Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 7: 177:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."Kita belajar tentang
aktivitas Tuhan di takhta sorgayaitu:
- Ayat 15b-16: membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018sampai Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2018).
- Ayat 17: Tuhan tampil sebagai Gembala yang baik untuk menggembalakan dan menuntun kita ke mata air kehidupan/sungai air kehidupan, itulah takhta kerajaan sorga yang kekal selamanya; tempat penggembalaan terakhir (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Juli 2018).
Wahyu 22: 1
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luardari takhta Allahdan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir dari takhta Allah, berarti mata air kehidupan ada di takhta Allah.
AD. 2
Tuhan menggembalakan dan menuntun kita ke takhta Allah di mana
tidak ada setetespun air mata--'
Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka'.
Wahyu 21: 421:4.Dan Ia akan menghapus segala air matadari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Tidak ada air mata lagi sama dengan
tidak ada lagi maut. Maut ini yang menghantui manusia di dunia.
Bersyukur pada Tuhan, aktivitas-Nya menggembalakan dan menuntun kita ke takhta Allah; tempat di mana tidak ada lagi air mata, dan maut tidak berkuasa lagi, berarti kita hidup kekal selamanya.
Mulai sekarang kita harus sudah dituntun ke tempat yang tidak ada maut, sampai nanti di sorga benar-benar tidak ada maut dan air mata.
Naungan Tuhan juga harus kita alami mulai di dunia ini sampai nanti naungan terakhir kita alami di sorga.
Di mana tempat tanpa maut dan air mata?1 Yohanes 3: 11-143:11.Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
3:12. bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
3:13. Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
3:14.Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Firman penggembalaan sanggup menuntun kita ke takhta sorga di mana tidak ada air mata dan maut lagi, sekarang bentuknya:
saling mengasihi.
Jadi kerajaan sorga bukan urusan nanti, tetapi mulai sekarang. Seperti kalau sekolah, nilainya tiga terus, tidak usah tunggu nanti, sekarang juga sudah tahu tidak akan naik. Begitu juga dengan kerajaan sorga.
Kalau ada kebencian, akan tinggal di dalam maut, apalagi kebencian tanpa alasan--seperti Kain terhadap Habel. Apa salahnya Habel? Sama-sama beribadah melayani Tuhan, persembahan Habel diterima, dan Kain tidak, lalu Kain membunuh Habel. Bahaya! Ini bukan penggembalaan. Buktikan kalau kita digembalakan, makan firman penggembalaan, dan dituntun ke takhta Tuhan di mana tidak ada maut dan air mata.
Seharusnya Kain belajar pada Habel--
fellowship--, tetapi justru ia membenci tanpa alasan.
Kalau ada kebencian, benar-benar berada di dalam maut; penuh air mata sampai maut selama-lamanya.
1 Yohanes 4: 114:11.Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Saling mengasihi merupakan teladan dari Tuhan sendiri. Kalau membenci, berarti meneladani setan--bapa pendusta dan pembunuh--, apapun alasannya; kita tidak digembalakan dan dituntun Tuhan tetapi dituntun setan.
Tuhan bahkan mengajarkan kita untuk mengasihi musuh; ada alasanpun tidak boleh membenci, apalagi kalau dia tidak bersalah atau bahkan membenci orang yang berbuat baik pada kita, benar-benar setan. Jangan! Tuhan tolong kita.
Inilah firman penggembalaan yang menuntun kita ke tempat di mana tidak ada air mata dan maut lagi. Di mana tempatnya? Lewat kita saling mengasihi sekarang ini.
Saling mengasihi adalah teladan dari Tuhan sendiri, yaitu Ia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal bagi kita sekalian; Yesus harus mati di kayu salib untuk kita semua.
Anak-Nya yang tunggal dikorbankan berarti
tidak ada kepentingan sendiri; tidak egois.
Jadi
kita harus saling mengasihi sampai tidak egois. Banyak kali kita tidak bisa mengasihi karena kita egois; ada kepentingan sendiri.
Saling mengasihi dimulai dari keluarga.
