Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Pembicara: Pdt. Dadang Hadi Santoso

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN Yesus Kristus. Kiranya damai sejahtera, kasih karunia dan rahmat dari TUHAN Yesus Kristus senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita, biarlah terus melimpah, memenuhi kita sampai sempurna, sehingga suatu kelak jika TUHAN Yesus datang kembali ke dua kali, maka kita semuanya bisa berbahagia bersama-sama dengan TUHAN.

Markus 10: 21
10: 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumilikidan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Secara keseluruhan, Injil Markus 10: 1-16: tentang pakaian, ayat 17 sampai selesai: tentang tahbisan imam dan imam besar.

Ayat 21: bicara tentang tahbisan(cerita tentang orang kaya yang sulit untuk masuk kerajaan sorga).
Ditahbiskan artinya dipakai oleh TUHAN untuk melayani TUHAN.

Syaratuntuk dipakai TUHAN, yaitu harus ada penyerahan diri sepenuh kepada TUHAN ('juallah apa yang kaumiliki..... datanglah ke mari dan ikutlah Aku'). Yang harus kita perhatikan adalah jangan seperti orang kaya-- pelajaran dalam kehidupan kita! Dalam keberhasilan jasmani, kita juga harus berjuang dan berusaha untuk mencapai keberhasilan secara rohani. Oang kaya ini berhasil secara jasmani, tetapi sayang, secara rohani tidak berhasil.

Mengapa hanya berhasil secara jasmani?Karena tidak mau dipakai oleh TUHAN; tidak ada penyerahan sepenuh kepada TUHAN.
Jadi jangan mengejar--hanya puas--dengan keberhasilan secara jasmani, tetapi kita harus berjuang untuk bisa mencapai keberhasilan secara rohani.

Apa ciri orang yang tidak mau dipakai TUHAN?
Markus 10: 22
10: 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Cirinya yaitu menjadi kecewa dan sedih; hidup dalam kesedihan, kegagalan, sampai puncak kegagalan yaitu tidak bisa masuk dalam kerajaan sorga. Biar kaya atau hebat secara jasmani, kalau tidak mau dipakai oleh TUHAN, hidupnya akan penuh dengan kesedihan, kegagalan-kegagalan secara pribadi: jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, nikahnya bisa hancur. Akibatnya, tidak bisa masuk kerajaan sorga; tidak ada artinya berapapun banyak harta dan kehebatannya.
Jika tidak mau dipakai oleh TUHAN, berarti hidup di luar tangan TUHAN.

Sebaliknya, kalau kehidupan itu mau dipakai TUHAN--melayani TUHAN--, maka ia ada di dalam tangan TUHAN.
Kita pelajari tanda kehidupan yang menyerahkan diri kepada TUHAN untuk dipakai oleh TUHAN.

Markus 10: 21
10: 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallahapa yang kaumiliki dan berikanlahitu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Tandanya adalah bisa memberi('juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin').
Jika sudah, datang kepada TUHAN untuk melayani TUHAN ('kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku').

Lukas 12: 15, 19-21
12: 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12: 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12: 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12: 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

'Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri' = tidak mau memberi--tidak mau dipakai oleh TUHAN.
'hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu' = hidup tidak tergantung dari kekayaan--harta jasmani--, tetapi tangan TUHAN.
Yang punya harta jasmani jangan sombong, sebab harta jasmani tidak bisa menentukan kehidupan kita.

Ada dua macam kekayaan:

  1. Kekayaan secara jasmani.
    Diukur dari banyaknya harta, contohnya seperti: banyaknya uang, kedudukan yang tinggi, kepandaian yang tinggi, usaha-usaha yang sukses dan sebagainya. Tetapi Ingat, hidup tidak tergantung dari pada kekayaan atau harta jasmani.

    Jika hidup tergantung pada kekayaan jasmani, ia pasti kikir dan serakah.
    Kikir artinya tidak bisa memberi. Serakah artinya merampas atau mengambil yang bukan menjadi miliknya--korupsi, mencuri milik sesama, mencuri milik negara. Dalam Lukas 12, 'tamak' sama dengan kikir dan serakah ('waspadalah terhadap segala ketamakan').

    Kikir dan serakah sama dengan 'tidak kaya di hadapan TUHAN'--miskin di hadapan TUHAN--, telanjang dan mengarah pada puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--, bahkan binasa untuk selamanya.

    Orang yang kaya-memiliki banyak harta, kedudukan tinggi, kepandaian tinggi--, memang luar biasa di hadapan manusia, tetapi miskin di hadapan TUHAN.

  2. Kekayaan secara rohani.
    2 Korintus 8: 1-4
    8: 1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
    8: 2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
    8: 3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
    8: 4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.

    Ayat 2 = harta jasmani mereka tidak punya, tetapi secara rohani kaya--kaya dalam kemurahan. Inilah harta secara rohani.

    Jemaat di Makedonia secara Jasmani tidak punya apa-apa, tetapi karena merindu untuk dipakai TUHAN, mereka mau memberi, bahkan lebih dari kemampuannya.

    Ini terbalik, yang kaya--yang punya kemampuan lebih--justru tidak mau dipakai oleh TUHAN, tetapi yang tidak punya apa-apa merindu untuk dipakai TUHAN.

    Kekayaan secara rohani ini diukur dari banyaknya kemurahan TUHAN yang diterima--kaya dalam kemurahan.
    Saya yakin tidak ada dari kita yang tidak menerima kemurahan TUHAN. Semuanya mendapatkan kemurahan TUHAN, sehingga kita pasti bisa dipakai oleh TUHAN.

