Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita, Yesus Kristus.
Tema kita selama 3 kali Ibadah Persekutuan adalah dalam Ayub 19:25.
Ayub 19:2519:25 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Yesus bangkit berarti Ia telah mati lebih dulu. Kita memperingati kematianNya dalam Jumat Agung, dan kebangkitanNya dalam Ibadah Paskah.
Wahyu 16:316:3 Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
Kita kaitkan dengan firman penggembalaan, yaitu tentang penghukuman cawan kedua. Air laut menjadi darah, seperti darah orang mati.
Siapakah air laut?
Yesaya 57:20-2157:20 Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.
57:21 Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.- Air laut = orang fasik/ berdosa yang hanya menimbulkan lumpur, yaitu mengeruhkan firman pengajaran yang benar dengan perbuatan-perbuatan dosa, bahkan sampai puncak dosa, lewat perbuatan, perkataan, pandangan, dsb. Selain itu, mereka juga menimbulkan sampah, artinya menjadi sampah masyarakat, tidak berguna bagi tubuh Kristus, hanya memilukan hati Tuhan, memedihkan hati orang tua, dan membuat gembala berkeluh kesah.
- Air laut = orang fasik/ jahat/ berdosa yang hidup tanpa damai sejahtera, tidak ada ketenangan, sehingga hidupnya letih lesu, berbeban berat, dan penuh air mata.
Kalau keadaan ini dibiarkan, akibatnya air laut akan menjadi darah, seperti darah orang mati. Artinya kematian rohani, tidak lagi bergairah dalam perkara rohani (berdoa, beribadah, melayani Tuhan), dan hanya bergairah untuk berbuat dosa. Mereka pasti masuk dalam kematian kedua di neraka selamanya.
Kita bersyukur, malam ini kita memperingati Jumat Agung, yaitu kematian Yesus di kayu salib untuk menebus orang fasik/ jahat/ berdosa, supaya tidak mengalami kematian rohani bahkan kematian kedua di neraka selamanya.
Lukas 23:5323:53 Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat.
Kalau Yesus dikubur, berarti Dia benar-benar mati. Kita memperingati Jumat Agung supaya kita mengalami pengalaman kematian (salib) bersama Yesus. Kita mempelajari ada 4 pribadi yang terkait dengan penguburan Yesus:
- Perempuan yang mengurapi Yesus sebagai persiapan kematianNya.
Markus 14:3,8
14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
14:8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
Perempuan yang mengurapi Yesus = perempuan yang mengalami pengalaman kematian/ salib bersama Yesus. Prakteknya adalah hidup dalam urapan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 2:36-38
2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Prosesnya adalah:
- Mendengar firman Allah, sampai tahu dengan pasti bahwa Yesus yang disalibkan adalah Tuhan dan Kristus. Kita mendengar firman sampai mengerti (di akal budi) dan percaya (di hati). Kemudian hati terharu = kita bisa menyadari dosa kita. Yesus tidak berdosa namun disalib untuk menebus kita dari dosa. Kita menyadari dosa, menyesal, mengaku pada Tuhan dan sesama (vertikal dan horizontal = tanda salib), dan kita mengalami pengampunan dosa lewat darah Yesus. Dengan demikian, kita tidak lagi dihukum.
- Bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan = mati terhadap dosa.
- Masuk baptisan air yang benar. Orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat, harus dikubur dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit dalam hidup baru (hidup dalam kebenaran).
- Menerima baptisan Roh Kudus. Kita menerima urapan bahkan kepenuhan Roh Kudus. Roh Kudus akan memberikan karunia-karunia Roh Kudus, yaitu kemampuan ajaib dari Roh Kudus untuk kita bisa beribadah dan melayani Tuhan sesuai jabatan dan pelayanan yang Tuhan berikan bagi kita. Perempuan yang mengurapi Yesus tidak lagi melayani banyak laki-laki, tetapi hanya hidup benar dalam urapan Roh Kudus dan hanya melayani Yesus (satu laki-laki).
Jika kita tekun dan setia dalam karunia dan jabatan pelayanan, ditambah mengikuti fellowshipyang benar, maka karunia dan jabatan kita akan meningkat terus sampai menjadi permanen. Karunia dan jabatan yang permanen = mahkota 12 bintang di atas kepala mempelai (Wahyu 12:1). Mahkota mempelai adalah untuk kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai, dan kita bisa masuk Perjamuan Kawin Anak Domba Allah.
Kidung Agung 3:11
3:11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Kita memang masuk dalam pengalaman kematian (salib) saat mendengar firman. Dosa kita ditunjuk, bertobat, dibaptis, dan hidup dalam kebenaran. Namun, di balik semua itu, kita akan mendapatkan mahkota mempelai.
- Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus.
Yohanes 19:38-40
19:38 Sesudah itu Yusuf dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi -- meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.