Praktik saling mengasihi sampai tidak egois:
- 1 Yohanes 3: 16-17
3:16.Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17.Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangantetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
'kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita'= Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk mengasihi kita, kitapun wajib menyerahkan nyawa untuk saudara kita. Karena itu tadi disebutkan tidak ada unsur egois sedikitpun. Sebagai suami: Yang penting isteriku selamat.
Yesus sebagai Mempelai Pria menyerahkan nyawa-Nya: Yang penting mempelai wanita bisa selamat dan sempurna. Kita juga. Jadi tidak ada permusuhan sedikitpun.
Jangan merasa berjasa! Kalau mengikuti teladan Yesus kita wajib menyerahkan nyawa untuk saudara kita.
Praktik pertamasaling mengasihi: dimulai dari yang jasmani, yaitu memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan.
Apa yang harus diberikan?
- Harta dunia--perkara kecil.
- Perhatian; tahu kalau ada yang sakit jasmani. Mungkin isteri lagi sakit jasmani, butuh air panas dan lain-lain, ada perhatian. Lebih dari itu mungkin lagi sakit jiwa atau stres dan lain-lain, kita juga memberi perhatian.
- Sampai memberi nyawa seperti Yesus.
Kita memberi dan mengunjungi mulai dari rumah tangga, penggembalaan, antar penggembalaan.
"Fellowship tidak salah. Kalau boleh tidak ada fellowship, saya pilih tidak. Tetapi ini merupakan kewajiban. Kalau kita ada kelimpahan harus dibawa ke luar, kalau tidak, akan meledak, kita juga hancur. Seperti Petrus, setelah taat, ia berhasil menangkap ikan. Dengan dua perahu hampir tenggelam, kalau dia tidak ingat temannya, pasti perahunya tenggelam."
Syaratuntuk memberi:
2 Korintus 9: 7-9
9:7.Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9.Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
- Memberi dengan kebenaran. Harus benar dulu, kalau tidak, berarti pura-pura baik.
- Memberi dengan kerelaan hati; tidak terpaksa, tidak dipaksa, dan tidak memaksa.
- Memberi dengan sukacita.
Ini sama dengan membuka pintu hati, yang sama dengan membuka pintu gerbang sorga; PINTU PERTAMA TABERNAKEL, yaitu PINTU GERBANG IMAN(keselamatan).
1 Yohanes 3: 16-17
3:16.Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17.Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinyaterhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
Membuka pintu gerbang imanartinya:
- Kita percaya Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
- Bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan= mati terhadap dosa.
- Masuk baptisan air yang benar.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--pintu sorga terbuka--yaitu hidup dalam kebenaran dan saling mengasihi.
Untuk masuk baptisan air yang benar, pintu hati harus terbuka.
"Nanti bulan Agustus akan ada baptisan air. Yang belum baptisan, dengarkan firman sungguh-sungguh. Yang sudah baptisan, dengarkan firman sungguh-sungguh. Periksa, apakah baptisan ini sudah membuka pintu hati kita? Kalau pintu hati kita--pintu sorga--sudah terbuka lewat baptisan air, kita akan saling mengasihi, tidak ada kebencian lagi. Kita bisa memberi dan mengunjungi. Itu baptisan air yang benar. Kalau masih ada kebencian atau iri, maka pintu belum terbuka."
Hasilnya:
- Kita diselamatkan, tidak dihukum.
- Kita menerima kasih karunia Tuhanyang sanggup memelihara kehidupan kita secara berlimpah-limpah sehingga kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan; atau jika kita membutuhkan, Tuhan selalu menyediakan--Jehovah Jireh; dari tidak ada menjadi ada.
Bukan dilihat dari jumlahnya, tetapi kemurahan/kasih karunia Tuhan.
Contoh: lima roti dan dua ikan.
Dari segi jumlah, tidak mungkin bisa untuk dimakan lima ribu orang; secara logika hanya cukup untuk satu anak kecil. Mana bisa? Di balik lima roti dan dua ikan ada kemurahan Tuhan yang besar, itu yang mampu. Jadi jangan berpatokan: Gaji sekian, aku bisa hidup, kalau sekian, tidak hidup.Tidak!
