Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Malam ini kita belajar bersama siswa-siswi Lembaga Pendidikan Elkitab 'Kristus Ajaib' di Malang.
Keluaran 25: 29 => tentangmeja roti sajian
25:29. Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.

Ini adalah alat-alat yang mendukung meja roti sajian.
Ada meja dari kayu disalut dengan emas, kemudian diberi dua belas roti yang disusun menjadi dua susun masing-masing enam buah sesusun--66; menunjuk pada enam puluh enak kitab dalam alkitab.
Meja adalah kehidupan manusia yang bisa diisi dnegan firman pengajaran yang benar sehingga kehidupan manusia mengalami penyucian dan pembaharuan--manusia daging tetapi kelihatan roti--, sampai menjadi sama mulia/sempurna seperti Yesus, untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Jadi, penting untuk hidup kita diisi dengan firman pengajaran yang benar. Hidup kita diisi dengan perkara dunia yang positif: sekolah, bekerja, tetapi jangan lupa, kita juga harus diisi dengan firman pengajran yang benar, supaya kita bisa disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Lalu, alat-alat yang mendukung meja roti sajian:

  1. Alat pertamayang mendukung meja roti sajian: pinggan emas; tempat meletakkan roti.
    Artinya: HATI yang menghargai persekutuan--angka 12 menunjuk pada persekutuan; dua belas murid.

    Ada dua macam persekutuan:

    • Persekutuan yang pertama: persekutuan dengan Tuhan; seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar, yaitu:

      • MENGHARGAI DAN MENIKMATI FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR. Saat-saat mendengar firman adalah saat kita bersekutu dengan Tuhan.
        Persekutuan kita dengan Tuhan baik atau tidaknya bisa dilihat saat kita mendengar firman. Kalau kita bisa menghargai dan menikmati pemberitaan firman pengajaran yang benar, berarti kita punya pinggan emas--hati yang menghargai persekutuan.

      • MENGHARGAI DAN MENIKMATI PENGGEMBALAAN--ketekunan dalam kandang penggembalaan--, termasuk ibadah pelayanan.
        Tadi, menikmati firman pengajaran yang benar, itu adalah makanannya.

        Dalam Tabernakel, penggembalaan ditunjukkan oleh ruangan suci. Ada tiga macam alat; sekarang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

        1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karunia-Nya.
        2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.
        3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

      Inilah persekutuan dengan Tuhan, yaitu menghargai dan menikmati firman pengajaran yang benar, kemudian menghargai dan menikmati penggembalaan, termasuk ibadah pelayanan.

      Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal--seperti ranting melekat pokok anggur yang benar.

      Hasilnya:

      • Berbuah manis; kita disucikan secara terus menerus sampai menghasilkan buah anggur yang manis, itulah kebahagiaan/kesukaan sorga.
        Ini penting, sehingga kita tidak jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan tidak mengejar kepuasan semu di dunia.

      • Mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan. Sebagai ranting, semua diusahakan oleh pokok.
      • 'Bapa-Kulah pengusahanya'= Tuhan yang memelihara kitadi dunia ini, ada masa depan yang berhasil dan indah, sampai hidup kekal selamanya.
        Hargai persekutuan.

    • Persekutuan yang kedua: persekutuan dengan sesama= persekutuan ranting dengan ranting, yaitu

      • Saling mengasihi, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita.
      • Tidak boleh ada egois.
        Kalau kehidupan kita--meja roti sajian--diisi dengan firman pengajaran yang benar, pasti ada pinggan emas, yaitu hati kita menghargai persekutuan dengan Tuhan dan sesama.

        Filipi 2: 4
        2:4. dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

        Kalau egois, tidak akan bisa bersekutu. Harus memperhatikan juga kepentingan sesama.

        "Nanti, salah satu praktik persekutuan dengan sesama adalah kita melayani ke Semarang; harus bayar juga ke Semarang. Kalau egois, kita tidak usah bayar, tetap di sini saja."

      Persekutuan dengan sesama dimulai di dalam nikah, kemudian penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

      Kesatuan/persekutuan di dalam nikah harus diperhatikan!
      Ibrani 13: 4-5
      13:4. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinandan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
      13:5.
      Janganlah kamu menjadi hamba uangdan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

      'penuh hormat'= JUJUR.
      Yang membuat nikah tidak bisa jadi satu adalah tidak jujur soal tempat tidur dan keuangan.

      Syaratsupaya nikah menjadi satu kesatuan:

      • Harus jujur soal tempat tidur. Artinya: tidak boleh ada dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Ini adalah akar kenajisan.
        Dosa makan minum= merokok, mabuk dan narkoba.
        Dosa kawin mengawinkan= dosa percabulan dengan berbagai ragamnya: perselingkuhan, nikah yang salah--kawin cerai, kawin mengawinkan/seks bebas--, penyimpangan--laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan.

        Kalau jujur soal tempat tidur, nikah akan menjadi suci.
        Tempat tidur harus dijaga!

        Kesucian nikah harus dijagamulai dari permulaan nikah--masa pacaran, bertunangan--, perjalanan nikah, sampai akhir nikah--perjamun kawin Anak Domba saat Yesus datang kedua kali. Tidak boleh ada dosa makan minum dan kawin mengawinkan! Jaga mulai dari permulaan nikah sampai akhir nikah!


      • Harus jujur soal keuangan, yaitu jangan menjadi hamba uang.
        Hamba uang= terikat pada keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.

        Kikir= tidak bisa memberi. Bayangkan kalau dalam nikah tidak bisa saling memberi, mana bisa jadi satu nikah itu?
        Serakah= mencuri milik orang lain termasuk milik Tuhan; suami tidak jujur, mencuri milik isteri, dan sebaliknya, tidak akan bisa jadi satu.

