Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Malam ini kita belajar bersama Lempin-El.
Keluaran 27 => tentang tiang pelataran--pelataran ada pagarnya yang terdiri dari tiang-tiang yang tidak boleh miring/roboh.
Tiang menunjuk pada pahlawan iman; orang-orang yang hidup di dalam iman.
Jumlah tiang pada pelataran:
Keluaran 27: 9-1627:9."Haruslah engkau membuat pelataranKemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatanharus dibuat layar dari lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu.
27:10.Tiang-tiangnya harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak.
27:11.Demikian juga pada sebelah utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya, tiang-tiangnya harus ada dua puluhdan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak.
27:12.Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah baratharus ada layar yang lima puluh hasta, dengan sepuluhtiangnya dan sepuluh alas tiang itu.
27:13.Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timurharus lima puluh hasta,
27:14.yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tigatiangnya dan tiga alas tiang itu;
27:15.dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tigatiangnya dan tiga alas tiang itu;
27:16.tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya--tenunan yang berwarna-warna--dengan empattiangnya dan empat alas tiang itu.
- Sebelah selatan ada dua puluh tiang (ayat 9-10).
- Sebelah utara panjang seratus hasta, ada dua puluh tiang (ayat 11).
- Sebelah barat ada sepuluh tiang (ayat 12).
- Sebelah timur: ada pintu gerbang di tengah dengan empat tiang, dan di sebelah kiri kanan pintu gerbang ada enam tiang, jadi semuanya sepuluh tiang (ayat 13-16).
Jadi kalau dijumlah, ada
enam puluhtiang.
Enam puluh tiang adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan menjadi
pahlawan imanantara lain:
- Mulai dari Abraham sampai Yusuf, ayahnya Yesus, ada lima puluh enam orang atau lima puluh enam tiang. Lima puluh enam ini semuanya disunat--golongan bersunat.
Lukas 3: 23-34
3:23.Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
3:24.anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf,
3:25.anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai,
3:26.anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda,
3:27.anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri,
3:28.anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er,
3:29.anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi,
3:30.anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim,
3:31.anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,
3:32.anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason,
3:33.anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,
3:34.anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham,
- Empatorang di pintu gerbang atau empat tiang yang lain adalah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Dari empat orang ini, Lukas berasal dari golongan yang tidak bersunat; kafir--satu-satunya yang tidak bersunat.
Jadi, enam puluh tiang atau enam puluh pahlawan iman terdiri dari golongan bersunat dan tidak bersunat/kafir--sekalipun hanya ada satu tetapi masuk di dalamnya, apalagi di pintu gerbang. Jadi ada bangsa kafir di pintu gerbang keselamatan/pintu gerbang sorga.
Artinya:
- Keadilan dan kemurahan Tuhan bagi bangsa kafir; kita semua, untuk bisa menjadi pahlawan iman dan menerima keselamatan--masuk pintu gerbang kerajaan sorga.
- Bersunat atau tidak bersunat secara lahiriah, tidak penting di hadapan Tuhan, tetapi yang penting adalah taat dengar-dengaran.
1 Korintus 7: 19
7:19.Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang pentingialah mentaati hukum-hukum Allah.
Untuk jadi pahlawan iman, suku bangsa, bersunat atau tidak, tidak penting, tetapi yang penting adalah taat dengar-dengaran.
Tiang iman yang pertama adalah Abraham--salah satu contoh--karena ia taat dengar-dengaran.
Ibrani 11: 811:8.Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
'
Karena iman Abraham taat'= jelas bahwa tiang iman adalah kehidupan yang taat. Abraham
TAATsehingga ia
MENGALAMI KELEPASAN/PENEBUSANdan bisa meninggalkan segalanya untuk Tuhan; melakukan firman.
Ini pelajaran bagi kita, kalau tidak taat pada firman, pasti ada satu ikatan, terutama terikat akan dosa. Ini yang harus kita jaga, itu adalah tiang yang rubuh. Begitu tidak taat, pasti terikat akan dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya sampai penyimpangan: homoseks, lesbian, sampai nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan). Orang merokok tidak mungkin bisa disuruh taat; itu adalah tiang yang rubuh. Tidak bisa terlepas, karena terikat pada dosa itu. Kita harus hati-hati!
Ini bentuk ketidaktaatan pada firman sehingga ia menjadi tiang yang rubuh.
Kalau tiang pada halaman rubuh, semua bisa masuk ke dalamnya. Harus mempertahankan tiang yang tegak! Perhatikan! Kalau tidak taat, pasti ada ikatan: tadi ikatan akan dosa kenajisan, kemudian ikatan akan dosa kejahatan yaitu terikat akan uang--seperti Yudas Iskariot--sampai menjadi pencuri milik Tuhan (persepuluhan dan persembahan khusus). Tidak mungkin taat! Yudas Iskariot terikat akan uang, Hofni dan Pinehas terikat pada dosa kenajisan; semua yang terikat ini hamba-hamba Tuhan.
Kalau di dalam rumah tangga, seluruh isi rumah tangga kasihan karena tiangnya rubuh. Kalau itu suami yang tiangnya rubuh, bagaimana rumah tangga? Kalau itu gembala, bagaimana sidang jemaat?
Kita harus taat dengar-dengaran apapun resikonya; Yesus taat sampai mati.
Kalau taat pasti mengalami kelepasan/penebusan--seperti Abraham menjadi tiang yang tegak.