"Saya sudah bercerita, sore-sore om Pong masuk ke ruang komputer, lalu berkata kepada saya: 'Pak Wi, ingat ya, kamu sudah fulltimer, lima ribu yang kamu pegang sekarang beda dengan waktu dulu kamu bekerja. Sekarang, di balik itu ada kemurahan Tuhan.' Dulu saya tidak mengerti, tetapi setelah menjalani hidup ini, ternyata benar. Memang uangnya tidak banyak, tetapi di balik itu ada kemurahan Tuhan, sehingga selalu ada saat dibutuhkan. Itu yang penting."
2 Korintus 9: 8
9:8. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karuniakepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupandi dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Mari, kita bergantung pada kemurahan Tuhan. Gaji dan lain-lain hanya sarana, kalau tidak ada kemurahan Tuhan di dalamnya, tidak akan cukup, tetapi mau berapapun, kalau ada kemurahan Tuhan di dalamnya, pasti berkecukupan/berkelimpahan. Itu yang penting.
- 'berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan'--seperti jubah yang sampai ke ujung kaki--= menjadi pakaian mempelai.
Wahyu 19: 8
19:8.Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
(terjemahan lama)
19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikanorang-orang suci itu."
Kita siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, dan siap menuju ke takhta sorga.
Kalau perbuatan dosa--pakaian kotor--, akan langsung ditangkap oleh maut.
Mulai dari sekarang harus saling mengasihi, yaitu memberi dan mengunjungi. Kita siap menuju takhta di mana tidak ada lagi air mata, dan maut tidak bisa menjamah.
- Matius 7: 12-14
7:12."Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Tauratdan kitab para nabi.
7:13.Masuklah melalui pintu yang sesakitu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14.karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Hukum Taurat: empat hukum: mengasihi Tuhan; enam hukum: mengasihi sesama. Berarti hukum Taurat sama dengan hukum kasih.
'Masuklah melalui pintu yang sesak'= ada pintu kedua.
Praktik keduasaling mengasihi: segala sesuatu yang kita kehendaki sesama berbuat, berkata, dan berpikir kepada kita, kita lebih dulu berkata, berbuat, dan berpikir tentang sesama, mulai dari nikah--sesama yang paling dekat.
Tadi, memberi dan mengunjungi juga mulai dari nikah. Bayangkan kalau kita di dalam rumah tangga berkata: Uangku ya uangku, uangmu ya uangmu.Lalu kita mau berkorban, bagaimana bisa? Tidak akan bisa. Mulai dari nikah dulu. Itulah kabar mempelai--nikah jasmani mengarah pada nikah rohani.
Sekarang juga, kalau suami ingin isteri berbuat baik, suami berbuat baik lebih dulu; ingin isteri tunduk, suami harus lebih dulu mengasihi isteri dan seterusnya. Itu namanya saling mengasihi.
Praktiknya:
- Roma 12: 17
12:17.Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Praktik pertama: berbuat, berkata, dan berpikir yang baik terhadap orang lain. Jangan berbuat jahat!
Yang penting kita berbuat, berkata, dan berpikir yang benar dan baik kepada orang lain. Itu saja kuncinya. Jangan berpikir negatif!
Jangan merugikan orang lain dan pekerjaan Tuhan! Itu yang kita lakukan, katakan, dan pikirkan tentang orang lain.
- Roma 12: 21
12:21.Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Praktik kedua: tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi kebaikan. Ini berarti mulai menjadi satu tubuh.
Kalau sudah satu tubuh, tidak akan saling menyakiti. Kita tidak bisa saling mengasihi karena tidak satu tubuh; tidak peduli dengan orang lain di dalam rumah tangga--egois. Yang benar adalah memberi perhatian (memberi dan mengunjungi), sampai memberi nyawa. Dalam penggembalaan juga tidak bisa satu.
Coba mulai dengan memberi dan mengunjungi, kemudian meningkat, yaitu tidak mau berbuat jahat kepada sesama tetapi hanya mau berbuat, berkata, dan berpikir yang benar dan baik, tidak merugikan orang lain dan pekerjaan Tuhan, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan--kita sudah jadi satu tubuh.