        Jangan jadi hamba uang!
        Ikatan akan uang adalah akar segala kejahatan, tidak akan bisa suci.
        Akar ini yang harus disucikan.

        Kalau kita disucikan dari akar segala kejahatan, kita akan jujur dalam keuangan, yaitu mengembalikan milik Tuhan (persepuluhan dan persembahan khusus), dan jujur terhadap sesama--suami terhadap isteri, isteri pada suami, anak pada orang tua, orang tua pada anak. Harus jujur! Kalau tidak jujur, tidak akan bisa jadi satu.

        Kalau jujur soal keuangan, nikah akan menjadi satu, tidak bisa dicemarkan.
        Tadi, kalau suci soal tempat tidur, nikah juga tidak bisa dicemarkan.

      Kalau kita jujur dan suci soal tempat tidur dan keuangan, kita juga bisa jujur dan suci dalam segala hal, sehingga nikah menjadi satu kesatuandan Yesus menjadi Kepaladalam rumah tangga--'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau; Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.' Dia yang bertanggung jawab atas nikah rumah tangga kita, dan membawa kita pada kesempurnaan nikah di awan-awan yang permai.

      Kalau dalam nikah sudah tidak jadi satu dan suci, bagaimana dalam penggembalaan dan antar penggembalaan? Terlalu jauh.
      Mulai dari nikah lebih dulu.

      Sebaliknya, kalau tidak jujursoal tempat tidur--ada akar kenajisan; mulai dari masa pacaran dan tunangan hati-hati--, dan tidak jujur soal keuangan--ada akar kejahatan--, nikah itu akan mengarah pada pembangunan Babel--kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan, dan nikah itu akan tercerai berai.

      Wahyu 18: 2
      18:2. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahatdan tempat bersembunyi semua roh najisdan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

      Menuju Babel, berarti yang menjadi kepalanya adalah ular/setan dan antikris yang akan membinasakan.

    Inilah persekutuan dengan Tuhan dan sesama. Jaga persekutuan dengan Tuhan lewat menikmati dan menghargai firman pengajaran yang benar, kemudian menikmati dan menghargai penggembalaan termasuk ibadah pelayanan. Hidup itu akan manis, damai dan terpelihara oleh Tuhan mulai sekarang sampai hidup kekal.

    Jaga persekutuan dengan sesama lewat kejujuran. Kalau mau satu dengan sesama harus jujur. Kalau tidak jujur, tidak akan bisa jadi satu. Mulai dari dalam nikah. Di dalam penggembalaan kalau satu jujur, satu tidak, tidak akan bisa jadi satu. Kami hamba Tuhan dengan hamba Tuhan--antar penggembalaan--kalau tidak jujur, tidak bisa. Harus jujur dan tulus.
    Mana yang benar kita katakan: benar, yang tidak benar katakan: tidak benar. Benar dengan benar pasti bertemu. Benar dengan tidak benar atau jujur dengan tidak jujur, tidak mungkin bertemu. Tidak benar dengan tidak benar bisa bertemu, itu adalah ranting yang terlepas dari pokok; bertemu di tempat sampah, dan hanya untuk dibakar. Hati-hati! Kejujuran ini yang penting mulai sekarang. Kejujuran itu senilai dengan kesucian.

    Kita jaga kejujuran soal tempat tidur dan keuangan. Kalau sudah jujur dalam dua hal ini, pasti bisa jujur dan suci dalam segala hal. Ini yang akan mengarah pada kesatuan nikah yang sempurna. Yesus sebagai Kepala bertanggung jawab dan membawa kita pada nikah yang sempurna--perjamuan kawin Anak Domba--di awan-awan yang permai.

    Tetapi kalau tidak jujur--ada keinginan jahat dan najis--, akan mengarah pada Babel--dikepalai oleh setan dan antikris--untuk dibinasakan selamanya.

  2. Alat keduayang mendukung meja roti sajian: cawan atau ceper dari emas--diletakkan di atasnya roti--sebagai tempatnya dupa yang dibakar.
    Sekarang artinya HATI yang puas. Hati yang puas ada kaitan dengan mengucap syukur dan menyembah.

    Kalau meja roti sajian--hidup kita--benar-benar bisa diisi firman pengajaran yang benar, maka hati kita bisa menghargai persekutuan; bisa saling menghargai: suami-isteri satu, anak-orang tua satu. Dalam pengggembalaan juga satu, antar penggembalaan juga satu. Harus menghargai kalau ada persekutuan yang benar!Kalau persekutuan yang benar tidak kita dukung, kita akan hancur. Tetapi kalau yang tidak benar kita dukung, hancur juga kita; kering.

    "Ini yang paling saya takuti yaitu kering. Kalau sudah kering, semua akan terlepas, tidak bisa menjadi satu lagi kita. Karena itu harus menghargai persekutuan yang benar; yang berdasarkan enam puluh enam buku dalam alkitab. Ini pokoknya, bukan menyanyinya. Firman itu yang jadi pokok dalam nikah, dan semuanya."

    Sekarang, hati yang puas.Supaya memiliki hati yang puas, kita harus memuaskan hati Tuhan. Itu rumus!

    "Ini adalah pelajaran Lempin-El. Kalau diajar, nanti salah satu atau salah dua bisa masuk Lempin-El. Jangan takut! Saya dulu bodoh, sepuluh tahun lari karena takut. Tuhan tolong kita semua. Tetapi jangan emosi juga. Saya sudah cerita, kalau dengan orang lain, saya sudah didesak mulai dari SMA, tetapi menghadap om Pong: 'Saya mau sekolah alkitab.': 'Oya, jangan berhenti kerja dulu.' Malah dimentahkan, padahal saya sudah gemetar karena berhenti kerja. Jangan emosi, tetapi sesuai dengan gerakan dari Tuhan."