Hidup di dunia ini memang sulit, kami hamba Tuhan mendatangkan jiwa juga susah, tetapi kalau kita membaca dan mendengar firman yang benar, jadi gampang, karena Tuhan beserta. Kalau tiangnya bertahan, apalagi tiang pintu gerbang, nanti akan digantungkan tirai pintu gerbang, itulah Yesus;
kalau kita jadi tiang yang tegak, Yesus yang menjadi kepala. Apa sulitnya hidup di dunia? Semua menjadi urusan Tuhan, yang penting kita tegak, terlepas dari ikatan dosa; Tuhan yang menjadi kepala. Beres semua.
Tetapi kalau kita tidak taat karena mengandalkan sesuatu, tiang kita akan rubuh, tidak ada Tuhan, sehebat apapun kita mana bisa? Tidak mungkin!
Abraham menjadi buktinya, karena ia taat, ia mengalami kelepasan.
Kejadian 12: 1-212:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimudan dari sanak saudaramudan dari rumah bapamuini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Ayat 11= Abraham taat pada Tuhan, dan di ayat 12 langsung ada berkat. Karena itu tidak usah takut.
"
Di kantor kita taat tetapi melawan bos yang menyuruh kita korupsi; kita tidak mau korupsi; kita taat pada Tuhan. Tidak ada masalah. Tuhan beserta kita, mau apa bos kita?
Kami hamba Tuhan taat pada pengajaran yang benar, dikatai apa saja, terserah, yang penting Tuhan beserta. Kalau Tuhan beserta, setanpun tidak bisa menjamah kita, apalagi manusia--di ayat 2 Tuhan langsung tampil; tiang tegak langsung ada tirai pintu gerbang digantungkan, itulah pribadi Tuhan. Tidak usah takut!"
Abraham taat--sekarang sama dengan hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang taat dengar-dengaran--sehingga mendapatkan
kelepasan:
- Yang pertama: 'Pergilah dari negerimu'--terlepas dari negeri--= keluar dari keduniawian.
Pengaruh dunia membuat kita tidak setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Yakobus 4: 4
4:4.Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan duniaadalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
(terjemahan lama)
4:4. Hai kamu yang disifatkan seperti orang berzinah, tiadakah kamu ketahui bahwa persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? Sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.
Tidak setia= berzinah.
Pengaruh dunia adalah
- Kesibukan dunia. Semua memang sibuk, tetapi harus ada waktu untuk Tuhan--neraca tidak boleh berat sebelah. Harus seimbang, tetapi justru hari-hari ini, harus lebih berat yang rohani.
"Besok ulangan harus masuk ibadah. Itu tes. Baru menghadapi ulangan, kalau nanti menghadapi antikris, bagimana?
Saya mengerti kalau menghadapi ujian. Kalau biasa tidur siang, jangan tidur, tetapi pakai untuk belajar. Tidak akan mati kalau tidak tidur satu hari. Yesus sudah mati di kayu salib. Kenapa kita harus takut?"
- Kesukaan dunia.
- Kesusahan dunia. Kalau dalam kesulitan tidak datang ibadah, salah, justru harus datang pada Tuhan, biar Dia yang menyelesaikan.
Jadilah tiang yang tegak--terlepas dari dunia--, nanti Tuhan yang menyelesaikan semua. Hanya dites saja. Kalau kita tegak/setia, Tuhan ada di situ, dan semua beres.
- Aniaya dalam dunia.
Jangan sampai pengaruh dunia membuat kita tidak setia dalam ibadah pelayanan!
Abraham terlepas sehingga ia menjadi orang yang SETIAdalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Yang kedua: 'Pergilah dari sanak saudaramu'--terlepas dari sanak saudara--= kelepasan dari dagingdengan segala keinginan dan hawa nafsunya: emosi, ambisi dan lain-lain yang membuat kita tidak taat.
"Lempin-El hati-hati, kalau ada keinginan akan uang seperti Yudas, tidak akan bisa taat; ingin kedudukan dan lain-lain tidak bisa taat lagi. Hati-hati dengan keinginan dan hawa nafsu!"
Herodes ingin isterinya orang, tetapi tidak mau tahu, malah yang benar dia penjarakan--nabi Yohanes Pembaptis sudah mengingatkan.
Sekarang begitu. Kami hamba Tuhan juga begitu, seringkali yang benar yang dibuang untuk memenuhi keinginan/ambisinya. Anak Tuhan/pelayan Tuhan juga tidak bisa taat karena ada keinginan daging.
Roma 8: 7
8:7.Sebab keinginan dagingadalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Kalau tidak taat, akan jadi musuh Tuhan. Kalau ada keinginan daging tidak mungkin bisa taat, dan yang benar pasti dibuang.
Hawa hanya satu kali mendengar suara ular dan kena karena ada keinginan akan buah yang dilarang Tuhan. Kalau tidak ada keinginan tidak mungkin goyah; jangankan tidak taat, mendengar suara asingpun tidak mau. Kalau ada keinginan, akan mendengar suara lain, dan akhirnya yang benar dibuang--tidak taat.
Kalau terlepas dari keinginan daging, maka kita bisa TAAT.
- Yang ketiga: 'Pergilah dari rumah bapamu'--terlepas dari rumah bapa; bapa kita yang dahulu adalah setan. Semua manusia sudah berbuat dosa, berarti sudah menjadi anaknya setan.
Mari keluar dari bapa yang dulu!
Inilah pelajaran tiang. Jangan miring sedikitpun! Harus tegak!
"Tadi pagi saya mengajarkan Lempin-El tentang tiang: tidak boleh lihat kiri/kanan/depan/belakang--lihat orang--! Kalau lihat orang, pasti tiangnya sudah miring. Supaya tegak, satu-satunya cara adalah lihat Tuhan! Di situ kuncinya. Kalau kita ingin sesuatu, pasti miring, tetapi kalau tegak kita hanya melihat Tuhan; tidak mungkin miring, apalagi rubuh. Seperti Abraham yang tegak--taat--, sehingga ia mengalami kelepasan. Tidak lihat sanak saudara bukan berarti tidak ingat saudara, tetapi tidak terpengaruh oleh kedagingan, keduniawian, manusia. Itulah tiang."