Kalau sudah demikian, maka PINTU KEDUA TABERNAKELterbuka; pintu kemah terbuka--pintu yang sesak. Kita bisa masuk ruangan suci; kandang penggembalaan--kita TERGEMBALA.
Matius 7: 13
7:13. Masuklah melalui pintu yang sesakitu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
Kita masuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya termasuk fellowship; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; kita minum supaya tidak haus di padang pasir--kita dipuaskan oleh Tuhan.
Kalau haus, bahaya, sudah tidak ada rem lagi--seperti perempuan Samaria yang lima kali kawin cerai dan berikutnya seks bebas.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; kita diberi makan, supaya kuat dan rohani kita bertumbuh ke arah kesempurnaan.
Kalau tidak makan, akan letih lesu dan berbeban berat, tersandung dalam pelayanan dan dosa-dosa, sampai rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi, bahkan menuju kematian kedua.
Nanti saat antikris semakin berkuasa, goncangan akan semakin hebat. Kalau gereja tidak ada ibadah pendalaman alkitab, gawat, karena nanti saat kita disingkirkan pada zaman antikris berkuasa seratus persen di bumi, kita akan beribadah pendalaman alkitab.
Kalau sekarang gereja tidak ada ibadah pendalaman alkitab, mau ke mana? Kalau kita tidak tekun dalam ibadah pendalaman alkitab, mau ke mana, sementara di padang gurun kita beribadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci selama tiga setengah tahun. Tidak akan mampu!
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernapas dengan kasih Allah sampai hidup kekal selamanya.
Kita tergembala dengan benar dan baik. Kita saling mengasihi, dan pintu kemah terbuka, daging sudah dipotong--membalas kejahatan dengan kebaikan--sehingga bisa tergembala dengan benar dan baik.
Kalau membalas kebaikan dengan kejahatan, orang itu tidak akan bisa digembalakan. Yesus sebagai Gembala yang sempurnapun masih dikhianati oleh Yudas Iskariot.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Inilah pengertian saling mengasihi yaitu sampai bisa tergembala.
Kalau sudah tergembala, kita tinggal melekat saja, dan Pokok yang berusaha. Kita bekerja dan sekolah yang baik, tetapi jangan lupa untuk melekat pada pokok anggur yang benar, Dia yang menentukan semua.
Masuk kandang penggembalaan memang lewat pintu yang sempit bagi daging, tetapi di balik itu luar biasa.
Hasilnya:
- Yohanes 10: 9-10 => pasal penggembalaan
10:9.Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10.Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Hasil pertama: hidup berkelimpahan.
Secara jasmani: kita dipelihara sampai mengucap syukur; bisa menikmati berkat Tuhan.
Secara rohani: mengalami damai sejahtera. Semua enak dan ringan sampai kekal selamanya.
- Yohanes 15: 1-3
15:1."Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2.Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
15:3.Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
'firman yang telah Kukatakan'= firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Hasil kedua: kita mengalami penyucianterhadap daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya oleh firman pengajaran yang benar secara terus menerus, sehingga kita bisa berbuah.
Kita disucikan dari keinginan jahat--keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah--, keinginan najis--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--, dan kepahitan--iri, benci.
Berbuah= berubah.
Pedang firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua: tajam pertama untuk memotong keinginan jahat, najis, dan kepahitan, dan tajam kedua untuk membaharui dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Kalau kita saling mengasihi sampai membalas kejahatan dengan kebaikan, pintu kemah akan terbuka, dan kita bisa digembalakan dengan benar dan baik. Gembala bisa menggembalakan. Kalau gembala berbuat jahat, tidak akan bisa menggembalakan, apalagi kalau membalas kebaikan dengan kejahatan. Domba-domba juga tidak bisa tergembala.
Matius 7: 15-17 => tentang buah
7:15."Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16.Dari buahnyalahkamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
'pohon yang baik'= tergembala dengan benar dan baik.
Berbuah yang baik= berubah= sembilan buah roh--gambar Allah Tritunggal.
