Pembicara: Pdp. Youpri Ardiantoro
Salam sejahtera, selamat sore, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa menyertai kehidupan kita hari-hari ini, sampai Tuhan Yesus datang kembali yang kedua kali, bahkan sampai selama-lamanya.
Kita akan belajar dalam injil
Markus 8.
Markus 8: 11-13
8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisidan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.
8:12 Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."
8:13 Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.
Dalam susunan Tabernakel,
Markus 6-8terkena pada
Meja Roti Sajian.
Meja Roti Sajianadalah suatu meja yang terbuat dari
kayu penaga yang disalut dengan emas, dan di atasnya ditaruh
12 ketul rotiyang disusun menjadi 2 susun, masing-masing terdiri dari 6 susun.
Rotiadalah firman Allah yang
tertulis di dalam Alkitab; terdiri dari
66 kitab.
Jadi, firman yang benar adalah firman yang tertulis di dalam Alkitab, berjumlah 66 kitab.
Mengapa dikatakan demikian? Sebab sekarang mulai ada cara-cara untuk menambah firman. Sekalipun disebut Alkitab, tetapi di tengah-tengahnya ada tulisan-tulisan lain yang sebenarnya bukan firman. Kalau kita tinjau dari Tabernakel, jumlah kitab di dalam Alkitab kita adalah 66 kitab.
Salah satu alat dalam Tabernakel yang juga menunjuk
angka 66adalah
Pelita Emas, terdiri dari kelopak, tombol dan bunga yang berjumlah 66 buah.
Mejaadalah kehidupan manusia yang diisi oleh firman.
Meja =
meja hati manusia.
Bagaimana supaya meja hati kita bisa menampung firman Tuhan (roti)?:
Meja harus disalut dengan emas.
Isi dari meja hati manusia:
- Di dalam Yohanes 2, meja/hati manusia hanya diisi muntah dan uang.
Jadi, hati manusia berisi sesuatu yang cenderung jahat, najis dan tidak baik. Kalau hatinya kotor/tidak baik, maka dalam perbuatan dan perkataan juga tidak baik.
- Meja hati juga diisi/ditumpuki dengan uang, artinya hati manusia hanya diisi oleh keinginan akan uang.
Jika meja hati manusia tidak disalut dengan emas, maka kedua hal ini yang mengisi hati manusia.
Supaya hati diisi oleh firman, maka meja harus disalut dengan
emas=
tabiat ilahi, yaitu
taat dengar-dengaran.
Jika kita memiliki hati yang taat dengar-dengaran, maka tidak sulit bagi kehidupan kita untuk
diisi oleh firman pengajaran benar(Firman ditaruh pada hati kita).
Semua dimulai dari hati. Segala aspek kehidupan kita juga harus sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Meja Roti Sajian berbicara tentang
persekutuan dengan firman. Artinya, meja hati kita diisi oleh firman.
Dalam
Markus 8: 11-13, ini merupakan satu contoh kehidupan yang
tidak diisi firman. yaitu
kehidupan Farisi.
Praktik kehidupan yang tidak diisi oleh firman, yaitu
hanya menuntut tanda/mujizat secara jasmani.
Farisi= orang Israel; menunjuk pada anak Tuhan dan hamba Tuhan, tetapi tujuan pengikutannya kepada Tuhan
hanya tertujukepada
perkara-perkara jasmani.
Contoh: sakit menjadi sembuh, miskin menjadi kaya, atau miskin dan tidak mendapat pekerjaan di mana-mana kemudian menjadi hamba Tuhan, dan lain-lain. Ini kehidupan Farisi yang tidak diisi oleh firman/kosong dari firman.
Apa
sikap dari TuhanYesus menghadapi kehidupan anak Tuhan dan hamba Tuhan yang tujuan pengikutannya kepada Tuhan, hanya meminta tanda/mujizat secara jasmani?:
- Markus 8: 12
8:12 Maka mengeluhlah Iadalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."
Sikap Yesus yang pertama: Yesus mengeluh.
Kalau Yesus mengeluh, maka kehidupan itu juga pasti berada dalam beban berat, keluh kesah, duka cita, ratap tangis dan seterusnya.
