Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA; jemaat yang ketujuh--jemaat yang terakhir. Ini merupakan gambaran dari jemaat akhir zaman (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Inilah keadaan kita semua.

Wahyu 3: 20
3:20. Lihat,
Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Kita sudah mempelajari, sidang jemaat Laodikia dalam keadaan suam-suam kuku rohaninya, sehingga akan dimuntahkan oleh TUHAN; dimuntahkan artinya tidak berguna, jijik, najis, sampai terbuang selamanya--terpisah dari TUHAN untuk selamanya; tidak ada persekutuan dengan TUHAN; binasa untuk selamanya; sekalipun jasmaninya luar biasa, tetapi rohaninya sangat terpuruk.

Oleh sebab itu, TUHAN menegor, menasihati dan menghajar (ayat 18-19), supaya membeli kekayaan sorga, sehingga tidak binasa selamanya.

Dikaitkan dengan ayat 20, TUHAN menegor, menasihat dan menghajar, sama dengan TUHAN mengetok pintu hati.

Kidung Agung 5: 2-3
5:2. Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"
5:3. "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

(terjemahan lama)
5:2. Bahwa tertidurlah aku, tetapi hatiku lagi berjaga, maka kedengaranlah bunyi suara kekasihku sambil mengetok pintu, katanya: Bukakanlah aku pintu, hai adinda, emasku, merpatiku dan
kesempurnaanku! karena kepalaku dibasahkan oleh embun dan ikal-ikal rambutku oleh rintik-rintik malam.

Perikop: kerinduan mempelai wanita; inilah yang harus menjadi kerinduan kita semua.
‘Aku tidur, tetapi hatiku bangun’ = dikatakan tidur tapi tidak tidur, dikatakan bangun tapi tidak bagun, itulah keadaan suam-suam.
'merpati': sebutan untuk mempelai wanita.
'idam-idamanku'= kesempurnaanku (terjemahan lama); ini yang dirindukan oleh TUHAN, yaitu kesempurnaan.

Istilah 'embun', berarti keadaannya larut malam sampai menjelang pagi; menunjuk pada waktu di akhir zaman; kesempurnaan di akhir zaman, itulah yang dibutuhkan.

Keadaan gereja akhir zaman adalah 'tidur, tetapi hatinya bangun'; berarti tidak tidur dan tidak bangun; suam-suam kuku, seperti Laodikia yang tidak panas dan tidak dingin.

TUHAN tidak membiarkan keadaan gereja akhir zaman dalam keadaan suam-suam kuku dan binasa selamanya. Itu sebabnya, TUHAN Yesus datang mengetuk pintu hati sampai kepala-Nya ada embunnya; berarti TUHAN mengetuk sangat lama.

Keluaran 32: 1-2
32:1. "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku.
32:2. Mudah-mudahan
pengajarankumenitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.

Embunmenunjuk pada firman pengajaran yang benar. Memang, firman pengajaran sekarang masih seperti embun; jarang dilihat oleh orang.

Tingkatan firman pengajaran:

  • seperti embun; hanya sedikit yang tahu dan tidak ada reaksi.
  • seperti hujan renai; hujan rintik-rintik; mulai ada reaksi--kalau sudah hujan rintik-rintik, jalannya akan lebih cepat. Harus sabar. Sekarang firman penginjilan masih gencar untuk memenangkan jiwa untuk menambah jumlah (kuantitas). Tetapi nanti akan dilanjutkan pada firman pengajaran.

    "Ini kesalahan kita. Banyak kali, kita tidak sabar dan malah kembali lagi ke firman penginjilan."

  • hujan lebat (‘dirus hujan’); sudah tinggal buka pintu gereja dan orang akan masuk.

Kita harus bersabar, sebab sekarang masih banyak pertumbuhan secara kuantitas. Ini seperti menabur benih tetapi belum berbuah. Tugas pengajaranadalah menghasilkan buah yang matang dan siap dituai.

Jadi, TUHAN Yesus mengetuk pintu hati dengan tanda embun, artinya mengetuk pintu hati kita dengan firman pengajaran. Ini yang dibutuhkan.
Firman penginjilan tetap perlu, tetapi setelah itu harus diketuk dengan firman pengajaran. Jangan kembali lagi. Sabar menunggu. Memang untuk menuai harus sabar; kalau menabur memang cepat. Begitulah firman pengajaran.

Kapan TUHAN mengetuk pintu hati kita?Saat firman pengajaran yang benar menunjuk dosa-dosa dan kekurangan kita.
Yesus mengetuk pintu hati untuk bisa masuk; sementara Dia ada di luar. Jemaat Laodikia hanya mengutamakan berkat jasmani dan TUHAN ada di luar--tidak ada firman pengajaran.