    Lukas 17: 7-8
    17:7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
    17:8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
    Ikatlah pinggangmudan layanilah akusampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

    Ini nasibnya hamba. Jangan mau jadi tuan! Setelah tuannya puas, baru hambanya boleh makan dan minum.
    Kalau hati Tuhan puas, kita juga akan puas.

    Bagaimana memuaskan Tuhan?Pelayanan yang memuaskan Tuhan adalah pelayanan yang ditandai dengan berikatpinggang.
    Kita harus memakai ikat pinggang.

    Yesaya 11: 5
    11:5. Iatidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.

    'Ia'= Yesus. Ini adalah nubuat tentang Yesus--perikop: Raja Damai yang akan datang, itulah Yesus.

    Berikatpinggang= kita beribadah melayani Tuhan dengan SETIA DAN BENAR dalam urapan Roh Kudus.
    Kalau daging, tidak bisa setia dan banyak tidak benarnya. Tinggal lihat saja kalau hanya awalnya saja menggebu-gebu, itu berarti daging/emosi. Tetapi kalau tambah hari tambah setia, berarti urapan.

    "Kalau daging memang begitu. Seperti orang pertama kerja, dia menggebu-gebu mencari kedudukan tinggi. Sampai di atas, loyo. Itu hukumnya. Itulah daging. Kalau Roh Kudus, akan terus setia sampai ke atas, jadi sama sempurna dengan Yesus, tidak pernah turun."

    Jadi memuaskan Tuhan bukan dari jemaatnya banyak/sedikit, gaji besar/kecil. Dibanding dengan orang di luar Tuhan, jauh kita. Tuhan tidak puas kalau lihat itu. Yang dilihat adalah setia dan benar.

    Tidak bisa setengah-setengah!
    Hanya setia saja, tetapi tidak benar atau sebaliknya, itu seperti memakai ikat pinggang setengah. Bukan memuaskan Tuhan, tetapi akan diolok-olok. Harus setia dan benar!

    Itulah pelayanan yang memuaskan Tuhan; memberi makan minum kepada Tuhan, dan hasilnya: kita juga boleh makan minum, artinya:

    • Kita mengalami kepuasan dan kebahagiaan sorgayang tidak bisa dipengaruhi apapun di dunia.
    • Urusan makan minum kita adalah urusan Tuhan. Dia yang menjamin.
    • 1 Timotius 6: 6
      6:6. Memang ibadahitu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

      'rasa cukup'= rasa puas.

      Hasil ketiga; Kita mendapat keuntungan besar yaitu dua sayap burung nasar yang besar, untuk menyingkirkan kita ke padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Nanti zaman antikris semua diblokir, hanya bisa hidup kalau menyembah antikris, tetapi akan binasa.

      Dua saya burung nasar lebih dari apapun, saat antikris berkuasa kita sudah disingkirkan ke padang gurun; kita dipelihara secara langsung oleh Tuhan dan sayap ini juga yang mengangkat kita ke awan-awan yang permai untuk bertemu dengan Yesus selamanya.

      Ini keuntungan besar yang lebih dari apapun. Jadi jangan sombong kalau kita diberkati banyak, itu hanya sementara, tidak bisa bertahan lama. Tetapi juga jangan kecewa dan putus asa kalau masih sederhana. Yang penting kedua-duanya mengejar keuntungan besar--dua sayap burung nasar besar yang besar--, bukan perkara jasmani. Ini yang sangat berguna mulai sekarang sampai selamanya, dan harus kita kejar dengan hati yang puas.

    Sesudah punya cawan--hati puas--, di atas cawan ada dupa, artinya HATI YANG PUAS SELALU MENGUCAP SYUKUR/MENYEMBAH TUHANdi manapun kita berada, kapanpun, dan dalam situasi apapun. Dalam penderitaanpun masih bisa mengucap syyukur pada Tuhan.

    1 Tesalonika 5: 18
    5:18. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

    Efesus 5: 20
    5:20. Ucaplah syukur senantiasaatas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita

    Dari dua ayat di atas: kita mengucap syukur dalam segala hal dan mengucap syukur senantiasa; berarti kita selalu mengucap syukur pada Tuhan di manapun, kapanpun dan situasi apapun.

    Inilah cawan. Mulai dari meja roti--kehidupan kita--harus diisi dengan firman pengajaran yang benar, supaya kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna, untuk layak menyambut kedatangan Yesus.

    Setelah itu ada alat-alat yang membantu: pinggan dari emas--hati yang menghargai persekutuan dengan Tuhan dan sesama sampai tubuh sempurna; kejujuran dan kesucian itulah kunci persekutuan--, kemudian cawan--hati yang puas; selalu mengucap syukur.

  3. Alat ketigayang mendukung meja roti sajian: kendi dan pialanya.
    Kendi= untuk korban minuman/curahan= air anggur, bukan yang lain.

