Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema ibadah kunjungan di Ciawi dan Jakarta:"Aku menjadikan segala sesuatu baru"
Wahyu 21: 5
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "
Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

'menjadikan' = menciptakan.
Sebenarnya, di dalam kitab Kejadian Tuhan sudah menciptakan tanah liat menjadi manusia yang sempurna, sama mulia seperti Dia, dan ditempatkan di taman Eden, bahagia bersama Tuhan.

Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular atau setan, dan jatuh dalam dosa, sehingga manusia telanjang, rusak, hancur, dan diusir ke dalam dunia; hidup dalam kutukan--letih lesu, beban berat, susah payah, dan air mata--, dan menuju kebinasaan di neraka selamanya.
Ini nasibnya manusia.

Tuhan tidak rela manusia yang diciptakan-Nya apalagi hamba/pelayan Tuhan harus terkutuk dan binasa bersama dunia ini.
Oleh sebab itu dalam kitab Wahyu Tuhan mau menciptakan manusia yang sudah telanjang, rusak, hancur menjadi manusia baru yang sama mulia dengan Dia--sempurna seperti Dia--untuk layak ditempatkan di Yerusalem baru kekal selamanya--tidak bisa digoda lagi; tidak bisa dijatuhkan lagi.

Prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN.

Dalam Wahyu 21, ada empat macam pembaharuan(diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Sore):

  1. Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Ciawi IV, 28 Februari 2013-Kamis Pagi).

  2. Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi V, 28 Februari 2013-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Jakarta V, 10 Oktober 2013-Kamis Sore).

  3. Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 14 Oktober 2014-Selasa Sore).
  4. Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.

AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARU

Wahyu 21: 4-8
21:4. Dan Ia akan menghapus segala air matadari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.
Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7.
Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
21:8. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala
dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Pembaharuan suasana baru dibagi menjadi empat:

  1. Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut/suasana tanpa air mata dan perkabungan (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015-Selasa Soresampai Ibadah Kunjungan Jakarta II, 18 November 2015-Rabu Pagi).

  2. Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga--Tuhan memberikan air kehidupan--(diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta III, 18 November 2015-Rabu Sore).
    Kalau kepuasan dunia tidak pernah memuaskan. Contohnya perempuan Samaria yang kawin cerai lima kali--sampai kawin mengawinkan--, puas sebentar lalu tidak puas lagi.

  3. Wahyu 21: 7= suasana kemenangan (diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 19 November 2015-Kamis Pagidan Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 11 Agustus 2016-Kamis Pagiditambah Ibadah Kunjungan di Ciawi II, 16 Januari 2018.
    Tidak pernah kalah, sampai menang atas maut.

  4. Wahyu 21: 8= suasana kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan TUHAN (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018).

AD. 4. Suasana kebenaran, kesucian dan kesempurnaan

Wahyu 21: 8
21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7) dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Dulu manusia diciptakan dalam keadaan benar, suci, dan sama mulia dengan Tuhan, tetapi hilang semua. Karena itu sekarang Tuhan mau mengembalikan manusia ke dalam suasana kebenaran, kesucian, dan kemuliaan seperti ciptaan semula untuk layak masuk Yerusalem baru kekal selamanya.
Inilah rencana Tuhan.

Tetapi kita harus waspada, ada delapan dosa yang melawan kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan--menghalangi manusia untuk kembali menjadi ciptaan semula.

Delapan dosa bisa dikelompokkan menjadi:

  1. Dosa ke-1 dan 2= Penakut--diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018sampai Ibadah Kunjungan di Jakarta II, 18 Januari 2018--dan tidak percaya--diterangkan pada Ibadah Kunjungan di Ciawi II, 26 November 2019--Selasa Malam--= melawan kebenaran Tuhan (halaman Tabernakel).

  2. Dosa ke-3 sampai 7 = Keji--diterangkan pada Ibadah Kunjungan di Jakarta II, 28 November 2019--Kamis Pagi--, pembunuh--diterangkan pada Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 27 November 2019--Rabu Malam--, sundal--diterangkan pada Ibadah Kunjungan di Jakarta III, 28 November 2019--Kamis Malam--, tukang sihir, penyembah berhala= melawan kesucian Tuhan (ruangan suci); tidak suci.

