Pembicara: Pdp. Youpri ArdiantoroSalam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Juga bagi saudara-saudara yang mengikuti ibadah ini lewat radio, video, internet, dimanapun bapak/ibu/saudara berada, kami mengucapkan selamat bersekutu, Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Kita akan belajar di dalam
Markus 9: 1-13=
KEADAAN DI ATAS GUNUNG.
Kita akan membaca ayat 1-5.
Markus 9: 1-5
9:1. Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
9:2. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupadi depan mata mereka,
9:3. dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
9:4. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
9:5. Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianyakami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."Keadaan di atas gunung, yaitu:
- Ada firman nubuatan, di mana Yesus ditampilkan dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga; juga ditampilkan gereja Tuhan yang sempurna--diwakili oleh Musa dan Elia.
- Ayat 2 = 'Lalu Yesus berubah rupadi depan mata mereka' = Ada pembaharuan/keubahan hidup.
- Ayat 5 = 'betapa bahagianya' = keadaan di atas gunung merupakan keadaan yang berbahagia.
Ketika Petrus menangkap ikan yang banyak, dia tidak mengatakan bahwa dia berbahagia, tetapi saat Petrus berada di atas gunung, dia mengatakan: 'betapa bahagianyakami berada di tempat ini'.
Gunung, menunjuk kepada
gunung penyembahan.
Jika kita hidup dalam penyembahan, maka:
- Yang pertama: Tuhan akan membukakan firman-Nya.
Jika itu hamba Tuhan, maka Tuhan akan mempercayakan pembukaan rahasia firman.
Jika itu sidang jemaat, maka sidang jemaat akan mengerti pembukaan rahasia firman.
Kuncinya adalah di dalam penyembahan.
"Dulu waktu kami masih sekolah di Lempin-El (Lembaga Pendidikan El-Kitab), kami hanya dididik selama 7-9 bulan. Setelah itu, di mana belajarnya? Yaitu di bawah kaki Tuhan, banyak menyembah Tuhan. Sebab kalau kita banyak menyembah Tuhan, maka Tuhan akan makin bukakan rahasia firman-Nya."
- Yang kedua: Di dalam penyembahan, kita akan mengalami pembaharuan/keubahan hidup,sampai menjadi sama dengan Yesus.
Kalau ada sifat/tabiat yang sukar diubahkan, maka kita harus banyak merendahkan diri di hadapan Tuhan; menyembah Tuhan, supaya kita mengalami pembaharuan/keubahan hidup, sampai menjadi sama dengan Yesus.
- Yang ketiga: Kita berbahagiadi dunia ini.
Semakin kita hidup dalam penyembahan, maka kita semakin berbahagia; baik hidup kita, maupun nikah dan pelayanan kita akan semakin berbahagia.
Markus 9: 14-29= keadaan yang sebaliknya, yaitu
KEADAAN DI BAWAH GUNUNG.
Di bawah gunung terjadi suatu permasalahan. Di bawah gunung, artinya
tanpa firmandan
tanpa penyembahan.
Akibatnya, terjadi masalah sampai masalah yang tidak terselesaikan/masalah yang mustahil.
Markus 9: 14
9:14. Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatudengan mereka.
'
sedang mempersoalkan sesuatu' = di bawah gunung
ada persoalan. Bahkan murid-murid tidak sanggup untuk menyelesaikan, artinya masalah yang mustahil/masalah yang tidak terselesaikan.
Ada
2 masalah yang tidak terselesaikanyang melanda seluruh dunia, termasuk anak Tuhan, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan:
- Masalah nikah.
Diwakili oleh ayahdalam Markus 9: 24
9:24. Segera ayahanak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Di sini, masalah nikah karena hanya ada ayah, sedangkan ibunya tidak ada. Justru di saat masalah tidak selesai, nikah diancam satu persoalan lain yaitu nikah tidak menjadi satu. Ini adalah masalah yang dihadapi setiap nikah.
- Masalah buah nikah.
Yaitu kaum mudayang jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Mengapa nikah tidak menjadi satu?:
- 2 Korintus 6: 11-14
6:11. Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12. Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
6:13. Maka sekarang, supaya timbal balik--aku berkata seperti kepada anak-anakku--:Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
6:14. Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbangdengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Yang pertama: Sebab nikah merupakan pasangan yang tidak seimbang.
Pasangan tidak seimbang adalah pasangan antara orang percaya dengan orang tidak percaya; berbeda keyakinan. Nikah semacam ini tidak akan pernah menjadi satu.