    "Saya di Medan ditanya oleh seorang Profesor DR. Dr. ahli paru-paru: 'Kenapa bapak katakan meja roti sajian adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci?' selesai ibadah, saya langsung dicegat. Saya lihat bukunya banyak. Dia katakan: 'Kalau pendalaman alkitab, saya terima, rotinya 6-6, 66 buku dalam alkitab, saya terima, tetapi mana darahnya? Mana anggurnya kok bapak bilang perjamuan suci? Roti itu tubuh Kristus, saya terima, ada ayatnya: roti dipecah-pecah. Roti firman--pendalaman alkitab--, saya terima. Anggur/darahnya mana?' Saya baca ayat ini: 'Pak, di situ ada kendi dan pialanya, itu adalah korban curahan dari air anggur.' Dia langsung peluk saya, dia bisa menerima. Ayat menerangkan ayat, tidak usah takut mau melawan siapa saja. Bukan sayanya, tetapi ayat itu pribadi Tuhan, jadi Dia tidak kalah dengan siapapun. Kalau pakai otak juga, akan ditertawai. Tetapi kalau pakai ayat/pribadi Tuhan, kita akan menang, mau lawan siapa saja, terserah. Lempin-El dengarkan! Mungkin tidak sekolah mau lawan Doktor, tidak usah takut kalau pakai ayat."

    Bilangan 28: 7
    28:7. Dan korban curahannyaialah seperempat hin untuk setiap domba; curahkanlahminuman yang memabukkan sebagai korban curahan bagi TUHAN di tempat kudus.

    Korban curahanartinya: dicurahkan itu berarti tidak bisa ditahan; seluruhnya dicurahkan. Ini menunjuk pada penyerahan sepenuhpada Tuhan. Jangan setengah-setengah! Jangan mendua hati! Nanti setengah-setengah juga. Dalam hal pengajaran dan pelayanan juga jangan setengah-setengah!

    Penyerahan sepenuh bukan berarti sekarang semua jadi fulltimer seratus persen. Itu nanti. Kalau sekarang kita tidak dipanggil Tuhan untuk fulltimerseratus persen, nanti di padang gurun setelah mendapat sayap burung nasar, baru semua jadi fulltimer, tidak ada yang bekerja lagi.
    Karena itu tidak usah takut, tetapi jangan emosi juga. Kalau sekarang dipanggil untuk seratus persen fulltimer, silahkan. Tetapi kalau tidak, jangan emosi. Nanti, semua akan mengarah ke sana.

    "Karena itu mohon maaf saya sampaikan. Kalau yang sekarang sudah fulltimer masih mencari uang tambahan di dunia, gawat. Sedangkan yang kerja di dunia nanti dilepaskan semua dan jadi fulltimer, tetapi kita yang sudah fulltimer masih mau cari uang tambahan. Bahaya, bisa ketinggalan. Jadi kita biasa saja. Pengalaman saya dulu begitu. Saya hanya berdoa: Kalau mau Tuhan panggil jadi guru sekolah minggu, zangkoor, silahkan, kalau mau dipanggil jadi hamba Tuhan sepenuh, silahkan. Yang penting Tuhan yang buka jalan. Itu saja doa saya bertahun-tahun, sampai satu waktu jelas harus seratus persen jadi hamba Tuhan."

    Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam korban curahan:

    • Hal pertama yang harus diperhatikan dalam korban curahan: harus memiliki kerelaan HATI--penyerahan sepenuh; rela sepenuhnya--, tidak ada yang menahan sedikitpun.
      Ini persoalan hati semua.

      Tadi hati yang bersekutu dan hati yang puas--selalu mengucap syukur. Sekarang hati yang rela.
      1 Petrus 2: 19
      2:19. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

      Kerelaan hati untuk apa? UNTUK RELA MENDERITA; menanggung penderitaan yang seharusnya tidak dia tanggung. Mungkin pulang kuliah, semestinya tidur dan persiapan untuk besok, tetapi sekarang masih harus beribadah; menanggung penderitaan karena Yesus atau menanggung penderitaan yang seharusnya tidak ia tanggung. Ini sama dengan memberikan korban curahan kepada Tuhan.

      Kalau kita punya kerelaan hati menanggung penderitaan yang seharusnya tidak ia tanggung; menderita karena Yesus--memberikan korban curahan kepada Tuhan--, maka Dia akan mencurahkan kasih karunia-Nya kepada kita sehingga kita bisa kuat menanggung segala penderitaan dan bahagia; tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan.

      Kerelaan hati ini merupakan senjata Allah untuk melawan setan. Kalau dengan senjata dunia; kepandaian, kekayaan, tidak akan bisa untuk melawan setan.
      Efesus 6: 13-15
      6:13. Sebab itu ambillah
      seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
      6:14. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
      6:15.
      kakimu berkasutkan kerelaanuntuk memberitakan Injil damai sejahtera;

      Kerelaan hati adalah salah satu perlengkapan senjata Allah untuk mengalahkan setan, antikris dan nabi palsu.
      Kerelaan hati sama dengan kasut untuk kaki, untuk memberitakan injil dan melayani Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan. Melayani zangkoor, pemain musik, selain tampil juga ada latihannya--kerelaan hati; meluangkan waktu dan sebagainya. Gembala mau berkhotbah, ada persiapannya; harus rela hati--berdoa, berpuasa, baca firman. Tadi rasul Paulus memberitakan Injil, mungkin kita dengan bersaksi tentang Injil keselamatan (kabar baik).

      Kita bersaksi tentang kabar baik untuk orang-orang yang belum percaya Yesus--orang-orang berdosa--, supaya diselamatkan--tidak dihukum--dan diberkati.
      Selanjutnya bersaksi tentang kabar mempelai; firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk membawa orang-orang yang sudah selamat supaya disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus--menjadi tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga.

      Ulangan 29: 5
      29:5. Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.

      Kalau ada kerelaan hati--sekalipun menderita--, kasut tidak akan rusak sampai empat puluh tahun. Dulu Israel berjalan di padang gurun empat puluh tahun dan kasutnya tidak rusak.