Yohanes 8: 44
8:44.Iblislah yang menjadi bapamudan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuhmanusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendustadan bapa segala dusta.
Bapa yang dulu adalah bapa pendusta dan pembunuh.
Jadi, terlepas dari bapa setan artinya:
- Terlepas dari bapa pembunuh--kebencian tanpa alasan seperti kakak Yusuf terhadap Yusuf. Apa salahnya Yusuf? Kalau kita membenci orang tanpa alasan/tanpa kejelasan, berarti kita tidak benar; seperti setan. Gampang saja.
"Saya diberitahu guru, gembala dan mertua saya Pdt Pong: Kalau kamu dengar sesuatu dan kamu tidak melakukan, diam saja, kalau benar, cepat minta ampun."
Kalau tidak melakukan, diam saja, itu pertanda kalau yang menggosipkan, dia itulah yang tidak benar--kebencian tanpa alasan, seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf. Tidak benar dengan benar tidak mungkin bisa menyatu. Benar dengan benar bisa menyatu, tetapi tidak benar dengan tidak benar juga bisa jadi satu. Ini yang bahaya! Ini kontrolnya.
Kalau tidak bisa menyatu, cepat koreksi diri!Kalau suami isteri tidak bisa menyatu, periksa diri! Kalau ada sesuatu yang tidak menjadi satu, harus koreksi diri! Hati-hati!
Tidak benar dan tidak benar kelihatan menjadi satu tetapi hanya untuk dibakar. Ini yang sangat berbahaya! Ananias dan Safira--mulai dari suami isteri yang sama-sama tidak benar--kelihatan sepakat, tetapi mati. Kakak-kakak Yusuf melawan Yusuf, kelihatannya satu, tetapi dalam kebencian--tidak benar--, akhirnya mereka jatuh dalam kelaparan, tidak ada pembukaan firman--bagi hamba Tuhan.
"Ini yang saya takutkan. Kalau lapar secara jasmani sudah mengalami, tidak punya uang sudah sering. Tetapi kalau kering, jangan. Buat apa jadi hamba Tuhan kalau kering/tidak ada pembukaan firman? Saya tidak mau. Bukan menantang Tuhan, sudah pernah lapar, tetapi kalau kering, jangan sampai terjadi. Mau jadi apa sidang jemaat?"
Jangan sampai ada kebencian! Kalau ada rasa tidak suka, harus dicabut, jangan sampai jadi kebencian apalagi kebencian tanpa alasan. Tuhan tolong.
Yusuf disuruh ayahnya datang pada kakak-kakaknya, tentu tidak dengan tangan hampa. Dia berbuat baik, tetapi dibalas dengan memasukkan dia ke sumur. Ini kebencian tanpa alasan.
- Terlepas dari bapa pendusta--berdusta, gosip.
Dua ini dulu. Kalau mau tahu kita terlepas dari setan, dua hal ini tidak boleh ada. Kalau masih ada dusta, gosip dan kebencian tanpa alasan, ia masih anak setan, ia sedang rubuh, bukan jadi tiang, sekalipun ia sudah menjadi hamba Tuhan hebat. Dia sedang rubuh. Kita harus periksa diri!
"Coba saja, tiang yang berdiri jadi satu dengan tiang-tiang lainnya. Mana lebih erat antara tiang bediri dengan tiang yang rubuh yang menyatu? Lebih erat tiang rubuh yang menyatu. Yang rubuh kelihatan hebat, akrab, tetapi tidak benar; tiang yang rubuh. Hati-hati mulai dari rumah tangga. Jangan sampai ada yang tidak benar yaitu dusta, kebencian; semua harus dilepaskan, itu baru terlepas dari bapa setan."
Kalau terlepas dari dusta, kita bisa HIDUP BENAR. Semua harus benar!
Karena Abraham betul-betul bertekad untuk taat apapun resikonya--sampai nanti mempersembahkan anaknya--, ia terlepas dari negerinya (keduniawian)--jadi setia--, kedagingan--jadi taat--dan bapa--hidup benar.
Hasilnya:
- Hasil pertama: diberkati Tuhan.
Kejadian 12: 2
12:2.Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkauserta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Abraham diberkati Tuhan sampai anak cucu; sampai masa tua, dan menjadi berkat bagi orang lain.
"Perhatikan siswa-siswi Lempin-El Kristus Ajaib' dan kita semua. Kalau kita beribadah melayani Tuhan untuk mencari berkat, itu adalah tiang yang rubuh. Kita harus menjadi berkat, bukan mencari berkat! Itu baru tiang yang sungguh-sungguh tegak."
Yudas tidak menjadi berkat, sehingga ia akhirnya menjadi kikir dan serakah. Yudas dan semua murid Yesus diberkati oleh Tuhan. Tetapi Yudas tidak menjadi berkat, sehingga menjadi kikir dan serakah. Akibatnya binasa selamanya.
- Hasil kedua: Tuhan menjanjikan negeri perjanjian kepada Abraham. Dulu negeri perjanjian adalah Kanaan.
Bagi kita sekarang artinya: masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Mari, tekuni yang kecil-kecil!
"Satu minggu sebelum meninggal, saya ditumpangi tangan oleh Pdt Pong Dongalemba: Tekunilah persekutuanmu yang kecil-kecil, termasuk Lempin-El. Itu pesan beliau."
