Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 8
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Ayat 8a: '
bersayap enam', ini menunjuk pada enam hari TUHAN bekerja, dan pada hari ketujuh TUHAN berhenti bekerja dan menyucikan hari itu sebagai hari Sabat--hari perhentian.
2 Petrus 3: 83:8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan TUHAN satu hari sama seperti seribu tahundan seribu tahun sama seperti satu hari
Satu hari sama dengan seribu tahun; berarti enam hari sama dengan enam ribu tahun. Ini bisa kita pelajari dari peta zaman.
- 2000 tahun--zaman permulaan; zaman Allah Bapa--: dihitung dari Adam sampai Abraham.
- 2000 tahun--zaman pertengahan; zaman Anak Allah--: dihitung dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali.
- 2000 tahun--zaman akhir; zaman Allah Roh Kudus--: dihitung dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali.
Enam ribu tahun sama dengan enam hari Allah bekerja. Kemudian hari ketujuh atau hari Sabat--satu hari--menunjuk pada kerajaan Seribu Tahun Damai--Firdaus yang akan datang. Sesudah itu masuk Yerusalem baru--kerajaan sorga yang kekal selamanya--; tidak ada lagi perhitungan tahunnya (tidak terbatas lagi).
Inilah pengertian dari enam sayap.
Jadi, setiap zaman--dari zaman permulaan sampai zaman akhir--selalu terjadi pengangkatan--empat makhluk berasal dari sini--:
- Zaman permulaan--Adam sampai Abraham: empat makhluk diwakili oleh Henokhyang terangkat ke sorga (sudah diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 22 Juni 2016).
- Zaman pertengahan--Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali: empat makhluk diwakili oleh Musa--lewat mati, bangkit, dan naik ke sorga--dan Elia--langsung naik ke sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 26 Juni 2016).
- Zaman akhir--kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali: empat makhluk diwakili oleh YesusMempelai Pria--kepala. Dia mati, bangkit, dan naik ke sorga.
Masih kurang satu yang nanti akan mengikuti untuk naik ke awan-awan sampai masuk kerajaan sorga, yaitu kita semuagereja TUHAN--mempelai wanita/tubuh yang sempurna--pada waktu kedatangan TUHAN Yesus ke dua kali.
Malam ini kita belajar tentang
MUSA(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 26 Juni 2016)
Ulangan 34: 5-734:5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7. Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.'
tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini' = dijelaskan dalam
Yudas 1 : 91:9. Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya TUHAN menghardik engkau!"Musa berumur 120 tahun dan setelah itu ia mati, dibangkitkan, dan diangkat ke sorga.
Musa hidup 120 tahun; terbagi menjadi 3 tahap, masing-masing 40 tahun.
Angka 40 menunjuk pada
perobekan daging.
Jadi seluruh kehidupan Musa ditandai dengan perobekan daging--tidak bergantung pada daging dengan segala kepandaiannya, kekayaannya, kedudukannya--dan hanya bergantung sepenuh pada TUHAN.
Tiga tahap perjalanan hidup Musa:
- 40 tahun di Mesir(sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 26 Juni 2016).
Di dalam Kisah Rasul 7: 20-29, mulai dari dalam kandungan--bayi--, Musa sudah diancam dengan maut, tetapi selamat karena ia menangis. Bayi Musa menangis, sehingga selamat dari ancaman maut--sungai Nil dan puteri Firaun--bahkan menjadi anak raja; Musa selamat dan diberkati.
Jadi, sejak bayi sudah diancam maut, tetapi selamat bahkan jadi anak raja dan diberkati.
Bagi kita sekarang, kita harus lahir baru dari air dan roh--menjadi BAYIrohani yang hanya menangis pada TUHAN, sehingga selamat dan diberkati oleh TUHAN.
- 40 tahun di Midian.
Kisah Rasul 7: 29-34
7:29. Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.
7:30. Dan sesudah empat puluh tahuntampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
7:31. Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya:
7:32. Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya.
7:33. Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.
7:34. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir
Tadi, waktu bayi, Musa sudah selamat dan diberkati--jadi anak raja. Tetapi belum cukup. Itu baru tahap pertama. Bagi kita, masuk baptisan air dan Roh Kudus, sehingga kita selamat dan diberkati, itu baru tahap pertama hidup kerohanian kita. Harus dilanjutkan pada tahap kedua. Banyak yang sudah puas sampai baptisan air dan baptisan Roh Kudus--selamat dan diberkati. Salah! Masih harus dilanjutkan.