      Sekarang dalam arti rohani: empat puluh tahun sama dengan empat puluh tahun Yobel= dua ribu tahun--empat puluh dikali lima puluh. Dua ribu tahun menunjuk zaman gereja; zaman kita sekarang--dihitung dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali. Sekarang sudah tahun 2017, berarti ini adalah perpanjangan sabar dari Tuhan supaya kita memakai kasut. Banyak yang belum memakai kasut--tidak rela melayani--, atau ada yang sudah melepaskan kasut--tidak rela lagi melayani.

      Bayangkan tidak memakai kasut tetapi berjalan di padang pasir yang panas. Di dunia yang panas mau hidup bagaimana kalau tidak mau pakai kasut dari sorga--tidak ada kerelaan untuk melayani, tetapi mau memakai kekuatan sendiri--? Biar hebat, jalannya saja tidak benar, dan semua tidak benar. Susah kita! Karena itu jangan lepas kasut dalam arti pelayanan!Kalau Musa melepaskan kasut dalam arti penyucian.

      Jadi kasut tidak rusak selama empat puluh tahun--empat puluh tahun menunjuk pada empat puluh tahun Yobel; dua ribu tahun; zaman gereja--, artinya kalau kita memiliki kerelaan hati untuk melayani Tuhan, maka kita bisa melayani Tuhan, sampai Tuhan Yesus datang kembali kedua kali; kita tidak akan pernah tinggalkan pelayanan sampai selamanya.

      "Saya selalu ingat, ada latihannya juga, waktu baru lulus hanya disuruh terima telepon. Yang lain yang marah: masa berhenti kerja, tinggalkan semua, masuk Lempin-El, pelayanannya hanya terima telepon. Mereka yang tidak rela. Ada yang tawari gereja, sudah lengkap semua. Tetapi saya bilang: tidak, saya mau latihan di sini. Ada kerelaan. Pelayanan kerajaan sorga itu bukan 'cuma' Biar cuma menerima telepon, pelayanan kerajaan sorga itu selalu mulia. Kalau menganggap pelayanan itu 'cuma' akhirnya akan meremehkan talenta--seperti yang memiliki satu talenta karena hatinya tidak rela, maka talentanya disimpan.
      Upahnya sama-sama masuk sorga--tentang kebun anggur, bekerja 12 jam, bekerja 1 jam upahnya sama-sama satu dinar--, terima telepon upahnya sorga, ada yang berkhotbah sampai berpuasa upahnya juga sorga. Tergantung kerelaan hati!
      "

      Kalau ada kerelaan hati, kita tidak akan pernah berhenti melayani tetapi kita melayani Tuhan sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan datang kembali).

    • Hal kedua yang harus diperhatikan dalam korban curahan: mencurahkan seluruh perhatian kepada Tuhan; MEMUSATKAN PERHATIAN KEPADA TUHAN.
      1 Korintus 7: 32-34
      7:32. Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
      7:33. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
      7:34. dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis
      memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

      Kalau suami isteri lebih sulit karena perhatiannya sudah terbagi-bagi, juga harus konsentrasi kepada Tuhan. Harus berusaha!

      Status lajang (status perjaka, status gadis) di dalam injil Matius 19 adalah status tertinggi karena bisa memusatkan perhatian pada Tuhan. Ini bukan berarti tidak boleh menikah, silahkan menikah sesuai panggilan Tuhan. Tetapi apapun keadaan kita mari berusaha memusatkan perhatian sepenuh pada Tuhan, supaya bisa menyenangkan hati Tuhan--berkenan kepada Tuhan--dan Dia akan menyenangkan kita.

      Praktikmemusatkan perhatian kepada Tuhan; mencurahkan perhatian kepada Tuhan:

      • Praktik pertama memusatkan perhatian pada Tuhan: perhatikan cara mendengar firman!
        Lukas 8: 18
        8:18. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

        Ini yang menentukan nasib hidup kita.
        Cara mendengar firman yang benar adalah harus dalam urapan Roh Kudus supaya kita bisa mendengar dengan sungguh-sungguh--tidak terganggu apapun, konsentrasi--, sampai mengerti firman, percaya/yakin, dan praktik firman.

        Tetapi perhatikan juga apa yang didengar!Yang didengar yaitu firman Allah dalam urapan Roh Kudus; firman pengajaran yang benar. Jangan bimbang/ragu. Kalau ragu, akan tenggelam.

        Yang kita dengar adalah firman pengajaran yang benar, firman yang dibukakan rahasianya oleh Roh Kudus yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Kalau mendengar yang tidak benar, bisa hancur.

        Kalau dengar dua benih--dua pengajaran--, pasti ada yang benar dan tidak benar, sehingga tidak mendapat apa-apa. Mendengar di mana saja, kalau sama, imannya akan semakin bertambah-tambah. Perhatikan cara mendengarnya yaitu diurapi sampai praktik firman, dan apa yang didengar yaitu firman yang dibukakan rahasianya.

        Kalau cara mendengarnya benar dan apa yang didengar benar, semua akan ditambahkan; iman, pengharapan/kesucian dan kasih sampai kesempurnaan. Tetapi kalau salah mendengar, imannya diambil, sampai tidak punya iman lagi, keselamatannya diambil.

        Kalau rohani bertambah, jasmani juga akan ikut bertambah. Itu rumus! Kalau imannya bertambah--kebenaran; keselamatan--, pengharapannya bertambah--kesucian--, dan kasih bertambah--kesempurnaan--, semua pasti bertambah. Kalau mendengarkan firman sampai bertumbuh, maka ada jaminan kepastian untuk hidup sekarang sampai hidup kekal.