    Terlebih kita bangsa kafir, semuanya karena kemurahan TUHAN. Kita masih bisa beribadah melayani TUHAN, mendengarkan Firman, menyembah TUHAN, itu karena kemurahan TUHAN; semuanya karena kemurahan TUHAN.
    Mungkin kita tidak mempunyai uang yang bertumpuk-tumpuk, tetapi masih bisa beribadah melayani, tergembala kepada pengajaran yang benar, inilah kekayaan--kemurahan TUHAN. Kita hitung saja, berapa kali kita bisa beribadah--ini kemurahan TUHAN. Banyak kemurahan TUHAN yang sudah kita terima.

    Kalau sudah kaya secara rohani--kaya dalam kemurahan--, kita pasti bisa memberi sekalipun seperti jemaat Makedonia--dalam keadaan sangat miskin, pencobaan berat, penderitaan, tetapi bisa memberi. Bisa memberi atau tidak, tidak ditentukan dari banyaknya uang atau kekayaan. Contohnya ada dalam alkitab: orang kaya tidak mau dipakai oleh TUHAN; sulit untuk memberi.

    Jika bisa memberi--hidup bergantung pada tangan TUHAN; menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN--, kita kaya di hadapan TUHAN dan akan mendapatkan pakaian putih yang berkilau-kilauan, dan mengarah pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita TUHAN.

    Pakaian putih berasal dari memberi--perbuatan kebajikan; perbuatan baik, perbuatan dari orang benar.
    Wahyu 19: 8
    19: 8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauandan yang putihbersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

    'perbuatan-perbuatan yang benar' = perbuatan kebajikan.

    Tadi yang kikir dan serakah, miskin dan telanjang, akan mengarah kepada puncaknya dosa, sampai dengan kebinasaan. Sementara jemaat Makedonia yang dalam keadaan miskin secara jasmani--menderita dalam pencobaan--, tetapi karena mereka kaya dalam kemurahan--bisa memberi dan kaya di hadapan TUHAN--, mereka bisa mendapatkan pakaian putih berkilau-kilauan dan mengarah pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sampai menjadi mempelai wanita TUHAN.

    Memberi tidak tergantung pada banyaknya harta. Jika menerima kemurahan TUHAN, pasti bisa memberi.

Terdapat dua kali memberi
:

  1. Memberi kepada TUHAN:

    • Dimulai dari memberi yang terkecil, yaitu memberikan persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.
      Inilah yang menentukan kehidupan kita.

      Maleakhi 3: 8-10
      3: 8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhandan persembahan khusus!
      3: 9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
      3: 10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

      'Bolehkah manusia menipu Allah?' = Jawabannya: Tidak boleh.

      Persepuluhan adalah pengakuan bahwa kita menerima berkat dari TUHAN--bukan seperti membayarkan iuran, tetapi pengakuan. Kalau tidak mengembalikan persepuluhan, berarti tidak mengaku hidup dari TUHAN--bukan dipelihara TUHAN, bisa dipelihara oleh setan.
      Dasar persepuluhan adalah kebenaran.

      Persembahan khusus adalah ungkapan rasa syukur kepada TUHAN--ucapan syukur bahwa kita sudah dipelihara dan diberkati oleh TUHAN. Dasarnya adalah kerelaan hati.

      Memberi persepuluhan dan persembahan khusus untuk TUHAN adalah yang terkecil. Kalau yang terkecil sudah bisa kita lakukan, nanti bisa meningkat--tidak akan sulit untuk memberi yang lebih besar kepada TUHAN.

    • Memberikan kehidupan kita kepada TUHAN.
      1 Korintus 6: 19-20
      6: 19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
      6: 20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

      Ayat 19 = hidup kita bukan lagi milik kita sendiri. Kita tidak berkuasa sepenuhnya atas kehidupan kita.

      Kalau kita sudah bisa memberikan persepuluhan dan persembahan khusus kepada TUHAN, kita bisa meningkat, yaitu bisa memberikan kehidupan kita kepada TUHAN sebagai milik TUHAN yang sudah dibeli dengan darah-Nya di atas kayu salib, untuk dipakai memuliakan TUHAN lewat ibadah, pelayanan dan penyembahan kepada TUHAN.

      Hidup kita sudah dibeli, dan harganya sudah dibayar lunas di kayu salib--dibayar dengan darah Yesus--, sehingga kita tidak berkuasa atas hidup kita lagi, tetapi kita menjadi milik TUHAN. Kembalikanlah hidup kita kepada TUHAN, sebagai milik TUHAN yang sudah dibeli, dan sudah lunas dibayar di kayu salib, supaya kita dipakai memuliakan TUHAN.

      Jadi, ibadah, pelayanan, dan penyembahan adalah milik TUHAN atau hak TUHAN yang harus kita berikan--kita kembalikan--kepada TUHAN. Jangan mencuri!

      Ketika kita tidak menggunakan hidup kita untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN, tetapi digunakan untuk mencari uang, kesenangan daging, pariwisata dan sebagainya, kita sama dengan mencuri milik TUHANdan kita mempunyai hutang yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga.

      Kalau sudah dibeli oleh TUHAN, hak hidup kita 100% milik TUHAN. Kembalikan hidup kita--yang sudah menjadi milik TUHAN--, untuk beribadah, melayani dan menyembah TUHAN.

      Hidup kita dibeli bukan dengan emas, perak, atau uang jasmani, tetapi dengan darah Yesus--darah yang tidak bernoda, tidak bercacat, dan tidak bercela. Darah Yesus mau kita ganti dengan apa? Mau kita ukur dengan apa? Bahkan nyawa kita sekalipun tidak akan bisa menggantikannya. Darah Yesus sudah membeli kehidupan kita.