Jika sudah selamat dan diberkati TUHAN, maka kita harus lanjut dalam dua hal:
- Kisah Rasul 7: 22-23
7:22. Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
7:23. Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
'mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel' = orang Israel dalam perbudakan.
Yang pertama: setelah Musa diambil menjadi anak oleh puteri Firaun--sudah selamat dan diberkati--, ia ingat pada saudara-saudaranya yang lain--yang masih diperbudak.
Artinya: kalau sudah selamat dan diberkati TUHAN, kita harus ingat pada orang lain; sama dengan bersaksi, supaya orang berdosa bisa percaya Yesus, diselamatkan, dan diberkati oleh TUHAN.
Orang berdosa, itu seperti diperbudak--dalam kesengsaraan, kesusahan. Mungkin itu satu keluarga kita, teman-teman kita, orang lain, mari kita bersaksi tentang kabar baik--firman penginjilan.
Firman penginjilan atau kabar baik membawa kita supaya percaya kepada Yesus, selamat, dan diberkati. Tetapi masih ada Firman pengajaran atau kabar mempelai.
Kita bersaksi tentang firman penginjilan kepada orang yang belum selamat, supaya percaya Yesus dan diselamatkan. Kita bersaksi tentang firman pengajaran (kabar mempelai) kepada orang yang sudah selamat, supaya disucikan dan disempurnakan.
Kalau kita sudah disucikan dengan kabar mempelai--firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--, kita saksikan juga kepada orang-orang yang sudah selamat, supaya mereka disucikan dan disempurnakan seperti Yesus.
- Keluaran 2: 15
2:15. Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diridari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-dudukdi tepi sebuah sumur.
Musa lari ke Midian. Apa yang dilakukan Musa di Midian?
Keluaran 3: 1
3:1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakankambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Tadi Musa mau membantu temannya--orang Israel--yang berkelahi dengan orang Mesir dan ia membunuh orang Mesir, tetapi ketahuan oleh Firaun dan ia dikejar oleh Firaun untuk dibunuh.
Yang kedua: harus lari ke Midian karena mau dibunuh oleh Firaun--masih diancam maut.
Jadi, sudah selamat--percaya Yesus, baptis air--dan diberkati, masih diancam maut. Ini kesalahan kita.
Kami hamba TUHAN juga sering salah: Yang penting jemaat sudah selamat dan diberkati, sudah cukup. Salah, sebab masih dikejar Firaun--dikejar maut.
Musa lari ke Midian, kemudian menggembalakan kambing domba, artinya harus cepat masuk dalam penggembalaan, sebab Firaun--gambaran dari setan--selalu berusaha untuk mengejar dan membunuh anak-anak TUHAN yang sudah selamat dan diberkati, lewat pencobaan, dosa-dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan-minum ( merokok, mabuk, narkoba) dan kawin-mengawinkan (dosa percabulan)--, ajaran palsu dan lain-lain.
Kalau orang berdosa tidak perlu dikejar. Justru yang dikejar adalah anak-anak TUHAN, pelayan TUHAN, dan hamba TUHAN yang sudah diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN.
Kita terus dikejar lewat pencobaan sampai putus asa; lewat ajaran palsu sampai tersesat. Hati-hati dengan ajaran palsu yang sudah banyak sekali sekarang ini--ajaran kawin cerai dan sebagainya--, untuk membinasakan. Ajaran palsu ini seperti racun yang mematikan.
Yang sudah selamat dan diberkati akan dikejar terus. Karena itu harus cepat lari ke dalam pengegembalaan, sebab setan, antikris, dan nabi palsu yang mengejar kita, itu seperti binatang buas.
Kami hamba TUHAN banyak yang tidak tergembala. Banyak penginjil dipakai TUHAN, lalu hilang, karena diterkam binatang buas--setan--; dibunuh rohaninya.
Syarat tergembala:
- Harus selalu berada di kandang penggembalaan.
Dulu, Musa melihat kerajaan sorga di gunung Sinai, lalu TUHAN perintahkan Musa membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel yang terdiri dari 3 ruangan:
- Halaman,
- Ruangan suci,
- Ruangan maha suci; kesempurnaan; tempat hadirat TUHAN.
Selamat dan diberkati, itu masih berada di halaman--ruangan yang terbuka--, dan masih bisa dikejar oleh setan untuk dibinasakan. Karena itu lari ke ruangan suci--kandang penggembalaan--, supaya kita aman di dalamnya--di ruangan suci ada papan-papannya.