- Sikap Yesus yang kedua: 'sekali-kali tidak akan diberi tanda' = Tuhan tidak memberi kepadakehidupan yang hanya menuntut perkara jasmani, sekalipun sudah berada dalam ibadah pelayanan.
Mengapa Tuhan tidak memberi?:
Matius 16: 1-4
16:1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorgakepada mereka.
16:2 Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,
16:3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.
16:4 Angkatan yang jahat dan tidak setiaini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tandaselain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi.
Kehidupan yang menuntut sesuatu yang jasmani = '
Angkatan yang jahat dan tidak setia', yaitu
kehidupan yang jahat(dosa kejahatan) dan
tidak setia(angkatan yang berzinah).
- Yang pertama: Tuhan tidak memberi tanda ajaib, sebab kalau diberi tanda ajaib, maka kehidupan ini tetap tinggal di dalam dosa.
- Matius 24: 4
24:24 Sebab Mesias-mesias palsudan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tandayang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Nabi palsu dan mesias palsu, semuanya tampil dalam tanda mujizat jasmani. Jika anak Tuhan beribadah melayani hanya untuk perkara jasmani, maka kehidupan semacam ini PASTIakan dikuasai oleh kepalsuan, nabi palsu, mesias palsu, antikris dan binasa selamanya.
Yang kedua: Tuhan tidak memberi tanda ajaib, supaya kehidupan kita tidak tersesat.
- Yohanes 12: 37
12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizatdi depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
Yang ketiga: sekalipun ada banyak mujizat secara jasmani, tetapi tetap tidak percaya.
Jadi, sesuatu yang jasmani bukan ukuran untuk orang bisa percaya.
Apa tujuan pengikutan kita yang benar kepada Tuhan?:
Bukan untuk menuntut tanda ajaib/mujizat secara jasmani, tetapi tertuju kepada
perkara yang rohani/
tanda yang rohani. Sebab itu, Tuhan menampilkan:
- Tanda ajaib secara rohani yang pertama: tanda nabi Yunus.
Nabi Yunus berada dalam perut ikan selama 3 hari; Yunus berada di dasar laut, tetapi pada hari ketiga, dia dimuntahkan dari perut ikan = tanda kematian dan kebangkitan.
Jadi, tujuan pengikutan kita kepada Tuhan adalah sampai memiliki tanda kematian dan kebangkitan.
1 Petrus 2: 24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Tanda kematian dan kebangkitan=mati terhadap dosa = bertobat dan hidup dalam kebenaran.
Kalau ada orang Kristen bertobat dan hidup dalam kebenaran, ini tanda yang ajaib.
“Berapa banyak orang Kristen yang masih belum bertobat, belum hidup benar? Menganggap semua sama saja. Di jalan raya, pakai helm dan tidak, sama saja. Punya SIM dan tidak punya, sama saja.”
Jadi, bukan keajaiban jasmani yang dituntut lebih dulu, tetapi keajaiban yang rohani, yaitu manusia berdosa bisa berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Ini merupakan suatu TANDA AJAIB.
- 1 Petrus 2: 25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Tanda ajaib secara rohani yang kedua: setelah hidup benar, kita harus tergembala.
Amsal 12: 26
12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Mengapa sulit tergembala?
Sebab belum menjadi orang benar, masih ada dosa, sehingga dalam penggembalaan tidak tahan mengalami penyucian.
Kalau kehidupan itu sudah mengalami tanda ajaib yang rohani yaitu berhenti berbuat dosa dan bisa hidup benar, maka kehidupan semacam itu tidak sulit untuk mendapati tempat penggembalaan yang benar.
Tanpapenggembalaan, kita akan tersesat (menjadi domba yang tersesat). Gembala yang tidak tergembala juga akan tersesat.
Bagaimana penggembalaan yang benar?
Tergembala pada firman pengajaran yang benar= carang melekat pada pokok anggur yang benar.
Jadi, penggembalaan yang benar bukan berdasar saudara, suku dan lain-lain, tetapi penggembalaan yang benar adalah kehidupan kita melekat pada firman pengajaran yang benar, bagaikan carang yang melekat pada pokok anggur yang benar.
