Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 7: 15b-167:15b. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
7:16. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.Kita belajar tentang aktivitas Tuhan di takhta sorga yaitu
membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita. Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita semua, baik di dunia yang begitu kering--jahat dan najis--, sampai kita berdiri di hadapan takhta sorga untuk melayani Dia siang malam (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018).
Kita masih
belajar dari perjanjian lama,
siapayang berhak mendapatkan naungan sayap Tuhan? (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juni 2018)
Mazmur 68: 6-768:6. Bapa bagi anak yatimdan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;
68:7. Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
Yang berhak menerima naungan sayap Tuhan adalah:
- Orang sebatang kara= orang asing(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juni 2018).
- Anak yatim (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 22 Juni 2018).
- Para janda (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 24 Juni 2018).
AD. 2. ANAK YATIM
Anak yatim= tidak punya bapa. Sekarang artinya; terlepas dari bapa yang lama, yaitu setan.
Yohanes 8: 448:44.Iblislah yang menjadi bapamudan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusiasejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Pembunuh manusia= kebencian.
Terlepas dari bapa yang lama--setan--, artinya
tidak ada kebencian, dusta, dan dosa-dosa yang lain; tidak berbuat dosa lagi; terlepas dari dosa.
Prosesdari anak setan menjadi anak-anak Allah--tidak berbuat dosa lagi--:
- Mengaku dosa.
1 Yohanes 1: 7, 9
1:7.Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9.Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampunisegala dosa kita dan menyucikan kitadari segala kejahatan.
Yesus, Anak Allah rela sengsara daging sampai mati di kayu salib untuk mengakui dosa-dosa kita; karena itu kita sebagai anak Allah juga harus rela sengsara daging untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama apapun resikonya sesuai dengan dorongan firman pengajaran yang benar, dengan sejujur-jujurnya; tidak ditambah dan dikurangi.
Hasilnya:
- Darah Yesus mengampuni/menghapus segala dosa kita sampai tidak ada bekasnya lagi--kita seperti tidak pernah berbuat dosa.
- Darah Yesus mencabut akar-akar dosa--'menyucikan kita dari segala kejahatan'-- sehingga kita tidak berbuat dosa lagi. Sudah diampuni jangan berbuat dosa lagi! Bertahan, sekalipun ada godaan, paksaan, keuntungan, kesempatan, ancaman dan sebagainya.
Inilah anak-anak Allah.
- 1 Petrus 4: 1-2
4:1.Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
4:2.supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Proses kedua: Yesus sebagai Anak Allah rela mengalami sengsara daging sampai mati di kayu salib untuk melakukan kehendak Bapa di sorga--'Kristus telah menderita penderitaan badani'. Karena itu kita sebagai anak Allah juga harus rela sengsara daging untuk melakukan kehendak Bapa--taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Yesus taat sampai mati di kayu salib, kita taat sampai daging tidak bersuara lagi.
Inilah anak-anak Allah. Dari anak setan kita terlepas dulu dari dosa dusta dan kebencian, lalu terlepas dari semua dosa, barulah kita menjadi anak-anak Allah--Dia adalah Bapa bagi anak yatim.
Kita rela sengsara daging untuk mengaku dosa, berhenti berbuat dosa, terlepas dari dosa dan tidak berbuat lagi. Setelah rela sengsara daging untuk melakukan kehendak Bapa di sorga--taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
Kalau sudah taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar,
kita akan dipakai untuk pembangunan rumah rohani di atas batu karang.
Matius
7: 24-257:24."Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Perkataan Yesus= firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab= firman pengajaran yang benar.
Pembangunan rumah rohani= pembangunan tubuh Kristus
di atas batu karangsehingga tahan uji saat menghadapi hujan lebat, angin kencang, dan banjir. Kita mengalami naungan Tuhan; Dia sangat memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita supaya kita tahan uji menghadapi semua itu.
Setiap pembangunan tubuh Kristus, dimulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh sempurna selalu menghadapi tiga ancaman. Tetapi tidak usah takut, karena ada naungan Tuhan di sana. Kita tidak akan rubuh; Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita yang dipakai dalam pembangunan rumah rohani, supaya kita tidak rubuh tetapi tahan uji.