Terdapat tiga macam alat di ruangan suci. Dulu memang harus membuat alat-alat ini, tetapi sekarang dalam arti yang rohani, itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian). Penekanannya adalah Allah Roh Kudus yang bekerja dalam ibadah raya.
- Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alktab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar--meja roti ada 12 roti; 6-6 menunjuk pada 66 kitab dalam alkitab--dan kurban Kristus--perjamuan suci. Roti adalah tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan.
- Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita--manusia itu tritunggal--bersekutu dengan Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh setan dan di atas ruangan suci ada empat lapis tudung. Jadi ular, pasir tidak bisa masuk; bahkan anginpun tidak bisa masuk. Begitu ketat!
Tadi dalam Keluaran 2: 15, Musa dikejar Firaun dan lari pontang panting, tetapi begitu sampai di Midian--penggembalaan--, ia duduk-duduk--santai.
Artinya: di dalam penggembalaan, kita bisa hidup dalam ketenangan; damai sejahtera.
Lain kalau di halaman, masih kena hujan, panas, dan tidak tenang; masih bisa dikejar Firaun. Mari, lari ke kandang penggembalaan hari-hari ini!
Ini kesalahan yang banyak terjadi, tidak diterangkan dalam ibadah, bahkan gembalanya sendiri tidak mau tergembala--tidak mau memberi makan--, apalagi domba-dombanya.
Sebelum masuk kandang penggembalaan, kita pontang panting cari nafkah--seperti dikejar Firaun atau setan--, tetapi begitu terggembala, yang memberi makan adalah Gembala. Kita tinggal diam di kandang dan Gembalanya yang memberi makan. Hidup mulai tenang, damai sejahtera, semua m,enjadi enak dan ringan.
- Syarat tergembala yang kedua: tergembala pada firman pengajaran yang benar--seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar. Makanannya harus benar, kalau diberikan racun terus, kita bisa mati.
Firman penggembalaan bagaikan dua hal:
- Tadi dalam Keluaran 2: 15 Musa duduk-duduk di sumur, kemudian bisa minum, menimba air, bahkan memberikan minum. Musa bertemu gadis-gadis dari Midian--Musa bertemu isterinya di Midian.
Jadi yang pertama: firman penggembalaan bagaikan air kehidupandari sumur untuk memuaskankehidupan kita di tengah padang gurun yang tandus, supaya tidak mencari kepuasan yang semu di dunia, yang membawa pada dosa dan puncaknya dosa.
Padang pasir itu panas, sehingga membuat semuanya haus. Tetapi kalau duduk di tepi sumur penggembalaan, kita tinggal minum saja.
Bahaya! Di padang gurun kalau sudah tidak ada sumur, sudah haus, lalu melihat ada air, ternyata bukan, lalu jalan lagi, ternyata bukan. Itu fatamorgana. Bahaya!Pasti jatuh! Kalau kaum muda sudah haus di padang gurun dunia, bisa terjadi fatamorgana. Melihat narkoba, merokok, merasa ada kepuasan di sana, ternyata tidak.
Karena itu perlu tergembala, ada air kehidupan--minum--, itulah kepuasan sejati dari sorga.
- Yang kedua: firman penggembalaan bagaikan nyala api.
Kisah Rasul 7: 30, 33
7:30. Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala apiyang keluar dari semak duri.
7:33. Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.
Firman penggembalaan bagaikan nyala api untuk menyucikankehidupan kita, sampai melepaskan sepasang sepatu--kiri dan kanan.
Artinya: hidup kita sepasang juga yaitu lahir dan batin. Jadi kita mengalami penyucian lahir dan batin.
Bukan hanya lahirnya saja. Kalau hanya lahirnya saja, itu sama dengan kuburan. Seperti TUHAN katakan kepada orang Farisi dan ahli Taurat yang memakai jubah: 'Kamu seperti kuburan. Di luar kelihatan suci--sok suci--, tetapi di dalam penuh kebusukan--tulang belulang.' Karena itu, sepasang sepatu yang ditanggalkan.
Di dalam penggembalaan, disiapkan firman pengajaran yang bagaikan air--diberikan minum--, sehingga kita mengalami kepuasan. Tetapi firman pengajaran juga bagaikan nyala api untuk menyucikan lahir dan batin kita.
Apa yang disucikan?