TUHAN Yesus mengetuk pintu hati untuk masuk ke dalam hati kita, dengan maksud untuk menolong, menyempurnakan, sekaligus memiliki kitasemua selama-lamanya.
Jadi, saat-saat beribadah, kita berdoa supaya firman menunjuk dosa-dosa kita--TUHAN selalu mengetuk pintu hati kita. Kalau kita buka, Dia masuk untuk menolong, menyempurnakan dan memiliki kita semua.

Kidung Agung 5: 2
5:2. Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"

TUHAN mengetuk pintu hati kita sampai kepala-Nya berembun, artinya perpanjangan sabar dan kesungguhan TUHANuntuk menolong dan memiliki hidup kita. Kalau tidak sungguh-sungguh, TUHAN tidak perlu mengetuk sampai lama-lama.
Kita sungguh-sungguh! Dia sudah tunggu kita sekian lama.

Istilah 'mengetuk' berarti diulang-ulang; tadi mengetuk ini dengan firman pengajaran.
Jadi, firman pengajaran harus diulang-ulang; terutama dalam ibadah pendalaman Alkitab.

2 Tawarikh 36: 15-16
36:15. Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulangmengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nyadan tempat kediaman-Nya.
36:16. Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

‘berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya’=dari dulu, TUHAN mengulang-ulang firman-Nya.
‘menghina segala firman-Nya’ = bosan terhadap firman.

Ciri firman pengajaran, yaitu selalu diulang-ulang; diulang-ulang untuk maju. Bersyukur pada TUHAN kalau firman bisa berurutan, diulang-ulang, kemudian maju lagi.

"Kalau tidak diulang-ulang--seperti di sekolah--banyak yang tidak lulus."

Firman pengajaran yang benar yang disampaikan berulang-ulang sama dengan firman penggembalaan. Hanya gembala yang bisa. Diulang-ulang ini bukan berarti satu khotbah diulang-ulang terus, tetapi diulang, mantap dan maju lagi, sehingga rohaninya terbangun sampai sempurna.
Kalau satu kotbah diulang-ulang terus, itu namanya penginjil. Contoh: menyampaikan tentang baptisan air ke mana-mana sampai bisa keliling dunia.

Firman penggembalaan dipercayakan TUHAN kepada seoranggembala--dengan karunia menimbang roh. Kalau bukan gembala, tidak bisa; untuk menerangkan dan mengulangi satu ayat saja tidak bisa. Kalau gembala, bisa, karena punya karunia dari TUHAN.

Firman penggembalaan merupakan perpanjangan sabar, kasih sayang, dan kesungguhan TUHANuntuk menolong dan memiliki umat-Nya--kita semua. Kita sungguh-sungguh hari-hari ini. Ini penting!

Terutama bangsa kafir, yang punya tabiat anjing dan babi; selalu mengulang-ulang dosa:

  • anjing menjilat muntah, artinya mengulang-ulang perkataan dosa, termasuk perkataan sia-sia,
  • babi dimandikan kembali lagi ke kubangan, artinya perbuatan dosayang diulang-ulang, sampai puncaknya dosa:

    • dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
    • dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, termasuk penyimpangan-penyimpangan seks.

Oleh sebab itu bangsa kafir sangat membutuhkan firman yang diulang-ulang, untuk menyucikan dosa yang diulang-ulang, sehingga mengalami peningkatan rohani dari anjing dan babi menjadi domba-dombanya TUHAN yang digembalakan.

Sikap kita terhadap firman penggembalaan menentukan apakah kita--bangsa kafir--tertolong atau tidak. Jika menjadi dombanya TUHAN, kita nanti bisa menjadi sempurna; menjadi mempelai TUHAN.

Kidung Agung 5: 3
5:3. "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

Ini sikap yang salah. Banyak kali, kita banyak alasan; sama dengan kebenaran diri sendiri. Saat TUHAN mengetuk, kita justru memakai kebenaran sendiri.
Saat firman pengajaran yang benar diulangi untuk menunjukkan dosa-dosa dan keadaan kita, seringkali kita menggunakan kebenaran sendiri, yaitu:

  • bosan,
  • banyak alasan,
  • marah,
  • menyalahkan orang lain; tidak pernah mengaku. 'Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?' =>padahal kakinya yang kotor ditunjukkan, tetapi merasa kakinya sudah dibasuh.

    "Saya seringkali bingung kalau dibantah; apalagi untuk hal yang saya tidak paham (soal komputer dan sebagainya). Jadi saya tinggal saja, karena terlalu banyak alasan. Tidak akan maju."

  • bahkan menyalahkan TUHAN.