Kalau berbuah yang jahat , tidak berubah, malah dagingnya yang menonjol.
Lewat tergembala dengan benar dan baik, cepat atau lambat pasti berbuah.
Kalau tergembalanya masih setengah-setengah seperti Yudas, bahaya, ia masih ke sana ke mari; mendengar ahli Taurat. Hati-hati!
"Bukan berarti di sini yang paling benar. Tidak! Dulu kami juga berfellowship. Harus berfellowship dengan yang benar. Kalau tidak benar, hati-hati! Kalau benar tetapi tidak mau fellowship, bahaya. Kalau tidak benar kita fellowship juga bahaya. Mari pilih yang benar!"
Jangan ke sana ke mari, nanti akan jadi pengkhianat--berbuah tidak baik. Percayalah. Jangan berkata: Hanya begini.Satu waktu dia akan berkhianat seperti Yudas Iskariot, ia mendengar Yesus dan ahli Taurat, dan akhirnya berkhianat. Tidak mungkin tidak. Kalau mendengar dua, pasti memilih salah satu, dan pasti memilih yang salah. Perhatikan baik-baik!
Salomo juga menghadapi isterinya, tetapi dia mau mendengarkan, lama-lama dia ikut isterinya.
Benar dengan tidak benar tidak bisa bercampur sedikitpun. Terang dengan gelap tidak bisa bercampur sedikitpun. Harus terpisah; satu waktu harus memilih salah satu. Celakanya dari kitab kejadian sampai wahyu, yang dipilih justru yang tidak benar.
"Karena itu saya katakan: kalau sama-sama benar, silakan, tambah hebat kita, tambah kuat imannya. Saya punya kesaksian, ada sepasang suami isteri, saya tidak tahu, ternyata dia marah dan tidak mau ibadah lagi, padahal mereka pelayan Tuhan. Hari minggu datang ke Lemah Putro, firman yang disampaikan om Pong tentang domba yang hilang. Dia pulang dan langsung pengakuan. Kalau sama-sama benar, kuat. Kalau tidak benar, dia akan pindah.
Kemarin kesaksian di sini, seorang ibu bersaksi bagaimana dia karena jodoh masih begini begitu, susah hidup itu; tidak berbuah. Kalau kita mantap untuk tergembala dengan benar dan baik, cepat atau lambat pasti berbuah. Tuhan tolong kita. Kalau sama-sama benar, silakan, tetapi ingat, harus jujur. Kalau tidak benar, jangan. Jangan bilang: beda sedikit!"
Galatia 5: 22-23 5:22.Tetapi buah Rohialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,5:23.kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Sembilan buah Roh adalah:
- Gambar Allah Bapa:
- Kasih,
Kalau kita ada kasih--orang jahatpun kita doakan--, itulah gambar Allah Bapa. Kalau orang baik malah kita benci, itulah gambar setan.
Kita harus jujur mengoreksi diri sendiri.
"Karena itu kalau saya jengkel melihat sesuatu, saya minta ampun: Darah Yesus. Berarti saya masih merasa tidak enak. Perasaan seperti itu harus dibunuh; saya harus mengasihi, itu satu tubuh, siapa tahu dia bisa dimenangkan. Sekarang dia masih begitu, belum tentu. Penjahat bisa jadi imam--Yesus berkata: Hari ini kamu bersama-sama Aku di Firdaus. Dia menjadi penghuni Firdaus, berarti seorang imam. Sebaliknya, imam bisa menjadi penjahat. Sekarang baik-baik, nanti jadi penjahat. Karena itu yang paling bagus adalah mengasihi."
- Sukacita.
- Damai sejahtera. Kalau masih ada kekuatiran, berarti belum ada gambar Allah Bapa, tetapi gambar setan.
- Gambar Anak Allah:
- Kesabaran.
- Kemurahan.
- Kebaikan.
- Gambar Allah Roh Kudus:
- Kesetiaan.
- Kelemahlembutan.
- Penguasaan diri.