      Pakai hidup kita untuk beribadah, melayani dan menyembah TUHAN. Jangan sampai kita berhutang yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga.

    Memberi kepada TUHAN--persepuluhan dan pesembahan khusus, sampai memberikan hidup kita untuk beribadah melayani-menyembah TUHAN--adalah suatu kewajiban kita kepada TUHAN. Kalau ini suatu kewajiban, berarti harus ditunaikan; harus dilakukan.

    "Kewajiban kita sebagai warga negara yang paling pokok adalah membayar pajak. Membayar pajak merupakan kewajiban kita sebagai warga negara yang sudah mempunyai penghasilan. Kalau tidak membayar pajak, akan ada konsekwensinya. Bisa dikejar orang pajak. Sekarang ada tax amnesty--pengampunan--, sehingga ada jalan untuk membayar pajak. Kewajiban kita kepada TUHAN adalah kembalikan milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Jangan kita curi atau kurangi! Persepuluhan, 100% (semuanya) kembalikan kepada TUHAN. Pakai hidup kita untuk beribadah, melayani dan menyembah TUHAN. Perhatikan jam-jam ibadah, pelayanan, penyembahan. Kalau dikalkulasi waktu yang kita berikan untuk TUHAN, berapa? Waktu ibadah di sini paling lama 3 jam, dengan perjalanannya sekitar 6 jam bagi yang jauh (pulang pergi). Ini satu Minggu tiga kali. Yang dari Surabaya ke tempat ibadah, perjalannya berapa menit? Masih banyak waktu kita yang bisa digunakan untuk lain-lain. Waktu untuk menyembah di rumah berapa? Satu jam, dua jam, tiga jam, sisanya masih bisa dipakai bekerja. Jangan diambil lagi, kembalikanlah milik TUHAN! Perhatikan jam-jam ibadah! Sekali lagi, ketika kita tidak menggunakan kehidupan kita untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN, itu sama dengan mencuri milik TUHAN. Berarti melanggar kewajiban atau tidak menunaikan kewajiban kita kepada TUHAN. Jika demikian, akan ada konsekwensinya yang harus ditanggung. Mungkin sekarang berakata: saya tidak beribadah, melayani, dan menyembah buktinya tidak apa-apa, baik-baik saja, sukses-sukses saja. Tetapi satu saat akan berhadapan dengan sesuatu. Yang namanya kewajiban, harus ditunaikan. Seperti orang yang tidak membayar pajak (menyimpan harta di luar negeri), akhirnya sekarang dikejar untuk membayar pajak, setelah itu ada tahun penindakan."

  2. Memberi kepada sesama, terutama kepada sesama seiman yang membutuhkan.
    Matius 25: 34-36
    25: 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
    25: 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberiAku makan; ketika Aku haus, kamu memberiAku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
    25: 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungiAku.

    Praktik memberi kepada sesama adalah memberi dan mengunjungisesama yang dalam penderitaan, kesulitan, atau banyak masalah.
    Memberi kepada sesama bisa dalam bentuk: harta, waktu, doa, nasehat, pemikiran yang baik, dan firman yang sudah kita terima.
    Jangan menutup mata!

    Jika ada sesama di sekeliling kita yang membutuhkan--terutama sesama seiman dan tidak menutup kemungkinan sesama di luar iman kita (sesama di kantor, dalam pekerjaan, di manapun juga)--, mari memberi. Mungkin ada sesama yang berputus asa, mari bagikan firman yang sudah kita terima--kita kuatkan dan nasehati yang baik. Memberi kepada sesama ini juga merupakan kewajiban.

    Jadi, memberi kepada TUHAN merupakan kewajiban dan memberi kepada sesama juga merupakan kewajiban ('ketika aku lapar, kamu memberi aku makan, ketika aku haus kamu memberi aku minum'). Tetapi ayat selanjutnya, berkebalikannya: 'ketika kamu melihat sesamamu yang hina atau lapar, kamu tidak memberi dia makan, ketika dia haus kamu tidak memberi dia minum.' Ini berarti tidak melakukan kewajiban.

    'Ketika kamu melihat...' ini berarti sudah melihat dan tahu kalau ada sesama yang membutuhkan, tetapi dibiarkan saja. Sementara ada kesempatan dan kemampuan untuk berbuat kepada sesama, tetapi tidak melakukannya--tidak melakukan kewajiban--, akibatnya, akan menghadapi konsekuensi dari TUHAN.

    Jadi apa yang kita perbuat atau lakukan dan apa yang tidak kita lakukan--terutama untuk TUHAN dan sesama--, semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan TUHAN.

    Matius 25, judulnya adalah penghakiman terakhir. Selagi takhta putih belum digelar, berarti masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri; untuk kita bisa memberi--memberi kepada TUHAN dan sesama--; untuk sama-sama bisa dipakai memuliakan TUHAN.

Mari memberi kepada TUHAN dan sesama. Jangan menutup mata, sementara kita mampu.