  3. Dosa ke-8 = Dusta= melawan kesempurnaan Tuhan (ruangan maha suci); tidak bisa sempurna--tidak bisa diharapkan.
    Kesempurnaan ditentukan dari lidah. Kalau berdusta, tidak mungkin benar apalagi sempurna.

Delapan dosa ini melawan kebenaran, kesucian, kesempurnaan, sehingga membawa manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan keluar dari kerajaan sorga untuk tenggelam di dalam lautan api dan belerang selama-lamanya; tidak bisa diangkat lagi. Ini yang harus kita hadapi.

ORANG-ORANG SUNDAL--dosa kelima.
Orang sundal sama dengan pelacur--dalam kamus bahasa Indonesia--; sama dengan perempuan Babel; sama dengan kota Babel.

Wahyu 17: 5
17:5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babelbesar, ibu dari wanita-wanita pelacurdan dari kekejian bumi."

Wahyu 18: 2
18:2. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahatdan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najisdan yang dibenci,

Babel adalah tempat kediaman dari roh jahat--keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah--dan roh najis--dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, nikah yang salah).

Jadi, orang-orang sundaladalah gereja Tuhan; hamba/pelayan Tuhan yang dikuasai oleh roh jahat dan najisatau diduduki oleh dosa Babel.
Ini salah satu penghalang yang melawan kesucian Tuhan.

Siapa yang dikuasai Babel?
Wahyu 17: 1, 15
17:1. Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15. Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah
bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

'pelacur besar'= perempuan Babel.
'tempat yangbanyak airnya' = laut.
'bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa'= bangsa kafir.

Jadi, dosa Babel/perempuan Babel menguasai bangsa kafir, sehingga bangsa kafir menjadi orang-orang sundal.
Kita harus hati-hati!

Oleh sebab itu, bangsa kafir harus mengalami pembaharuan dari orang sundal menjadi manusia baru yang sempurna, sama mulia dengan Yesus, untuk ditempatkan di Yerusalem baru--tidak terseret ke dalam neraka.
Kita bangsa kafir mutlak harus mengalami pembaharuan--mujizat terbesar--, kalau tidak, hanya akan menjadi orang sundal yang diseret ke neraka selamanya. Kalau miskin menjadi kaya, tidak mutlak.

Proses pembaharuan dari orang sundal menjadi manusia baru:

  1. Yohanes 2: 6-7
    2:6. Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
    2:7. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "
    Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.

    Proses pertamapembaharuan dari orang sundal menjadi manusia baru: air yang banyak harus dibendung; sama dengan dimasukkan dalam tempayan--jangan dibiarkan bebas. Kalau dibiarkan bebas seperti air laut, pasti diduduki Babel.

    Dalam cerita ini hanya ada enam tempayan, artinya: hanya sedikit bangsa kafir yang mau tergembala dengan benar dan baik--di dalam tempayan tidak bisa bebas lagi.
    Sekarang yang dicari bangsa kafir adalah semua yang bebas.

    Lebih banyak bangsa kafir yang mau bebas--tidak mau tergembala--sehingga diduduki Babel; menjadi orang sundal. Banyak sekali, dan sedikit yang mau tergembala.
    Siapa itu? Hanya bangsa kafir yang mendapatkan kemurahan Tuhan--kasih karunia Tuhan--yang mau tergembala dengan benar dan baik.

    Kalau belajar dari enam tempayan--tempayan; tanah liat; kehidupan kita--: tiga tempayan: tubuh, jiwa, dan roh isteri; tiga tempayan: tubuh, jiwa, dan roh suami, artinya hanya nikah yang mendapat kasih karunia Tuhan yang bisa berada di dalam satu penggembalaan yang benar dan baik.
    Mari berdoa!
    Nuh dan keluarga (anak-anak) bisa satu bahtera, itu juga kemurahan Tuhan.

    Syarattergembala dengan benar dan baik:

    • Harus berada di dalam kandang penggembalaan--ruangan suci.
      Tadi dosa keji, pembunuh, sundal, tukang sihir, dan penyembah berhala melawan kesucian--di luar ruangan suci. Kalau mau dibaharui harus masuk ruangan suci.

      Di dalam ruangan suci ada tiga macam alat, menunjuk pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

      1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
      2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

      3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

      Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah, dikuasai, dan diduduki oleh Babel; tidak bisa menjadi orang sundal tetapi orang benar, suci, dan sempurna.