"Bersyukur untuk sidang jemaat di WR Supratman 4 dan Simpang Borobudur 27. Sekalipun kita berada di tempat yang jauh, kita masih bisa tergembala lewat fasilitas internet. Bisa berhubungan dengan penggembalaan yang benar. Tetapi, untuk sidang jemaat di tempat penggembalaan kami di Ngunut, saya selalu ajarkan, 'dimanapun saudara berada, mungkin harus tinggal di luar kota atau di tempat yang jauh, mungkin tidak bisa lewat internet dan lain-lain, tetapi harus cari di mana tempat yang ada firman pengajaran yang benar, yaitu Firman tertulis dalam Alkitab, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dan dipraktikkan'. Ini yang penting, sebab sekalipun tertulis dalam Alkitab, kalau tidak dipraktikkan, maka percuma."
Kesaksian:
“Satu kali saya pernah mengalami. Saya sempat datang dan mendengar firman dalam kebaktian Pendalaman Alkitab. Kemudian gembalanya bersaksi, 'Om, gereja kami juga sama dengan yang Om sampaikan, gereja kami juga Alkitab, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain.' Lalu saya tanya, 'Ibadahnya bagaimana, Pak? Apa juga 3 macam ibadah?': 'Tidak Om, ibadah kami cuma 1 kali saja'. Lalu saya katakan, 'Ini tidak sama. Sekalipun tertulis dalam Alkitab, tetapi kalau tidak dipraktikkan, percuma. Ayo Pak, kalau mau kembali'. Tetapi sampai hari ini belum kembali juga. Kehidupan semacam ini perlu didoakan.”
Tempat penggembalaan, di dalam Ruangan Suci, ada 3 macam alat, yaitu Pelita Emas, Meja Roti Sajian, dan Mezbah Dupa Emas.
Kisah Para Rasul 2: 41-42
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasuldan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Ayat 41 = dibaptis dulu dan menghasilkan hidup baru (hidup dalam kebenaran), setelah itu masuk dalam penggembalaan.
Ayat 42 = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Pelita Emas: ketekunan dalam persekutuan = ketekunan dalam Ibadah Raya.
- Meja Roti Sajian: ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
- Mezbah Dupa Emas: ketekunan dalam doa = ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Jadi, setelah hidup benar, kita harus tergembala dengan baik = bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Ini adalah TANDA AJAIB.
Hari-hari ini, kalau ada kehidupan yang bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok, ini betul-betul tanda ajaib yang harus kita alami juga.
Kisah Para Rasul 2: 46
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap haridalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
“Ayat Kisah Rasul 2: 42 ini beberapa waktu lalu dibantah oleh kakak kelas kami di Lempin-El (angkatan yang lama). Beliau ngotot, bahwa Kisah Rasul 2: 42 adalah 1 macam ibadah. Jadi, 1 minggu 1 kali. Lalu saya tanya, 'bagaimana dulu waktu menerima pelajaran di Lempin-El?' Beliau katakan, 'ya memang 3 macam ibadah, tapi yang benar adalah 1 macam ibadah'.
Lalu saya suruh baca ayat 46. Nanti puncaknya, tiap-tiap harikita berada di Bait Allah. Kalau sekarang, 3 macam ibadah saja tidak mampu, masih cari-cari alasan, yaitu hanya butuh 1 macam ibadah saja, kira-kira nanti kalau 7 kali seminggu bagaimana? Mampu ataiu tidak?
Akhirnya dia ingat pelajaran yang lama, dan mengakui saya yang benar. Contohnya, kalau dalam 1 macam ibadah, kita seperti membawa beban seberat 10 kilo, kalau 3 macam ibadah berarti 30 kilo. Nanti kalau 7x10 kilo, apa kita bisa berkata 'oh, saya kuat?'
Lalu beliau jawab, 'Oh, iya Mas, Anda betul'. Lalu saya suruh untuk kembali, tetapi beliau hanya berencana untuk kembali. Besoknya, dia kembali lagi ke organisasinya.
Banyak yang mengatas namakan, 'ini firman yang benar, tertulis dalam Alkitab, ayat menerangkan ayat, tetapi praktiknya berbeda.' Ini pergumulan kita hari-hari ini.”
Tanda ajaib apa yang dialami dalam penggembalaan?:
Di sini, diwakili oleh Musa.