"Saya bersaksi dan sudah minta maaf. Waktu itu kalau tidak salah pulang dari Ciawi atau Jakarta (Taman Mini), saya pergi sendirian, isteri saya tidak ikut. Lalu ada satu alumni Lempin-El perempuan (satu angkatan dengan isteri saya, dia masih gadis, tetapi sudah bertunangan dan mau menikah). Saat itu berhenti makan di Bringsing (saya sudah makan), kemudian saya melihat ada perempuan yang tidak makan. Lalu ditanya oleh seseorang: Mengapa tidak makan. Jawabannya: Sudah makan. Saya mau berbuat tetapi merasa tidak enak (dia seorang gadis, saya laki-laki sudah menikah), akhirnya maju mundur saja. Pulangnya di bis dari Semarang sampai Ngawi, saya tidak tenang (di bis saya terngiang-ngiang, terbeban): TUHAN sudah memberi saya kesempatan untuk berbuat, tetapi tidak saya lakukan. Setelah pulang, saya cerita ke isteri dan saat bertemu dengan orangnya saya minta ampun. Padahal sudah diberikan kesempatan, tetapi tidak saya kerjakan (sudah mampu, bisa, tahu, tetapi tidak mau melakukan). Saya juga minta ampun kepada TUHAN. Ketika kita melihat, tetapi tidak kita perbuat, itulah yang nanti akan dipertanggungjawabkan kepada TUHAN. Saya bersyukur, ketika ada kekurangan (yang saya tidak perbuat), TUHAN langsung ingatkan saya (dengan perasaan yang tertuduh, perasaan yang tidak enak). Kalau ada sesuatu yang baik, tetapi tidak kita perbuat dan kita sudah tidak merasa apa-apa (tidak tertuduh), hati-hati. Mari kita memberi kepada TUHAN."

Mengapa kita harus memberi--memberi kepada TUHAN ataupun kepada sesama--?

  1. Lukas 12: 15
    12: 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

    Pertama: kita harus memberiuntuk melepaskan diri dari ketamakan, yaitu kikir dan serakah, yang sama dengan penyembahan berhala.

    Ketamakan tidak hanya membuat orang menjadi kikir dan serakah, tetapi juga sampai membuat orang menjadi egois. Contohnya: si lintah mempunyai dua anak, yang satu namanya 'untukku' dan satunya lagi namanya 'untukku', tidak akan pernah ada 'untukmu.' Kalau sudah tamak, nanti benar-benar egois: hanya 'untukku, untukku, tidak pernah ada untukmu (untuk TUHAN dan sesama yang membutuhkan).

    Tadi dalam hal memberi kepada TUHAN, kalau kita tidak menggunakan hidup kita untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN, berarti kita mencuri milik TUHAN--kikir. Contoh: nanti kalau beribadah, pekerjaan bagaimana? Nanti kalau melayani, menyembah TUHAN, bagaimana? Inilah kikir (tamak), yang sama dengan penyembahan berhala.

    Segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi atau mengutamakan TUHAN--untuk beribadah, melayani dan menyembah TUHAN--adalah berhala. Apapun bentuknya: anak, suami, isteri bisa menjadi berhala.

    Efesus 5: 5
    5: 5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

    Jadi, kita memberi untuk melepaskan diri dari ketamakan--kikir dan serakah--, yang sama dengan penyembahan berhala. Penyembahan berhala--kikir dan serakah--tidak bisa masuk dalam kerajaan sorga. Oleh sebab itu tadi Yesus berkata kepada orang kaya (Markus 10): 'Alangkah sukarnya orang yang kaya masuk dalam kerajaan sorga. Lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum dari pada orang kaya.'

    Dalam Lukas 12 TUHAN katakan: Orang kaya yang bodoh. Secara jasmani berhasil, tetapi secara rohani tidak mau dipakai TUHAN; tidak mau memberi, tetap dalam ketamakan atau dalam kekikiran dan keserakahan. Saat disuruh mengikut TUHAN, justru pergi (tidak mau mengikut TUHAN), inilah penyembahan berhala, sehingga tidak bisa masuk dalam kerajaan sorga.

  2. Markus 10: 21
    10: 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

    Kedua: kita harus memberiuntuk mendapatkan harta di sorga, bukan harta di dunia.

    Menurut perhitungan logika, ketika kita memberi, kita akan kehilangan harta jasmani.
    Harta ini menentukan di mana kita berada--'di mana hartamu berada, disitu hatimu berada.'
    Tidak salah jika memiliki harta jasmani, tetapi kalau hanya punya harta jasmani--tidak punya harta di sorga--, hidupnya akan tetap bersama harta jasmani yang di dunia--tidak akan pernah ke sorga.

    Matius 6: 21
    6: 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

    Harta berkaitan dengan hati--hidup kita.
    Harta yang kita kumpulkan sekarang menentukan di mana kita akan berada.
    Artinya: kalau sekarang kita hanya sibuk mengumpulkan harta di dunia--sampai tidak bisa beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN; tidak ada waktu lagi untuk baca alkitab, tidak bisa tergembala; tidak ada waktu untuk sesama; tidak bisa lagi memberi kepada sesama--, hidup kita akan tetap di dunia--hancur binasa bersama dunia.

    Sebaliknya, jika sekarang kita lebih sibuk mengumpulkan harta di sorga, hidup kita akan beralih dari dunia untuk masuk dalam kerajaan sorga--hidup kita berbahagia, hidup kekal selamanya bersama dengan TUHAN.

    Mengapa harus memberi?Pertama: untuk melepaskan diri dari ketamakan. Kalau tamak--kikir dan serakah yang sama dengan penyembahan berhala--tidak akan masuk sorga (tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan Kristus). Kalau milik TUHAN dicuri--persepuluhan, persembahan khusus tidak dikembalikan, hidup yang sudah dibeli tidak digunakan untuk beribadah melayani, dan menyembah TUHAN--, tidak akan ada tempat dalam kerajaan sorga. Termasuk kami hamba TUHAN--terutama kami sebagai gembala--, kalau waktu melayani dalam penggembalaan justru ke mana-mana tidak jelas tujuannya, ia tidak akan ada tempat dalam kerajaan sorga.