    • Syarat kedua: makan firman penggembalaan = harus mendengar dan dengar-dengaran pada firman penggembalaan yang dobel, yaitu firman penginjilan dan pengajaran.
      1 Timotius 5: 17
      5:17. Penatua-penatua yang baik pimpinannyapatut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.

      'Penatua-penatua yang baik pimpinannya'= gembala.
      'berkhotbah dan mengajar'= firman penginjilan dan pengajaran.

      Tugasdari gembala yang baik pimpinannya adalah

      1. Memberi makansidang jemaat dengan firman penggembalaan yang dobel yaitu firman penginjilan dan pengajaran.
        Jadi, kebaikan gembala bukan memberi mobil, rumah dan sebagainya.
        Seringkali kita melihat seperti itu, gembala dianggap baik, tetapi tidak memberi makan. Itu justru tidak baik di hadapan Tuhan.

        Gembala yang baik pimpinannya justru gembala yang berjerih lelah untuk memberi makan sidang jemaat.

      2. Kalau sudah ada makanan, berarti ada doa penyahutan--tudung keselamatan bagi sidang jemaat.

      Doakan kami gembala supaya bisa menunaikan tugas dengan baik: memberi makan dan menaikkan doa penyahutan.
      Setiap kali mendengar jemaat goncang, saya merasa masih kurang, tudung harus dipasang empat kali lipat--tudung Tabernakel terdiri dari empat lapis: tiga lapis di atas adalah Allah Tritunggal, dan yang paling bawah (paling kelihatan) adalah gembala manusia. Gembala manusia bertanggung jawab untuk memberi makan dan menaikkan doa penyahutan, sehingga Gembala Agung juga hadir.

    Tadi, makan firman secara dobel, artinya:

    • Makan firman penginjilan, buktinya: hidup dalam kebenaran; semua aspek hidup kita harus benar.
    • Makan firman pengajaran, buktinya: hidup dalam kesucian--tubuh, jiwa, dan roh dikuasai Allah Tritunggal.

    Kalau sudah berada di kandang, hidup benar dan suci, hasilnya:

    • Tidak bisa dikuasai Babel, tetapi kita akan mantap bahkan meningkat dalam kebenaran dan kesucian, sampai kesempurnaan--ruangan maha suci.
    • Kita diberi jubah indah--diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
      Efesus 4: 11-12
      4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
      4:12. untuk
      memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

      Ayat 11= lima jabatan pokok merupakan tangan Tuhan, bisa dijabarkan menjadi pemain musik dan lain-lain.

      Mulai dari nikah kita bisa melayani dengan benar dan baik, kemudian penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.

      Mari tergembala, supaya bisa melayani dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

    • Tadi, lima jabatan pokok merupakan tangan Tuhan--lima jari Tuhan.
      Hasil ketiga: cepat atau lambat tangan Tuhan akan mengadakan mujizat bagi kita--seperti air menjadi anggur.

    Inilah proses bagaimana orang sundal dibaharui. Memang daging mau bebas dan senang--tidak mau tergembala. Ini yang dibendung dalam penggembalaan. Kalau daging dibendung kita bisa hidup benar dan suci, dipakai Tuhan, ada tangan Tuhan di sana untuk mengadakan mujizat.
    Selama tidak tergembala, kita hanya akan menjadi orang sundal--diduduki babel--, sehebat apapun kita.

  2. Yohanes 2: 8-10
    2:8. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklahdan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
    2:9. Setelah pemimpin pesta itu mengecap
    air, yang telah menjadi angguritu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
    2:10. dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

    Proses keduapembaharuan dari orang sundal menjadi manusia baru: kalau sudah berada dalam tempayan, kita harus mengalami keubahan hidupdari air menjadi air anggur yang manis.

    Ini ketatnya proses pembaharuan. Hati-hati, kalau bukan kemurahan Tuhan bangsa kafir tidak akan tertolong.
    Tadi dari lautan bebas hanya diambil enam tempayan, kemudian dari enam tempayan hanya diambil secedok--hanya secedok yang menjadi anggur, bukan semuanya. Jadi tidak semua air dalam tempayan bisa berubah, tetapi hanya sedikit--secedok.
    Artinya: sekalipun bangsa kafir sudah berada dalam penggembalaan, tetapi hanya sedikit yang mengalami keubahan hidup ke arah kesempurnaan, yaitu kehidupan yang mengalami kemurahan Tuhan.