        Waspada terhadap cara mendengar firman dan apa yang didengar, sebab ini menentukan nasib kehidupan kita di dunia ini sampai di akhirat nanti.

      • Praktik kedua memusatkan perhatian pada Tuhan: perhatikan ibadah pelayanan kepada Tuhan.
        Kolose 4: 17
        4:17. Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayananyang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.

        Ibadah pelayanan harus sepenuhnya, yaitu setia sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang kembali. Jangan berhenti di tengah jalan!

        Kalau melayani sepenuhnya, kita akan memiliki hak penuh untuk masuk sorga.
        2 Petrus 1: 10-11
        1:10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
        1:11. Dengan demikian kepada kamu akan
        dikaruniakan hak penuhuntuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

        'panggilan dan pilihanmu makin teguh' = ibadah pelayanan makin teguh.
        Kalau pelayannya tidak penuh, haknya juga tidak penuh.

        Inilah persoalan hati. Meja hati diisi dengan firman pengajaran--firman bisa diisi di hati,mulut, tangan. Lalu ada alat pendukung: ada cawan tempat dupa, pinggannya tempat roti, dan kendinya--korban curahan.
        Semua soal hati. Hati yang rela, hati yang memperhatikan firman, hati yang memperhatikan persekutuan (pinggan diisi roti), hati yang puas (diisi dupa). Hati yang menghormati persekutuan; hati yang jujur. Mulai dari nikah jujur. Jangan tidak jujur. Kalau tidak jujur, akan iri, benci, dengki. Kalau sudah dengki, bisa salah pilih.

        Imam-imam kepala menyerahkan Yesus karena dengki; salah pilih karena dengki; mereka memilih Yesus Barabas--memilih pengajaran yang tidak benar--, bukan Yesus Kristus untuk dibebaskan. Kalau jujur pasti benar. Kalau tidak jujur pasti dengki dan salah pilih. Tuhan tolong semua.

        Dalam nikah juga jujur. Sampai mencurahkan perhatian sepenuh pada Tuhan: perhatian pada firman dan pelayanan.

      • Mazmur 107: 43
        107:43. Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.

        'hikmat' = hikmat sorga; ketaatan, kebijaksanaan. Seperti firman: Siapa mendengarkan firman dan melakukannya dia orang bijak...mendirikan rumah di atas batu.Bijaksana= taat.

        Praktik ketiga memusatkan perhatian pada Tuhan: memperhatikan kemurahan Tuhan; kasih karunia Tuhan; anugerah Tuhan yang besar.

        Buktimemperhatikan kemurahan Tuhan: taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara.
        Abraham taat saat disuruh mempersembahkan anaknya. Kalau perhatiannya pada anak--bergantung pada anak, tidak bergantung pada kemurahan Tuhan--, ia akan marah pada Tuhan. Tetapi karena ia memusatkan perhatian pada kemurahan Tuhan, ia percaya anugerah Tuhan yang besar--jika ia melakukan perkataan Tuhan, maka ada anugerah Tuhan. Abraham percaya pada kemurahan Tuhan, kalau anaknya disembelih dan mati, maka Tuhan bisa bangkitkan kembali. Inilah anugerah Tuhan yang besar.

        Hari-hari ini, mungkin rugi secara jasmani kalau kita taat.

        "Ada yang bilang: Jangan ke gereja itu, semua tidak boleh ini dan itu. Bukan tidak boleh ini dan itu, tetapi tidak boleh berbuat dosa."

        Ketaatan adalah tidak mau melanggar perintah Tuhan apapun yang terjadi. Taat= memperhatikan kemurahan Tuhan= mengulurkan tangan kepada Tuhan; bergantung sepenuhnya pada belas kasih Tuhan dan Dia akan mengulurkan tangan anugerah yang besar pada kita. Jangan mengandalkan sesuatu di dunia, tanpa firman--tanpa anugerah Tuhan--akan hancur kita. Kalau andalkan pengalaman, kekuatan, modal, kekayaan, satu waktu akan habis. Harus kembali pada anuerah Tuhan, itulah taat kepada Tuhan.
        Kalau tidak taat, berarti mengandalkan kekuatan dan kepandaian sendiri.

        Yohanes 21: 3, 7
        21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
        21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab
        ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

        (terjemahan lama)
        21:3. Maka kata Simon Petrus kepada mereka itu, "
        Aku hendak pergi menangkap ikan." Maka sahut mereka itu kepadanya, "Kami pun hendak pergi besertamu." Maka pergilah mereka itu berperahu; maka pada malam itu suatu pun tiada yang didapatinya.

        "Aku hendak pergi menangkap ikan."PadahalTuhan bilang: kamu jadi penjala manusia.Tetapi di sini hendak pergi menangkap ikan. Ini mengandalkan pengalaman, kepandaian.

        Kalau hamba Tuhan, pelayan Tuhan tidak taat dengar-dengaran; tidak bergantung pada anugerah Tuhan tetapi bergantung pada pengalaman, kepandaian, modal, kerja keras, bagus semua, tetapi tanpaketaatan yang terjadi adalah gagal total--tidak menangkap apa-apa--, telanjangdan dipermalukan--jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, bahkan tenggelam di lautan dunia sampai tenggelam di lautan api dan belerang.
        Itu nasibnya kalau hanya mengandalkan sesuatu di dunia.

        Tanpa anugerah Tuhan yang besar, akibatnya hanya gagal total dan telanjang--dipermalukan, entah nikahnya dipermalukan atau lainnya, sampai tenggelam di lautan api dan belerang--neraka selamanya.