Kisah Para Rasul 7: 22-23
7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Kehidupan Musa dibagi menjadi 3 tahap:
- 40 tahun pertama,
- 40 tahun kedua,
- 40 tahun ketiga (tidak diterangkan).
40 TAHUN PERTAMA: Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir, sehingga menjadi kehidupan yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan = ada kemampuan dan kehebatan. Lalu, Musa mau mencoba melayani.
Hasilnya, saat Musa diperhadapkan dengan 2 orang, yaitu antara orang Mesir dan orang Israel yang berkelahi, maka timbullah sukuisme,
'Oh, ini penjajah, orang Mesir, bunuh orang Mesir' = Musa melayani 2 orang, tetapi sudah ditandai dengan kebencian.
Jadi, segala pendidikan yang diterima di Mesir/di dunia tidak menghasilkan tanda ajaib, itulah keubahan hati manusia. Hati Musa tetap, sudah melayani, tetapi malah membunuh/membenci. Sudah membunuh, tidak mengaku, malah menyembunyikan mayat dalam pasir, ditutupi, dan lain-lain.
Inilah pelayanan jika tanpa penggembalaan. Hatinya belum diubah.
Tetapi, dalam penggembalaan yang benar (40 tahun yang kedua), Musa rela menjadi gembala di Midian.
40 TAHUN KEDUA: Musa di Midian = pengalaman dalam penggembalaan.
Perbandingan Musa sebelumdan sesudahdigembalakan:
Keluaran 4: 10, 13
4:10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
4:13 Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”
Ayat 10 = sebelum tergembala, Musa berkuasa dalam perkataan. Tetapi sesudah tergembala, Musa bisa berkata “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara”.
Sebelum tergembala, hati Musa keras. Tetapi setelah digembalakan, hati Musa diubahkan menjadi:
- rendah hati, yaitu hati yang merasa tidak mampu/tidak bisa, sekalipun ada kemampuan dan kebisaan.
Ini tanda ajaibyang harus kita alami dalam penggembalaan, yaitu menjadi kehidupan yang rendah hati. Ini yang harus kita cari dalam penggembalaan.
Jadi, kita keluar masuk dalam penggembalaan, apa tujuannya? Yaitu, sampai memiliki kerendahan hati. Sekalipun kita ada, tetapi kita merasa biasa, sekalipun ada kepandaian, tetapi kita biasa saja.
- Hati Musa menjadi hati yang lembut.
Bilangan 12: 2-3, 13
12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Tanda ajaibdalam penggembalaan adalah hati Musa dibentuk menjadi hati yang lembut, yaitu hati yang bisa mengampuni.
“Dalam penggembalaan di Ngunut, karena saya melayani di tengah kaum keluarga, saya selalu katakan, 'Hati-hati, sekalipun ini saudara atau anak, jangan disamakan seperti yang dulu lagi. Nanti kalau Tuhan yang mendengar, bisa berbahaya'. Juga di sini, juga saya lihat, banyak saudara-saudara secara jasmani. Hati-hati dalam berkata-kata. Jangan sampai seperti Miriam dan Harun.”
Miriam dan Harun sudah mengata-ngatai Musa, tetapi Musa lembut hati dan justru mendoakan.
"Coba kalau kita dikata-katai orang, doanya sudah pasti doa yang negatif, 'Oh, semoga orang itu cepat....' Cepat yang negatif."
Musa tidak seperti itu, tetapi ia berdoa supaya mereka disembuhkan oleh Tuhan.
“Saya juga mengalami. Sudah dikata-katai oleh seseorang, lalu saya disuruh mendoakan. Rasanya betul-betul berat. Tetapi begitu sudah bisa mendoakan, rasanya betul-betul ringan. Padahal sebelumnya saya berpikir, 'Kok bisa orang semacam itu? Dulunya orang itu betul-betul saya hormati, kok sekarang seperti ini?' Tetapi setelah saya bisa mendoakan, saya bisa tenang.”
Jadi, dalam penggembalaan, hati ini dikerjakan sampai menjadi hati yang lembut.
- Musa menjadi kuat dan teguh hati= hati yang tegas.