Sebenarnya, firman yang diulang-ulang berguna untuk menolong kita.
Contoh: ada yang belum lepas dari dosa dusta, lalu datang beribadah, firmannya tentang: ‘jangan berdusta, jangan berdusta’, ini maksudnya sampai bisa terlepas dari dosa dusta; sama halnya dengan mencuci baju yang diulang-ulang sampai bersih. Selama dosa masih ada, firman akan diulang terus sampai selesai.
Herodes marah saat ditegor oleh Yohanes Pembaptis, karena menggunakan kebenaran sendiri.

Dengan adanya kebenaran sendiri, maka gereja TUHAN di akhir zaman menjadi suam--tidak bisa tertolong; lamban untuk membuka pintu hatinya bagi TUHAN/firman pengajaran benar. Kalau mempertahankan kebenaran sendiri, nanti akan ketinggalan--saat pintu dibuka, TUHAN sudah pergi.

Kidung Agung 5: 5-6
5:5. Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
5:6. Kekasihku kubukakan pintu,
tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsanaku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.

Kalau tetap mempertahankan kebenaran sendiri, akibatnya:

  • hidupnya kosong (hampa hidupnya), tidak pernah puas dan menderita, sebab Yesus sudah pergi; terpisah dari Yesus; TUHAN tidak pernah memaksa, tetapi Ia sungguh-sungguh mengetuk. Kalau tidak mau, akan Ia tinggalkan.

    Pribadi Yesus tidak bisa ditukar apapun. Tanpa pengajaran benar, pasti kosong. Jangan tukar firman pengajaran benar dengan apapun di dunia!

    Orang semacam ini bisa mencari kepuasan-kepuasan di dunia--hiburan di dunia, kemakmuran--, termasuk mencari ajaran palsu yang memuaskan telinga--ajaran palsu yang tidak pernah menujuk dosa--, atau kepuasan di dunia dibawa masuk ke gereja untuk menutupi kekosongan hatinya.

    Mungkin ia pencuri (korupsi), ia akan mencari firman yang tidak pernah menyinggung dosanya, sehingga ia senang, tetapi sebenarnya ia sudah hampa dan terpisah dari TUHAN.
    Begitu juga persoalan nikah, dia akan mencari firman yang tidak menyinggung nikah. Kalau menyinggung nikah, ia akan keluar.
    Begitu juga hamba TUHAN, tahu ada orang yang nikahnya salah, tetapi tidak berani bicara karena takut orangnya keluar. Ini juga hampa dan bisa mencari kepuasan di dunia.

  • Pingsan; tidak mati, tidak hidup; hidupnya setengah mati, bahkan semua setengah mati; satu langkah lagi, sudah menuju kematian rohani dan kebinasaan.

  • Tidak ada lagi pemulihan.
    2 Tawarikh 36: 16
    36:16. Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

    Tidak ada lagi pemulihan, berarti sudah tidak bisa ditolong lagi.

Inilah keadaan kita di akhir zaman. TUHAN sudah mengetuk dengan firman penggembalaan, tetapi sering tidak mau, karena menggunakan kebenaran sendiri; tetap menjadi anjing dan babi, sehingga hidupnya kosong--hampa, tidak pernah puas dan menderita--, pingsan--setengah mati, satu langkah lagi menuju kematian rohani dan kebinasaan selama-lamanya--dan tidak bisa dipulihkan lagi.

Esau menghina penggembalaan--sementara Yakub tinggal di kemah, ia ke sana ke mari; ia mencari sendiri makanannya, tidak percaya pada gembala--, tetapi pada akhirnya ia kembali lagi ke penggembalaan, namun sudah terlambat. Kita sungguh-sungguh. Satu langkah atau satu denyut nadi kita sangat menentukan, dekat dengan maut atau dekat dengan TUHAN--istilah mengetuk, berarti jaraknya hanya satu langkah (satu hasta).

Biarlah kita selalu menanggapi secara positifsetiap ketukan dari TUHAN dan segera membuka pintu hati bagi TUHAN; setajam dan sekeras apapun firman itu. Saat ditegor oleh firman mungkin merasa malu, dihina dan sebagainya, tetapi tanggapilah secara positif.

Herodes marah saat ditegor, sehingga ia memenjarakan sampai memancung kepala Yohanes Pembaptis pada hari ulang tahunnya. Akibatnya, satu keluarga habis. Saat hari ulang tahun berarti umur kita diperpanjang satu langkah lagi oleh TUHAN.

Jika TUHAN mengetuk pintu hati, berarti TUHAN sudah dekat dengan kita, yaitu hanya satu langkah jaraknya dengan kita; satu denyut jantung jaraknya dengan kita. Karena itu sangat penting untuk mencari firman yang benar di dalam ibadah. Kalau ada firman yang benar, maka kita ditarik kembali--sekalipun sudah jauh atau sudah jatuh dalam dosa--dan kita berjarak satu langkah dengan TUHAN.