Dulu sudah pernah terjadi pada permulaan zaman yaitu zaman Nuh, di mana anak-anak Allah menikah dengan anak-anak manusia, sehingga nikahnya tidak pernah menjadi satu, bahkan menghasilkan keturunan raksasa.
Raksasa = hanya hidup dalam daging; daging yang sudah membesar, yang tidak bisa ditanggulangi lagi.
Bagaimana jika dulu tidak mengerti dan sudah terlanjur? Tidak boleh diceraikan (1 Korintus 7).
- 2 Korintus 6: 14
6:14. Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Yang kedua: Sebab nikah terdiri dari pasangan benar dengan pasangan durhaka.
Yohanes 17: 17
17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kebenaran = firman yang menguduskan/firman penyucian.
Durhaka = melawan kebenaran.
Sebab itu, nikah tidak cukup hanya satu iman saja. Kalau hanya satu iman saja, tetapi menolak firman pengajaran yang benar, maka tidak akan pernah menjadi satu.
Mari bergumul! Yang nikahnya masih belum satu iman, harus bergumul sampai menjadi satu iman. Sesudah satu iman, harus bergumul sampai menjadi satu dalam firman pengajaran yang benar.
Nikah yang benar/nikah yang sesuai dengan firman pengajaran benar, yaitu:
- Kedudukan yang benardalam nikah:
- Suami = kepala.
- Isteri = tubuh.
Kepala yang mengambil keputusan/memutuskan segala sesuatu berdasarkan kebenaran firman. Ini tugas dari suami sebagai kepala.
Kewajiban dalam nikah:
- Suami: mengasihi isteri seperti diri sendiri.
- Isteri: tunduk pada suami dalam segala sesuatu.
Jika keduanya sama-sama mendengar firman pengajaran yang benar, maka ada harapan untuk nikah menjadi satu. Tetapi jika tidak, maka selamanya tidak akan pernah menjadi satu.
- Nikah terdiri dari satu suami dan satu isteri= tidak poligami maupun poliandri.
Ini model nikah yang sesuai dengan nikah yang diciptakan Tuhan pertama kali, yaitu Adam dan Hawa.
- Tidak boleh bercerai.
Kalau sampai terpaksa harus bercerai, maka tidak boleh kawin lagi, harus hidup seorang diri (menduda/menjanda). Boleh menikah lagi, tetapi apabila salah satu sudah meninggal.
- 2 Korintus 6: 14
6:14. Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Yang ketiga: Karena nikah merupakan pasangan terang dengan gelap.
Sudah satu dalam pengajaran benar, tetapi terang dengan gelap.
Terangartinya sudah mendengar firman pengajaran benar dan dilanjutkan dengan perkataan, perbuatan dan angan-angannya sesuai dengan firman pengajaran benar.
Gelapartinya perkataan, perbuatan dan angan-angan gelap/tidak benar/dosa.
Sekalipun sudah satu dalam firman pengajaran benar--yang didengar sama--, tetapi jika praktik hidup antara suami dengan isteri tidak sama, maka tidak akan pernah menjadi satu. Mungkin terlihat rukun, bagus, menjadi satu, tetapi satu waktu seperti tertulis dalam Lukas 17: 'dua orang di tempat tidur, satu diangkat dan satu ditinggal: sekalipun dua orang berada dalam satu tempat tidur, tetapi yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan diangkat, sedangkan yang hidup dalam kegelapan akan ditinggal.'
- Yang keempat: Karena nikah tidak bahagia= nikah yang kehabisan air anggur.
Ini akan dialami oleh semua orang, termasuk nikah anak Tuhan, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Satu kali waktu, nikah akan mengalami kehabisan air anggur.
Mungkin waktu pertama kali menikah, air anggurnya banyak, apalagi kalau menikah dengan pilihannya sendiri. Tetapi satu kali waktu, akan kehabisan air anggur. Yang menikah karena dipilihkan, juga akan mengalami kehabisan air anggur.
Ini akan dialami oleh semua orang, bahkan sesudah habis, akan menjadi tawar, sampai menjadi anggur asam bercampur empedu--nikah yang sudah menjadi getir, sehingga terjadi kekerasan dalam nikah rumah tangga, dan lain-lain.
Jadi, inilah keadaan di bawah gunung. Akan terjadi masalah-masalah mulai dari
nikah yang tidak menyatu,
nikah yang tidak bahagia, bahkan terjadi
masalah buah nikah.