Kolose 3: 5-7
3:5. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan(1), kenajisan(2), hawa nafsu(3), nafsu jahat(4)dan juga keserakahan(5), yang sama dengan penyembahan berhala(6),
3:6. semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3:7. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
'Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu' = perbuatan.
Ayat 5-7= penyucian lahir atau di luar--enam perbuatan dosa.
Kolose 3: 8-9
3:8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah(1), geram(2), kejahatan(3), fitnah(4)dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu(5).
3:9. Jangan lagi kamu saling mendustai(6), karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
Ayat 8-9= penyucian batin--enam dosa di dalam batin. Dari batin keluar ke mulut sampai dusta.
Penyucian lahir batin sama dengan penyucian dari dua belas dosa yang mendarah daging dalam hidup kita:
- Sampai tidak ada dusta lagi--jujur; ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar. Bukan sok suci. Kalau masih dusta, berarti batinnya kotor.
- Kita terus disucikan sampai mulut hanya menyembah TUHAN.
Menyembah TUHAN sama dengan mengaku bahwa kita hanya domba sembelihan yang tidak bisa apa-apa dan hanya bergantung pada belas kasihan kemurahan TUHAN.
Domba sembelihan itu sudah diikat dan tidak bisa apa-apa lagi. Kalau sudah tidak berdaya, kita bisa taat dengar-dengaran. Kalau masih merasa kuat, ia biasanya sombong--melawan--dan tidak bisa taat.
Kita tidak perlu menunggu ada apa-apa, tetapi kalau disucikan, maka kita tidak berdusta--jujur--dan bisa menyembah TUHAN--mengaku hanya domba sembelihan yang tidak bisa apa-apa--, sehingga kita bisa taat dengar-dengaran kepada TUHAN.
Inilah hasil penyucian dari penggembalaan.
Yohanes 10: 27-28
10:27. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Kudan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku
'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku' = mendengar dan dengar-dengaran = taat dengar-dengaran.
'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku' = hidup di dalam tangan TUHAN.
Kalau sudah merasa seperti domba sembelihan; mendengar dan taat dengar-dengaran, kita berada di dalam tangan belas kasih TUHAN Gembala Agung. Kalau kita merasa kuat (mengandalkan sesuatu), TUHAN akan diam dan kita benar-benar setengah mati. Kalau merasa seperti domba sembelihan yang satu langkah jaraknya dengan maut atau satu detak jantung jaraknya dengan maut--merasa tidak bisa apa-apa; hanya bergantung pada belas kasih TUHAN; hanya taat dengar-dengaran; berserah pada TUHAN--, TUHAN yang akan turun tangan. Tinggal pilih!
Kalau kita bisa tergembala dengan baik, yaitu ada ketenangan/kepuasan dan kita disucikan sampai jujur--tidak berdusta--, hanya menyembah TUHAN--mengaku hanya domba sembelihan, menyerah sepenuhnya dan taat dengar-dengaran--, maka TUHAN mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk memeluk kita semuanya dan kita hidup dalam tangan belas kasih Gembala Agung.
Hasilnya:
- 'Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya' = ada jaminan kepastian dari Gembala Agung untuk memeliharakehidupan kita sekarang di zaman yang sulit, masa depan, sampai kekal selamanya.
Kalau domba di kandang, berarti tidak bisa mencari makan sendiri; tidak bisa apa-apa dan bergantung pada Gembala. Kalau bisa mencari makan sendiri, berarti berada di hutan.
- 'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku' = kita diliindungioleh TUHAN; tidak bisa direbut oleh setan. Kita dilindungi dari antikris yang akan berkuasa di bumi selama 3,5 tahun.
Deposito dan lain-lainnya tidak laku lagi. Hanya orang yang menyembah antikris yang bisa hidup.
Kita dilindungi dari antikris dengan cara diberi dua sayap burung nasar yang besar; kita disingkirkan ke padang gurun selama 3,5 tahun jauh dari mata antikris. Kita dipelihara dan dilindungi secara langsung oleh TUHAN lewat firman pengajaran dan perjamuan suci--dulu Israel hidup di padang gurun selama 40 tahun, dipelihara oleh TUHAN dengan manna dari sorga.
Kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci seperti pada malam hari ini adalah latihan menyingkir ke padang gurun--latihan hidup di padang gurun--, baik di padang gurun dunia sekarang ini, sampai nanti kita benar-benar disingkirkan ke padang gurun jauh dari mata ular.