HUJAN LEBATBerasal dari udara--naga di udara. Artinya:
setan dengan kekuatan roh najis dan durhaka, yang mendorong anak-anak Tuhan untuk berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, sampai nikah yang salah).
Kalau berbuat dosa sampai puncaknya dosa, atapnya akan rubuh.
Ini sama dengan menghadapi '
TA' pertama, yaitu
waniTA. Kita harus waspada.
BANJIRBerasal dari dalam laut. Artinya:
antikris yang keluar dari dalam laut dengan kekuatan roh jahat--roh jual beli--yaitu keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Ini sama dengan '
TA' kedua, yaitu
harTA, sehingga:
- Anak Tuhan mencari uang dengan cara tidak halal. Apalagi dalam keadaan krisis.
- Anak Tuhan beribadah melayani hanya untuk mencari uang/perkara jasmani. Pelayanan dijadikan profesi. Dia bukan beribadah melayani Tuhan, tetapi uang.
- Anak Tuhan tidak setia dalam ibadah pelayanan karena mencari uang.
Inilah hantaman banjir.
ANGINIni sama dengan binatang buas yang keluar dari darat=
nabi palsu dengan roh dustayaitu ajaran-ajaran palsu yang membelokkan arah pembangunan tubuh Kristus, untuk mendapatkan kedudukan, popularitas, kesombongan, mencari nama di dunia ini--seperti Babel--dan lain-lain.
Ini sama dengan '
TA' ketiga, yaitu
takhTA, sehingga ia mendapat takhta di dunia ini tetapi kehilangan takhta sorga; tidak bisa berdiri di hadapan takhta sorga.
Kalau sudah ada tiga '
TA' (wanita, harta, dan takhta), pasti ada 'TA' yang keempat yaitu
dusTA.
Persoalan harta, Yudas berdusta. Ada wanita mengurapi Yesus untuk penguburan Yesus--pelayanan tubuh Kristus--, dia marah:
Seharusnya untuk orang miskin--dia berdusta karena sebenarnya ia adalah seorang pencuri.
Inilah ancaman dalam pembangunan tubuh Kristus. kalau nikah hanya didasarkan pada harta, wanita--dosa--, takhta--kedudukan, popularitas, kedudukan dan lain-lain--, pasti hancur.
Karena itu
kita harus mendirikan rumah rohani di atas dasar batu karang atau gunung batu, yang tahan uji terhadap apapun--mengalami naungan Tuhan, tidak akan rubuh, bahkan sempurna selamanya.
Ini dasar kita, mau menikah, tergembala,
fellowship, harus di atas batu karang.
"
Kalau fellowship di tempat lain, orang justru heran: Seberapa besar gerejanya? Sampai tiap bulan datang ke sana ke mari untuk fellowship. Itu yang orang heran. Tetapi waktu ke Medan, lain: Paling tiga bulan, paling lama setahun hancur. Memang betul, kalau dasarnya harta--ke sana mencari orang kaya. Pdt In Juwono dan Pdt Pong mengakui ada orang kaya di sana, benar-benar kaya, tidak ada hutang, sampai hari ini. Kalau mencari harta, menang hancur dalam tiga bulan. Tidak mungkin bertahan. Tetapi kalau membangun di atas batu karang, tidak akan hancur sampai kapanpun, bahkan sempurna seperti Yesus."
Ada
tiga pengertian gunung batu/batu karang secara rohani:
- Mazmur 19: 15
19:15.Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.
Gunung batu adalah Yesus sebagai Penebus.
Mazmur 62: 3
62:3.Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
'tidak akan goyah'= jangankan rubuh, goyahpun tidak, apapun yang dihadapi.
Pengertian pertama gunung batu: Yesus sebagai PENEBUSyang berkorban nyawa di kayu salib untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia berdosa.
Ini adalah dasar yang kuat. Dalam Tabernakel, menunjuk pada halaman Tabernakel.