Buktinya:
Keluaran 32: 26-27
32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
Musa harus tegas saat diperhadapkan dengan bangsa Israel yang menyembah lembu emas, sekalipun yang dihadapi adalah saudara, teman, tetangga dan siapapun juga.
Dalam penggembalaan, Tuhan mengerjakan hati kita sampai menjadi kuat dan teguh hati = hati yang tegas.
Dosa-dosa dan ajaran palsu = singayang masuk dalam penggembalaan dan HARUSdihadapi dengan ketegasan.
Bagimana sikap ketegasan dalam penggembalaan?:
Amos 3: 12
3:12 Beginilah firman TUHAN: "Seperti seorang gembala melepaskan dari mulut singadua tulang betisatau potongan telinga, demikianlah orang Israel yang diam di Samaria akan dilepaskan seperti sebagian dari katil dan seperti sepenggal dari kaki balai-balai."
Ajaran palsu (ajaran lembu emas) bagaikan singa. Yang disukai singa adalah telingadan betis.
Sasaran pertama adalah TELINGA.
Kalau telinga sudah digigit oleh ajaran palsu, maka kehidupan itu tidak bisa mendengarpengajaran benar. Sebab itu, Musa harus tegas. Karena, kalau sudah kena ajaran palsu, tidak mungkin bisa kembali pada ajaran benar. Kalau kehidupan itu tidak memiliki kekuatan dan keteguhan hati, sudah pasti terhilang selama-lamanya.
Kalau tidak bisa mendengar, maka pasti tidak bisa taat dengar-dengaran.
Sasaran kedua adalah BETIS= menunjuk pada pendirian.
Kalau sudah memberi telinga untuk mendengar ajaran palsu, maka sebentar lagi pendirian kita pasti hancur. Sekuat-kuatnya dan sehebat-hebatnya kita, pasti hancur.
Seperti Salomoyang hebat, pada masa mudanya dia menyandang pedang dan bisa menyelesaikan masalah nikah dengan hikmat yang luar biasa, tetapi pada masa tuanya, karena membiarkan telinganya mendengar ajaran-ajaran palsu dari isteri-isterinya (tidak tegas), akhirnya Salomo ikut.
Juga Hawa, memberi telinga pada suara ular, lama-lama pendiriannya goyah--yang awalnya tidak boleh menjadi boleh--sampai ambruk = hilang betisnya.
Jadi, dalam penggembalaan, Tuhan sedang mengerjakan hati kita menjadi hati yang kuat, hati yang tegas untuk tidak mendengar satu kali punajaran-ajaran yang berbeda dengan yang kita terima.
“Beberapa waktu lalu, ada seorang teman saya yang isterinya dipanggil Tuhan. Karena menghormati, saya datang ke pemakamannya. Ternyata saat di pemakaman, apa yang disampaikan semuanya melenceng dari kebenaran firman. Saya harus mengambil sikap, daripada saya yang berdosa, maka saya tinggalkan tempat itu. Mau dikatai atau apapun, terserah. Kalau tidak sesuai Alkitab, untuk apa didengarkan?”
Kalau kita memberi telinga, satu kali waktu pasti kena. Hawa hanya satu kalimendengar.
Jadi, ini tanda ajaibyang harus kita minta dari Tuhan, yaitu:
- Tanda nabi Yunus = berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.
- Tanda dalam penggembalaan = hati dibaharui, yaitu:
- rendah hati,
- hati yang lembut,
- hati yang kuat/kuat dan teguh hati = hati yang tegas.
- Keluaran 3: 1-5
3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmudari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Tanda ajaib secara rohani yang ketiga: Musa melihat semak duri yang kena api tapi tidak terbakar.
Semak duri = manusia darah daging (kayu), manusia terkutuk.
'semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api', ada 2 macam pengertian api:
- Manusia darah daging dibakar oleh api firman, api Roh Kudus dan api kasih Allah. Ini semua api, tapi tidak terbakar.
- Api = api pencobaan, nyala api siksaan.
Malam ini, kita pelajari arti yang kedua.
Jadi, tanda ajaib secara rohani yang ketiga adalah sampai kita bisa melihat manusia darah daging, dibakar oleh nyala api siksaan, tetapi tidak terbakar.
Bagaimana bisa?