    Contohnya: Yudas Iskariot--bangsa Israel--sudah digembalakan oleh Tuhan Yesus sendiri, tetapi tidak mengalami keubahan hidup, apalagi bangsa kafir.

    Karena itu hati-hati! Sungguh-sungguh! Kalau masalah rohani, jangan sampai menyesal di kemudian hari--Yudas menyesal di kemudian hari tetapi tidak bisa lagi kembali. Kalau yang jasmani masih bisa dikejar.
    Benar-benar bahaya kalau bangsa kafir tidak sungguh-sungguh. Sudah berada dalam penggembalaan sekalipun masih bisa sundal kalau tidak sungguh-sungguh, termasuk seorang gembala. Ngeri!

    Mengapasudah berada dalam penggembalaan tetapi tidak berubah?

    • Kesalahan pada penggembalaannyayaitu hanya cuci kaki, tetapi jemaat tidak pernah dimandikan--air enam tempayan biasanya hanya untuk mencuci kaki-tangan; adat istiadat.
      Ini menunjuk pada ibadah kebiasaan--tidak sungguh-sungguh--, yaitu tidak mengutamakan pemberitaan firman pengajaran yang bagaikan air hujan.

      "Waktu itu ada orang nasihati saya: Kalau hari minggu firmannya dikurangi, gereja ini penuh. Saya sedih. Saya dengar firman guru saya hari jumat, ternyata nasibnya sama. Saya jadi terhibur. Guru saya diperlakukan begitu, apalagi saya. Sampai hari ini saya ikuti Tuhan saja mau panjang atau pendek firmannya."

      Tidak mengutamakan firman pengajaran sama dengan tidak mengutamakan firman penyucian sehingga biasa melayani sekalipun dalam dosa; terdapat dosa kebiasaan di dalam jemaat. Dusta sedikit dianggap biasa.

      Mari, ibadah sungguh-sungguh! Buktinyaadalah mengutamakan firman pengajaran yang benar. Menyanyi sungguh-sungguh, tetapi puncaknya adalah mengutamakan firman penyucian.
      Ada penginjilan, tetapi sekarang titik beratnya pada pengajaran.
      Bukti ada penginjilan adalah masih ada baptisan air.

    • Yang kedua: karena dalam ibadah menampilkan kesegaran/kesukaan dunia yang tidak pernah memuaskan kita--air--, bukan kesukaan sorga--anggur.
      Kalau tidak puas, hidup itu tidak akan pernah berubah.

    • Yang ketiga: karena tidak sungguh-sungguh--antikris berasal dari antara kita tetapi yang tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; tidak sungguh-sungguh dalam mendengar firman dan tidak sungguh-sungguh mempraktikkan firman. Ini sama dengan menyusup.

    Oleh sebab itu kita harus sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan supaya mengalami keubahan hidup.
    Gembalanya Tuhan Yesus sendiri, mengapa Yudas tidak bisa berubah? Karena sudah ada pengajaran yang benar, ada kepuasan sorga, tetapi tidak sungguh-sungguh dalam mendengarkan dan mempraktikkan firman.
    Ada juga yang gembalanya salah, hanya cuci-tangan kaki, tidak dimandikan, sehingga masih ada kotoran-kotoran yang disembunyikan di balik baju---baju gembala, baju pemain musik. Juga ada kotoran di balik rambut (kelicinan; kelicikan)--kelihatan baik, benar, suci, padahal sebenarnya kotor.

    Apa yang diubahkan?


    • Yohanes 2: 3
      2:3. Ketika mereka kekurangananggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisananggur."

      Baru kurang tetapi berkata: habis= kekuatiran.

      Yang pertama: tabiat kuatir harus diubah menjadi percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan.

      1 Petrus 5: 7
      5:7. Serahkanlah segala kekuatiranmukepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

      Pasal 5 adalah pasal penggembalaan.
      Di dalam kandang penggembalaan kita bisa menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan, sampai menyerahkan seluruh hidup kepada Dia, sehingga kita bisa percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Dia.

      Buktinya: kita mengutamakan Tuhan lebih dari semua, karena kita sadar Dialah yang memelihara kita; kita bukan hidup dari dunia, tetapi hidup dari Gembala Agung; kita mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari semua.
      Bukan berarti malas kerja. Tetap kerja, tetapi utamakan ibadah pelayanan.