Bagaimana bisa tekun?Kalau ada tiang, yaitu terlepas dari keduniawian--jadi setia--, kedagingan--jadi taat--dan bapa--hidup benar. Inilah tiang yang diberkati dan menjadi berkat. Jangan kikir! Kalau kikir dan serakah, mana bisa dipakai Tuhan? Pencuri, bagaimana bisa dipakai?
"Kalau saya tidak memberikan persepuluhan lalu mau dipakai, jadi apa jemaatnya? Tidak mungkin dipakai. Kikir ini bukan soal uang saja, tetapi juga soal waktu. Mana bisa dipakai? Lempin-El, jangan sedikit-sedikit bilang: Oh, ini urus anak dan lain-lain. Bukan tidak boleh, tetapi jangan mengganggu pekerjaan Tuhan; itu sudah kikir soal waktu. Mana bisa dipakai oleh Tuhan? Abraham meninggalkan semua; tidak ada ikatan. Kami hamba Tuhan banyak salah karena terlalu banyak mengurus yang jasmani."
Kalau sungguh-sungguh jadi tiang kita akan dipakai Tuhan--Kanaan artinya dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/pembangunan tubuh Kristus, sampai masuk Kanaan samawi; Yerusalem baru.
Tiang-tiang ini sedang dipilih oleh Tuhan. Dulu enam puluh tiang sudah dipilih, sekarang di akhir zaman dipilih lagi oleh Tuhan untuk dipakai Tuhan. Dulu Abraham secara jasmani masuk Kanaan, dan itu merupakan kegerakan besar.
Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, itu adalah kegerakan yang besar, dan perjalanan terakhir melintasi sungai Yordan juga kegerakan yang besar. Kita juga akan dipakai. Biar kita kecil dan tak berdaya, yang penting kita menjadi tiang yang tegak. Bukan pintar/bodoh, kaya/miskin, tetapi tegak--taat, ada kelepasan/penebusan--, itu yang dipakai Tuhan.
"Lempin-El ada yang S1, silahkan. Ada murid saya yang Doktor Teologia, silahkan. Semuanya, silahkan. Ada M.Th, tidak ada masalah. Yang penting tegak. Ada yang tidak lulus SD, tidak masalah. Yang penting tegak. Kita semua sidang jemaat mungkin merasa berkorban sedikit. Dulu saya ingat, tinggal di satu gereja, dan waktu itu gereja membangun lantai tiga, tahun 80-an. Saya dipercaya jadi panitia (sekretaris) karena sudah ada sesuatu yang dahsyat terjadi, jadi omnya tunjuk saya untuk atur semua. Lalu dibilang: Sekarang, panitia dulu yang berkorban. Saya pucat, karena masih sekolah, tidak punya apa-apa. Ada di kantong waktu itu sepuluh ribu, yang lain berjuta-juta, tidak masalah, bukan uangnya tetapi tegaknya. Saya tidak malu, malah yang tua-tua bilang: Bagus...bagus. Yang penting tegak, yaitu setia dan taat. Di situlah saya tiap hari di bangunan sampai mengetik skripsi juga di tengah bangunan. Belum ada komputer, susah kalau ada salah. Tidak apa-apa, yang penting jadi tiang. Dan Tuhan tidak membiarkan atau melupakan kalau kita jadi tiang, Dia memberkati dan memakai kita semua, sampai benar-benar masuk Kanaan samawi; Yerusalem baru, kerajaan sorga yang kekal."
Itulah jumlah tiang; tiang-tiang yang tegak, artinya orang-orang yang taat dan mengalami kelepasan.
Kalau membuat tenda--seperti pramuka--, kalau ada tiangnya, tentu ada talinya;
satu tiang ada dua taliyang dipatok ke pasir, supaya kuat.
Tadi, kita belajar soal jumlah tiang, supaya tahu apa itu jumlah tiang dan siapa yang menjadi tiang. Ada enam puluh tiang, dan ada bangsa kafir--kita semua--bisa dipakai menjadi tiang.
Sudah jadi tiang yang tegak, kalau tidak ada tali, tiang bisa rubuh. Jadi perlu tali.
Kita belajar tentang tali.
Keluaran 35: 1835:18.patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya;
Talinya harus dua, kalau hanya satu percuma juga.
Apa itu tiang dengan dua tali?Kidung Agung 3: 7-83:7.Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluhpahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.
3:8.Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.
Enam puluh pahlawan--di Tabernakel: enam puluh tiang--masing-masing menyandang pedang dan terlatih dalam perang.
Ini
tali pertamayaitu
pedang. Kekuatan dari pahlawan iman adalah pedang.
Tali keduaadalah terlatih dalam perang rohani, itulah
pergumulan.
Setiap pahlawan iman menghadapi kedahsyatan malam. Hati-hati! Tiang sudah tegak tetapi masih menghadapi kedahsyatan malam--kondisi akhir zaman--yaitu:
- Dosa-dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
"Mohon maaf kalau saya sampaikan ini, asal tidak menyebutkan nama gerejanya. Sudah umum kalau pemain musik masih merokok, masih boleh, mabuk masih boleh khotbah, kawin campur, kawin mengawinkan, boleh. Inilah kedahsyatan malam."
- Penyesatan; ajaran-ajaran palsu, termasuk gosip.
Dulu senang dengar firman: Kalau tidak pengajaran ini, aku tidak mau dengar firman. Tetapi sekarang: Aku tidak mau dengar pengajaran ini.Ini kedahsyatan malam.
- Ketakutan, stres.
- Pencobaan-pencobaan di segala bidang yang mustahil.
Inilah kedahysatan malam yang kita hadapi sehingga banyak tiang yang tadinya tegak menjadi rubuh. Karena itu kita butuh dua tali yang kuat supaya kita bertahan terus!