Inilah tahap kedua kehidupan Musa--sekarang kita semua. Sudah selamat dan diberkati--menjadi BAYIyang digendong TUHAN--, sekarang menjadi DOMBA-DOMBAsembelihan yang tidak mampu apa-apa, dan kita tetap digendong oleh TUHAN.
Sudah percaya Yesus, baptis air, selamat dan diberkati, masih dikejar oleh setan. Cepat lari ke kandang penggembalaan--seperti Musa yang lari pontang-panting ke Midian, lalu bisa duduk-duduk. Begitu nikmatnya pengembalaan.
"Mulai dari kami sebagai gembala-gembala. Saya dulu paling takut menjadi gembala. Tetapi sekarang, enak sekali jadi gembala, bisa duduk-duduk (tenang). Yang penting, tunaikan tugas."
Kita sebagai domba, mari berada di kandang penggembalaan apapun resikonya dan tergembala pada pengajaran yang benar, sehingga kita dipuaskan dan disucikan. Jaga! Penyucian lahir batin, tandanya tidak ada dusta lagi (jujur), hanya menyembah TUHAN (mengaku hanya domba sembelihan yang tidak bisa apa-apa dan mau menuruti kehendak TUHAN--mau taat dengar-dengaran).
Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN dan tangan Gembala Agung mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk memegang kehidupan kita; memberikan jaminan pemeliharaan dan melindungi kita dari antikris yang akan berkuasa. Ijazah dan sebagainya tidak bisa melindungi kita dari antikris. Hanya tangan Gembala Agung yang bisa melindungi kita. Menghadapi serigala dan burung, hanya bisa dengan penggembalaan. Tidak bisa dihadapi dengan yang lainnya.
Jadi, pada tahap pertama, kita menjadi bayi; dan pada tahap kedua, kita menjadi domba-domba sembelihan.
Ikuti tahap-tahap kehidupan Musa! Yang belum percaya--belum baptisan--, masih tahap pertama--masih masuk halaman Tabernakel. Ikuti sampai percaya, bertobat, baptis air, baptis Roh Kudus, dan hidup benar, sehingga menjadi bayi-bayi yang tidak berdaya. Inilah kehidupan yang selamat dan diberkati TUHAN sampai ke anak cucu. Langsung praktikkan dalam hidup.
Yang sudah selamat dan diberkati, jangan enak-enak, karena Firaun mengejar (tadi menghadapi sungai Nil dan puteri Firaun). Cepat lari pada penggembalaan--firman pengajaran yang benar--, dan di situ kita--domba-domba sembelihan--benar-benar disucikan, dipuaskan, dan dijamin oleh TUHAN. Luar biasa, kalau kita mengerti firman!
- 40 tahun di padang gurun.
Kisah Rasul 7: 35-36
7:35. Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
7:36. Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya.
Musa 40 tahun di padang gurun untuk apa?
Di sini Musa diutus TUHAN untuk membawa Israel keluar dari Mesir menuju ke Kanaan.
Sekarang, sesudah kita selamat dan diberkati--jadi bayi-, lalu jadi domba-domba yang disucikan lahir dan batin, serta dipegang oleh tangan TUHAN, kita diutus juga.
Kalau Musa diutus untuk membawa Israel keluar dari Mesir menuju ke Kanaan--kegerakan besar; 603.550 orang laki-laki berumur 20 tahun ke atas, tidak termasuk anak-anak dan wanita--, tetapi bagi kita sekarang, kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Pembangunan tubuh Kristus mulai dari dalam nikah. Perhatikan nikah! Kalau kita menikah--menjadi suami atau isteri--, itu namanya diutus dalam pelayanan di dalam nikah. Kita dilahirkan menjadi seorang anak, kita juga diutus untuk melayani di dalam nikah.
Sesudah itu--lebih besar lagi--, melayani dalam penggembalaan sebagai gembala, pemain musik dan sebagainya, sesudah itu antar-penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna.
Itulah pelayanan kita--kegerakan hujan akhir. Tidak ngawur, tetapi dari yang kecil dulu--nikah.
Kalau kita bisa masuk nikah, itu bukan maunya kita, tetapi merupakan panggilan dan pilihan TUHAN untuk masuk pelayanan dalam nikah. Sebagai suami: mengasihi isteri, isteri: tunduk kepada suami dan anak: taat dengar-dengaran kepada orang tua.