Kita bisa pilih, satu langkah jaraknya dengan TUHAN atau satu langkah jaraknya dengan maut. Kalau tidak mau satu langkah dengan TUHAN--jauh dari TUHAN--, maka kita akan satu langkah jaraknya dengan maut. Jika menghina firman pengajaran yang benar, berarti kita ditarik oleh maut--satu langkah jaraknya dengan maut--dan jauh dari TUHAN.

1 Samuel 20: 3
20:3. Tetapi Daud menjawab, katanya: "Ayahmu tahu benar, bahwa engkau suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut."

Kita datang beribadah kepada TUHAN, apa yang kita cari?

“Hamba TUHAN fulltimer 100%, sudah menyerahkan hidup sepenuh kepada TUHAN, mau memberitakan apa? Kalau tidak memberitakan firman yang benar, sudah salah. Yang tidak fulltimer, dari kantor, kuliah, sekolah datang beribadah untuk mendengarkan firman, sedangkan yang hamba TUHAN fulltimer tidak mau memberitakan firman tanpa alasan yang tepat. Ini sudah sangat terbalik.”

Gunakan kesempatan yang ada. Cari firman yang benar; sebagai gembala juga beritakan firman yang benar. Jemaat mau terima atau tidak, itu urusan dengan TUHAN. Kalau tidak mau menerima, didoakan supaya satu waktu bisa menerima.
Kalau kita ibadah hanya untuk bertemu teman, celaka. Carilah TUHAN yang mengetok pintu hati; firman pengajaran yang benar. Itu berguna, untuk menarik kita dekat kepada TUHAN dan jauh dari maut.

Jadi, membuka pintu hati bagi TUHANartinya satu langkah jaraknya dengan TUHAN, sehingga maut tidak berkuasa atas kita.
Matius 6: 27
6:27. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehastasaja pada jalan hidupnya?

'hasta'= ukuran Tabernakel; contoh: halaman Tabernakel, panjang 100 hasta, lebar 50 hasta--tidak memakai meter atau sentimeter.
Kalau kita sudah satu langkah jaraknya dengan TUHAN--menerima pekerjaan firman pengajaran yang benar--, berarti kita menggunakan setiap langkah/setiap hasta/setiap detak jantung hidup kita untuk aktif dalam pembangunan Tabernakel yang rohani--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah--layani dalam nikah sebagai suami, isteri, anak--, kemudian dalam penggembalaan--melayani sebagai gembala, pemain musik dan sebagainya--, antar penggembalaan--jika tidak bisa ikut serta secara langsung, bisa aktif didalam doa--, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
Inilah bukti kalau kita jauh dari maut dan dekat dengan TUHAN, yaitu kita aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

"Gerakan-gerakan ini akan semakin membesar. Kita berdoa. Siapa tahu, kita mengikuti lagi seperti pendahulu-pendahulu kita--BTIC, BTFI dan sebagainya. Mungkin secara manusia, mustahil, tetapi tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Sekarang persiapan-persiapan baik dalam doa, visualisasi komputer dan sebagainya. Namanya seperti kilat, sekarang dalam waktu 1-2 bulan sudah bisa mengadakan. Dulu dalam membangun Tabernakel selain korban waktu, tenaga, juga ada keahlian-keahlian. Orang yang ahli dalam membuat tudung, menenun juga dipakai oleh TUHAN.
Krisis (pencobaan) semakin meningkat, tetapi kegerakan juga semakin meningkat. Justru saat darat, laut dan udara goncang, Bait Suci selesai (di kitab Hagai). Yang nomor satu adalah doa, supaya TUHAN pimpin kita dengan kepandaian, keahlian. Tidak ada yang mustahil. TUHAN akan tolong kita semuanya.
Sekarang 2-3 negara, mengapa tidak? Mungkin bisa 10-15 negara. Ini lebih membesar lagi, semuanya harus mengarah pada tubuh yang sempurna. Ini masih kerinduan dan harus didoakan. Kalau kita menampilkan pengajaran yang benar--pribadi Yesus sebagai kepala (embun berada di kepala Yesus)--, maka TUHAN akan menjawab doa kita. Kepala itulah Raja segala raja, Imam Besar, Mempelai Pria, itu luar biasa dan tidak usah takut soal apapun. Serahkan pada Dia. Saya tercelik mata. Dulu 3 negara yang datang. Sekarang bisa 4 negara yang datang. Itulah kerinduan TUHAN lewat Pdt In Juwono dan Pdt Pong. Tetapi terhenti, sekarang dilanjutkan lagi sampai tubuh yang sempurna.
"

Syarat melayani pembangunan tubuh Kristus--mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan:

  1. Efesus 4: 11-12
    4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    4:12. untuk
    memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Ayat 11= harus mempunyai jabatan pelayanan dan karunia dahulu, baru bisa dipakai.