Dulu, Tuhan memerintahkan Musa naik ke gunung Sinai, lalu Ia memperlihatkan kerajaan sorga kepadanya, lalu Ia perintahkan Musa membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel, supaya di bumi sama seperti di sorga.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:
- Halaman= keselamatan.
- Ruangan suci= kesucian.
- Ruangan maha suci= kesempurnaan.
Dimulai dari keselamatan
Prosesuntuk mendapatkan keselamatan--masuk halaman Tabernakel--:
- Pintu gerbang= iman/percaya Yesus lewat mendengar firman Kristus (firman yang diurapi Roh Kudus). Karena itu dengar firman sungguh-sungguh supaya kita beriman pada Yesus.
Kalau kita terus mendengar firman, iman akan bertambah teguh sampai tahan uji.
- Mezbah korban bakaran= dulu binatang dikorbankan untuk menghapus dosa, sekarang sudah digenapkan kurban Kristus. Artinya: bertobat, berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan; mati terhadap dosa--dosa dibakar.
- Bejana pembasuhan dan pintu kemah= baptisan air dan Roh Kudus; lahir baru dari air dan Roh untuk mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran dan berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar.
Hidup dalam kebenaran(tidak berbuat dosa) dan berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar(tidak disesatkan) sama dengan keselamatan. Itulah yang menjadi anak-anak Allah dan mendapatkan naungan Tuhan.
Mazmur 37: 25-26
37:25.Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benarditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
37:26.tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk orang benar, inilah naungan Tuhan bagi orang benar, yaitu Dia sanggup memelihara dan memberkati kitadi zaman yang sulit sampai anak cucu, dan menjadi berkat bagi orang lain.
Menjadi berkat bagi orang lain= suka memberi sampai lebih bahagian memberi dari pada menerima--jemaat Makedonia dicobai dan miskin, tetapi bisa menjadi berkat bagi jemaat lain.
Kalau terlepas dari keinginan akan uang, kita tidak akan bisa dijamah oleh antikris--roh jual beli. Kita ada dalam perhatian dan pergumulan/pelukan tangan Tuhan. Banjirtidak bisa mempengaruhi kita.
Lebih bahagia memberi dari pada menerima dimulai dari memberi untuk sesama yang membutuhkan dan memberi untuk pembangunan tubuh Kristus. Ini sama dengan perbuatan kebajikan.
Kalau diakumulasikan akan menjadi pakaian putih berkilau-kilauan--PAKAIAN MEMPELAI. Luar biasa perhatian dan naungan Tuhan! Kita dipelihara sampai anak cucu, dilindungi sampai zaman antikris berkuasa di bumi, dan mendapatkan pakaian mempelai.
Wahyu 19: 8
19:8.Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
(terjemahan lama)
19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikanorang-orang suci itu."
Naungan Tuhan bukan hanya melindungi dan memelihara kita, tetapi juga menerima pakaian mempelai, persiapan untuk naik sampai kita berdiri di hadapan takhta sorga. Jangan ragu!
Cari keselamatan lebih dulu! Hidup benar dan pegang teguh pengajaran! Itu saja tugas kita. Selanjutnya Dia akan menaungi kita--memelihara dan memberkati sampai anak cucu, melindungi dan memelihara sampai zaman antikris, dan menerima pakaian mempelai untuk siap menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali dan kita berdiri di hadapan takhta.
- Kejadian 49: 24
49:24.namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,
Pengertian kedua gunung batu: Yesus sebagai GEMBALAyang baik, yang menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya. Dalam Tabernakel, ini menunjuk pada ruangan suci.
Yohanes 10: 11
10:11.Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Siapa domba Tuhan? Bangsa Israel dan kafir.
Domba Tuhan seharusnya bangsa Israel, tetapi karena sebagian dari mereka menolak Yesus, maka bangsa kafir bisa menjadi domba-Nya--anjing menjilat remah-remah roti dan menjadi domba. Ini kemurahan Tuhan.
Jadi memiliki dasar batu karang artinya tergembala dengan benar dan baik.
Syaratnya: bisa makan firman penggembalaan; bisa mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman penggembalaan.