Kita kembali pada gambar Allah Tritunggal, mulai dari sekarang wajah berserisampai satu waktu saat Yesus datang kedua kali kita diubahkan menjadi sempurna sama mulia dengan Dia; kita menjadi mempelai wanita sorga. Tadi pakaiannya, sekarang mempelainya. Kita siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Mungkin Tuhan mencari satu buah saja--seperti pohon ara di pinggir jalan, Tuhan mencari buah saat Dia lapar. Kalau sudah ada satu buah, kita sudah selamat, masih diberi kesempatan untuk berbuah lagi.
Tampilkan satu buah Roh! Tuhan akan menghargai--bisa memuaskan Dia--, dan Dia memberi kesempatan untuk berbuah/berubah sampai sempurna, sama mulia dengan Dia, dan kita menjadi mempelai wanita-Nya.
Hati-hati dengan nabi palsu! Ajaran palsu termasuk gosip ini yang membuat kita tidak berbuah.
Matius 7: 15-16
7:15. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsuyang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Nabi palsu dengan ajaran palsunya menunjukkan penggembalaan palsuyaitu dimulai dari kemakmuran dan hiburan jasmani--semua dihitung dengan berkat jasmani--, bukan pintu sempit, sehingga gembala dan domba tidak mau masuk pintu sempit; beredar-edar, dan akibatnya diterkam serigala--tidak berbuah; sama seperti ranting kering yang hanya akan dibakar.
Penggembalaan yang benar menunjukkan pintu sempit dulu--sengsara dulu--, baru di baliknya ada kelimpahan mulai dari sekarang sampai hidup kekal selamanya.
Hati-hati! Banyak gembala dan domba yang beredar-edar dari pada yang tergembala. Tuhan tolong kita semua.
Hati-hati dengan ajaran palsu! Sedikit saja, bahaya, tidak akan pernah bertemu lagi.
Inilah praktik saling mengasihi: memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan sampai memberi nyawa--membuka pintu gerbang; kita benar-benar hidup benar, selamat, dan diberkati Tuhan.
Kemudian saling mengasihi sampai membalas kejahatan dengan kebaikan; daging sudah dirobek--kita masuk pintu yang sempit/pintu kemah--, dan kita berbuah-buah.
- Roma 13: 8-9
13:8.Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Praktik ketigasaling mengasihi: membereskan semua hutang, terutama hutang dosa lewat berdamai.
Kita harus mengalami pelayanan pendamaian dari Yesus Imam Besar. Dulu Harun satu tahun sekali masuk pintu tirai--pintu ketiga--untuk mengadakan pelayanan pendamaian. Sekarang Yesus sudah melintasi segala langit--pintu tirai sudah terbuka--, dan Dia mengadakan pelayanan pendamaian di takhta sorga. Berarti kita harus masuk pintu tirai--PINTU KETIGA TABERNAKEL--, artinya perobekan daging sampai daging tidak bersuara untuk mengalami PENDAMAIAN.
"Mau berdamai, susah kalau daging tidak dirobek. Daging harus dirobek sampai tidak bersuara lagi."
Matius 5: 23-26
5:23.Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbahdan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24.tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamaidahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25.Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
'mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah'= hamba/pelayan Tuhan; imam-imam.
Banyak pelayan Tuhan sudah berbuat dosa, tetapi acuh, dan tetap melayani. Ini berarti berhutang darah.
Guru sekolah minggu, perhatikan! Anak-anak adalah kertas putih, mau ditulisi apa? Memang kita ada kekurangan, tetapi cepat selesaikan, jangan dibiarkan. Kalau tetap berbuat dosa, anak-anak akan ditulisi dosa, begitu juga kalau gembala tetap berbuat dosa, jemaat akan ditulisi dosa. Jangan!
Karena itu berdamai dulu, baru melayani--'lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu'.
Tetapi ada yang merendahkan diri tetapi salah: Om, saya mau berhenti melayani, saya tidak layak.Salah! Dosanya yang dibuang, bukan pelayanannya.