    Syarat pertama melayani pembangunan tubuh Kristus: hidup sucioleh pekerjaan firman pengembalaan yang diulang-ulang.

    Jika mau membuka hati untuk firman pengajaran; mau dikoreksi, disucikan--pintu hati diketok--, mau mengakui semua dosa dan kekurangan, maka kita bisa hidup suci.

    "Ketika saya terangkan ini, ada yang Doktor. Dia tulis surat dan merasa kecewa, karena susah-susah mencari Doktor dan MTh. Tetapi setelah mendengar, ia mengakui dan merasa tidak ada arti apa-apa semuanya. Kesucian di atas semuanya."

    Tidak boleh ada lagi kekafiran:

    • terutama disucikan dari tabiat anjing dan babi,

      Perkataan (gosip-gosip yang tidak baik) dan perbuatan dosa (merokok, mabuk dan sebagainya) juga harus sudah berhenti.

      "Ada yang berhenti melayani karena masih merokok. Saya bilang: 'Buang dosanya, bukan pelayanannya."

    • juga disucikan dari kekuatiran (tabiat bangsa kafir adalah kuatir terus). Jika disucikan dari kekuatiran, maka bisa menyerah sepenuh kepada TUHAN; bisa mengutamakan TUHAN--ibadah pelayanan--lebih dari semuanya (‘jangan kuatir, tetapicarilah kerajaan sorga dan kebenarannya’); bisa beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar.

      Kalau tidak setia, tidak ada gunanya. Contoh: tangan sudah hebat, tetapi tidak mau mengambil air minum karena malas (tidak setia); tidak berguna dan juga merusak. Akhirnya, terpaksa mengambil air minum dengan mulut; ini merusak.

      Melayani dengan benar, contohnya: tangan ada pada tempatnya (tidak mau ke mana-mana) dan tugas-tugasnya harus benar. Kalau tangan, untuk berjalan, itu sudah tidak benar.

  2. Syarat kedua melayani pembangunan tubuh Kristus: kalau kita sudah hidup suci, maka kita dipercaya jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, sesuai dengan kehendak TUHAN.
    Jadi, melayani pembangunan tubuh Kristus harus sesuai dengan jabatan dan karunia Roh Kudus, sehingga kita bisa bekerjasama satu dengan yang lain. Kalau tidak, tidak akan bisa bekerjasama.

    Seperti tubuh kita. Ada tangan, kaki dan lain-lain, semuanya bisa bekerjasama. Kalau tidak sesuai jabatan pelayanan, contohnya: tangan ingin berjalan seperti kaki. Tidak ditentukan TUHAN sebagai pembicara, malah ingin menjadi pembicara, akhirnya berebut. Akibatnya justru bertengkar. Harus sesuai dengan karunia-karunia.

    1 Korintus 12: 7, 11
    12:7. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
    12:11. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus,
    seperti yang dikehendaki-Nya.
    ‘untuk kepentingan bersama’ = bisa bekerja sama.

    Karunia-karunianya bisa berbeda-beda, tetapi bisa bekerjasama. Kalau bukan karunia, bisa bertengkar, menjegal dan sebagainya. Jangan saling menjegal, tetapi saling mendukung.

    "Kalau salingmendukung, itu seperti ada kalanya kaki kanan di depan--kaki kiri mendukung saja--, nanti kaki kiri juga di depan--kaki kanan mendukung. Tidak mungkin, kaki kanan terus yang di depan. Sama seperti Musa dan Harun. Ada kalanya Harun di depan, tetapi ada kalanya Musa di depan."

  3. Syarat ketiga melayani pembangunan tubuh Kristus:punya tabiat seperti Yesussebagai kepala.
    Efesus 4: 1-4
    4:1. Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
    4:2. Hendaklah kamu selalu
    rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
    4:3. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
    4:4. satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

    'rendah hati, lemah lembut, dan sabar'= tabiat Yesus. Kepala dengan tubuh harus sama zatnya. Kalau tidak sama, itu seperti patung yang dilihat oleh Daniel.

    Tabiat Yesus adalah rendah hati, lemah lembut dan sabar; kita sebagai tubuh-Nya harus memiliki tabiat Yesus. Kalau ada rendah hati, lemah lembut dan sabar, maka kita bisa saling membantu, bahkan saling menyatu--menjadi satu kesatuan tubuh yang sempurna.