      Inilah keubahan yang pertama.
      Hasilnya: Tuhan memelihara kita--'Ia yang memelihara kamu'.

    • Yohanes 2: 5
      2:5. Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

      Yang kedua: tabiat tidak taat--durhaka; melawan Tuhan--diubahkan menjadi taat dengar-dengaranapapun resikonya sampai daging tidak bersuara; dari melawan diubahkan jadi tidak melawan.

      Hasilnya: kita mengalami kuasa kemenangan atas segala musuh--Yesus taat dan Ia menang atas setan tritunggal. Semua masalah selesai, pencobaan juga selesai; pintu sorga terbuka, berarti pintu di dunia terbuka, semua jalan dibuka oleh Tuhan.
      Bahkan di dalam nikah bisa memenangkan suami yang bengis.

      1 Petrus 3: 1
      3:1. Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taatkepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

      Istri tunduk pada suami sama dengan istri taat pada firman.
      Sebaliknya, suami yang taat--mengasihi istri--bisa memenangkan istri yang tidak tunduk.
      Anak yang taat bisa memenangkan orang tua yang belum percaya Tuhan.

      Itulah kuasa kemenangan dalam ketaatan.

    • Yohanes 2: 9
      2:9. Setelah pemimpin pesta itu mengecapair, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,

      'mengecap'= lidah.

      Yang ketiga: perkataan sia-sia termasuk dusta--bangsa kafir bagaikan anjing yang menjilat muntah--diubahkan menjadi menjilat remah-remah roti dan anggur--terutama lewat ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci--, sehingga menghasilkan kata-kata iman; sama dengan jujur(ya katakan: ya, tidak katakan: tidak).

      Remah-remah roti= pembukaan firman.
      Anggur= darah Yesus.

      Contohnya: perempuan Kanani (bangsa kafir); dari anjing yang menjilat muntah menjadi menjilat roti.
      Markus 7: 27-30
      7:27. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
      7:28. Tetapi perempuan itu menjawab: "
      Benar, Tuhan. Tetapi anjingyang di bawah meja juga makan remah-remahyang dijatuhkan anak-anak."
      7:29. Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
      7:30. Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

      'Benar, Tuhan'= jujur.

      Inilah yang perlu diubahkan.
      Tuhan tunggu, serahkan kekuatiran menjadi percaya, ketidaktaatan menjadi taat, dan kata-kata sia-sia--menjilat muntah menjadi menjilat remah-remah roti dan anggur--jujur.

      Kata-kata imanartinya:

      1. Membenarkan firman pengajaran yang benar sekalipun keras--'Benar, Tuhan'--, sehingga kita bisa mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman.
        Kalau didapati dosa kita mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.

        Hasilnya: dosa selesai, apalagi hanya masalah hidup--dosa adalah beban terberat mulai di dunia sampai neraka.

      2. Kata-kata yang sesuai dengan firman pengajaran yang benar; sesuai alkitab; tidak ditambah dan dikurangi--; kata-kata benar dan jujur; tidak ada dusta, fitnah, dan gosip.
        Mau bicara apa saja, silakan tetapi harus sesuai dengan firman pengajaran yang benar.

      3. Hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan; berseru kepada Tuhan--'Tolonglah aku!'; berseru nama Yesus.

    Kalau kita tidak mau menjadi orang sundal, tetapi mengalami pembaharuan sampai Yerusalem baru kita harus masuk penggembalaan--tempayan--dan mengalami keubahan dari kekuatiran menjadi percaya, ketidaktaatan menjadi taat, dan perkataan sia-sia menjadi kata-kata iman.

    Hasilnya:

    • Petrus--mewakili laki-laki.
      Lukas 5: 5
      5:5. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

      'tidak menangkap apa-apa'= jujur mengaku menghadapi krisis--ekonomi (tidak ada yang dimakan), pelayanan (tidak ada jiwa-jiwa).
      'karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga'= kata-kata iman. Secara logika--pengalaman, pengetahuan dunia--, Petrus sudah mengerahkan semuanya tetapi tidak dapat apa-apa, sekarang di pantai siang hari disuruh menebarkan jala.

      Petrus taat pada firman sekalipun tidak sesuai dengan logika, pengetahuan dan lain-lain.
      Suami, gembala yang dalam krisis/kegagalan, mari kembali pada firman, dan dari tidak ada menjadi ada--Petrus menangkap banyak ikan--untuk memelihara hidup kita di tengah krisis dunia sampai antikris berkuasa di bumi, sampai hidup kekal.