        Tetapi bersyukur di saat mereka gagal dan hampir tenggelam, Tuhan datang dengan firman yang keras: Adakah lauk pauk? ...Tebarkanlah jalamu..Inilah firman pengajaran yang keras. Tuhan menolong dengan pemberitaan Firman pengajaran yang keras---firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; yang mustahil. Itu merupakan uluran tangan anugerah Tuhan yang besar.

        'Tebarkan jalamu!' => tidak masuk akal karena sudah siang dan di pinggir pantai.
        'Adakah lauk pauk?'= firman pengajaran yang keras, yang menunjukkan kesalahan kita; dosa kita; keadaan kitayang gagal dan lain-lain.
        Dan juga firman yang menunjukkan kemustahilan. Tinggal sekarang kita taat atau tidak. Kalau tidak, akan hancur.

        Mau gagal atau berhasil, mari pusatkan perhatian pada firman, pusatkan perhatian pada pelayanan, pusatkan perhatian pada anugerah Tuhan; taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi; mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar. Akhirnya mereka menangkap seratus lima puluh tigaekor ikan yang besar.

        Yohanes 21: 11
        21:11. Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekorbanyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

        Seratus lima puluh tiga ekor ikan, artinya:

        1. Tangan anugerah Tuhan menciptakan dari tidak ada menjadi adauntuk memelihara kehidupan kita yang kecil dan tidak berdaya, di tengah kesulitan dunia yang besar, sampai zaman antikris berkuara di bumi tiga setengah tahun, bahkan sampai hidup kekal--kuasa penciptaan Tuhan.

        2. Tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup membuat yang mustahil menjadi tidak mustahil; semua masalah yang mustahil selesai tepat pada waktunya.

          Angka seratus lima puluh tiga jika dijumlahkan sama dengan 9 (1+5+3). Ini menunjuk kasih karunia; tangan anugerah Tuhan yang besar menjadikan yang tidak ada menjadi ada untuk memelihara kehidupan kita, yang mustahil menjadi tidak mustahil untuk menolong kita.

        3. Seratus lima puluh tiga--3 5 1--:

          1. Angka 3 = Tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup menyucikan dan mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
            Efesus 4: 21-25
            4:21. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
            4:22. yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan
            manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
            4:23. supaya kamu
            dibaharuidi dalam rohdan pikiranmu,
            4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
            4:25. Karena itu buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

            Manusia lama= tubuh.
            Pikiran= jwa.
            Roh= roh.

            Jadi angka 3 menunjuk pada pembaharuan tubuh, jiwa dan roh.

            Tanda manusia baru adalah jujur, tidak ada dusta; benar katakan benar, tidak benar katakan: tidak benar. Itu sama dengan menjadi rumah doa. Kita ada dalam tangan anugerah Tuhan yang besar.

          2. Kalau sudah suci, akan ada angka 5, artinya: diberi jabatan pelayanan.
            Efesus 4: 11-12
            4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
            4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
            pembangunan tubuh Kristus,

            Ayat 11 = lima jabatan pokok.
            'orang-orang kudus' = orang jujur.

            Kita diberikan jabatan pelayanan (gembala, pemain musik dan sebagainya) untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Pembangunan tubuh Kristus mulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan,

          3. sampai tubuh yang sempurna--angka 1 artinya satu tubuh--; bangsa Israel dan kafir menjdi satu tubuh yang sempurna; menjadi mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

          Inilah 351; manusia baru. Baharui tubuh, jiwa dan roh, kita menjadi jujur (suci). Kemudian diberi jabatan pelayanan (dipakai oleh Tuhan), sampai mencapai kesatuan tubuh Kristus yang sempurna; kita menjadi mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang ke dua kali di awan permai.

          Laut belum bergelora sudah susah. Kalau kita hanya mengandalkan pengalaman, sampai mengabaikan firman dan anugerah Tuhan, pasti gagal total, telanjang, dipermalukan, sampai binasa.

          Tetapi apapun keadaan kita, mari kembali pada tangan anugerah Tuhan yang besar, kita mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Dia akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita. Pusatkan perhatian pada kemurahan dan anugerah-Nya yang lebih besar dari apapun, sampai kita sempurna.

Apa yang tidak bisa kita pikirkan dan lakukan, ada anugerah yang besar dari Tuhan.
Petrus hebat, punya pengalaman, pandai, kerja keras, tanpa anugerah Tuhan, akan gagal, telanjang, tenggelam dan binasa,. Sebaliknya mungkin kita kecil, tidak punya pengalaman, tidak punya semuanya ataupun yang punya sesuatu, tetap andalkanlah anugerah Tuhan!

Mungkin ada yang sudah gagal dan telanjang, masih ada anugerah Tuhan yang besar. Serahkan semua pada Tuhan; curahkan semua pada Tuhan!
Mungkin tidak ada yang tahu (orang tua, anak, suami, isteri tidak tahu), tetapi Tuhan yang tahu.
Serahkan semuanya. Jangan batasi anugerah Tuhan yang besar, yang bisa melakukan apa saja bagi kita! Berseru kepada Dia! Apa yang tidak bisa dipikir lagi, serahkan kepada Dia!

Pusatkan perhatian pada anugerah Tuhan yang besar! Saat gagal, telanjang, atau berhasil, semua dalam tangan Tuhan. Masih ada harapan bagi kita semua. Di mana ada pemberitaan firman di situ ada uluran tangan anugerah yang besar. Tinggal kita mau memanfaatkan atau tidak.