Kita semua harus tampil sebagai pahlawan iman untuk menghadapi keadaan akhir zaman yang dahsyat, bagaikan
tiang dengan dua taliyang kuat yaitu:
- Tali pertama: pedang= tali firman pengajaran yang benar.
Hosea 11: 4
11:4.Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkukkepada mereka untuk memberi mereka makan.
Pedang sama dengan makanan keras, bukan susu lagi. Penginjilan penting ketika kita belum atau percaya Yesus; bayi yang baru lahir butuh susu. Kalau tidak ada firman penginjilan tidak ada saya. Tetapi itu sudah berlalu: sudah percaya, selamat dan diberkati. Sekarang untuk menghadapi kedahsyatan malam, harus ada makanan keras--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; firman pengajaran yang benar--supaya tidak goyah/rubuh.
'Aku membungkukkepada mereka untuk memberi mereka makan'= dalam pemberitaan firman, Tuhan membungkuk untuk memberi makan. Artinya: setiap pemberitaan firman pengajaran yang benar, Tuhan sedang membungkuk, sama dengan menghormati firman pengajaran.
"Pdt Totaijs mengatakan: Tidak ada kata maaf untuk makan firman pengajaran yang benar; misalnya: Oh maaf ya, ini ya. Karena jelas, Tuhan sendiri memberi kita makan pada saat pemberitaan firman pengajaran yang benar, dan Dia sendiri menghormati pemberitaan firman pengajaran. Tuhan tolong kita semua."
Karena itu kita juga harus menghormati firman pengajaran yang benar, yang diberitakan. Bentuknya: kita mendengar dengan sungguh-sungguh. Kalau tidakmenghormati pemberitaan firman pengajaran yang benar--mengantuk, bergurau dan lain-lain--, kita akan jadi kristen yang bungkuk delapan belas tahun di Bait Allah; diikat oleh antikris dan dicap dengan 666, yang akan dibinasakan. Ironis sekali, berada di Bait Allah tetapi menjadi sama dengan antikris dan binasa, gara-gara tidak menghormati pemberitaan firman--termasuk kami gembala.
Kalau gembala tidak menghormati pada saat-saat pemberitaan firman; dia seenaknya saja. Kalau bisa dia khotbah, kalau tidak ya tidak khotbah. Jemaat juga tidak akan menghormati pemberitaan firman pengajaran yang benar. Semua menjadi bungkuk seperti perempuan bungkuk delapan belas tahun.
Mari sungguh-sungguh! Gembala, isteri, anak sungguh-sungguh! Harus sungguh-sungguh! Kalau tidak, jemaat juga tidak akan pernah menghormati pemberitaan firman dan semua jadi bungkuk, dicap antikris dan binasa selamanya.
'Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih'= tali firman pengajaran yang benar disebut juga dengan tali kesetiaan dan tali kasihdari Tuhan.
Artinya:
- Dari pihak Tuhan: setiap pemberitaan firman pengajaran yang benar, Dia sedang mengulurkan tangan kasih setia-Nya kepada kita; mencurahkan kasih setia-Nya kepada kita.
- Dari pihak kita:
- Supaya ada tali kasih setia kita harus setia dalam mendengar firman pengajaran yang benar. Jangan dengar yang lain!
Satu pengajaran yang benar!
"Kalau saya katakan ini, jangan artikan hanya di sini yang benar, tetapi yang sesuai dengan alkitab. Ada Tabernakel: soal iman, yang sesuai dengan alkitab. Begitu juga soal pertobatan, baptisan air, kepenuhan Roh Kudus, harus sesuai dengan alkitab. Itulah firman pengajaran yang benar. Kalau semuanya sama kecuali baptisan, tidak bisa. Itu sudah berbelok! Kalau mengikuti fellowshipnya, kita akan ikut berbelok juga arahnya. Mau diajak ke mana sidang jemaat? Ini yang penting!"
Mari, sungguh-sungguh pada malam hari ini! Kita harus setia pada pengajaran yang benar dan tidak memberi kesempatan satu kalipun untuk mendengar yang lain. Hawa hanya mendengar satu kali dan hilang semuanya. Salomo berkali-kali karena hikmatnya hebat, tetapi akhirnya habis juga.
Setia pada satu firman pengajaran yang benar dan tidak memberi kesempatan satu kalipun mendengar yang lain, itu adalah kesetiaan yang sejati pada Kristus. Kalau sudah mau mendengar yang lain, berarti ada laki-laki lain, dan itu akan membuat Tuhan cemburu. Cemburu Tuhan itu seperti nyala api neraka. Jangan main-main!
"Saya tidak berani. Hamba Tuhan bertanya, saya hanya bilang: Aku ini siapa? Salomo yang hebat saja bisa kalah, siapa saya yang jahat, najis dan bukan keturunan hamba Tuhan? Aku lebih baik cari aman. Bukan sombong! Tetapi cari aman. Salomo saja kalah, apalagi saya, tidak mampu. Saya jadi hamba Tuhan hanya meniru Tuhan dan guru saya. Apa saja saya ikuti."
- Yang kedua dari pihak kita: tadi yang pertama: sungguh-sungguh mendengar, kemudian sampai mengerti, percaya/yakin--ada iman di hati--dan mempraktikkan firman Allah.
Itu sama dengan mengulurkan tangan pada Tuhan.
Tadi Tuhan mengulurkan tangan lalu kita sambut uluran tangan Tuhan. Dengar firman sungguh-sungguh--setia--, tidak mendengar ajaran yang lain. Kalau sama, silahkan. Kalau lain, jangan! Bahaya besar!