      Mungkin selama ini kita mengandalkan logika lebih dari pada firman.

      "Seorang yang gajinya dua digit dalam juta menghina firman saat saya sampaikan: Kita bukan hidup dari gaji, gaji hanya sarana. Akhirnya dia diizinkan Tuhan digitnya hilang, bahkan minus. Setelah tiga bulan baru dia datang mengaku dan dia akui dia hidup dari iman."

      Mari, tinggikan firman lebih dari semuanya, praktikkan firman sekalipun tidak masuk akal. Itulah kata-kata iman.

    • Perempuan Kanani--mewakili ibu-ibu.
      Markus 7: 30
      7:30. Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

      Ibu-ibu menghadapi krisis nikah dan buah nikah, penderitaan, air mata.
      Kalau ada kata-kata iman, semua akan dipulihkan; penderitaan dan air mata diganti kebahagiaan, damai sejahtera, semua enak dan ringan.

    • Sadrakh, Mesakh, dan Abednego--mewakili kaum muda--, menghadapi tekanan, kegagalan, maut.
      Mereka tetap menyembah Tuhan sekalipun Tuhan tidak menolong. Inilah kata-kata iman.

      Daniel 3: 16-18, 24-25
      3:16. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
      3:17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
      3:18. tetapi
      seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
      3:24. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
      3:25. Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan
      yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

      Ayat 17-18 = kata-kata iman.
      Ini adalah puncak penyembahan; penyembahan merobek tirai, yaitu tidak berdasarkan kebutuhan-kebutuhan daging lagi, tetapi karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan; bukan bergantung pada pertolongannya, tetapi bergantung pada Tuhan--mengasihi Tuhan lebih dari semuanya.

      Mari berseru dan Tuhan dalam kemuliaan beserta kita; ada Roh kemuliaan menyertai kita untuk menyelesaikan semua, memberi masa depan yang indah--Sadrakh, Mesakh, Abednego mendapatkan kedudukan yang tinggi--, memakai kitamenjadi saksi Tuhan, sampai kalau Tuhan datang kembali kita benar-benar diubahkan menjadi sempurnaseperti Dia.

      Kata-kata iman yang terakhir: Amin, datanglah, Tuhan Yesus!; sama dengan berseru: Haleluya,untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
      Wahyu 22: 20
      22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

Sebenarnya bangsa kafir hanya orang sundal.
Mari serahkan hidup untuk digembalakan dan diubahkan sampai kata-kata ini banyak berseru dan menyembah Tuhan sampai Dia menolong kita semua.
Kalau banyak salah dalam kata-kata, serahkan kepada Tuhan.

Terlalu banyak bicara, terlalu banyak salah dalam perkataan, itulah bangsa kafir, sehingga jauh dari Tuhan dan dekat dengan Babel.
Mari kembali kepada Tuhan!
Apa pergumulan bapak-bapak, ibu-ibu--termasuk ibu janda--, anak muda, ada Tuhan di tengah-tengah kita, jangan bergantung pada yang lain. Kalau Tuhan mengizinkan sesuatu yang mustahil terjadi pada kita, tujuannya adalah supaya kita mengasihi Dia seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Kita mengasihi Dia bukan karena berkat dan pertolongan-Nya tetapi karena Dia--tidak bisa terpisah dari Dia. Tetapi yang mau berseru karena penyakit dan lain-lain, silakan, sampai bisa mengasihi Dia.

Kita bisa berseru dengan kata-kata iman, dan Yesus mengulurkan tangan belas kasih lewat kurban-Nya di kayu salib. Kalau Dia tidak mati di kayu salib, Dia tidak bisa mengulurkan tangan, dan menyertai kita dalam kemuliaan. Tetapi karena Dia sudah mati, Dia bisa mengulurkan tangan-Nya, dan menyertai kita dalam kemuliaan-Nya tanpa bisa ditandingi oleh apapun--seperti dialami oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Dia mampu melakukan apapun bagi kita.