Kita terlalu kecil di tengah lautan dunia. Petrus yang hebat dan pengalaman gagal total dan telanjang, apalagi kita yang tidak mampu apa-apa. Bangsa kafir yang tidak mampu apa-apa, biarlah Tuhan memegang dan memeluk kita. Perjamuan suci adalah uluran tangan anugerah Tuhan yang besar, yang melakukan semua bagi kita, sampai menyempurnakan kita semua. Kita tidak tenggelam, tetapi terangkat di awan-awan; tidak telanjang, tetapi diberi pakaian putih berkilau-kilauan, kita bersama Dia selamanya.

Ada masalah, air mata, dosa, kegagalan, kehancuran, kesulitan atau apa saja, serahkan semua pada Dia! Kita pulang dengan kelegaan; hati yang sungguh-sungguh puas karena semua sudah dicurahkan pada Tuhan. Kita sudah bersekutu dengan Dia, kita sudah mencurahkan semua, kita akan pulang dengan kebahagiaan dan kepuasan sorga.

Bukan hanya sampai di dunia, tetapi sampai di awan-awan yang permai, bahkan sampai selama-lamanya bersama Dia. Ingatlah suami, isteri, anak, orang tua, kakak, adik, jangan ada yang ketinggalan dan telanjang seperti Petrus, tetapi semua dipegang oleh tangan anugerah Tuhan yang besar, mujizat terjadi, ada masa depan, sampai di awan-awan dan sampai selama-lamanya.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 08 Agustus 2010 (Minggu Pagi)
    ... dan Perjamuan Suci dan Ibadah Doa. Kalau tergembala maka kita berada dalam tangan Gembala Agung hasilnya Seperti pohon aras yang tumbuh besar artinya mendapat kekuatan iman dari Tuhan supaya bertahan menghadapi angin pencobaan dan gelombang di dunia dan mengalami pertolongan dari Tuhan untuk menyelesaikan semua masalah. Pohon aras ini juga ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 16 Desember 2023 (Sabtu Sore)
    ... mengandung kejahatan dan kepahitan hati. Kandungan di hati harus diperiksa. 'menyusukan bayi' gereja Tuhan yang kualitas rohaninya seperti bayi anak kecil tidak dewasa rohani diterangkan pada sampai Ibadah Kaum Muda Remaja Desember . AD. Ada dua hal yang membuat kualitas rohani gereja Tuhan tetap seperti anak kecil Ibrani - . ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 26 Mei 2024 (Minggu Siang)
    ... sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru hidup sorgawi--langit terbuka--yaitu mengalami baptisan Roh Kudus. Kita ada hubungan lagi dengan sorga. Kita hidup dalam urapan Roh Kudus sehingga kita hidup dalam kebenaran. Kita selamat dan menjadi ...
  • Ibadah Persekutuan Jumat Agung, 07 April 2023 (Jumat Pagi)
    ... menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Namun karena sebagian Israel menolak Yesus maka terbuka kesempatan dan kemurahan Tuhan bagi bangsa lain untuk diselamatkan dan disempurnakan menjadi mempelai wanita Tuhan. Sehingga seluruh Israel gereja Tuhan Israel dan kafir bisa diselamatkan dan disempurnakan menjadi mempelai wanita Tuhan layak masuk perjamuan kawin Anak ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 18 Desember 2024 (Rabu Sore)
    ... dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah Peringatan kedua peringatan tentang penghormatan dan penyembahan. Kita tidak boleh menyembah malaikat orang-orang suci pepohonan gunung dan sebagainya. Hanya satu yang boleh disembah yaitu Allah Tritunggal di dalam pribadi Yesus. Saat Yesus naik ke gunung penyembahan ada Musa Elia dan Yesus--gambaran ...
  • Ibadah Doa Malang, 17 Mei 2011 (Selasa Sore)
    ... kebenaran. Penyembahan yang benar didorong oleh kebenaran dan roh yaitu firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua firman penyucian. Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua ini menyucikan hati dan pikiran kita sampai menyucikan seluruh kehidupan kita. Ibrani - Sebab ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 November 2014 (Selasa Sore)
    ... kelebihan tanpa kasih mula-mula hanya akan menjadi suatu kebanggaan kesombongan sehingga sidang jemaat Efesus jatuh ke lubang yang dalam dan kaki diannya diambil masuk dalam kegelapan yang paling gelap. Jika kelebihan ditambah kasih mula-mula akan menjadi karunia-karunia dari Roh Kudus jabatan pelayanan dari Anak Allah perbuatan ajaib kasih dari Allah ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 05 November 2023 (Minggu Siang)
    ... yang baru. Artinya kita harus mengalami pembaharuan perhatian yaitu memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan--perkara rohani perkara kekal--lebih dari segala perkara di dunia yaitu Perkataan Yesus firman pengajaran yang benar firman yang dibukakan rahasianya lewat ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab pada Ibadah Raya Surabaya Oktober . Kemurahan Tuhan ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 24 November 2015 (Selasa Malam)
    ... merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Artinya Doa semalam suntuk untuk memantapkan meneguhkan mempermanenkan panggilan dan pilihan Tuhan supaya kita jangan berkhianat seperti Yudas Iskariot tidak setia sampai tinggalkan jabatan pelayanan. Kita harus beribadah melayani ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 15 Mei 2010 (Sabtu Sore)
    ... mati di kayu salib diperas dagingnya sehingga menghasilkan minyak Roh El Kudus . Minyak Roh El Kudus ini dicurahkan kepada kita untuk menghadapi sengsara penderitaan yang akan datang. Jadi minyak Roh Kudus adalah hasil dari penyaliban Yesus di kayu salib. Jika kita menghargai salib korban Kristus kita akan menerima minyak urapan Roh Kudus. Praktik ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.