    Demikian kita semuanya, jika tidak menggunakan waktu untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN; tidak menggunakan waktu untuk memberi kepada sesama (egois), kita juga tidak ada tempat dalam kerajaan sorga--akan dituntut dan dihakimi oleh TUHAN.

    Kedua: kita memberi untuk mendapatkan harta di sorga. Harta menentukan di mana kita berada. Harta di dunia akan tetap di dunia, tetapi harta di sorga membuat kita beralih menuju kerajaan sorga. Ketika kita diizinkan meninggal dunia, harta dunia tidak bisa membawa kita masuk dalam kerajaan sorga.

    Kita jangan fokus untuk mencari harta di dunia, sampai lupa mencari harta di sorga. Tetapi korbankan yang jasmani, untuk mencapai harta yang di sorga.

Keluaran 25: 1-2, 8
(perikop: petunjuk untuk mendirikan kemah pertemuan)
25: 1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
25: 2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25: 8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

Tujuan Israel memberi adalah untuk membangun Tabernakel jasmani--sekarang kita membangun tubuh Kristus yang sempurna. Dulu, lewat memberi dari bangsa Israel--kain, logam--, masuk dalam pembangunan Tabernakel jasmani yang dibagi tiga ruangan: halaman, ruangan suci dan ruang maha suci.

Sekarang, lewat memberi kita akan masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Jadi, mendapatkan harta di sorga sama dengan mendapatkan kesempatan untuk masuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sehingga kita bisa menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna. Kita memberi untuk pekerjaan TUHAN bisa dalam bentuk: uang, tetapi Harta di sorga bukanlah uang.

Apa harta di sorga yang bisa kita nikmati di dunia ini?Kesempatan untuk bisa masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Tidak semua orang Kristen mendapatkan kesempatan untuk masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jika kita mendapatkan kesempatan untuk masuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, berarti kita mendapatkan harta sorga--ini lebih dari uang berapapun juga; tak ternilai. Dengan masuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, arahnya jelas, yaitu hidup kita dibawa dalam kegerakan TUHAN sampai dibawa masuk ke Kanaan Samawi, itulah Yerusalem baru.

"Kita beryukur kepada TUHAN--bukan karena kebetulan--, sebab kita mempunyai gembala yang dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kita tinggal mengikuti--ikut serta. Sama-sama mendapatkan kesempatan. Bapak gembala sering mengatakan: Ini kepercayaan TUHAN. Kalau kepercayaan TUHAN--harta sorga--, tidak kita gunakan sebaik-baiknya--kesempatan untuk masuk tidak digunakan sebaik-baiknya--, maka kepercayaan bisa dialihkan kepada orang lain. Contohnya seperti jubah Esau dipakai oleh Yakub dan sudah tidak bisa kembali lagi. Yang ada hanyalah cucuran air mata."

Ketika kita masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna daging rasanya berat--tinggalkan pekerjaan, korbankan uang--, seakan-akan banyak mencucurkan air mata, tetapi arahnya jelas, yaitu sampai masuk Kanaan Samawi. Esau bersenang-senang, meninggalkan jubahnya--kepercayaan TUHAN; harta sorga ditinggalkan. Sedangkan Yakub menderita di kemah--cucuran air mata; keringat bercucuran--, tetapi untuk mendapatkan kesempatan memakai jubah. Begitu jubah Esau dipakai, Esau tidak mendapatkan kesempatan lagi--mencucurkan air mata.

Jika kita bisa ikut serta dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kita mendapatkan harta sorga--kepercayaan TUHAN. Dalam alkitab mengatakan: bahwa harta di sorga dipercayakan kepada orang-orang--tidak semuanya mendapatkan.

Keluaran 31: 1-4, 6(perikop: Bezaleel dan Aholiab ditunjuk oleh TUHAN)
31: 1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
31: 2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
31: 3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
31: 4 untuk membuat berbagai rancangansupaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
31: 6 Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiabbin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu:

Ada dua orang yang ditunjuk untuk membangun Tabernakel jasmani--sekarang menunjuk pada pembangunan tubuh Kristus--:

  1. Bezaleel dari suku Yehuda. Ini melambangkan bangsa Israel.
    Tugasnya adalah membuat rancangan Tabernakel dan mempersiapkan bahan-bahan untuk pembangunan Tabernakel: kayu, emas dan sebagainya.

  2. Aholiab dari suku Dan. Ini melambangkan bangsa kafir. Buktinya: dalam Wahyu 7, suku Dan tidak disebutkan dalam inti mempelai wanita--144.000--digantikan oleh Manasye.

    Wahyu 7: 6
    7: 6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,

    Inti dari mempelai wanita, semuanya 144.000--12 suku Israel. Satu suku 12.000 dikalikan dengan 12 suku, sama dengan 144.000. Suku Dan tidak termasuk di situ, digantikan oleh suku Manasye. Dalam kitab kejadian, suku Dan disebut juga sebagai keturunan ular beludak--tidak disebutkan dalam keturunan Abraham; Ishak dan Yakub.

    Kejadian 49: 17
    49: 17 Semoga Danmenjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludakdi denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.

    Keturunan ular beludak adalah bangsa kafir. Suku Dan--bangsa kafir--, ditunjuk atau diberikan kesempatan oleh TUHAN untuk membangun Tabernakel. Tugasnya adalah melaksanakan pembangunan Tabernakel.

    Jadi, yang bertugas membangun tubuh Kristus adalah kita bangsa kafir. Seharusnya bangsa kafir tidak ada kaitan dengan pembangunan Tabernakel. Tetapi TUHAN memberikan kesempatan untuk melaksanakan pembangunan Tabernakel.

