Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema ibadah persekutuan di Medan:
Wahyu 19: 9
19:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

'Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba'= perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan antara Yesus yang datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Kepala--Raja di atas segala raja--dan Suami--Mempelai Pria Sorga--dengan sidang jemaat, kita semua yang sempurna/tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga/isteri--di awan-awan yang permai (pertemuan di udara); sama dengan nikah rohani/nikah yang sempurna antara Kristus dengan sidang jemaat. Sesudah itu kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan kerajaan sorga yang kekal (Yerusalem baru).

Oleh sebab itu kita harus menjaga nikah yang jasmani untuk bisa mencapai nikah yang rohani mulai dari awal, perjalanan, sampai akhir nikah.
Apa yang dijaga? kebenarannya--nikah harus sesuai dengan alkitab--, kesucian, dan kesatuan nikah--tidak tercerai-berai--, sampai mencapai nikah yang rohani antara Yesus dengan sidang jemaat yang sempurna.

Hubungan nikah yang rohani/nikah sempurna antara Kristus dengan sidang jemaat adalah hubungan kasih yang sempurna yang tidak terpisahkan oleh apapun--kasih sempurna sama dengan dua loh batu.

Jadi untuk bisa masuk nikah yang rohani kita harus memiliki kasih sempurna--dua loh batu.
Matius 22: 34-40
22:34. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35. dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36. "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37. Jawab Yesus kepadanya: "
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamumanusia seperti dirimu sendiri.
22:40. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."


Bukti memiliki kasih sempurna:

  1. Mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa, dan roh--mengasihi dan mengutamakan Tuhan lebih dari semua.
  2. Mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan--mengasihi orang yang memusuhi dan merugikan kita.

Malam ini kita belajar yang pertama: MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI SEMUA.
Ulangan 13: 3-4
13:3. maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
13:4. TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu
harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.

Kalau kita mengasihi Tuhan lebih dari semua, kita akan takut akan Dia.
Praktiknya:

  1. Amsal 3: 7-8
    3:7. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHANdan jauhilah kejahatan;
    3:8. itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.

    Praktik pertamatakut akan Tuhan: menjauhi kejahatan/dosa; sama dengan bertobat--berhenti berbuat dosa (mati terhadap dosa), dan kembali kepada Tuhan--, kemudian hidup dalam kebenaran--halaman Tabernakel.

    Prosesnya:

    • Bertobat, mati terhadap dosa mulai dari delapan dosa yang menenggelamkan kita di lautan api dan belerang.
      Wahyu 21: 8
      21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7)dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

      'penakut'= takut pada sesuatu di dunia sampai melawan Tuhan (sampai berbuat dosa).
      'orang-orang yang tidak percaya'= termasuk bimbang,
      'orang-orang keji' = jahat,
      'orang-orang pembunuh'= kebencian,
      'sundal'= najis.

    • Baptisan air--delapan dosa ditenggelamkan, dan delapan orang naik ke satu bahtera Nuh; bahtera Nuh menunjuk pada baptisan air yang benar.

      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran (semua aspek dalam hidup harus benar).

    Hasilnya: Kita mengalami kesehatan dari Tuhan.
    Amsal 3: 8

    3:8. itulah yang akan menyembuhkan tubuhmudan menyegarkan tulang-tulangmu.

    Secara jasmani sehat--bisa beribadah melayani Tuhan--, secara rohani juga sehat--mengalami ketenangan, damai, semua enak dan ringan, tidak takut; tidak kering rohani; wajah berseri; sehat dalam ibadah pelayanan--, dan juga sehat dalam rumah tangga--nikah dan buah nikah ada dalam kebenaran, kesucian, dan kesatuan--, sampai satu waktu kita tidak bercacat cela--sempurna..

    Mungkin ada penyakit, tetapi kalau kita bisa beribadah melayani Tuhan berarti kita sehat secara jasmani. Biar tidak ada penyakit, kalau tidak beribadah, berarti ada sakitnya.

    Jadi urusan kita sekarang adalah menjauhi dosa--bertobat dan hidup benar--, urusan kesehatan jasmani (termasuk kesehatan ekonomi), rohani, dan rumah tangga adalah urusan Tuhan sampai kita mencapai kesempurnaan.

  2. Yosua 24: 14
    24:14. Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.

    Praktik kedua takut akan Tuhan: beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia--ruangan suci--:

    • Tulus ikhlas.
      Kita ingat tulus seperti merpati, artinya

      1. Ibadah kita tidak pura-pura/munafik tetapi sungguh-sungguh dan ibadah itu hanya bagi Tuhan--bukan untuk melayani manusia atau supaya dilihat manusia.

