan. Kalau ada hamba Tuhan berani mengata-ngatai hamba Tuhan yang benar, itu tandanya sudah kering.
Tabiat babimenunjuk pada perbuatan najis sampai puncaknya dosa, yaitu
- dosa makan-minum = merokok, mabuk, narkoba.
- dosa kawin-mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri), nikah yang salah (perselingkuhan, perceraian, kawin cerai). Sekarang ini kawin cerai sudah dilegalkan.
Tetapi syukur, malam ini, kalau ada hujan berkat dan Roh Kudus, maka akan terjadi
hujan mujizat.
Roma 15: 16
15: 16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
‘
bangsa-bangsa bukan Yahudi’ = bangsa Kafir.
Malam ini,
sekering apapun hidup kita, tetapi kalau mulut ini masih bisa menyembah Yesus Sang Raja dengan “
Haleluya”, maka
Roh Kudus sanggup mengadakan mujizat terbesar, yaitu penyucian dan keubahan hidup dari anjing dan babi menjadi dombaNya Tuhan (kehidupan yang perkataan dan perbuatannya benar). Keubahan hidup inilah yang tidak bisa ditiru oleh setan.
Kalau sakit menjadi sembuh, miskin menjadi kaya, masih bisa ditirukan oleh setan. Seandainya setan bisa berubah, setan lebih dulu berubah, sebab setan tahu neraka itu bagaimana. Karena setan tidak punya tubuh (hanya roh), biarpun sudah mendengar sangkakala, setan sudah tidak bisa berubah lagi.
Kita masih darah daging. Jika kita mendengarkan bunyi sangkakala, maka Roh Kudus akan dicurahkan dan terjadi mujizat. Senajis dan segagal apapun, akan terjadi mujizat.
Jika mujizat rohani terjadi, maka
mujizat jasmani juga terjadi, yaitu yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Zakharia 4: 6-7
4: 6 Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
4: 7 Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!”
Roh Kudus sanggup
meratakan gunung-gunung yang besar, artinya menyelesaikan semua masalah (yang mustahil menjadi tidak mustahil). Kalau gunung rata, kita bisa melihat kedepan artinya ada masa depan yang berhasil dan indah pada waktuNya.
Sampai batu utama diletakkan, yaitu kita masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatanganNya kedua kali.
Saya sangat merindu air Roh Kudus dicurahan ditengah kita semuanya dan itu sudah cukup.
Tuhan memberkati.