19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
19:40 Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.
Yusuf dari Arimatea = orang kaya.
Nikodemus = guru, orang pandai.
Keduanya orang terpandang dan memiliki kedudukan, namun mau mengambil resiko untuk meminta mayat Yesus dan menguburkannya, sama dengan mau mengambil resiko untuk mengalami pengalaman kematian bersama Yesus. Lalu, mengapa kita tidak mau mengambil bagian dalam pengalaman kematian bersama Yesus? Apa sebabnya kita menolak? Siapa kita?
Praktek mengalami pengalaman kematian bersama Yesus dalam hidup sehari-hari adalah:
- Yusuf dari Arimatea membawa kain lenan halus berwarna putih = perbuatan kebenaran dan kebajikan.
Putih = benar, baik. Salah satu bentuk perbuatan kebenaran dan kebajikan adalah memberikan waktu, tenaga, pikiran, uang, sampai memberi seluruh hidup kita untuk pembangunan tubuh Kristus. Kita harus benar lebih dulu, baru kemudian bisa memberi. Kalau tidak, korban kita akan menjadi seperti korban orang fasik.
Semua harus dikorbankan untuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus, kecuali satu, yaitu firman pengajaran benar (Yesus sebagai Kepala) tidak boleh dikorbankan. Kalau kita mengorbankan Yesus, maka kita menjadi seperti tubuh tanpa kepala = tanpa pikiran dan perasaan, sama dengan menjadi seperti binatang buas.
2 Korintus 9:7-8
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Syarat memberi adalah:
- Memberi dengan sukarela, tidak dengan terpaksa, tidak memaksa ataupun dipaksa. Semua sesuai dengan gerakan dari Tuhan sebagai Kepala, yaitu lewat firman pengajaran yang benar.
- Memberi dengan sukacita. Sukacita Sorga tidak bisa dipengaruhi oleh apa pun di dunia ini.
Hasilnya adalah kita mendapatkan/ mengalami kasih karunia Tuhan. Berapapun yang kita korbankan, tidak bisa dibandingkan dengan kasih karunia/ kemurahan/ belas kasih Tuhan yang tidak terbatas. Untuk apa?
- Untuk memelihara hidup kita sampai melimpah (“takkan kekurangan aku”, Mazmur 23:1), sampai kita bisa mengucap syukur pada Tuhan.
- Untuk melimpahkan perbuatan kebenaran dan kebajikan = jubah putih berkilau-kilau = pakaian mempelai Tuhan. Dengan demikian, kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai, sampai kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah.
Wahyu 19:7-8
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
- Nikodemus memberikan rempah-rempah harum = bahan ukupan untuk Mezbah Dupa Emas = doa penyembahan.
Yesus mengajarkan doa satu jam, doa puasa (40 hari menunjuk perobekan daging sepenuh), dan doa semalam suntuk.
Doa penyembahan adalah proses penyaliban/ pembakaran daging dengan segala keinginan, tabiat, dan hawa nafsunya, sehingga kita bisa menghasilkan asap berbau harum ke hadirat Tuhan.
Kita menaikkan asap harum bagi Tuhan, tetapi abu (berkatnya) bagi kita. Kita tidak perlu ragu untuk menaikkan doa penyembahan kepada Tuhan. Apa yang harus dibakar? Nikodemus adalah seorang guru agama. Guru selalu menggunakan logika, pikiran daging, logis/ benar namun seringkali tidak sesuai dengan kehendak Tuhan (mematikan iman). Hanya iman yang bisa menghasilkan mujizat, bukan logika.
Yohanes 3:3-4,9
3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Selama kita menggunakan logika, pasti banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin? Apa bisa? Kita menjadi bimbang sampai tidak percaya pada Tuhan, sehingga iman menjadi mati. Firman tidak boleh dibuat sebagai ilmiah/ pengetahuan, tetapi firman adalah ilham, ayat menerangkan ayat dalam Alkitab. Dari iman, kita bisa mengalami mujizat rohani (keubahan hidup), termasuk mujizat jasmani.
Kebimbangan harus diubah menjadi percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan. Kita hanya menyeru "Haleluya", sehingga tidak ada pertanyaan lagi, sebab kita percaya/ yakin sepenuh pada Tuhan. Kalau Yesus datang kedua kali, kita bisa masuk dalam himpunan suara mempelai, rumah doa terbesar, yaitu jemaat dari keempat penjuru bumi. Kita siap sedia untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Di balik pengalaman kematian, ada pakaian mempelai (pakaian putih berkilau-kilauan), juga suara mempelai.
- Maria yang berdiri di dekat kubur dan menangis.
Yohanes 20:10-11
20:10 Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah.