    • Rendah hati=

      1. kemampuan untuk mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kalau sudah bisa mengaku dosa, kita sudah bisa bekerjasama. Kalau masih ada dosa, tidak akan bisa menyatu.

        "Kalau ada iri hati, marah antara suami isteri, tidak akan bisa kerjasama. Tetapi kalau dosa diselesaikan, maka bisa menyatu."

      2. kemampuan untuk menganggap orang lain--terutama TUHAN--lebih utama dari diri sendiri. Tanpa TUHAN, kita tidak bisa apa-apa. Sesudah itu tanpa mereka--suami, isteri, anak, orang tua--, kita tidak bisa apa-apa.

        Filipi 2: 3

        2:3. dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hatiyang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;


      3. kemampuan untuk mengakui kelebihan orang lain.
      4. Kemampuan untuk menerima kenyataan yang ada. Kalau memang keadaannya masih belum baik, bersyukur saja.

        "Saya pernah tanya pada hamba TUHAN: 'Berapa jemaatnya?': 'Oh kalau di sana sulit sekali. Memenangkan 1 jiwa di sana, sama dengan di Jawa 100.' Saya tidak tanya lagi. Jawabannya melenceng. Padahal kalau dia jawab: 15, atau 5, tidak apa-apa. Waktu saya di Gending, saya katakan saja berapapun jemaatnya, malah saya ajak untuk mampir ke Ganding. Banyak hamba TUHAN yang datang untuk menguatkan saya. Setelah di Malang, malah tidak ada yang mampir. Sedih saya."

    • Lemah lembut=

      1. kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
      2. Kemampuan untuk menerima orang lain dalam kekurangannya. Kalau ada orang lain dalam kekurangan, kita doakan.
      3. Kemampuan untuk menerima orang lain dalam kelebihan.

        "banyak suami yang tidak bisa menerima kelebihan isterinya dan itu yang membuat terjadi pertengkaran. Jangan iri, tetapi diteladani. Kami hamba TUHAN juga. Kalau ada yang dipakai lebih, justru iri (tidak bisa menerima). Tidak bisa maju. Saya selalu mempelajari om Yo dan om Pong. Orangnya sederhana, tetapi kok bisa. Saya cari tahu rahasinya, yaitu hanya pegang satu pengajaran. Itu yang saya teladani."

      Matius 11: 28-30
      11:28. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
      11:29. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
      lemah lembut dan rendah hatidan jiwamu akan mendapat ketenangan.
      11:30. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

      Kalau kita sudah punya tabiat rendah hati dan lemah lembut, maka segala letih lesu, beban berat, air mata sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib, sehingga kita mengalami damai sejahtera(kelegaan, ketenangan) dan semua menjadi enak dan ringan; mulai dari rumah tangga enak ringan, begitu juga penggembalaan dan fellowship.

      "Dulu waktu di Johor, sering bertengkar dengan bagian komputer. Akhirnya orang naik sembarangan dan kacau semua. Tetapi lama-lama, selesai. Asal bisa rendah hati dan lemah lembut. Di Malang juga. Pertama kali sudah ribut. Tetapi lama-lama--dan yang terakhir ini--, rapatnya hanya 1-2 kali. Begitulah kalau rendah hati dan lemah lembut, semua jadi enak dan ringan."

    • Sabar.
      Yakobus 5: 7-8
      5:7. Karena itu, saudara-saudara, bersabarlahsampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
      5:8. Kamu juga harus
      bersabardan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

      Sabar dalam penderitaan dan sabar dalam menunggu waktu TUHAN, contohnya seperti petani yang menabur benih, sampai memetik buah yang matang.

      1. sabar dalam penderitaan.
        Mazmur 126: 5-6
        126:5. Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
        126:6. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

        Kita harus banyak menangis (‘mencucurkan air mata’) atau menderita untuk penaburan dulu--penaburan benih firman pengajaran yang benar.

        Mulai dari gembala, banyak menangis untuk mendapat pembukaan firman, untuk disampaikan kepada jemaat. Kalau ada pembukaan firman, pasti ada pembukaan jalan; ada jalan keluar dari segala masalah sampai pembukaan jalan ke sorga.

        Sidang jemaat juga banyak mencucurkan air mata untuk mendapatkan firman pengajaran yang benar.

        Prosesnya--ditaburi--: mendengar sungguh-sungguh, mengerti, percaya sampai praktik firman, sehingga menghasilkan buah ketekunan(30 kali, 60 kali, 100 kali)

        Lukas 8: 15
        8:15. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

        Matius 13: 8
        13:8. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

        30, 60, 100= ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok (kandang penggembalaan):

        1. 30 kali= ketekunan dalam ibadah raya (pelita emas),
        2. 60 kali= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci (meja roti sajian),
        3. 100 kali= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (mezbah dupa emas).