Firman penggembalaan adalah firman pengajaran yang benar, yang Tuhan percayakan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, berkesinambungan--teratur; seperti roti yang disusun di atas meja roti sajian enam buah sesusun--, dan diulang-ulang untuk menjadi makanan sidang jemaat. Gembala harus bertanggung jawab.
Terhadap suara asing bukan hanya tidak mendengar, tetapi harus lari.
Suara asing= suara yang tidak senada dengan firman penggembalaan, termasuk gosip. Kalau berani membuka telinga untuk mendengar suara asing, kita akan terasing dalam penggembalaan, sampai terhilang. Hati-hati! Dulu dia senang mendengar firman, begitu mendengar gosip, mulai terasing, sampai terhilang.
"itu pengalaman saya di mana-mana. Dulunya berkata: Hosana, sekarang: Salibkan. Karena apa? Karena mendengar gosip atau ajaran lain. Itu yang membuat dia terasing, bukan dikucilkan orang. Dulu berkata: Iya, benar. Sekarang: Mana bisa? Yang lain bagaimana? Ia mulai terasing. Hati-hati! Ini pengalaman saya sebagai gembala. Baik-baik, tahu-tahu memusuhi, terasing, bahkan terhilang karena mendengar suara asing."
Kalau terasing bahaya. Yudas sebenarnya sudah terasing dalam penggembalaan tetapi ia memaksa dalam penggembalaan, dan satu waktu ia terhilang. Sudah tidak cocok lagi. Kalau dulu bisa menikmati firman, tetapi sekarang berkata: Kok gitu? Kok gini?Karena dibanding-bandingkan. Bahaya! Mendengar firman bukan lagi untuk makan, tetapi mencari kesalahan. Itu berarti sudah terasing. Hati-hati!
Syarat tergembala adalah mendengar suara gembala--firman pengajaran yang benar, yang disampaikan oleh seorang gembala. Kalau gembala mengajarkan ajaran yang benar, suara asing ini yang mempengaruhi.
Selain sebagai makanan--tidak mendengar suara asing--, firman penggembalaan juga merupakan tongkat gembala/tongkat komandoyang mengatur segala aktivitas dalam penggembalaan yaitu:
- Memasukkan domba ke dalamkandang penggembalaan.
Yehezkiel 20: 37
20:37.Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Kudan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
Kandang penggembalaan= ruangan suci= ketekunan dalam tiga macam pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa.
Di dalam kandang penggembalaan kita dikhususkan oleh Tuhan--mengalami perhatian dan naungan secara khusus dari Tuhan--di dalam ruangan suci ada papan-papan dan empat lapis tudung.
Imamat 21: 12
21:12.Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Keberhasilan pemberitaan firman adalah membawa domba-domba masuk ke dalam kandang. Karena itu tidak semua yang sungguh-sungguh gembala. Kalau gembala, ia akan memasukkan domba ke kandang.
"Ada orang berkata: 'Pak Wi lebih berhasil ya di Malang dibandingkan di Gending.': 'Oh berhasil di Gending.': 'Kok bisa?': 'Di Gending 10 jiwa, tiga ibadah sembilan puluh sampai seratus persen yang datang. Di sini baru berapa persen?'"
Tanggung jawab gembala, bukan hanya jemaat ribuan, tetapi harus masuk kandang. Inilah tanda seorang gembalayaitu menyampaikan firman yang bisa menggiring domba masuk kandang supaya bisa dihitung dan dikhususkan.
Di luar kandang tidak akan dihitung.
Di dalam kandang penggembalaan kita sedang dihitung/dikhusuuskan oleh Tuhan--kita mengalami naungan khusus dari Tuhan. Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul secara khusus bagi kita, bukan dikhususkan untuk ditumpas; tidak ada kesempatan lagi untuk dinaungi. Berbeda dengan yang ada di luar kandang.
Tandanya: kita hidup suci sehingga selalu ada minyak urapan di kepala.
Kesucian dan minyak urapan adalah satu level. Semakin suci, minyak urapan semakin meningkat.