"Saya sebagai gembala tanggung jawab atas keselamatan, bukan supaya hebat. Kalau orang mau jatuh ke sumur, masa kita biarkan? Itu bukan bapa yang baik. Tetapi jemaat sering keliru. Kalau mau jatuh ke sumur lalu kita tarik, dibilang gembala yang jahat. Kalau dibiarkan jatuh dalam dalam dosa, dibilang gembalanya baik. Keliru, sangat keliru! Biarlah semua kembali pada alkitab."
Kalau sampai praktik firman--setia mendengar, sungguh-sungguh mengerti, percaya dan praktik--, kita mengulurkan tangan: Saya tidak mampu, dan Tuhan mengulurkan tangan. Kita hidup dalam tangan kasih setia Tuhan yang besar dan ajaib.
Tidak usah takut kalau ada kasih setia Tuhan.
Jadi dasar kesetiaan yang sejatidi dunia ini--setia pada isteri, pacar, suami, Tuhan dan sebagainya--adalah kesetiaan pada firman pengajaran yang benar.
Di dalam 2 Korintus 11, Hawa kehilangan kesetiaan sejati pada Kristus/pengajaran yang benar.
Kesetiaan yang sejati itulah yang jadi dasar untuk setia pada isteri, suami, pekerjaan, pelayanan dan lain-lain. Berbahagia kalau punya suami yang setia pada satu pengajaran yang benar, dia pasti setia dalam segala hal. Kalau setia dalam pengajaran yang benar, kita bisa setia dan dipercaya dalam hal yang lain.
Tetapi kalau sudah tidak setia dalam pengajaran yang benar/pribadi Yesus, biar dia manis, itu bohong, dia sesungguhnya tidak setia. Kita harus hati-hati! Tuhan tolong kita semua.
Kalau hidup dalam tangan kasih setia Tuhan, tidak mungkin miring, apalagi rubuh.
- Tali kedua: terlatih dalam perang= tali kasih dalam doa penyembahan atau doa pergumulan--perang adalah pergumulan--, yaitu:
- Kolose 1: 28-29
1:28.Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tia/i, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.Kalau terlepas dari keinginan daging, maka kita bisa p-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
1:29.Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenagasesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
'memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus'= pemberitaan kabar mempelai.
Rasul Paulus bergumul untuk tetap setia mengabarkan kabar mempelai sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan datang kembali. Kita juga.
Pergumulan yang pertama: kita bergumul untuk tetap setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhanyang dibina oleh kabar mempelai, sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir.
"Saya senang orang berjuang untuk sekolahnya sampai tidak tidur. Tetapi saya bilang: jaga kesehatan ya. Tetapi jangan lupa juga untuk ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita, sampai garis akhir, supaya kita tidak telanjang."
Pergumulkan jubah indah! Jabatan pelayanan adalah jubah indah; supaya hidup kita semakin indah di hadapan Tuhan. Jangan sampai telanjang! Begitu tidak setia seperti Yudas, akan telanjang! Kita bergumul, supaya jangan telanjang lagi. Sudah cukup satu kali manusia telanjang di taman Eden! Akhir zaman kita mau kembali ke Taman Eden, jangan sampai telanjang! Bergumul untuk jabatan pelayanan!
"Lempin-El, ditahbiskan sebagai gembala, bergumul sampai garis akhir! Jangan berhenti di tengah jalan!
Saya bersyukur, punya guru dan gembala--dua yang terakhir--, semua diteladani. Saya tidak bisa apa-apa, tetapi hanya meneladan saja. Hidupnya indah, matinyapun juga indah."
Jangan buang jubah! Sehebat apapun kita, kalau tidak ada jubah, akan telanjang; tidak ada keindahan, tetapi dipermalukan. Serius!
- Pergumulan yang kedua: belajar dari Yakub saat menghadapi Esau.
Kejadian 32: 24, 28
32:24.Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan diasampai fajar menyingsing.
32:28.Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumulmelawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Yakub bergumul sampai menang--jangan putus asa dan kecewa--, bahkan sampai fajar menyingsing--sampai kedatangan Yesus kedua kali.
Apa yang dipergumulkan oleh Yakub?
- Ketakutankarena menghadapi Esau. Ketakutan dan kekuatiran membuat kita tidak benar dan tidak setia pada Tuhan.
Kaum muda, hati-hati soal jodoh!
Mari bergumul menghadapi ketakutan dan kekuatiran di bidang apapun, sampai bisa menyerah sepenuh pada Tuhan, sehingga kita mengalami ketenangan, ada damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Yang kedua: Yakub bergumul untuk keluarga. Dia ingat isteri dan anaknya.
Mari, ingat keselamatan keluarga kita!
"Karena itu tiap perjamuan suci, saya katakan: Alangkah indahnya kalau sekeluarga kita ada di awan-awan yang permai. Mungkin ada yang saling menyakiti, doakan, jangan kita membenci!"
Mari bergumul untuk keselamatan dan kesempurnaan keluarga kita, supaya mereka dipakai Tuhan.
- Yang ketiga: Yakub bergumul untuk menghadapi Esau. Ini menunjuk pada masalah yang mustahil sampai nanti zaman antikris.
Mari bergumul!
Serahkan pada Tuhan dan Dia yang akan menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktunya.
- Yang keempat: 'Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel'= bergumul untuk mendapat nama baru. Ini yang penting.
Dari Yakub yang artinya pendusta menjadi Israel yang artinya pemenang.
Jangan ada dusta, tetapi jujur! Nama baru dimulai dengan jujur; ya katakan: ya, tidak katakan: tidak.