Mengapa terjadi masalah nikah dan buah nikah?:
Markus 9: 199:19. Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
- Yang pertama: Karena tidak percaya= tidak mau mendengar firman nubuatan/firman penyucian, tetapi hanya mau mendengar yang masuk akal saja, sehingga jatuh dalam permasalahan.
- Yang kedua: Karena mau mendengar firman nubuatan, tetapi tidak sampai praktik; tidak menghasilkan buah.
Lukas 8: 12-15
8:12. Yang jatuh di pinggir jalanitu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batuitu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14. Yang jatuh dalam semak duriialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Tidak praktik firman, yaitu:
- Ayat 12 = 'di pinggir jalan' = Hadir waktu penaburan benih firman, tetapi sayang, tidak sampai mengerti firman sebab hatinya bagaikan jalan.
Begitu mendengar, langsung diambil oleh iblis. Pulang dari gereja tidak mengerti apa-apa.
- Ayat 13 = 'tanah yang berbatu-batu' = Mau mendengar dan mau mempraktikkan firman nubuat, tetapi saat ada pencobaan menjadi murtad. Ini sama dengan kehidupan yang tidak percaya.
- Ayat 14 = 'semak duri', artinya mau mendengar dan mempraktikkan firman, tetapi kuatir.
Akibatnya menjadi kehidupan yang tidak percaya.
- Yang ketiga: Karena sesat.
Matius 17: 17
17:17. Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
"Dari dulu, kalau namanya sesat, selalu bermasalah. Saya pernah tersesat di hutan, bermasalah, bingung, sebab kehabisan air, bertemu binatang buas dan lain-lain. Kalau mengikuti jalan yang benar, maka enak."
Jadi, sesat artinya tidak melalui jalan yang benar.
Akibatnya: tidak sampai pada tujuan.
Kalau dikaitkan dengan nikah, maka tidak sampai pada tujuan nikah, yaitu nikah yang jasmani tidak berbahagia bahkan tidak bisa mencapai nikah yang rohani.
Contoh: bangsa Israel.
Dari 603.550 orang, hanya 2 orang yang tidak tersesat. Yang lain, banyak yang tersesat. Sebab itu, ini menjadi pelajaran. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan firman, jangan! Kalau kita mengikuti jalan yang tidak benar/tidak sesuai firman, maka kita akan tersesat. Dulu sudah pernah terjadi, hanya 2 orang yang tidak tersesat. Jika diprosentasekan, hanya berapa? Sedikit sekali.
Biarlah malam hari ini, kita ekstra waspada.
Kalau jalan ini dari Tuhan, mari kita ikuti apapun resikonya. Jangan menyimpang ke kanan maupun ke kiri!
Kalau firman pengajaran digariskan seperti ini, mari kita ikuti apapun resikonya.
Di mana letak penyesatannya?:
Markus 9: 14
9:14. Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-muriditu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.
Penyesatan terletak karena mengerumuni murid-murid.
Artinya, yang menjadi pusat perhatian adalah manusia/perkara jasmani, selain dari firman.
Akibatnya, terjadi masalah sampai masalah yang tidak terselesaikan.
Bagaimana jalan keluarnya?:
Markus 9: 15
9:15. Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.
Jika sudah terjadi masalah, jalan keluarnya adalah
melihat/memandang Yesus(mengerumuni Yesus).
Kalau tadi, hanya melihat yang jasmani saja. '
Kalau bukan Om itu, saya tidak mau. Kalau bukan gereja itu, saya tidak mau. Kalau tidak ada AC-nya, saya tidak mau.' Jangan! Ini mengerumuni yang jasmani. Akibatnya tetap dalam permasalahan yang tidak terselesaikan. Begitu bertemu Yesus, semua masalah selesai.
Praktik memandang Yesus:
- Yohanes 1: 29
1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Praktik memandang Yesus yang pertama: melihat Anak domba yang menghapus dosa dunia.
Ada 2 golongan besar bangsa di dunia:
- bangsa Israel: umat pilihan Allah,
- bangsa kafir: bangsa selain bangsa Israel, termasuk kita bangsa Indonesia.
Bagaimana kita melihat Anak domba yang menghapus dosa dunia?
Yohanes 19: 34
19:34. tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nyadengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Yesus sudah mati di kayu salib dengan 4 luka--2 di tangan dan 2 di kaki--untuk menebus dosa bangsa Israel; tetapi bangsa kafir mendapat kesempatan lewat lambung yang tertikam (luka ke-5).