Kegunaanminyak urapan di kepala:
- 2 Korintus 11: 2-3
11:2.Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
11:3.Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkandari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Yang pertama: pikiran diurapi; naungan Tuhan atas pikiran kita supaya tidak disesatkan oleh nabi palsudengan ajaran palsu, gosip--tidak dirubuhkan oleh angin kencang--tetapi kita tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran.
- Yang kedua: membedakan pelayanandi dalam Tuhan--bernilai rohani--dan duniawi--bernilai jasmani. Urapan ini yang membedakan.
Kalau ada urapan kita akan setia berkobar-kobar sampai garis akhir.
Kalau tidak setia, berarti menggunakan kemampuan sendiri, dan lama-lama akan terhilang, tidak mencapai garis akhir.
Bukti ada urapan adalah kita setia dalam ibadah pelayanan. Jadi yang dibedakan adalah bisa mengangkat suasana rohani atau duniawi. Gereja bisa menjadi duniawi karena kita tidak diurapi/tidak suci.
"Saya berkhotbah ini mengangkat duniawi atau rohani? Kalau duniawi--khotbahnya menimbulkan perpecahan--berarti tanpa kesucian/urapan. Tetapi kalau meningkatkan kerohanian--orang dengar khotbah bisa tergairah untuk datang lagi--, itulah urapan. Bukan sayanya, tetapi urapannya. Begitu juga dengan pemain musik dan pelayanan lainnya. Urapannya itu yang penting, bukan kita, kita ini siapa. Kesucian itu yang membedakan."
- Yang ketiga: supaya tidak kering rohani.
- Yang keempat: memberikan karunia-karunia Roh Kudus.
Karunia Roh Kudus= kemampuan ajaib dari Roh Kudus sehingga kita bisa beribadah melayani Tuhan sesuai dengan jabatan pelayan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir.
Kita tidak terhalang, tersandung, dan terjatuh, sampai kita melayani Dia di hadapan takhta siang malam.
- Yohanes 10: 3, 16
10:3.Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:16. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Aktivitas kedua dalam penggembalaan: menuntun domba-domba ke luar, yaitu ke kandang-kandang lain (ayat 16)--antar penggembalaan.
Jadi, kalau kita sendiri sudah hidup di ruangan suci, melayani dalam kesucian/urapan, sudah berkenan pada Tuhan--bernilai rohani--dan dihitung oleh Tuhan--, barulah kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus. Kalau di dalam saja masih tidak setia dalam pelayanan, mana bisa melayani ke luar? Tidak akan bisa!
Rumusnya adalah kita dulu yang melimpah-limpah, baru dibawa ke luar.
'satu kawanan dengan satu gembala'= satu tubuh dengan satu Kepala.
Tongkat gembala menuntun domba ke luar, artinya:
- Firman penggembalaan memberikan komando kepada kita untuk melayani pembangunan tubuh Kristus antar penggembalaan. Jangan saya yang jadi komandonya!
"Kalau saya yang jadi komandonya, saya akan telepon orang-orang: 'Aku pengurus, mau datang, siapkan ini...itu....ya.' itu namanya mengomando diri sendiri. Diam-diam saja! Komandonya dari tongkat gembala."
- Memberikan jalan keluar. Jadi di dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, jalan keluarnya semakin besar; mezbahnya semakin besar.
Natanael berteduh di bawah pohon ara. Banyak kali kita senang di bawah pohon ara. Yang lain kepanasan, kita enak di penggembalaan. Tetapi kita tidak akan pernah melihat langit. Coba keluar! Tuhan berkata kepada Natanael: Nanti kamu akan melihat Anak Manusia turun naik.Itulah pembangunan tubuh Kristus. Pelayanan antar penggembalaan lebih indah lagi.
"Saya bersaksi, di dalam penggembalaan hidup saya indah. Kalau saya egois, saya sudah cukup dalam penggembalaan. Saya sudah sangat senang, tetapi tidak pernah melihat langit terbuka. Harus keluar, tetapi komandonya dari Tuhan, bukan keluar sendiri. Kalau keluar sendiri, kita bukan melihat langit tetapi domba sudah tercerai berai. Jangan! Harus sesuai dengan komando dari Tuhan."