"Ada yang pura-pura merendahkan diri, padahal sombong: Saya tidak layak, om. Saya jawab: Saya lebih tidak layak dari pada kamu, tetapi saya mengaku dan mau meninggalkan dosa. Diam dia. Itu yang benar, dosanya yang ditinggalkan, bukan pelayanannya. Tuhan tolong kita semua."
Berdamai= mengalami pelayanan pendamaian Imam Besar yang membawa, darah dan dupa untuk masuk ruangan maha suci lewat pintu tirai. Yesus membawa darah-Nya sendiri, dan dupa--doa syafaat untuk kita siang malam.
'Segeralah berdamai!', artinya: pada waktu firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua menusuk hati, pikiran, perbuatan, dan perkataan kita--menunjuk dosa-dosa kita--, kita harus segera berdamaiyaitu saling mengaku dan mengampuni.
Jangan seperti Akhan yang mengaku karena didorong-dorong. Percuma! Tidak ada pengampunan. Harus dengan dorongan firman. Jangan ditunda!
Mengapa?Istilah 'segera' mengandung arti dua hal:
- Kalau menunda-nunda, akan diserobot setan dan kita tidak akan pernah berdamai.
- Berlomba dengan kedatangan Yesus.
Kalau menunda-nunda, dan Yesus sudah datang, sudah tidak bisa lagi berdamai.
Ayat menuliskan: 'Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil'; hanya hamil tetapi tidak pernah lahir, artinya hanya rindu untuk berdamai, tetapi tidak pernah dilakukan--tidak pernah lahir.
Segera berdamai saat firman menusuk hati, pikiran, dan seluruh hidup kita--menunjukkan dosa-dosa kita--terlebih saat perjamuan suci.
Saat perjamuan suci ada dua kemungkinan:
- Yohanes bersandar di dada Tuhan= berdamai.
- Yudas tidak mau mengaku, dan ia pergi untuk selamanya.
Karena itu perjamuan suci tidak sembarangan. Harus ada pedang firman, baru ada perjamuan suci, karena ini menentukan nasib hidup kita. Kalau berdamai, kita akan bersandar; kalau tidak mau, akan pergi selamanya seperti Yudas.
Mari, biar kita hancur hati saat firman menusuk kita. Kita bisa mengaku kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Kita juga mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Hasilnya: darah Yesus membereskan segala hutang dosa. Kalau tidak beres, tidak akan pernah keluar dari penjara neraka; binasa selamanya--saat Yesus datang sudah tidak bisa berdamai lagi.
Sekarang, lunaskan hutang dosa lewat darah Yesus!
Tandakalau hutang dosa sudah beres: hati nurani tidak tertuduh lagi, dan kita tidak bisa menuduh orang lain.
Ini adalah hati nurani yang tenang/damai sejahtera.
1 Yohanes 3: 21-22
3:21.Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduhkita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22.dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Untuk masalah dosa, jangan menghakimi orang lain!Kalau soal pengajaran, kita bukan menghakimi tetapi selektif. Harus tegas! Tetapi jangan ikut-ikut soal dosa, tetapi periksa dosa sendiri! Kalau banyak menuduh, tidak akan pernah mengoreksi diri sendiri. Tuhan tolong kita semua.
Kalau hati nurani tidak tertuduh dan kita tidak menuduh orang lagi, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah--langit terbuka bagi kita; Firdaus terbuka. Seperti penjahat di sebelah Yesus berkata: Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.Dia mengaku, dan Yesus berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Langit dan sorga terbuka bagi dia.
Stefanus dilempari batu, dia berdoa: Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dan ia berkata: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.
Yesus berdiri, siap untuk menolong dan melayani kita.
Malam ini juga, kalau hati sudah beres; dosa sudah beres, maka kita bisa menghampiri takhta Tuhan. Kita bisa berdoa, berseru dan berserah kepada-Nya, dan Dia akan mengulurkan tangan setia dan belas kasih-Nya kepada kita semua.
Hasilnya:
- Ibrani 4: 14-16
4:14.Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15.Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16.Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Hasil pertama: tangan kasih setia Imam Besar dapat menolong tepat pada waktunya.
Istilah 'dapat menolong' berarti mampu menolong sampai yang mustahil sekalipun; tidak bisa dibatasi.