Jadi, melihat Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia artinya bisa memandang lambung Yesus yang mengeluarkan darah dan air.
Bukti kita memandang lambung Yesus yang mengeluarkan darah dan air:
DARAH= bertobat/berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan.
AIR= baptisan air; menghasilkan hidup baru/hidup dalam kebenaran.
Jika kita sudah terlanjur jatuh dalam masalah, mari manfaatkan kesempatan untuk memandang lambung Yesus. Jika dalam nikah didapati dosa, maka kita harus bertobat dan hidup dalam kebenaran/lahir baru. Maka semuanya selesai.
Yesus rela mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.
Bagaimana cara menyelesaikan dosa?:
- Kalau didapati suatu dosa, maka harus sadar akan dosa, menyesal dan mengaku. Jika diampuni jangan berbuat lagi.
- Yang tidak salah, harus mengampuni dan melupakan dosa orang lain.
Keduanya ada tanda darah. Untuk bisa mengaku maupun mengampuni, sama-sama ada tanda darah. Tetapi jika kita sungguh-sungguh, maka darah Yesus mampu untuk menghapus dosa-dosa kita.
Sangat salah jika darah Yesus sudah menghapus dosa kita, tetapi kita manusia tidak mau mengaku dan tidak mau mengampuni.
- Yohanes 1: 36,39
1:36. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"
1:39. Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
Praktik memandang Yesus yang kedua: “Lihatlah Anak domba Allah!” artinya tergembala = berada di dalam rumah Tuhan('di mana Ia tinggal...').
Artinya kita tekun dalam kandang penggembalaan/3 macam ibadah pokok.
Jadi, untuk menyelesaikan masalah, kita harus bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Mari, ajak suami/isteri kita. Masalah apapun dalam nikah rumah tangga, masalah secara pribadi/kaum muda akan diselesaikan oleh Tuhan.
Kisah Para Rasul 2: 41-43, 46
2:41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasuldan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
2:43. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:46. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap haridalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Ketekunan dalam3 macam ibadah pokok, yaitu:
- Pelita emas = ketekunan dalam Ibadah Raya.
- Meja roti sajian = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Akitab dan Perjamuan Suci.
- Mezbah dupa emas = ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
"Sekarang sudah mulai banyak dikurangi. Maafkan kalau saya cerita ini. Dari kalangan kami Lempin-El, kakak-kakak kelas kami. Satu kali waktu pernah bertemu, 'Mas, ini tidak bisa. Ini hanya satu macam ibadah saja.' Lalu saya tanya, 'Lho kok bisa satu macam ibadah? Bagaimana dulu kamu menerimanya?'
'Dulu tiga, tetapi sekarang cuma satu': 'Kalau begitu coba baca Kisah Rasul 2: 46'.
Saya bacakan untuk mereka. Nanti sampai tiap-tiap hari bertekun dalam Bait Allah. Kalau sekarang 3 macam ibadah saja tidak mau, bagaimana mau 7 kali? Akhirnya mereka mengakui, 'Oh iya Mas, betul ya'. Tetapi hanya ngomong 'betul' saja, begitu saya ajak ibadah lagi, tidak mau. Ini banyak dari kalangan kami. Semoga mereka mau kembali lagi."
Kita bukan tergembala pada orang, organisasi atau gedungnya; tetapi kita tergembala pada firman pengajaran yang benar, bagaikan carang melekat pada pokok yang benar.
Firman pengajaran benaradalah:
- firman yang tertulis dalam Alkitab,
- diwahyukan oleh Tuhan, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lainnya,
- dipraktikkan.
Jika kita tergembala pada firman pengajaran yang benar, maka kita disucikansecara intensif/terus-menerus, sehingga terjadi mujizat-mujizat.
Yohanes 15: 3
15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.
Yaitu mujizat secara rohani= pembaharuan/keubahan hidup.
Jika kita mengalami pembaharuan, maka tidak ada satu masalahpun dalam nikah rumah tangga yang tidak terselesaikan.
Mengapa ada masalah yang tidak terselesaikan? Sebab sama-sama tidak dibaharui, sama-sama mempertahankan ego masing-masing. Tetapi jika suami dan isteri sama-sama dibaharui, maka keduanya pasti menjadi satu.
- Yohanes 1: 45-51
1:45. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46. Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47. Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48. Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49. Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50. Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51. Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Praktik memandang Yesus yang ketiga: melihat Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga.
Praktiknya: Jangan terus berada di bawah pohon ara!