        Di sinilah kita berjuang dan bersabar dalam penderitaan. Istilah tekun, artinya terus menerus, tidak mau dihalangi apapun dan rela korbankan yang jasmani untuk perkara rohani.

        Yakub tidak punya apa-apa, tetapi ia tekun dalam penggembalaan dan mendapat segala-galanya. Jangan seperti Esau. Sudah ada semuanya, tetapi karena ia tidak tekun dalam penggembalaan, maka ia kehilangan semuanya dan hanya ada cucuran air mata selama-lamanya.

        "Ada jemaat kaum muda (tegembala jarak jauh), ia SMS kepada saya: 'Om, doakan, saya ingin hidup lebih baik.' Saya trenyuh. Dulu, dia tergembala di tempat lain, dia merasa hancur-hancuran. Akhirnya ia dapat firman dan bisa makan, ia SMS. Saya doakan sungguh-sungguh. Dan terjadi pertolongan TUHAN. Anaknya bertemu di Jakarta dan dia katakan kalau sudah tertata lebih baik lagi. Itulah kandang penggembalaan. Kita sungguh-sungguh. Semua tertata rapi dan indah pada waktunya, kalau kita ada di kandang."

        Yakobus 1: 3-4
        1:3. sebab kamu tahu, bahwa ujianterhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
        1:4. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

        Buah ketekunan menjadi buah yang matang (kesempurnaan)--mempelai wanita--lewat sabar dalam ujian; baik ujian ekonomi, menghadapi dosa-dosa, ajaran palsu, fitnahan, kebencian tanpa alasan dan sebagainya.
        Memang sudah tertata rapi, indah dan kita dapatkan semua dari Gembala Agung, tetapi masih ada ujian, supaya bisa menjadi buah yang matang.

        Ujian bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mematangkan buah-buah. Jaga!Jangan bersungut-sungut, kecewa dan tinggalkan TUHAN, tetapi selalu mengucap syukur pada TUHAN; kita selalu hidup benar, suci, dan setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.

      2. sabar dalam menunggu waktu TUHAN.
        Yohanes 7: 6
        7:6. Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

        Kita tinggal menunggu waktunya dan pasti akan sampai.
        Waktu TUHAN belum tiba, artinya jika TUHAN belum menolong, sehingga kita selalu ada waktu untuk koreksi dirilewat ketajaman pedang dan ada waktu untuk percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN.

        Sudah sabar dalam penderitaan, masih ada ujian. Setelah sabar dalam ujian, tinggal tunggu satu, yaitu sabar menunggu waktu TUHAN; waktu TUHAN pasti datang.
        Sementara menunggu waktu TUHAN, kita koreksi diri dan percaya mempercayakan diri sepenuh pada TUHAN.

        Ingat!Pencobaan dan penderitaan yang kita alami--dengan seijin TUHAN--sama seperti ibu hamil yang hendak melahirkan anak. Semakin hari, semakin kacau--tambah berat--dan paling berat sudah tidak berdaya, berarti sudah dekat dengan waktu TUHAN(waktu-Nya sesaat lagi) dan semuanya selesai.

        Di waktu yang sesaat ini bisa terjadi yang negatif atau positif; bisa kecewa, putus asa, sampai tinggalkan TUHAN--binasa--atau bisa menyerah sepenuh kepada TUHAN--bayi akan lahir.

        Bayi lahir. Artinya:

        1. masalah sudah selesai dan tidak ada lagi air mata,
        2. mengalami sukacita bahagia surga.
        3. Kita juga mengalami pembaharuan hidup. Bayi itu jujur dan tulus. TUHAN rindu hal ini. TUHAN izinkan kita menderita dan masih ada ujian, masih ditambah lagi sabar menunggu waktu TUHAN. Petani sabar menunggu 3 bulan 10 hari, sedangkan ibu yang hamil menunggu 9 bulan 10 hari.

          Kalau mau cepat-cepat, bayi tidak akan lahir, tetapi hanya darah yang keluar. Tidak bisa dipaksa. Yang benar adalah menyerah--percaya dan mempercayakan diri pada TUHAN; kita menyerah sepenuh pada TUHAN.

          Kalau jujur, doa kita dijawab oleh TUHAN; kita menjadi rumah doa. Terutama jujur soal pengajaran(seperti bayi yang susunya tidak mau diganti), sampai jujur dalam segala hal.

          Amsal 15: 8
          15:8. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

          Dan mujizat jasmani juga terjadi. Sampai saat TUHAN datang, terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia--buah yang matang dan benar-benar dituai.
          Kita naik ke awan-awan yang permai bersama dengan TUHAN untuk selama-lamanya.