    'Seperti kilat memancar dari timur ke barat' => Timur merupakan daerah bangsa kafir. Yang membangun adalah bangsa kafir, sampai terus ke arah barat--menuju kesatuan tubuh yang sempurna--, sehingga bangsa kafir dengan Israel menjadi satu tubuh yang Kristus sempurna. TUHAN memberikan kesempatan bagi kita untuk membangun Tabernakel. Diberikan kesempatan sama dengan mendapatkan harta sorga.

    Sudah diberikan kesempatan; diberikan harta di sorga; diberi kepercayaan TUHAN, tetapi kalau diabaikan--tidak digunakan sebaik-baiknya--, maka akan dialihkan kepada orang lain dan tidak ada kesempatan untuk kembali lagi--seperti Esau kehilangan segala-galanya, mencucurkan air mata selama-lamanya, gagal selamanya.

    Kalau TUHAN beri kesempatan, ikutilah kegerakan. Kalau TUHAN sudah gerakkan jangan menolak!

    "Saya bersaksi. Selagi saya masih bisa membawa anak dan isteri, akan saya bawa. Kalau yang dekat-dekat bisa bawa anak-isteri. Kemarin ke Jakarta membawa anak-isteri. Anak saya izinnya 4 hari, akhirnya jadi 6 hari (setelah pulang capek, ketiduran, dan tidak masuk sekolah). Kemudian, kemarin ke Semarang izinnya 2 hari, jadinya 4 hari (padahal ada ulangan harian, tetapi dizjinkan oleh gurunya untuk ulangan susulan). Akhirnya kemarin setelah pulang, bisa ikut ulangan susulan dan puji TUHAN dapat nilai 100. Kalau bukan karena pertolongan TUHAN, tidak akan bisa. Saya hanya orang bodoh, tidak bisa apa-apa, tetapi anak saya dapat nilai 100. Anak saya masih usia 6 tahun (kelas 2 SD). Nanti ke Malang, anak saya akan izin lagi, tidak tahu izinnya berapa hari (bisa 5 hari). Yang saya pegang adalah saya pergi dengan meninggalkan sesuatu yang jasmani (anak saya izin tidak masuk sekolah), bukan untuk hal yang jasmani, tetapi untuk harta di sorga. TUHAN pasti ganti, dan sediakan yang baik. Anak saya nanti belajarnya ekstra (saya sebenarnya tidak tega), tetapi ini untuk dia sendiri (saya sebagai orang tua juga ikut bertanggungjawab untuk mengarahkan kepada kegerakan yang rohani, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna)."

    Bezaleel dipakai oleh TUHAN. Aholiab juga diberikan kesempatan untuk dipakai oleh TUHAN. Kita sebagai pelaksana pembangunan tubuh Kristus, mari gunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

Kita lihat dalam Injil Matius 20, tentang bangsa kafir yang mendapatkan kesempatan.
Matius 20: 1-7(tentang kebun anggur)
20: 1. "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
20: 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20: 3 Kira-kira
pukul sembilanpagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20: 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.
20: 5 Kira-kira
pukul dua belasdan pukul tiga petangia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
20: 6 Kira-kira
pukul lima petangia keluar lagi dan mendapati orang-orang lainpula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
20: 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.


'orang-orang lain' = berarti bukanlah orang pilihan (diluar dari orang pilihan) = bangsa kafir.

Bangsa kafir diberikan kesempatan oleh TUHAN untuk bekerja di kebun anggur. Di sini ada lima waktu, yaitu:

  1. Pagi-pagi benar. Ini adalah kesempatan utama untuk bangsa Israel (umat pilihan TUHAN), untuk masuk dalam pembangunan tubuh Kristus--kebun anggur.
    Dasarnya adalah janji TUHAN--janji TUHAN sejak dari Abraham, Ishak, Yakub dan seterusnya. Bahkan sampai hari ini janji TUHAN masih berlaku.

  2. Pukul 9, pukul 12 dan pukul 3 sore, menunjuk pada kayu salib. Ini merupakan kesempatan bagi sebagian dari umat Israel yang terhilang.
    Dasarnya adalah kasih Yesus di atas kayu salib. Tetapi banyak yang menolak--Israel menolak untuk bekerja di kebun anggur.

  3. Pukul 5 sore. Ini merupakan kesempatan bagi bangsa kafiruntuk bekerja di kebun anggur--masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
    Dikatakan: TUHAN mendapatkan 'orang-orang lain'; orang di luar orang pilihan, yaitu bangsa kafir.

    Dasarnyaadalah kemurahan TUHAN. Sebab sudah pukul 5 sore, sedikit lagi sudah selesai waktunya--kebun anggur sudah ditutup.

    Jadi tinggal sedikit waktu lagi kesempatan bangsa kafir untuk bekerja di kebun anggur, tetapi TUHAN masih memberikan kesempatan.

    "Kalau saya perhatikan pekerja di dunia (tukang-tukang), jam 5 sudah waktunya pulang, jam 4 sudah mencuci peralatannya. Seharusnya jam 5 tepat baru mencuci peralatannya."

    Oleh sebab itu, bangsa kafir harus tahu menggunakan kesempatan yang TUHAN masih berikan. Kita sebagai bangsa kafir seringkali lupa diri--sudah menjadi bangsa kafir, masih lupa diri--, ditambah lagi saat diberikan kesempatan untuk masuk, tetapi tidak mau masuk (justru dipakai untuk yang lain-lain). Ini terlalu!