'tepat waktunya'= tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat.
Jangan paksa Tuhan! Yang penting pintu-pintu harus sudah terbuka, mulai dari pintu gerbang terbuka--memberi dan mengunjungi sesama sampai punya pakaian mempelai--, pintu kemah terbuka--kita tergembala dengan benar dan baik, dan ada buah-buah roh; kita berubah--, sampai pintu tirai terbuka--kita membereskan dosa, dan kita mengalami uluran tangan Imam Besar.
Sabar sedikit! Seperti ibu yang hamil, kalau sudah tidak kuat lagi, itu sudah waktunya Tuhan. Kita tunggu waktu Tuhan. Petrus sudah tenggelampun masih bisa ditolong--tepat waktu. Percayalah!
- 1 Petrus 5: 6
5:6.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Hasil kedua: tangan Imam Besar yang setia dan berbelas kasih sanggup meninggikan kitapada waktunya.
Artinya:
- Jatuh dalam dosa bisa dipulihkan untuk hidup benar dan suci. Jangan berbuat dosa lagi!
Daud pernah jatuh--bukan saya setuju orang jatuh--, tetapi seringkali tidak sadar sudah jatuh lewat pikiran dan lain-lain, masih ada pengangkatan.
- Gagal menjadi berhasil dan indah.
Tenang saja. Kita sabar menunggu waktu Tuhan. Sudah beres semua, dosa selesai, tinggal pengangkatan dari Tuhan.
Serahkan semua kepada Tuhan!
- Dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Semoga kepercayaan Tuhan kepada kita tidak dialihkan kepada orang lain.
"Pdt In Juwono dan Pdt Pong selalu berkata: Jangan sampai kepercayaan ini dialihkan kepada orang lain."
- Kita diangkat di awan-awan yang permai; disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus. Kita masuk pintu perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19: 9), pintu Firdaus terbuka (Wahyu 20), dan pintu Yerusalem baru terbuka (Wahyu 21-22). Benar-benar kita berada di takhta sorga, bertemu Dia muka dengan muka, tidak ada air mata dan maut lagi. Kita hidup kekal dan bahagia selamanya.
Air mata, dosa, dan masalah, semua ini adalah maut; semua akan ditiadakan oleh Tuhan. Tergembala dengan baik hari-hari ini!
- Buka pintu gerbang! Jangan berbuat jahat tetapi baik hari-hari ini!
- Buka pintu kemah, kita tergembala.
- Buka pintu tirai,berdamai satu dengan yang lain. Bereskan semuanya, jangan disimpan. Tangan Imam Besar akan diulurkan untuk membuka pintu-pintu; dan mengangkat kita tepat pada waktunya.
Serahkan semua kepada Tuhan! Sabar menunggu waktu Tuhan membuka pintu dan mengangkat kita semua. Jangan kecewa, putus asa atau bangga dengan sesuatu!
Apapun yang sudah terjadi, janji Tuhan tidak berubah.
Mari, masuk pintu gerbang hari-hari--sungguh-sungguh hidup benar--, pintu kemah--tergembala sungguh-sungguh--, dan pintu tirai--perobekan daging, selesaikan dosa-dosa, sampai hati tidak tertuduh dan menuduh; hati tenang/damai, yakin pada Tuhan, tidak ada kekuatiran dan kebimbangan.
Kuncinya ada pada hati--pintu hati.
Apapun yang sedang terjadi, tenangkan hati, mohon pada Tuhan. Yang sudah berhasil, jangan ada kebanggaan. Kalau masih di bawah, jangan kecewa dan putus asa. Jangan membatasi kuasa Tuhan! Percayalah kepada Imam Besar dan Gembala Agung kita! Semua akan indah pada waktunya--Dia yang menjadi buruk dan hancur di kayu salib.
Di kayu salib Dia berteriak:
Sudah selesai!Semua sudah beres, terutama dosa-dosa. Kalau dosa selesai, masalah akan selesai, dan semua menjadi indah. Kita akan ditinggikan pada waktunya oleh Tangan yang kuat.
Tuhan memberkati.