Kejujuran ini terutama soal pribadi Tuhan/pengajaran--tadi kesetiaan juga pada pribadi Tuhan. Kalau benar, harus diterima, didukung dan dipratikkan, kalau tidak, hancur. Kalau tidak benar, jangan didengar tetapi hindarilah, kalau mendengar yang tidak benar, pasti hancur!
Harus jujur soal pengajaran, setelah itu baru bisa jujur dalam segala hal. Inilah nama baru yaitu jujur, mulai dari jujur soal pengajaran.
"Saya mendengar dari guru saya: kalau ada fellowship yang benar, kamu--Lempin-El--tidak mendukung, akan hancur dan kering. Tetapi kalau ada yang tidak benar kalian dukung, akan kering dan menghujat Tuhan. Itu ajaran yang saya terima. Jadi tidak sembarangan."
Jadi, tetap ada pedang--firman--dan ditambah dengan pergumulan/doa penyembahan. Ini yang bisa menguatkan kita untuk menghadapi kedahsyatan malam. Jangankan rubuh, doapun tidak.
"
Karena itu selalu ada doa malam; kalau di sini belum bisa doa semalam suntuk, doa puasa juga belum bisa, tetapi ikut dari Malang--saya siarkan langsung. Harus ada doa semalam suntuk. Kalau mau pelayanan keluar, belum doa puasa dan doa semalam suntuk, saya tidak berani. Ini pergumulan. Tuhan tolong kita."
Kidung Agung 3: 113:11.puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkotayang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Tadi ada enam puluh pahlawan mengelilingi Salomo, sekarang ia diperhadapkan dengan
mahkota untuk hari pernikahannya.
Jadi pahlawan iman dengan dua tali: pedang/firman--pegang teguh sungguh-sungguh, jangan diombang-ambingkan---dan doa pergumulan--terlatih dalam perang--akan
mengarah pada dua hal:
- Pesta nikah Anak Dombajika Yesus datang kembali. Ini adalah pertemuan di udara antara kita yang sempurna--mempelai wanita--dengan Yesus yang sempurna di awan-awan yang permai.
Ke situ arahnya kalau tiangnya tegak dan ada dua tali--firman dalam urapan Roh Kudus dan doa penyembahan.
- Yesaya 33: 20-21
33:20.Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabutuntuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.
33:21.Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.
Yang kedua: melihat Sion--Yerusalem baru--= mengarah pada kota Yerusalem baru, di mana ada kemah yang tidak berpindah-piindah; kemah yang kekal selamanya.
Wahyu 21: 2-3
21:2.Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
21:3.Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusiadan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Itulah tali, yaitu mengarah pada perjamuan kawin Anak Domba--pertemuan dengan Yesus. Kita tidak rubuh oleh ajaran palsu, dosa, pencobaan. Kita tetap tegak sampai Yesus datang; sampai ke Yerusalem baru.
Yesaya 33: 2333:23.Tali-talimu sudah kendor, tidak dapat mengikat teguh tiang layar di tempatnya, tidak dapat membentangkan layar. Pada waktu itu orang akan membagi-bagi rampasan banyak-banyak, dan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan.
Waspada!Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tetapi justru
ada banyak tali yang kendor; tidak teguh lagi; tidak kuat teguh hati. Terutama soal dua tali, yaitu:
- Kendor terhadap firman pengajaran yang benar--firman dianggap sama saja sekalipun berbeda, padahal di Roma 16 jelas Tuhan katakan: kalau ada orang mengajarkan ajaran lain, yang menimbulkan perpecahan, hindarilah!Kalau tidak menghindari, akan kendor.
Di 2 Korintus 11: 4--tentang Hawa--: kamu sabar saja ketika ada orang mengabarkan injil yang lain, yesus yang lain, roh yang lain.Tidak ada kemampuan menolak karena ada keinginan dalam hati; sudah kendor.
Tidak lagi berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, bahkan berpaling pada ajaran palsu; tidak taat dengar-dengaran lagi pada firman pengajaran yang benar; menolak firman pengajaran yang benar--seperti mertua Petrus sakit demam.
Mertua artinya pekabar kabar mempelai yang sudah senior--mertua mempersiapkan anak gadisnya untuk Petrus. Ini menunjuk pada pekabar kabar mempelai yang sudah berpengalaman tetapi demam. Jangan bilang: masak satu gereja binasa?Guru saya bilang: kalau gembala mengajarkan ajaran palsu, satu gereja masuk neraka.Zaman Nuh, satu dunia masuk neraka kecuali delapan orang. Jangan main-main!
Tuhan itu adil. Kalau tidak benar, dan hanya tinggal dua yang benar (Yusak dan Kaleb), yang lain mati semua, tidak ada masalah bagi Tuhan. Jangan merasa lebih pandai dari Tuhan! Jangan sampai kita kendor dalam firman pengajaran.
- Lalu kendor dalam ibadah pelayanan; tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan. Mulai dari gembala.
"Doakan saya, tugas utama saya adalah penggembalaan. Tugas ke luar hanya tambahan. Itu hanya kemurahan Tuhan. Bukan itu yang penting, tetapi yang di dalam, itu yang saya kejar. Tugas sebagai gembala yang saya kejar. Tugas ke luar hanya kelimpahan dari dalam. Harus juga! Kalau ada kelimpahan di dalam tetapi tidak kita alirkan, akan meledak. Tetapi percayalah, saya seorang gembala, tetap yang di dalam. Doakan! Saya selalu berdoa: kalau bukan kehendak Tuhan, batalkan, sekalipun sudah saya kasih tanggal. Ada yang batal. Tidak apa-apa saudara berdoa ditambah puasa seperti itu. Saya senang. Tetapi kalau dari Tuhan harus saya layani, ya harus didukung juga yaitu tetap hadir dalam ibadah."