Lukas 10: 1-3
10:1. Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus merekaberdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
10:2. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
10:3. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
'minta kepada TUHAN'= doakan juga Lempin-El "Kristus Ajaib", dari mana-mana supaya ada jiwa-jiwa yang dipanggil dan dipilih TUHAN untuk menjadi penuai-penuai. Lempin-El "Kristus Ajaib" diberikan tugas oleh TUHAN untuk menyiapkan hamba TUHAN dalam kegerakan hujan akhir atau dalam pengajaran. Mungkin dari sidang jemaat WR Supratman Surabaya, dari Malang juga ada yang mau menyerahkan diri kepada TUHAN.
Puji TUHAN, kita dipakai dan diutus oleh TUHAN dalam kegerakan hujan akhir mulai dari dalam nikah rumah tangga, penggembalaan sampai antar penggembalaan. Tetapi jangan kaget, suasana pengutusanyang benar adalah seperti anak dombadi tengah serigala. Anak domba sudah tidak berdaya, ditambah lagi di tengah serigala, mau ke mana?
Jadi, masuk dalam nikah harus siap kalau suasananya seperti anak domba di tengah serigala. Kalau sudah mau marah, ingat pertanyaan dulu saat menikah: "Apakah jawab saudara?": "Ya, saya bersedia." Karena itu kaum muda jangan gampang-gampang, harus sungguh-sungguh.
Kalau pegawai gampang saja, bisa main pecat. Tetapi kalau dalam nikah, suami dan isteri tidak bisa main pecat, jadi ingat perkataan kita sendiri saat menikah: 'Ya saya bersedia.'
Seperti anak domba di tengah serigala, artinya:
- Hanya kehidupan yang tergembala, yang bisa diutus oleh TUHAN.
Kalau tidak tergembala, pasti hilang. Penyanyi atau penginjil hebat, tahu-tahu hilang--diterkam serigala.
- Hanya bergantung pada TUHAN. Semua sudah dikelilingi serigala--domba berada di tengah-tengah serigala--, jalan satu-satunya adalah ke atas--berharap sepenuh pada belas kasih TUHAN.
Jangan sombong kalau punya ijazah! Tidak ada yang mampu menghadapi serigala--S1, S2, S3, tidak akan bisa mengadapi 'S' Serigala. Yang tidak punya ijazah juga jangan minder, tetapi lihat ke atas, hanya bergantung pada belas kasih kemurahan TUHAN.
Oleh sebab itu TUHAN akan memberikan bekal. Kalau diberikan suasana yang enak, akan lupa dengan TUHAN yang di atas. Kita melayani hanya sibuk dengan melihat yang di sekitar--kanan, kiri, tenggara, utara dan sebagainya--, tetapi lupa dengan TUHAN yang di atas.
Tetapi karena dikelilingi serigala, mau tidak mau akan ingat pada TUHAN yang di atas.
Sudah betul kalau kita melayani dalam suasana susah. Kalau semua enak--ada uang, kedudukan--, kapan mau lihat ke atas?
Lukas 22: 35-36, 38
22:35. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
22:36. Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
22:38. Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
'Tuhan, ini dua pedang' = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
TUHAN akan memberi bekal kepada kita. Tidak usah takut! Suasana pengutusan adalah seperti anak domba di tengah serigala. Kita menjadi kehidupan yang tergembala dan kita hanya melihat Gembala Agung--menengadah ke atas kepada Yesus sebagai imam besar dan gembala agung yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Dialah yang memberikan bekalkepada kita, yaitu:
- Pedang firmanuntuk menyucikankita dari keinginan daging--keinginan jahat, yaitu keinginan akan uang ('pundi-pundi').
Yudas ada keinginan akan uang, sehingga ia jatuh dan robek perutnya--diterkam serigala. Bukan hanya telanjang, tetapi robek sampai perutnya, benar-benar keluar dari tubuh Kristus.
Keinginan akan uang membuat kita tergantung pada uang, sehingga menjadi kikir dan serakah.
Kikir, artinya tidak bisa memberi.
Serakah, artinya mencuri milik sesama dan TUHAN seperti Yudas. Serigala itu menerkam daging. Kalau kita ada keinginan daging, habis.