    "Saya dulu saat masih remaja (sebelum masuk Lempin-El) menyesal: Tahu begini, saya dari awal sudah masuk dalam pengajaran. Mimpi saya, kalau bisa, saya lahirnya di Malang saja dan sudah digembalakan. Tetapi saya masih diberikan kesempatan. Pada tahun 2002, saya melayang-layang (hampir mati), tetapi berjanji: TUHAN kalau saya masih hidup, saya mau menjadi hamba TUHAN. Ternyata TUHAN masih memberi saya kesempatan (hidup untuk bekerja di kebun anggur). Inilah kemurahan TUHAN. Seharusnya saya sudah mati atau ditangkap polisi, dimasukkan penjara karena menyalahgunakan narkotika. Tetapi TUHAN memberikan kesempatan."

Sikap atau praktik menggunakan kesempatan yang TUHAN berikan kepada kita sebagai bangsa kafir:

  1. 1 Timotius 1: 12-13
    1: 12. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setiadan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--
    1: 13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.


    'aku telah dikasihani-Nya' = mendapatkan kemurahan TUHAN.
    Rasul Paulus mendapatkan kemurahan TUHAN; dia setia melayani TUHAN.

    Praktik pertama menggunakan kesempatan dari TUHAN: bersungguh-sungguh atau setia dan bertanggung jawab dalam pekerjaan TUHAN sampai garis akhir, dan dengan penuh perjuangan/pengorbanan.

    Sedikit lagi waktunya sudah habis, kita harus bersungguh-sungguh--berjuang--, jangan main-main!

    "Saya juga belajar, jika diberikan kesempatan (ada waktu), saya ikut serta (ajak isteri-anak untuk ikut)."

    Kita semuanya harus ikut serta untuk melayani TUHAN.

    Untuk setia dan bertanggung jawab, memang harus berjuang. Kalau tidak berjuang, tidak akan pernah bisa setia dan bertanggung jawab. Harus disertai dengan pengorbanan--perjuangan dan pengorbanan--, untuk selalu mengutamakan pekerjaan TUHAN lebih dari segala sesuatu. Mari kita bersungguh-sungguh melayani TUHAN.

    Contohnya rasul Paulus mendapatkan kemurahan TUHAN; dia mau setia dan bersungguh-sungguh.

  2. 2 Korintus 4: 1
    4: 1. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

    Praktik kedua menggunakan kesempatan dari TUHAN: tidak tawar hati, artinya tidak menuntut dan bersungut-sungut dalam pekerjaan TUHAN, tetapi bekerja dengan penuh pengabdian, penyerahan diri, dan ucapan syukur kepada TUHAN.

    Sudah jam 5 sore, tetapi masih diberikan kesempatan untuk bekerja, itulah kemurahan TUHAN--anugerah yang sangat besar bagi bangsa kafir. Sudah bisa bekerja, ini luar biasa!

    Seharusnya bangsa kafir tidak bisa masuk, tetapi diberikan kesempatan, inilah kemurahan TUHAN, anugerah TUHAN yang besar. Bahkan tidak perlu digaji, tidak apa-apa, asalkan bisa masuk ikut serta, itu sudah luar biasa. Tetapi TUHAN tidak sewenang-wenang; kalau kita mau bekerja--setiap pekerja--, TUHAN sediakan upah.

  3. Praktik ketiga menggunakan kesempatan dari TUHAN : selalu memperhatikan komando--harus mengikuti komando.
    Kita bekerja harus ada komando (harus ada garisnya)--seperti tukang menata bangunan, ada garisnya. Tidak boleh sesukanya sendiri. Komandonya adalah firman pengajaran yang benar, sama dengan taat dengar-dengarankepada firman pengajaran yang benar atau kabar mempelai--seperti sikap bangsa Israel saat melihat tabut. Dalam kegerakan masuk Kanaan bangsa Israel melihat tabut, ke manapun tabut bergerak akan diikuti. Nanti satu saat akan tiba pada tujuan akhir, itulah Kanaan Samawi.

    Matius 20: 9
    20: 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.

    Kalau kita memperhatikan komando--firman pengajaran yang benar--, hasilnyaadalah mendapatkan upah dari TUHAN(setiap pekerja TUHAN janjikan upah). TUHAN tidak sewenang-wenang.

    Apa upahnya?


    1. Satu dinar= kemurahan TUHAN yang lebih dari rupiah, dolar berapapun jumlahnya. Dolar, rupiah ada batas waktunya, saat antikris berkuasa 100% dolar dan rupiah sudah tidak berlaku lagi--orang yang ingin menjual dan membeli harus menyembah antikris.
      Tetapi kalau dinar--kemurahan TUHAN--, tetap berlaku.

      Wahyu 6: 6
      6: 6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

      Ayat 6= tentang kegerakan kuda hitam--kelaparan, krisis kesulitan sampai akhir zaman, sampai puncaknya yaitu antikris berkuasa.
      Yang berlaku disini adalah dinar--kemurahan TUHAN.

      Kegunaan dinaratau kemurahan TUHAN:

      1. Untuk menghadapi kelaparan di akhir zaman--kelaparan jasmani dan rohani. Kemurahan TUHAN sanggup memelihara kita secara ajaib baik sekarang ini, nanti, sampai saat antikris berkuasa 100%.

        Kalau kita punya satu dinar, itu cukup untuk membeli gandum. Gandum artinya firman. Nanti kita tidak lagi makan roti atau beras, tetapi makan firman, sudah bisa mengenyangkan.

        Sebab itu saat mendengarkan firman, sekalipun ada rasa lapar, ditahan, sebab ini latihan untuk makan gandum. Kalau kita lapar saat mendengarkan firman, lalu tidak kuat--beli makanan saat firman disampaikan--, nanti tidak akan bisa makan gandum.