Kalau Natanael tetap berada di bawah pohon ara, maka dia tidak akan pernah melihat Yesus sebagai Raja. Oleh sebab itu, jalan keluarnya Natanael harus meninggalkan pohon ara.
Tadinya, enak di bawah pohoh ara, kita merasa teduh, sejuk dan lain-lain. Tetapi sekarang harus keluar, kita merasakan panas, dan lain-lain.
Tentang pohon ara, kita teringat pada tragedi di Taman Eden, di mana daun pohon ara digunakan untuk menutupi ketelanjangan dari Adam dan Hawa.
Daun pohon ara = kebenaran diri sendiri.
Jika mau melihat Yesus sebagai Raja segala raja/nikah kita mau disatukan, jangan mempertahankan kebenaran diri sendiri!
Kebenaran diri sendiri, artinya:
- Kebenaran yang didapat lewat menyalahkan orang lain.
Selalu orang lain yang salah. Kalau itu suami, maka selalu isterinya yang salah. Kalau itu isteri, selalu suaminya yang salah.
Seperti Adam ketika ditanya Tuhan, 'Apakah engkau memakan buah yang Ku-larang?' Seharusnya Adam mengaku, 'Iya, saya memakannya, Tuhan'. Tetapi Adam menjawab, 'Perempuan yang Kau tempatkan'. Ini kebenaran diri sendiri. Hanya melihat kesalahan orang lain/suami/isteri. Kalau hanya itu yang dilihat, maka tidak akan pernah melihat Yesus sebagai Raja segala raja/Mempelai Pria Sorga.
Demikian juga Hawa, ketika ditanya oleh Tuhan, Hawa menyalahkan ular.
Jangan mempertahankan kebenaran diri sendiri! Sebab kebenaran diri sendiri hanya membawa pada permasalahan.
Sebagai contoh juga, yaitu Ayub.
Karena mempertahankan kebenaran diri sendiri, maka Ayub diizinkan mengalami ujian habis-habisan. Tetapi begitu mau kembali, maka Ayub dipulihkan kembali.
- Kebenaran di luar firman.
Sekalipun menurut suami/isteri benar, tetapi jika di luar firman, itu namanya kebenaran diri sendiri. Kalau sesuai firman, itu kebenaran dari Tuhan.
Hasiljika kita bisa memandang Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--menanggalkan kebenaran diri sendiri--adalah langit terbukauntuk:
- Mencurahkan berkat-berkat dari Sorga, untuk memberkati nikah rumah tangga kita.
Mazmur 133:1-3
133:1. Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Jika nikah sudah menjadi satu, maka Tuhan yang memerintahkan berkat. Bukan kita yang mengejar berkat.
- Jika langit terbuka, bukan hanya berkat dari Sorga yang turun. Nanti satu waktu, Yesus akan turun dari Sorga dan kita yang berada di bumi akan naik ke Sorga, bertemu di awan-awan permai; untuk selanjutnya bersama dengan Tuhan selama-lamanya.
Jadi, nikah kita ada kaitannya dengan hidup kekal. Mari kita berjuang dan berusaha sampai mencapai kesatuan nikah yang sempurna.
Hasil bisa memandang Yesus:
Markus 9: 16
9:16. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?"
Malam hari ini, Tuhan memberikan jalan keluar dari setiap masalah dalam kehidupan kita, entah itu masalah dalam nikah kita, kaum muda, masalah apapun juga, dan Tuhan bertanya: '
Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?'
"
Kalau Tuhan yang bertanya, tidak seperti saya yang bertanya. Misal saya bertanya, 'Ada apa tadi?' Kalau masalahnya berat, saya tidak mau, biar diselesaikan sendiri baik-baik."
Tetapi jika Tuhan yang bertanya di saat kita tidak bisa menyelesaikan, maka Tuhan yang menyelesaikan.
Malam hari ini kuncinya adalah jika kita memandang Yesus sebagai Raja segala raja, maka
Yesus siap untuk menyelesaikan masalah kita, bahkan sampai masalah yang mustahil. Bahkan sampai kemustahilan yang tertinggi yaitu kita manusia berdosa, akan diangkat menjadi mempelai wanita Tuhan.
Ini kemustahilan yang tertinggi, tetapi jika mulai sekarang kita bisa memandang Yesus sebagai Raja segala raja, maka satu kali waktu kita akan memandang Yesus muka dengan muka.
Malam ini, apapun masalah yang kita hadapi, Tuhan sanggup untuk menyelesaikan semuanya.
Tuhan memberkati.