        Hati-hati! Antikris berasal dari antara kita tetapi yang tidak sungguh-sungguh pada kita.
        Kita datang beribadah melayani Tuhan hanya untuk Tuhan.
        Keluaran 29: 1
        29:1. "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

        'memegang jabatan imam bagi-Ku'= bagi Tuhan, bukan bagi manusia.

        Rasul Paulus mengatakan: tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir; mari tunjukkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia.

      2. Tidak memaksa, tidak dipaksa, dan tidak terpaksa, tetapi melayani dengan sukacita dan sukarela.
      3. Tidak ada kepahitan hati--iri hati, benci, dendam.
      4. Bisa tergembala dengan benar dan baik untuk menghadapi serigala--antikris dan nabi palsu. Kalau gembala tulus, maka ia bisa menggembalakan dengan benar. Kalau jemaat tulus ikhlas seperti merpati, juga bisa tergembala dengan benar dan baik.

      Mengapaharus tulus ikhlas? Untuk menghadapi serigala--gambaran dari antikris dan nabi palsu.
      Hati-hati! Tadi dalam pembacaan Ulangan 13, kalau ada nabi mengajarkan ajaran palsu, jangan mau.

      Matius 10: 16, 30=> penganiayaan yang akan datang
      10:16. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
      10:30. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.

      Posisi kita hanya seperti domba di tengah-tengah serigala. Sekalipun kita tidak berdaya--seperti domba di tengah serigala, bahkan hanya seperti sehelai rambut--, kalau kita beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas--tergembala dengan benar dan baik--kita akan dihitung oleh Tuhan.
      Artinya: Gembala Agung sanggup memelihara, menolong, dan melindungi kita secara ajaib; kita tidak hilang.

    • Setia= kita beribadah melayani Tuhan dengan setia berkobar-kobar dan setia-baik sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
      Matius 25: 21
      25:21. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

      Hasilnya:

      1. Kita dipercaya dalam perkara besar, itulah pelayanan yang lebih besar/meningkat: mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Pelayanan yang meningkat sama dengan pelayanan melimpah.

        "Saya ingat kesaksian dari Pdt In Juwono (alm.), mulai dari Kedurus dipakai Tuhan, melimpah, ke Johor dan Lemah Putro, melimpah lagi, antar penggembalaan, melimpah lagi, sampai internasional."

        Yang penting adalah setia-baik dan setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.

        Mengapacukup kesetiaan--bukan pintar, hebat dan sebagainya--? Karena kesetiaan bisa menutupi segala kelemahan. Itu yang penting. Dalam nikah ada kelemahan kita, tetapi kalau setia, bisa ditutupi oleh Tuhan, begitu juga dalam penggembalaan dan antar penggembalaan.

        "Saat masih mengadakan ibadah persekutuan di Malang, saya masih takut kalau berbenturan tanggalnya, takut tidak ada yang datang. Itu kelemahan saya. Akhirnya terserah, mau yang datang hanya satu tetap dilayani. Di Surabaya juga, tiga kali ibadah saja, sebab dari Malang sulit datang. Pikiran saya: Jemaat masih sekian, nanti bisa kosong karena gedungnya besar sekali. Tetapi mulai bulan April nanti lima kali ibadah. Inilah kesetiaan yang menutupi kelemahankita."

        "Saya ingat dulu pertama kali mengadakan di Malang, cari penginapan yang sangat sederhana. Tetapi Tuhan memberi hikmat, sekalipun sederhana, suami isteri tetap satu kamar. Tidak punya kemampuan, tetapi kalau setia, Tuhan yang akan meningkatkan. Bukan sombong, tetapi kita berharap keajaiban Tuhan. Kita hanya sehelai rambut. Bapak, ibu juga, mungkin pekerjaan mustahil, mari, urusan kita adalah beribadah melayani Tuhan. Jangan pikir-pikir lagi! Ada gerakan dari Tuhan, layani Dia dengan tulus ikhlas, maka urusan hidup dan semuanya akan jadi urusan Tuhan; dari ujung rambut sampai telapak kaki, urusannya Tuhan."

      2. Kita mengalami kebahagiaan sorga--semakin meningkat pelayanan, semakin meningkat kebahagiaan--, sampai puncaknya masuk perjamuan kawin Anak Domba.