        Nanti, kita hanya makan gandum di padang belantara--kita dipelihara TUHAN dengan firman--gandum--dan perjamuan suci. Kalau sekarang kita bisa menahan lapar saat mendengarkan firman, nanti TUHAN beri kemurahan, sehingga kita bisa makan gandum dan perjamuan suci. TUHAN akan memelihara kehidupan kita.

      2. Untuk membawa kita kembali pada gambar dan tulisan Allah.
        Matius 22: 19-22
        22: 19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
        22: 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "
        Gambar dan tulisansiapakah ini?"
        22: 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

        22: 22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.

        Membawa kita kembali pada gambar dan tulisan Allah, artinya kemurahan TUHAN sanggup menjadikan kita seperti ciptaan semula, yaitu serupa, segambar dan sama mulia dengan TUHAN Yesus Kristus.

        Kita bangsa kafir hanya dipelihara dari kemurahan TUHAN, sampai nanti kita dibawa kembali kepada gambar dan tulisan TUHAN; Dia mengubahkan, membaharui kehidupan kita untuk kembali kepada ciptaan semula--serupa, segambar dan sama mulia dengan TUHAN Yesus Kristus.

    2. Bilangan 10: 33
      10: 33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.

      Upah yang kedua: perhentian; segala letih lesu, beban berat diangkat, diganti dengan damai sejahtera, sukacita dan bahagia di dalam TUHAN.

      Ini sama dengan hidup enak dan ringan. Semakin enak dan ringan, kita semakin diangkat oleh TUHAN. Sampai nanti kita diangkat di awan-awan yang permai dan kita bisa berjumpa dengan Dia. Lalu kita masuk dalam pesta niklah Anak Domba, masuk kerajaan Seribu Tahun Damai--Firdaus yang akan datang--, dan yang terakhir kita masuk dalam kerajaan sorga--Yerusalem baru--kekal untuk selamanya.

Bangsa kafir mendapatkan kesempatan dari TUHAN--kemurahan TUHAN--lewat memberi, sehingga kita dipakai oleh TUHAN.

TUHAN memberkati kita.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 September 2019 (Jumat Sore)
    ... menjadi pengikut Musa mereka mengalami baptisan air masuk laut Kolsom tetapi juga dibaptis dengan awan Roh Kudus . Korintus - . Aku mau supaya kamu mengetahui saudara-saudara bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. . Untuk menjadi pengikut Musa mereka ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Juni 2009 (Senin Sore)
    ... untuk bisa melayani. Dan yang sudah melayani harus hati-hati sebab masih ada kemungkinan tidak bisa menghasilkan buah. Hagai - Malam ini kita lihat kering rohani itu disamakan dengan bait Allah yang runtuh. Penyebab keruntuhan bait Allah atau kekeringan rohani Yehezkiel - pengajaran sesat. Timotius Dalam urapan Roh Kudus kita harus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 November 2010 (Kamis Sore)
    ... Tuhan. Efesus - . Karena itu ingatlah bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya sunat yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ...
  • Ibadah Raya Malang, 23 Januari 2011 (Minggu Pagi)
    ... Kegerakan dan mengalami Tahun Mujizat. Domba berada di sebelah kanan sedangkan kambing di sebelah kiri. Dasar pemisahannya Hikmat dari Surga Pengkhotbah . Tabiat Karakter Domba bertabiat kasih sedangkan kambing bertabiat egois. Perbuatan temasuk perkataan . Ad. . Dasar Pemisahan PerbuatanMatius Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal tetapi orang benar ke dalam ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 Mei 2012 (Kamis Sore)
    ... dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia katanya Tuhan kiranya Allah menjauhkan hal itu Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 Oktober 2010 (Rabu Sore)
    ... kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. . Ya TUHAN berikanlah kemenangan kepada raja Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru Raja orang yang diurapi orang yang selalu berkemangan. Yesus sebagai Raja segala raja menang atas musuh-musuh sehingga kita juga harus menang atas musuh-musuh. musuh utama yang harus dikalahkan maut dosa-dosa yang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Oktober 2016 (Senin Sore)
    ... mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus. Roh Kudus menolong kita untuk mendengar firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti firman. Kita berdoa. Tanpa Roh Kudus firman hanya jadi pengetahuan--untuk berdebat dan diskusi-- tetapi kalau ada Roh Kudus kita bisa mengerti firman. Roh Kudus juga menolong kita untuk percaya yakin pada firman sehingga firman ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 10 Agustus 2016 (Rabu Sore)
    ... yang menuju kepada Babel dan akan dibinasakan untuk selama-lamanya. Pengertian kedua dua belas roti persekutuan roti di atas meja tidak berserakan tetapi diatur dengan rapi. Jadi firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua mendorong kita untuk masuk dalam persekutuan tubuh Kristus yang benar mendorong kita untuk ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 04 Desember 2021 (Sabtu Sore)
    ... Tuhan menyediakan upah bagi kita untuk hidup sekarang sampai hidup kekal. Untuk bisa mengikut dan melayani Yesus--dipakai oleh Tuhan-- maka harus ada korban penyerahan diri itulah korban yang berbau harum di hadapan Tuhan--'Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau'-- diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja November . Keluaran . ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Februari 2009 (Minggu Pagi)
    ... bersama kita sampai puncaknya adalah perjalanan mempelai Amsal . ad. . Berjalan bersama Tuhan. Wahyu syarat untuk bisa berjalan bersama Tuhan dalam perjalanan seorang laki-laki dengan gadis adalah berpakaian putih. Sejak jaman Adam dan Hawa manusia sudah telanjang. Satu-satunya cara untuk bisa berjalan bersama Tuhan adalah harus berpakaian putih yang diberikan Yesus ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.