2 Korintus 4: 3-4, 7-11
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
4:7 Tetapi harta inikami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
'harta ini' = cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang diisikan pada bejana tanah liat manusia.
Manusia darah daging yang sudah diisi oleh firman pengajaran yang benar/cahaya injil kemuliaan Kristus, bagaikan meja yang diisi oleh 12 ketul roti.
Jadi, kalau hati kita sudah diisi oleh firman, maka kita akan melihat tanda ajaib ini. Manusia darah daging dibakar dengan api, tetapi tidak terbakar.
Contoh: Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Daniel 3: 22-27
3:22 Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
3:23 Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.
Ini contoh manusia yang dibakar dengan api, bukan sembarang api, tetapi api yang dipanaskan 7 kali lipat. Bahkan orang yang mengangkat mereka, mati. Seharusnya mereka sudah tidak berbentuk, tidak dikenali lagi. Tetapi kenyataannya, sekalipun dibakar dengan api, tetapi tetap hidup, bahkan berjalan-jalan dengan bebas sebab ada pribadi yang keempat ('rupanya seperti anak dewa'), itulah Roh Kemuliaan(1 Petrus 4: 12-14).
Jadi, kalau kita diisi oleh firman, maka kita sanggup menghadapi penderitaan daging tanpa dosadan ada Roh Kemuliaanyang menyertai kehidupan kita.
Kegunaan Roh Kemuliaan, salah satunya adalah menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil. Mustahil, tidak ada orang yang bisa hidup di api, tetapi kenyataannya terjadi.
Kita manusia darah daging, terkena nyala api siksaan, menderita tetapi tidak melawan, tidak balik mengatai, tidak balik menggosipkan. Tetap bertahan dan diam!
Ini adalah kehidupan yang bisa melihat semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar. Jadi, dalam pengikutan kita kepada Tuhan, harus sampai di sini. Kita mengalami keubahan sampai seperti ini.
“Orang mengata-ngatai tetapi kita tidak terganggu, malah kita bisa tertawa/tersenyum dan bisa mendoakan. Ini tanda ajaib. Kalau kita bertanya pada orang dunia, 'Saya habis dibeginikan..' Maka jawabnya pasti, 'Ya, dibalas'. Tetapi itu bukan tanda ajaib.”
TANDA AJAIByang harus kita miliki adalah keubahan hidup, sampai menjadi sama dengan Yesus.
Kehidupan Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengalami Roh Kemuliaan yang mejadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Dikaitkan dengan Musa.
Musa melihat semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar dan Musa melepaskan kasut ('tanggalkanlah kasutmudari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus').
Jadi, kehidupan yang berubah, adalah bagaikan Musa yang melepas kasut. Artinya, Musa tidak memakai kasut. Kehidupan yang tidak memakai kasut adalah bayi yang baru lahir.
Apa keubahan hidup dari seorang bayi yang baru lahir?:
- 1 Petrus 2: 1
2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan(1), segala tipu muslihat(2)dan segala macam kemunafikan(3), kedengkian(4)dan fitnah(5).
Yang pertama: keubahan hidup dari bayi yang baru lahir adalah membuang 5 macam dosa:
- kejahatan,
- tipu muslihat = termasuk dusta, fitnah, gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Tipu muslihat adalah orang yang ditipu, tetapi merasa tidak tertipu, malah merasa bangga/bahagia, padahal sudah ditipu. Karena begitu pandainya berbicara, dibumbui ini dan itu.
“Kalau dulu di desa, ada orang yang seperti itu, yaitu penjual jamu. Perkataannya macam-macam, 'beli ini, hebat'. Tapi begitu sampai di rumah, tidak bisa dipakai. Tipu muslihat adalah semacam itu.”
Seharusnya, tidak boleh ada lagi tipu muslihat, tetapi berkata yang benar, jika ya katakan 'ya', jika tidak katakan 'tidak'. Apa yang lebih daripada itu, berasal dari si jahat.
- Munafik = dalam dan luar tidak sama.
Kalau bertemu orang, kelihatan manis-manis, baik, tetapi di belakang sudah bergosip. Kalau masih munafik, bukan bayi lagi, tetapi kehidupan yang belum mengalami tanda ajaib (keubahan hidup).
- Kedengkian = benci tanpa alasan (kebencian yang memuncak).