    Jadi sekalipun kita domba di tengah serigala (sehelai rambut), jika kita beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia, Tuhan sebagai Gembala yang baik akan menghitung kita, artinya Dia sanggup melindungi, memelihara, menolong, memakai kita secara ajaib, dan Dia sanggup memberikan kebahagiaan yang bertambah-tambah di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, sampai masuk perjamuan kawin Anak Domba, bahkan sampai selamanya.

    Jadi urusan kita sekarang adalah beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia; tergembala dengan benar dan baik, dan semua urusan hidup kita sampai masa depan adalah urusan Tuhan. Jangan mengurus apa yang jadi urusan Tuhan!

    Hati-hati dengan serigala--dosa dan ajaran palsu--! Jangan merasa kuat! Kita tidak sadar, kita sudah menjauh; semakin merasa hebat, kita semakin jauh dari Tuhan, sampai tidak bisa terlepas (semakin jauh terperangkap).
    Jangan coba-coba! Dari kitab Kejadian--Hawa menambah dan mengurangi firman karena dengan suara asing--, sampai kitab Wahyu 22: 18 dituliskan: Jangan menambah dan mengurangi.Artinya: jangan dengar suara lain, tidak akan mampu! Tuhan tolong kita.

    "Guru saya mengatakan: Kalau bisa kembali, itu adalah kemurahan Tuhan yang besar."

    Gembala yang baik sudah memberikan nyawa-Nya bagi domba-dombanya, supaya kita dihitung, dan kita akan mengalami keajaiban-Nya.

    Inilah praktik takut akan Tuhan yang kedua. Tadi yang pertama: membenci kejahatan--bertobat dan masuk baptisan air.

    "Yang belum baptisan air, mari ikut baptisan air. Semoga firman ini yang mendorong. Yang belum ditenggelamkan (belum dikuburkan), berarti belum dibaptis air. Dari pada ditenggelamkan dalam lautan api belerang--pada zaman Nuh ditenggelamkan dalam air bah--, lebih baik ditenggelamkan pada saat baptisan air. Tuhan tolong kita."

  3. Ulangan 13: 4
    13:4. TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.

    'suara-Nya harus kamu dengarkan' = jangan dengar suara asing, tetapi suara Tuhan.

    Praktik ketigatakut akan Tuhan: berpegang teguh pada perintah Tuhan/firman pengajaran yang benar--ruangan maha suci.

    Pengkhotbah 12: 13
    12:13. Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.

    'dari segala yang didengar
    ' = firman.
    (terjemahan lama)
    12:13. Maka kesudahan segala perkara yang didengar ia ini: Takutlah akan Allah dan
    peliharakanlah segala firman-Nya, karena itulah patut kepada segala manusia.

    Kalau digabung: berpegang teguh pada pengajaran yang benar sama dengan hanya mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar--suara Tuhan; firman yang dikatakan oleh Yesus--sampai daging tidak bersuara lagi--seperti bayi yang ingin akan air susu yang murni dan rohani--, bukan suara asing.
    Suara asing adalah suara yang berbeda dengan alkitab; berbeda dengan yang diajarkan kepada kita.

    "Yang saya lihat, dua gembala terakhir yang menggembalakan saya (Pdt Pong dan Pdt In Juwono), hanya itu kelebihannya yaitu hanya berpegang pada satu pengajaran. Kalau berbeda, jangan sekali-kali ikuti, kita sudah menjauh, semakin tidak ketemu, beda tujuan. Kalau dua orang tidak bertemu, berarti satu benar satu salah. Kita serahkan kepada Tuhan. Kalau sama-sama benar pasti satu garis."

    Istilah dalam kitab Petrus: sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani. Hanya ingin yang benar, tidak ada keinginan dengan yang lain. Inilah orang yang lahir baru. Air susu yang murni dan rohani hanya ada di alkitab.

    Mendengar dan taat dengar-dengaran sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan--berseru dan berserah--, dan Dia mengulurkan tangan kasih-Nya sehingga kita hidup dalam tangan kasih-Nya.

    Inilah loh batu pertama--mengasihi Tuhan lebih dari semua--yaitu takut akan Tuhan: menjauhi dosa; bertobat, baptisan air dan hidup benar--kesehatan kita urusan Tuhan--, beribadah melayani Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia sampai bisa tergembala--sekalipun bagai sehelai rambut, Tuhan yang menentukan semua hidup kita--, dan hanya mendengar dan dengar-dengaran pada suara Tuhan/firman pengajaran yang benar--seperti bayi yang hanya ingin akan air susu yang murni dan rohani, tidak ada keinginan yang lainnya. Kita menyerah, mengangkat dua tangan kepada Tuhan, dan Dia mengulurkan tangan kasih-Nya sampai kita hidup dalam tangan kasih-Nya yang sempurna.