Perjamuan suci adalah uluran tangan belas kasih Tuhan yang tidak bisa dihalangi apapun juga; yang bisa melakukan apa saja bagi kita, sampai menyempurnakan kita.
Percayalah, kalau ada kata-kata iman, akan ada tangan belas kasih-Nya, dan mujizat pasti terjadi. Bukan hanya sampai di dunia, tetapi sampai di awan-awan yang permai, kata-kata iman terakhir: Haleluya,kita menyambut kedatangan-Nya. Ingat keluarga kita supaya semua ditolong dan diselamatkan.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 26 November 2022 (Sabtu Sore)
    ... semua ada di bawah kuasa dosa . seperti ada tertulis Tidak ada yang benar seorangpun tidak. . Tidak ada seorangpun yang berakal budi tidak ada seorangpun yang mencari Allah. . Semua orang telah menyeleweng mereka semua tidak berguna tidak ada yang berbuat baik seorangpun tidak. . Kerongkongan mereka seperti kubur ...
  • Ibadah KKR Palangkaraya I, 24 Februari 2009 (Selasa Sore)
    ... mengaku dosanya. Inilah kebenaran diri sendiri. Dan kalau sudah menyalahkan sesama juga akan menyalahkan Tuhan. Kejadian - iri hati dan panas hati saling membenci . Kalau tanpa kasih walaupun saudara bisa timbul panas hati dan iri hati kalau melihat pelayanan sesamanya lebih berhasil. Matius perceraian perselingkuhan sampai menimbulkan pembunuhan. Jalan keluarnya lebih dahulu dari ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 Februari 2020 (Jumat Sore)
    ... Kehidupan Kristen--hamba Tuhan pelayan Tuhan--yang berada di pelataran--'kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar'. Dulu Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa lalu Ia perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi itulah Tabernakel supaya di bumi sama seperti di sorga--kita masih di bumi tetapi bersuasana sorga. Tabernakel terdiri dari tiga ruangan--Keluaran ...
  • Ibadah Kaum Muda Malang, 18 Juli 2009 (Sabtu Sore)
    ... melayani Tuhan. Jangan tinggalkan ibadah pelayanan apapun alasannya sebab akibatnya mengerikan contohnya Lukas anak bungsu meninggalkan ladang Tuhan karena pengaruh pergaulan dan sampai ke ladang babi jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan. Kisah Rasul - Yudas meninggalkan ladang Tuhan karena pengaruh uang dan akibatnya adalah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Agustus 2014 (Senin Sore)
    ... Tuhan akan mengulurkan tangan untuk menolong mengangkat domba tersebut. Pengertian lobang Dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan. Jadi domba yang jatuh ke lobang anak Tuhan hamba Tuhan yang berada di Bait Allah tetapi jatuh ke dalam dosa sampai puncaknya dosa. Kalau kehidupan itu berbuat dosa jatuh ke dalam lobang ...
  • Ibadah Kunjungan Jakarta V, 16 Oktober 2014 (Kamis Sore)
    ... Baru ayat - . ad. . Pembaharuan suasana baru. Wahyu - Barangsiapa menang ia akan memperoleh semuanya ini dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi orang-orang penakut orang-orang yang tidak percaya orang-orang keji orang-orang pembunuh orang-orang sundal tukang-tukang sihir penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta mereka akan mendapat ...
  • Ibadah Doa Malang, 30 Januari 2018 (Selasa Sore)
    ... rohani dan tidak bisa berdoa . Roma - dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 Juni 2023 (Rabu Sore)
    ... . perzinahan keserakahan kejahatan kelicikan hawa nafsu iri hati hujat kesombongan kebebalan . . Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. Hati dan pikiran manusia daging yang cenderung jahat berisi dua belas keinginan jahat keinginan najis dan kepahitan. Ini adalah hati dan pikiran yang keras. Puncaknya adalah kebebalan. Bebal ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 02 Desember 2010 (Kamis Sore)
    ... kelemahlembutan. Kita mempelajari tentang menerima hikmat lewat kelemahlembutan. Yakobus Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Lemah lembut adalah bisa menerima firman Tuhan sekeras apapun. Proses untuk bisa menerima firman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Agustus 2021 (Selasa Sore)
    ... pada kesempurnaan. Batu penjuru yang mahal menunjuk pada korban Kristus di kayu salib. Gereja Tuhan harus percaya pada korban Kristus atau berdiri tegak di atas korban Kristus untuk mencapai bukit Sion. Kalau dasarnya kuat kita akan diorbitkan sampai ke bukit Sion. Praktik sehari-hari berdiri di atas korban Kristus adalah Percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.