Dulunya, membenci karena ada alasannya, tetapi lama-lama benci tanpa alasan. Jika masih mempertahankan kebencian, maka kehidupan itu belum mengalami tanda ajaib.
Sudah keluar masuk gereja/penggembalaan, tetapi masih dengki, maka belum mengalami tanda ajaib. Kayu masih tetap kayu, semak duri masih tetap semak duri, sehingga kehidupan semacam itu akan terbakar.
- Fitnah.
- 1 Petrus 2: 2
2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Yang kedua: keubahan hidup dari bayi yang baru lahir adalah rindu akan air susu yang murni dan rohanidari seorang ibu/gembala (rindu akan firman penggembalaan).
Kalau kehidupan itu menjadi bayi yang baru lahir, maka hanya satu yang dirindukan, yaitu merindukan firman penggembalaan lebih dari segala sesuatu, sebab firman penggembalaan yang menuntun kehidupan kita.
Kalau domba mau berjalan sendiri, pasti tersesat. Tetapi, kalau firman penggembalaan menuntun, maka kita terus maju, dan satu waktu sama seperti Musa sampai ke gunung Allah, yakni Gunung Horeb. Bagi kita sekarang, kalau kita selalu rindu pada firman penggembalaan, maka firman penggembalaan akan menuntun kita sampai ke gunung Allah= kota di atas gunung, itulah Yerusalem baru.
Kita pasti sampai ke sana. Tinggal bagaimana kehidupan kita, apakah kita mau sungguh-sungguh tergembala atau tidak?
Kalau penggembalaan masih diperdebatkan, tentang keubahan hidup masih tidak mau. Maka, susah bagi kehidupan kita bahkan mustahil untuk bisa sampai ke gunung Allah.
Kapan kita diberi waktu oleh Tuhan untuk disucikan, berubah, sampai sempurna?:
Kitab Wahyu, hanya berlangsung selama 7 tahun. Dari 7 tahun, masih dibagi menjadi 2, yaitu:
- 3,5 tahun yang pertama,
- 3,5 tahun yang kedua.
Tepat pada pertengahan, yaitu pada saat 3,5 tahun, maka akan ditampilkan gereja Tuhan yang sempurna (Wahyu 12: 1). Penyucian untuk bangsa kafir, sampai bangsa kafir mengalami keubahan hidup dan disempurnakan, ini memakan waktu selama 2 tahun (1,5 tahun untuk bangsa Israel, 2 tahun untuk bangsa kafir).
Jadi, Tuhan memberikan kesempatan 2 tahun kepada kita, untuk disucikan dan dibaharui sampai sempurna.
Pertanyaannya: Kapan waktu 2 tahun ini? Apakah sudah mulai?
Bapak Pendeta In Juwono dan Bapak gembala juga mengatakan, 'tidak ada yang tahu'.
“Coba kita melihat ke belakang kehidupan kita. Mulai umur berapa kita bisa mengingat? Mulai umur 5 tahun kita sudah bisa mengingat. Kita punya sifat/tabiat apa? Sudah berapa tahun yang masih tetap? 'Ini sifat saya sejak saya muda, sampai sekarang tetap'. Sudah memakan waktu berapa tahun? Mungkin sudah 10, 20, 30 tahun, tetapi tetap tidak berubah. Nanti dalam kesempatan 2 tahun, apakah kita bisa berubah atau tidak? Ini pertanyaan bagi kita.”
Kalau sudah diberi waktu sekian lama untuk mendengar firman, tergembala pada firman pengajaran yang benar, ternyata belum berubah, nanti pada saat 2 tahun yang Tuhan berikan, apakah kita bisa berubah atau tidak?
Sebab itu, selagi waktu 2 tahun ini belum dimulai, mulai sekarang kita harus mengalami tanda yang ajaib. Mari, kita berubah dalam segala aspek kehidupan kita! Semua berubah ke arah yang lebih baik. Kita berubah ke arah yang makin sesuai dengan firman, baik dalam nikah rumah tangga, ibadah pelayanan, pekerjaan, berlalu-lintas. Semua harus makin benar, makin baik. Sudah sampai di situ waktunya.