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
Praktek pengalaman kematian dari Maria adalah setia dan dapat menikmati pengalaman kematian bersama Yesus. Jika kita sudah bisa menikmati pengalaman kematian, maka kita sudah dekat dengan pengalaman kebangkitan dan kemuliaan. Hati-hati, kalau kita mau cepat-cepat keluar dari pengalaman kematian, pasti mencari jalan keluar sendiri yang di luar firman pengajaran yang benar (di luar kehendak Tuhan). Ini sama dengan berbuat dosa, akibatnya adalah berada di jalan buntu dan menuju kebinasaan, seperti kereta yang keluar dari rel.
Dalam pengalaman kematian, biarlah kita banyak menangis dan mencucurkan air mata, seperti kita sedang meminum anggur asam bercampur empedu. Kita banyak mengoreksi diri sendiri. Tangisan kita bukan karena pencobaan, tetapi kita mengarahkan tangisan kita pada tangisan yang berkenan pada Tuhan.
- Kita menangis supaya kita tidak terpisah dari Tuhan.
Yohanes 20:13
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Kita menangis saat sakit, namun apakah kita menangis saat kita tidak bisa beribadah dan melayani Tuhan?
Kita harus setia dalam penggembalaan, setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Selama kita setia = kita selalu bersama Yesus, maka hidup kita dalam tangan Tuhan yang berkuasa untuk melakukan segala sesuatu yang kita butuhkan secara rohani maupun jasmani. Namun, begitu kita terpisah dari Tuhan karena tidak setia dalam ibadah dan pelayanan yang benar, maka kita berada dalam tangan setan yang akan menghancurkan dan membinasakan kita.
- Kita menangis untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman Allah.
Wahyu 5:4-5
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Yohanes 20:16
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
Saat pembukaan rahasia firman, Tuhan sedang mengenal kita sedalam-dalamnya. Tuhan tahu kedalaman isi hati kita. Maria juga bisa mengenal Yesus sedalam-dalamnya, mengenal Yesus yang begitu mengasihi kita. Pengenalan kita akan pribadi Yesus makin meningkat.
- Maria memanggil Yesus "Rabuni" artinya ada hubungan murid dengan guru. Kita sudah menerima firman penginjilan, kemudian kita dapat mengerti dan percaya/ yakin pada firman pengajaran yang benar.
Yohanes 20:17
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
- Hubungan kita ditingkatkan menjadi hubungan saudara.
Matius 12:48-50
12:48 Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"
12:49 Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
12:50 Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Saudara Tuhan = orang yang bisa mengerti sampai mempraktekkan firman pengajaran yang benar.
Firman akan menjadi hikmat dalam hidup kita = naungan, perlindungan, dan pemeliharaan Tuhan bagi kita, di tengah krisis dunia akhir zaman, bahkan di zaman antikris. Tuhan memelihara kita lewat firman dan perjamuan suci saat kita disingkirkan jauh dari antikris.
Pengkhotbah 7:11-12
7:11 Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.
7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
- Hubungan tubuh dengan Kepala.
Yohanes 20:17
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
1 Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Kepala dari Kristus adalah Allah Bapa. Kepala kita adalah Yesus. Hubungan kepala dengan tubuh adalah leher, yaitu doa penyembahan kita kepada Tuhan.
Markus 4:37-38
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Matius 8:23-25
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
Lewat doa penyembahan, kita mendapat naungan terhadap maut, baik maut yang mengancam tubuh (kecelakaan, mara bahaya), juga maut rohani (dosa, puncak dosa, ajaran palsu), bahkan kematian kedua/ kebinasaan selamanya di neraka. Yesus mati mengalahkan maut, sehingga Dia mampu membebaskan kita dari maut dan menyelesaikan semua masalah kita.
Ibrani 2:14,17-18
2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Lewat kematianNya, Yesus mendapat nama di atas segala nama untuk mengalahkan maut. Dia mampu menolong kita tepat pada waktuNya. Yesus berseru dan Ia mampu meneduhkan angin dan gelombang yang dikuasai oleh maut. Semua masalah yang mustahil akan selesai. Kita bisa merasa enak dan ringan, dan kita mendapat masa depan yang berhasil dan indah. Kapal bisa bergerak maju di lautan yang teduh, sampai mencapai tujuan.
Yunus 2:1-2,6
2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
2:2 katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2:6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
Namun, sekalipun kita sudah tenggelam seperti Yunus, kalau ada tanda pengalaman kematian (3 hari), maka Yesus mampu mengangkat kita dari segala ketenggalaman (letih lesu, beban berat, susah payah, kemustahilan, penyakit, tanpa masa depan). Mari kita berseru Yesus. Dia mampu memulihkan kita, bahkan mengubahkan, menyempurnakan, dan mengangkat kita di awan-awan permai. Kita bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah, bahkan masuk Yerusalem baru selamanya.
Tuhan memberkati.