- Tongkat gembala menuntun kita ke kandang penggembalaan terakhir, Yerusalem baru.
Wahyu 7: 17
7:17.Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan merekadan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Air mata dihapuskan, dan kita bahagia.
Itulah penggembalaan. Harus dalam kesucian dan urapan, baru kita dipakai antar penggembalaan. Ada jalan keluar, kebahagiaan sorga yang bertambah-tambah, sampai minyak urapan menjadi MAHKOTA MEMPELAI.
1 Petrus 5: 4
5:4.Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Kita bukan hanya dinaungi--ada jalan keluar, bahagia--, tetapi sampai mendapatkan mahkota. Karena itu harus setia berkobar sampai garis akhir--sampai menjadi mahkota mempelai--, tidak boleh layu. Kita siap menyambut kedatangan Tuhan sampai berdiri di hadapan takhta sorga.
Tadi, pakaiannya sudah kita dapatkan yaitu perbuatan kebajikan. Orang benar diberkati Tuhan, mari jadi berkat bagi orang lain. Kita dinaungi sampai punya pakaian; Tuhan memperhatikan sampai kita punya pakaian.
Sekarang dalam penggembalaan dan antar penggembalaan, ada jalan keluar, air mata dihapuskan, sampai mendapat mahkota mempelai.
Mari, mau menikah, tergembala, dasarnya harus benar. jangan menggunakan dasar dari dunia apalagi dengan dasar tiga 'TA' (harta, wanita--dosa--, dan takhta--kedudukan, kesombongan), semua akan hancur. Dasar yang benar adalah gunung batu: Yesus sebagai Penebus, dan Yesus sebagai Gembala.
- Ulangan 32: 2-4
32:2.Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.
32:3.Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita,
32:4.Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.
Ayat 2= firman pengajaran akan semakin keras, bukan surut.
'pekerjaan-Nya sempurna'= sempurna menunjuk pada mempelai. Hubungan Kepala dengan tubuh tidak boleh terpisah sedikitpun.
Pengertian ketiga gunung batu: Yesus sebagai MEMPELAI PRIA SORGAyang sempurna juga berkorban nyawa untuk menyucikan dan membaharui kita dengan air (baptisan air) dan firman (firman pengajaran yang benar).
Efesus 5: 25-27
5:25.Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nyabaginya
5:26.untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27.supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Memandikan= pembaharuan.
Menyucikan= pengalaman kematian--yang lama dimatikan; dosa dimatikan.
Mengubahkan= pengalaman kebangkitan--yang baru muncul.
Pengalaman kematian dan kebangkitan yang paling ringan adalah baptisan air. Setelah itu mulai disucikan oleh pedang firman pengajaran.
Kalau dikaitkan dengan hujan, pengalaman kematian dan kebangkitan adalah lembah dan gunung.
Lembah dan gunung adalah tanah Kanaan. Kalau Mesir, tanah datar--bergantung jerih payah, sekuat apa kita menyiram sebanyak itu kita memanen.
Tetapi lembah dan gunung, jangan coba-coba memikul air.
"Saya dulu di desa, ambil air ke bawah, bawa satu belanga, minta ampun, waktu naik berhenti berpuluh-puluh kali. Susah. Kalau menyiram seratus meter persegi kira-kira sudah mati, tidak kuat."
Lembah dan gunung bergantung pada air hujan dari langit. Ada air hujan pengajaran, jangan lupa ada air hujan kemurahan Tuhan. Jangan takut! Ada air hujan firman pengajaran--kita disucikan dan diubahkan; mati dan bangkit; lembah dan gunung--, kita akan hidup dalam sistem sorga, kita bergantung pada air hujan kemurahan Tuhan. Luar biasa!
Kalau sudah disucikan dan diubahkan baru turun air hujan kemurahan Tuhan.; mujizat akan terjadi. Selama tidak mengalami penyucian dan pembaharuan, malah mengomel, mana bisa, kita justru akan tambah kering. Sungguh-sungguh!
Apa yang harus disucikan secara dobel--lewat baptisan air dan firman pengajaran--? Kusta.
Imamat 14: 8-9
14:8.Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuhtubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnyasendiri tujuh hari lamanya.