"Mohon maaf saya bersaksi. Waktu kami diutus ke Medan, memang bertemu orang-orang kaya. Om Pong mengakuibaru kali ini bertemu orang kaya, dia punya semuanya dan tidak ada hutang. Beliaupernah melayani di sana satu tahun, sebelum dipindah ke Surabaya. Waktu kami datang, semua hamba TUHANbergosip: Paling lama satu tahun(yang lainnya cumaenam bulanlalu pergi). Saya berpikir: 'Apa?' Saya tahu maksudnya, yaitu keinginan akan uang.Kalau datang ke sanakarena keinginan akan uang, akan diterkam oleh serigala, tidak sampai satu tahun, habis. Puji TUHAN sekarangsudah sebelas tahun, bahkan sekarang tiap Minggu kebaktian dua kali di sana. Tidak ada masalah kalau membawa pedang(penyucian dari keinginan akan uang). Karena itu ketika tiket mau dibayari, saya tidak mau datang. Bukan sombong. Tetapi supaya tidak diterkam serigala. Mereka sayang pada saya, tetapi saya katakan: 'Boleh saja urus tiketnya,tetapi saya yang tidak datang.' Biasa saja, TUHAN yang sediakan semuanya."
Buktidisucikan oleh pedang firman adalah
- Kita bisa mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus milik TUHAN--mulai dari gembala.
- Kita bisa memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan: 'Ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku dipenjara, kamu tidak mengunjungi Aku.'
"Karena itu saya diutuske Palangkaraya, Medan, dan lain-lain, saya bayar sendiri. Tidak apa-apa, sebab ini tugas dari TUHAN.Supaya saya bebas dan bisa membawa pedang."
- Kita juga disucikan dari keinginan najis--dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Keinginan jahat dan keinginan najis ini satu.
- Kalau lepas dari serigala--baju tidak dilepas, tidak telanjang, dan perut tidak robek--, kita justru diberi jubah indah.
Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ayat 11= jubah indah atau jabatan pelayanan.
Kalau kita membawa pedang, serigalanya akan mati. Kita bukan ditelanjangi oleh serigala sampai dirobek-robek perutnya, tetapi kita menerima jubah indah untuk dipakai dalam ibadah pelayanan--seperti Yusuf diberikan jubah indah. Hidup menjadi indah.
Diutus atau dipakai TUHAN bukan untuk disengsarakan, tetapi untuk diberi jubah indah--dijadikan indah. Jangan ragu-ragu! TUHAN tolong kita semua.
- Markus 6: 7-8
6:7. Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
6:8. dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan,
Bekal yang kedua: tongkat.
Jangan mengandalkan bekal dari dunia, kita akan kalah!
Tongkat yang dipegang Musa= salib; sengsara daging bersama Yesus; sengsara daging karena Yesus untuk mengalami kemuliaan dan pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Pegang tongkat!Kalau tongkat dilepas--pegang roti, uang--, akan jadi ular dan habislah kita. Sebab itu TUHAN bilang: Jangan bawa roti, uang, dan bekal, supaya kita hanya pegang tongkat.
Keluaran 4: 2-3
4:2. TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
4:3. Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.
Jika tongkat dilemparkan ke tanah--dilepaskan--, menjadi ular. Jangan sekali-kali tukar tongkat dengan sesuatu dari dunia, yaitu roti, uang dan lain-lain!
Kalau sudah lepaskan salib--tidak menghargai salib dan menolak salib; sama dengan sombong karena bergantung pada sesuatu di dunia yaitu uang, kedudukan, kepandaian--, maka akan jadi ular--jadi sama dengan setan, yaitu pendusta dan pembenci. Melayani, tetapi membenci dan berdusta.
Musa melayani dua orang pertama kali. Ia tidak mengandalkan salib, tetapi ijazahnya dan akhirnya membunuh--kebencian--lalu mayatnya dimasukan dalam pasir--dusta; munafik. Ini akibatnya kalau melayani dengan mengandalkan sesuatu dari dunia.
Benci, dusta dan lain-lain hanya akan menghancurkan tubuh Kristus.
Kalau memegang tongkat--menghargai salib; rela sengsara daging karena Yesus--, maka kita mengalami kemuliaan TUHAN, terutama pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi mnausia rohani, yaitu kita merendahkan diri; tidak sombong lagi.
Tadi, tongkatnya dibuang ke tanah menjadi ular. Kalau kita memegang tongkat, kita yang menjadi tanah--hanya mengaku sebagai tanah liat yang tidak bisa apa-apa, tidak layak, banyak salah, tidak berdaya, tidak berharga apa-apa, kecil, dan bergantung pada anugerah TUHAN yang besar. Itulah pengertian memegang tongkat.
kalau tongkat dilempar ke tanah, menjadi ular. Kalau tongkat dipegang, kita yang jadi TANAH. Maksudnya kita mengecil--merasa tidak berarti apa-apa. Kalau sudah tidak kuat menghadapi sengsara, pandang sengsara Yesus dan kita akan malu.