          Semua ada waktunya. Kita sabar hari-hari ini, kita berseru kepada TUHAN dan percayakan hidup kepada TUHAN.

Apapun keadaan kita malam ini, TUHAN sedang mengetuk pintu hati kita, supaya kita satu langkah jaraknya dengan Dia. Kita dipakai oleh TUHAN dalam pembangunan tubuh Kristus. Syaratnya: suci, ada jabatan (bisa bekerjasama) dan ada tabiat Yesus (rendah hati, lemah lembut, sabar).

Memang ada ujian dan penderitaan. Sabar dalam ketekunan, ujian, dan menanti waktunya TUHAN! Semua akan beres dan mujizat akan terjadi. Percayalah! TUHAN tidak menipu kita. Dia tolong kita semua. Dia punya rencana indah dalam hidup kita. Dia lebih tahu dari kita dan Dia yang mengatur semua. Serahkan semua pada Dia!

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Maret 2019 (Rabu Sore)
    ... maka penyembahannya juga palsu. Lukas . Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. . Ia naik ke dalam salah satu perahu itu yaitu perahu Simon dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Februari 2019 (Selasa Sore)
    ... Ketakutan daging artinya takut pada sesuatu di dunia sampai melawan Tuhan. Kalau dirobek lewat doa penyembahan kita akan menjadi kehidupan yang takut akan Tuhan apa pun yang harus dikorbankan. Ketamakan kikir dan serakah. Lukas . Kata-Nya lagi kepada mereka Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya hidupnya tidaklah tergantung ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 10 Februari 2024 (Sabtu Sore)
    ... oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Keinginan akan uang membuat kikir dan serakah. Kikir tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan. Serakah mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus termasuk memburu uang dengan menghalalkan segala cara. Kikir ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 23 November 2008 (Minggu Sore)
    ... adalah Esau yang mengorbankan hak kesulungan untuk sepiring makanan dan akibatnya sangat fatal binasa untuk selama-lamanya dan penuh dengan air mata. Ibrani - Orang kristen seperti Esau ini disebut memiliki nafsu yang rendah orang cabul. pandangan secara rohani ini seperti burung nazar yang memandang jarak jauh. macam pandangan rohani PANDANGAN ...
  • Ibadah Raya Malang, 12 Januari 2014 (Minggu Pagi)
    ... - Sejumlah besar orang mengikuti Dia di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata Hai puteri-puteri Yerusalem janganlah kamu menangisi Aku melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu Rasul Yohanes menubuatkan ratapan tentang Yesus yang tertikam yang akan digenapkan pada saat kedatangan Yesus kedua ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 29 Februari 2020 (Sabtu Sore)
    ... tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang . Jikalau tidak ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. . Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari ...
  • Ibadah Raya Malang, 13 September 2020 (Minggu Pagi)
    ... di Bait Suci Allah sama dengan mempelai wanita Sorga. Sangkakala ketujuh menampilkan gereja Tuhan yang ditempatkan di dalam Bait Suci Allah di sorga. Sekarang kita menempati Bait Suci Allah di bumi yaitu Tubuh kita yang fana diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang September . Tempat kita beribadah melayani Tuhan yaitu rumah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Juli 2015 (Kamis Sore)
    ... menghasilkan manusia darah daging yang tidak layak untuk masuk kerajaan Surga. Oleh sebab itu kita harus mengalami kelahiran baru untuk menjadi anak kecil bayi secara rohani sama dengan Anak Allah yang berhak untuk masuk kerajaan Surga. Yohanes - Yesus menjawab kata-Nya Aku berkata kepadamu sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali ...
  • Ibadah Doa Malam Session I Malang, 15 April 2014 (Selasa Malam)
    ... secara umum adalah kelepasan. Jaman Israel Paskah menunjuk kelepasan bangsa Israel dari Mesir. Jaman sekarang menunjuk kelepasan dari dosa daging dan dunia. Dulu anak domba disembelih menghasilkan darah sekarang menunjuk darah Yesus Anak Domba Allah. Darah Yesus mampu untuk melepaskan kita dari ikatan-ikatan yaitu Ikatan dosa sampai puncaknya dosa yaitu ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Juli 2009 (Kamis Sore)
    ... berbuah. Artinya kita harus tergembala supaya kita bisa berbuah dan memuaskan Tuhan. Lukas - . WASPADA Ada pohon ara yang sudah ditanam di kebun anggur tapi tidak berbuah. Artinya sudah tergembala namun tidak berbuah. Penyebabnya karena ada akar yang tidak baik. Ulangan - . Salah satu akar yang tidak baik adalah akar racun akar ipuh ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.