14:9. Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuhdengan air; maka ia menjadi tahir.
Kalau hanya dibasuh satu kali--lewat baptisan air--, sudah bagus--sudah disucikan dan dibaharui--, tetapi tidak boleh tinggal di rumahnya. Melayani nikah saja, belum mampu kalau hanya satu kali dibasuh.
Banyak yang sudah baptisan air dan Roh Kudus, sudah merasa tidak perlu pendeta; sudah merasa hebat. Mau hebat dari mana? Melayani nikah saja tidak bisa. Kalau dia suami, melayani isteri, tidak bisa; isteri, melayani suami dan anak, tidak mampu; anak, melayani orang tua, tidak mampu. Bagaimana bisa melayani semua orang apalagi melayani Israel? Terlalu jauh. Kalau berkata: Bisa.Munafik! Di rumah, orang tua dibuat susah, tetapi di gereja semua orang memuji. Suami-suami, di gereja baik pada isteri orang, tetapi di rumah isterinya dipukuli. Ini kemunafikan. Mari berubah! Satu kali dibasuh tidak mampu.
Karena itu harus dibasuh dua kali, supaya boleh melayani mulai dari dalam rumah tangga sampai Tabernakel.
Inilah penyucian dan pembaharuan secara dobel yaitu penyucian dan pembaharuan terhadap penyakit kusta rohani.
Kusta artinya:
- Dosa kenajisan lewat pandangan, perbuatan, pikiran, dan perkataan--orang kusta berseru: Najis...najis.
Tidak boleh ada lagi. Banyak kelemahan kita, malam ini Dia mau membasuh kita, Dia sampai mati sebagai Suami untuk menjadikan kita isteri-Nya. Dia mau membasuh kita, mulai dari pikiran, pandangan, perkataan, dan perbuatan disucikan dari kenajisan.
- Kebenaran sendiri--putih tetapi kusta. Artinya kebenaran di luar alkitab; menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
"Saya pernah mendengar di satu pulau di luar Jawa. Sudah menyampaikan firman, lalu ada lulusan Lempin-El angkatan satu atau dua ditanya seseorang: Bagaimana, pak? Bagaimana pak?: Firmannya benar, tapi itu untuk zaman dulu waktu kami Lempin-El, sekarang tidak relevan. Aduh...minta ampun. Maksudnya kalau diterapkan seperti di Lempin-El dulu, tidak ada yang datang. Lalu dicampur ini itu, habislah sudah. Kok alkitabnya tidak ditukar juga, kan alkitab itu zaman dulu. Saya sedih. Kita harus hati-hati."
- Dosa ketamakan--keinginan akan uang, seperti pada Gehazi--; kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Ini yang harus disucikan.
Kalau kita sudah mengalami penyucian secara dobel dari penyakit kusta, maka:
- Dosa kenajisan menjadi hidup suci.
- Kebenaran sendiri menjadi kebenaran Tuhan (kembali ke alkitab yaitu saling mengaku dan mengampuni sehingga dosa dihapuskan dan kita hidup benar).
- Ketamakan--kikir dan serakah--menjadi suka memberi.
Itu saja. Dan kita akan mengalami hujan kemurahan Tuhan yang besar dari sorga--hidup dalam suasana Kanaan yaitu lembah dan gunung. Tuhan memperhatikan dan mempedulikan dari sorga untuk melakukan apa saja dalam hidup kita. Yang sudah mustahil bisa Tuhan lakukan.
Dulu, menyembuhkan kusta seperti membangkitkan orang mati--sesuatu yang mustahil.
2 Raja-raja 5: 6-7
5:6.Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya."
5:7. Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah akuini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."
Malam ini, dosa apa yang sudah mustahil, Tuhan yang mampu menyucikan dan mengubahkan lewat baptisan air dan firman pengajaran. Kita mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan bersama dengan Tuhan; kita hidup baru. Yang najis menjadi suci, kebenaran sendiri menjadi kebenaran Tuhan, kikir dan serakah menjadi suka memberi.