Jangan kendor!
TETAP KUAT DAN TEGUH HATIhari-hari ini sampai Tuhan datang!
Tetap taatpada satu firman pengajaran yang benar dan
tetap setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Wahyu 3: 7-83:7."Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
3:8. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Kudan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Kunci Daud-= kemurahan dan kebajikan Tuhan.
'
menuruti firman-Ku'= taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara--tali pertama.
'
tidak menyangkal nama-Ku'= setia dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir--tali kedua.
Urusan kita adalah taat dan setia. Urusan selanjutnya adalah urusan Tuhan.
Urusan kita pasang tali yang kuat--taat dan setia; kuat teguh hati--, dan
Tuhan akan memberikan kunci Daud. Biar kekuatan kita kecil, gaji kecil dan lain-lain, itu urusan Tuhan.
"
Saya dulu punya gaji, tetapi setelah dipanggil Tuhan untuk jadi hamba Tuhan sepenuh, tidak ada sponsor, tidak ada yang kirim saya tiap bulan, tidak ada yang tahu, sampai pasta gigi dan sikat tidak punya. Tidak masalah. yang penting pasang tali. Kuat teguh hati--taat dan setia. Dan Tuhan akan memberikan kunci Daud; 'kemurahan dan kebajikan Tuhan mengikuti seumur hidupku.'"
Taat pada pengajaran yang benar. Setia dalam pelayanan, memuncak pada doa penyembahan. Itu memasang tali. Tuhan yang menolong kita dan memberi kunci Daud; kita mengalami uluran tangan kemurahan Tuhan. Taat dan setia sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan. Jangan putus asa, kecewa dan tinggalkan Tuhan, jangan bangga, tetapi taat dan setia--mengulurkan tangan pada Tuhan. Kita berserah sepenuh pada Tuhan, dan Dia mengulurkan tangan dengan kunci Daud--kemurahan dan kebajikan yang besar--kepada kita yang kecil dan tak berdaya.
Hasilnya:
- Daud hidup sekalipun dikejar-kejar musuh= tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan sanggup memelihara dan melindungi kita di tengah kesulitan dunia sekalipun kita tidak berdaya sampai zaman antikris--dulu Daud dikejar Saul.
Kalau ada dua tali, pasti ada kemurahan dan kebajikan Tuhan, setanpun tidak bisa memegang kita.
- Tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan membukakan pintu kemenangan--Daud menang atas musuh dan Goliat--; kemenangan atas musuh yang lebih kuat= masalah yang mustahil diselesaikan oleh tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Daud ini ada di lembah bayang-bayang maut, tetapi masih bisa bertahan oleh karena tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan.
- Tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan sanggup membuka pintu pengangkatan--Daud diangkat menjadi raja sekalipun ia hanya gembala dua tiga ekor domba.
Roda tidak selalu di atas, satu waktu akan ada di bawah; yang di bawah satu waktu ada di atas.
Tergantung kita kendor atau tidak. Kalau tali pengajaran dan kesetiaan kendor, kita akan ada di bawah; di lembah. Jangan! Tetap kuat! Kita akan diangkat, semua berhasil dan indah pada waktunya.
Kita diangkat dari kegagalan. Daud sudah gagal, ia jatuh dengan Batsyeba, tetapi diangkat--terjadi pemulihan. Kalau dia tidak punya tali kemurahan dan kebajikan Tuhan, habislah dia.
Apa kejatuhan dan kegagalan kita, akan diangkat jadi berhasil dan indah.
Sampai kalau Yesus datang kembali, kita disucikan dan diubahkan jadi sempurna seperti Dia; kita diangkat di awan-awan yang permai, kita bersama Dia selamanya.
Inilah tiang! Kalau ada tali, arahnya adalah kita bertemu Yesus di awan-awan yang permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba, sampai masuk Yerusalem baru kekal selamanya.
Kuat teguh hati, jangan kendor! Taat dan setia, ada kunci Daud. Biar kita lemah dan tak berdaya, ada kunci Daud, Tuhan sudah menolong kita; ada kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Serahkan hidup pada Tuhan! Tali-tali jangan kendor! Tetap kuat teguh hati apapun yang kita hadapi! Seperti Daud, sampai di lembah mautpun masih bertahan. Tuhan menolong dengan kemurahan dan kebajikan-Nya.
Periksa diri malam ini! Bagaimana kita sebagai tiang, apakah sudah goyah, kendor--putus asa, kecewa--? Mungkin sudah taat dan setia tetapi kok masih begini? Menunggu waktu Tuhan, kita berserah pada Tuhan, itu urusan Tuhan. Yang penting kita kuatkan tali yaitu kuat teguh hati, tetap taat dan setia.
Yang sudah jatuh dan gagal, masih ada kesempatan selama masih ada perjamuan suci--kemurahan dan kebajikan Tuhan. Serahkan hidup kepada Dia!
Apapun keadaan kita, Tuhan tolong kita semua. Jangan bergantung apapun di dunia! Kita akan kecewa, jatuh, bahkan binasa. Bergantung pada kemurahan dan kebajikan Tuhan! Perjamuan suci adalah bukti kemurahan dan kebajikan Tuhan. Dia yang harus mati menembusi lembah maut, untuk mengangkat kita dari lembah-lembah apapun.
Kemurahan dan kebajikan Tuhan bukan hanya di dunia, tetapi sampai di awan-awan yang permai, bahkan di Yerusalem baru, kita bersama Dia. Tentu sangat indah jika bersama keluarga kita masing-masing. Mari, saling mendoakan malam ini. Tuhan tolong kita.
Tuhan memberkati.