"Dulu, saya sudah mau lari karena tidak bisamakan, tidak bisaminum, tidak punya uang. Sombong sekali, karena merasa sudah menderita. Saya berkata keras kepada TUHAN: 'Panggilan, apa-apaan.'Saya tidak mau lagi. Tetapi saat TUHAN tunjukkan: 'Mana menderita dengan Akudi kayu salib?' Saya menangis danmalu."
Kalau pegang salib, kita menjadi tanah--merasa tidak layak, banyak kesalahan, tidak bisa, tidak mampu, tidak berharga, kecil, dan diinjak-injak. Kita hanya bergantung pada tangan anugerah TUHAN yang besar. Anugerah TUHAN jauh lebih besar dari apapun di dunia.
Pegang anugerah TUHAN!
Posisi tanah liat adalah di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar--Sang Pencipta. Dalam kitab kejadian, TUHAN menciptakan manusia dari tanah liat--tanah liat dipegang tangan TUHAN.
Hasilnya:
- Kita diciptakan menjadi bejana kemuliaanTUHAN sekalipun kita tidak berdaya dan tidak berharga. Yang penting kita mau memegang salib--mau sengsara bersama Dia.
Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang dipakai untuk memuliakan nama TUHAN (bukan memalukan dan memilukan); kita melayani dengan kesucian, dengan setia-benar, setia berkobar-kobar, dan setia--tanggung jawab.
Bejana yang sudah hancurpun bisa diperbaiki oleh TUHAN. Jangan putus asa!
- Tangan anugerah yang besar sanggup menciptakan dari tidak ada menjadi ada--TUHAN memeliharakita--; yang mustahil jadi tidak mustahil--menyelesaikan masalah yang mustahil; TUHAN menolongkita.
Waktu TUHAN ciptakan langit dan bumi, semua baik. Artinya: tangan anugerah TUHAN sanggup menjadikan semua baikpada waktu-Nya. Tugas kita hanya tinggal menunggu waktu TUHAN.
Tahap pertama: jadi bayi; tahap kedua: jadi domba sembelihan; tahap ketiga: jadi tanah (biar dibentuk menjadi bejana kemuliaan dan dipakai oleh TUHAN). Semuanya ada di dalam tangan TUHAN.
Semua menjadi baik, berhasil dan indah pada waktunya.
- Tangan anugerah yang besar sanggup menyucikan dan mengubahkankita, sampai kita menjadi sempurna seperti Yesus. Dan kita terangkat ke awan-awan yang permai untuk menyambut kedatangan TUHAN yang kedua kali dan kita duduk di takhta bersama dengan Dia selama-lamanya.
Seperti empat makhluk sudah berada di takhta sorga, nanti kita juga akan berada di takhta. Musa diangkat ke takhta, kita juga akan diangkat ke takhta.
Yang penting kita ikuti tahap seperti Musa.
Jadi
BAYI--kita selamat dan diberkati.
Setelah itu jadi
DOMBA--kita dilindungi dan dipegang oleh TUHAN.
Setelah itu jadi
TANAHLIAT--kita menjadi bejana kemuliaan TUHAN, dari tidak ada menjadi ada, dan yang mustahil menjadi tidak mustahil. Semua baik dan indah, sampai semua sempurna seperti Dia.
Masih dalam kekurangan atau masih tidak layak, datanglah pada TUHAN! Tidak ada alasan untuk putus asa, apapun alasannya. Tidak ada alasan untuk bangga. Semua karena anugerah TUHAN. Kaum muda, serahkan semua dalam tangan anugerah TUHAN; jadi seperti bayi, domba, dan tanah liat yang tak berharga.
Tangan anugerah TUHAN lebih besar dari apapun. Biarlah kita semakin mengecil, supaya anugerah TUHAN semakin besar. Kalau kita semakin sombong, kita akan hancur.
TUHAN izinkan kita mengalami kesulitan, supaya kita mau mengecil seperti Dia. Di kayu salib, Dia rela mengecil sampai mati terkutuk di kayu salib untuk memberikan anugerah-Nya kepada kita. Ini adalah anugerah terbesar bagi kita.
TUHAN memberkati.