Inilah kekuatan Tuhan. Kita hidup dalam suasana Kanaan yaitu lembah dan gunung; kita bergantung pada air hujan kemurahan Tuhan yang bisa menyembuhkan kusta--membangkitkan orang mati. Semua yang sudah mustahil bagi kita, kita tinggal menengadah, ada uluran tangan anugerah yang besar. Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita. Dia menurunkan hujan; mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar untuk bisa membangkitkan apa yang sudah mati; menghapus segala kemustahilan dalam hidup kita. Yang penting kita mau disucikan dan diubahkan.
Semakin disucikan dan diubahkan, kemustahilan semakin dihapus sampai tidak ada yang mustahil lagi, dan saat Tuhan datang kembali kedua kali kita akan mengalami penyucian dan pembaharuan terakhir sampai lidah tidak bersalah lagi--SUARA MEMPELAI--, kita bersorak-sorai: Haleluya,kita sempurna seperti Dia.
Yakobus 3: 2
3:2.Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kita menjadi mempelai wanita yang siap untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dengan sorak-sorai: Haleluya.Ini adalah suara mempelai, tidak lagi mencaci maki atau berdusta.
Wahyu 19: 6-8
19:6.Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7.Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8.Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Sudah memakai pakaian lenan, mahkota, dan ada suara mempelai. Kita sempurna, dan tinggal terangkat di awan-awan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, dan berdiri di hadapan takhta sorga untuk melayani Dia siang malam selama-lamanya bersama dengan keluarga kita.
Jangan lupakan keluarga kita! Kita harus ingat mulai dari nikah kita, apapun keadaannya. Tetap doakan sekalipun sudah menyakiti kita. Jangan putus asa! Jangan ketinggalan, tetapi sama-sama berdiri di hadapan takhta sorga, dan melayani Dia siang malam sampai selamanya. Tidak ada lagi lapar dan terik matahari, kita benar-benar bersama Dia selamanya.
Berikan hidup ini sungguh-sungguh dibangun di atas dasar batu karang/gunung batu: Yesus sebagai Penebus, Gembala, dan Mempelai Pria Sorga. Dia yang memperhatikan, mempedulikan, dan menaungi kita.
Dia menaungi bukan hanya untuk memberikan jalan keluar dan menghapus kemustahilan, tetapi juga untuk mempersiapkan kita sampai menerima naungan selama-lamanya; kita berdiri di hadapan takhta Allah. Ada pakaian mempelai, mahkota mempelai, dan suara mempelai, sampai benar-benar sempurna menjadi mempelai wanita sorga.
Mungkin tidak ada perhatian dari suami, isteri, anak, orang tua, kesempatan perhatian dan naungan dari Tuhan. Sebaliknya kalau suami, isteri, anak, orang tua sangat memperhatikan, jangan lengah. Perhatian sesungguhnya adalah dari Tuhan, kalau dari mereka satu waktu kita akan kecewa.
Ibu-ibu, (permisi) bagian paling kecil adalah ibu janda, ada perhatian yang besar dari Tuhan.
Jangan ragu! Asal kita memiliki dasar yang benar yaitu gunung batu--hidup dalam kebenaran, digembalakan, dan mau disucikan dan diubahkan (dibawa dalam pengalaman kematian dan kebangkitan; lembah dan gunung)--, kita tidak akan pernah dibiarkan. Yakinlah! Serahkan semua kepada Dia!
Perjamuan suci adalah bukti Dia tidak pernah melupakan kita. Dia selalu mau menyatu dengan kita selamanya. Dia berkorban nyawa untuk menyatu dan bergumul bagi kita selama-lamanya. Serahkan semua yang jasmani dan rohani apa adanya kepada Dia, jangan ditutup-tutupi. Kita seperti anak yatim yang hanya butuh naungan Tuhan. Kita tidak bisa apa-apa; kita hanya bersandar kepada Tuhan.
Perjamuan suci adalah uluran tangan anugerah Tuhan yang besar, yang bisa melakukan apa saja bagi kita sampai menyempurnakan kita; kita berdiri di hadapan takhta Allah untuk melayani Dia siang malam bersama keluarga masing-masing.
Tuhan memberkati.