Hasil kalau kehidupan kita berubah: (diwakili oleh Musa dan diwakili oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego)
- Yesaya 46: 3-4
46:3 "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Mulai dari kandungan/rahim, sampai menjadi bayi yang baru lahir , maka bayi yang baru lahir berada dalam gendongan tangan Tuhan. Bahkan sampai masa tua kita, kalau kita tampil seperti bayi, maka kita tetap digendong oleh Tuhan.
Artinya:
- segala beban berat kita ditanggung oleh Tuhan.
Malam hari ini, kita datang dengan membawa beban berat apa? Kalau kita tampil seperti bayi, maka kita berada dalam gendongan Tuhan. Segala beban berat kita sudah ditanggung oleh Tuhan.
Kesalahan kita, mengapa kita seringkali merasa berat? Sebab tidak tampil sebagai bayi. Kita merasa bisa dan mampu tanpa firman penggembalaan, sehingga hidupnya berat. Kalau sudah berat, maka tidak mampu dan akibatnya roboh, rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi.
- Tuhan yang bertanggung jawab dalam kehidupan kita.
Baik soal pemeliharaan kita, hidup kita, kesucian kita, sampai keselamatan dan kesempurnaan kita, Tuhan yang bertanggung jawab.
Kalau kita tampil seperti bayi, hanya menyerah sepenuh, membuang 5 dosa dan mengalami pembaharuan, maka segala pemeliharaan kita adalah tanggung jawab dari Tuhan. Kita tidak perlu lagi menuntut yang jasmani. Kalau ada keubahan hidup, apa yang kita butuhkan, kita tidak usah meminta, Tuhan sudah tahu.
Seperti bayi yang baru lahir, tidak usah bicara dan hanya menangis, ibunya sudah tahu kalau butuh susu. Tuhan yang tahu segala keperluan dan kebutuhan kita.
- Daniel 3: 30
3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednegodi wilayah Babel.
Hasil kalau dikaitkan dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yaitu kita ditinggikan pada waktunya.
Kalau hari-hari ini kita mengalami keubahan hidup, kita diisi oleh firman, kita kuat menghadapi nyala api siksaan; kita pasti ditinggikan.
Secara jasmani, kita ditinggikan. Mungkin dalam pekerjaan, pasti ditinggikan.
“Kaum muda yang mungkin bekerja ikut orang, jangan cari enaknya dulu! Tetapi, cari di mana kita bisa merobek daging. Di mana bagian orang yang tidak mau, bagian yang selalu dihindari, di situ kita kerjakan. Begitu kita bisa lolos, pasti kehidupan itu akan diangkat.”
Tangan Tuhan yang mengangkat, bukan tangan kita sendiri. Kalau kita sendiri yang mengangkat, mungkin kelihatan baik, luar biasa, padahal sebenarnya tidak baik. Satu kali waktu akan dijatuhkan.
Tetapi kalau tangan Tuhan sendiri yang mengangkat, maka tidak ada yang bisa menurunkan. Seperti Yusuf ditinggikan sampai menjadi penguasa di Mesir. Demikian juga kita, mungkin tidak sampai diangkat menjadi penguasa/presiden, tetapi kita sudah mengalami pengangkatan.
Secara rohani, ini yang penting. Kalau kita diubahkan, maka kita diangkat terus, sampai ke awan-awan permai.
Pengangkatan secara jasmani, terserah Tuhan, tetapi yang penting adalah pengangkatan yang rohani.
Kalau sampai di awan-awan permai ternyata kita tidak ada, maka segala yang jasmani tidak ada artinya. Sekalipun di dunia diangkat sampai kedudukan tinggi, tetapi tidak sampai di awan-awan permai tidak ada, maka semua tidak ada artinya.
Malam hari ini, kita pasti sampai menyongsong kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai. Yesus turun dari Sorga, kita dari bumi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati (akan dibangkitkan) akan bertemu dengan Tuhan di awan-awan yang permai.
Jangan keraskan hati kita. Setiap kali firman diberitakan, terima firman. Sediakan hati yang baik untuk ditaburi oleh firman Tuhan, sehingga kehidupan itu kuat saat menghadapi nyala api siksaan, sebab di situ ada Roh Kemuliaan yang menyertai kehidupan kita.
Tuhan memberkati.