    Dalam menghadapi krisis di akhir zaman, mari jauhi dosa (halaman Tabernakel), tergembala (ruangan suci), ulurkan tangan sampai daging tak bersuara (percikan darah; ruangan maha suci). Kalau kita mengulurkan tangan, seringkali harus berkorban atau dikorbankan, inilah percikan darah dan Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita.

    Hasilnya:

    • Untuk bangsa kafirkita belajar dari janda Sarfat (menghadapi krisis).
      1 Raja-raja 17: 7, 11-15
      17:7. Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
      17:11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
      17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali
      segenggam tepungdalam tempayan dan sedikit minyakdalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
      17:13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi
      buatlah lebih dahulu bagikusepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
      17:14. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
      17:15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

      'tetapi buatlah lebih dahulu bagiku'= bagi Tuhan.
      'sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi' = selama tiga setengah tahun.
      'beberapa waktu lamanya' = tiga setengah tahun.

      Hasil pertama: kuasa pemeliharaan.

      Bangsa kafir akan menghadapi sungai yang kering--kekeringan atau ketandusan dunia akhir zaman (krisis total di dunia) sampai antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun. Ini yang kita hadapi, tidak mungkin tambah bagus.
      Keadaan dunia akan semakin kering sampai krisis total--sungai yang kering di dunia.

      Sikap kita adalah jangan mengandalkan tepung dan minyak dari dunia, tidak akan cukup. Kekuatan dunia: ijazah, modal, kekayaan, kepandaian, kedudukan dan sebagainya tidak akan cukup untuk menghadapi krisis di dunia sampai antikris berkuasa; kita akan mati kelaparan.
      Oleh sebab itu kita harus mengandalkan tepung dan minyak secara rohani, itulah firman dalam urapan Roh Kudus (firman pengajaran yang benar). Tepung = firman. Minyak = urapan Roh Kudus.

      Kita harus bekerja dan kuliah yang baik, tetapi hari-hari ini kita harus diisi dengan firman pengajaran yang benar. Mengapa harus ragu? Pengajaran ini sudah bertahan hampir sembilan puluh tahun, yang lainnya hanya sebentar sudah hilang.

      "Mau diisi ilmu apapun, silakan, tetapi jangan diisi ilmu hitam (penyembahan berhala dan sebagainya). Hamba Tuhanpun sudah ada yang belajar ilmu sulap yang disalahgunakan (aliran magic gospel). Jadi untuk menginjil orang pakai sulap sendok dibengkokkan. Lalu bilang: Inilah kekuatan Tuhan. Jangan belajar itu, bahaya! Salah satu anak hamba Tuhan yang pernah tinggal di sini pernah terkena aliran itu. Hidupnya payah, untung Tuhan masih menolong. Itulah kalau tidak setia, hidupnya melenceng terus, tahu-tahu sudah belajar magic gospel. Mengerikan! Ada juga yang pakai hiburan dan sebagainya. Tidak mengandalkan tepung dan minyak."

      "Ajaran dari Tuhan: Berapa roti yang ada padamu? Firman saja! Inilah yang ditegaskan dalam kabar mempelai--sejak zaman Pdt. van Gessel (sebelum tahun 1970), sampai sekarang sudah 87 tahun. Banyak ajaran lain sudah menghilang. Tetapi pengajaran Tabernakel sampai sekarang masih bertahan. Mengapa kita masih ragu?Andalkan roti dan minyak; firman pengajaran yang benar."

      Kita harus diisi dengan firman pengajaran yang benar. Tujuan ibadah pelayanan yang terutama adalah diisi firman pengajaran yang benar.

      "Sejak dulu terjadi. Saya mengajar agama Kristen di SMP negeri, murid saya dua ratusan. Kami mengadakan natal. Baru pertama kali diadakan. Diberi daftar acaranya, jadi firmannya disuruh untuk mengurangi. Saya dulu ikut-ikut karena tidak mengerti. Sekarang saya tidak mau. Lebih baik tidak datang."

      Prosesdiisi firman: mendengar dengan sungguh-sungguh, mengerti, percaya, sampai praktik firman. Firman pengajaran yang benar akan ada dalam genggaman tangan kita--seperti tepung segenggam.
      Satu genggam sama dengan jantung kita masing-masing.
      Artinya: firman pengajaran kita taruh di jantung hati kita, ini yang menentukan nasib hidup kita.

      Kalau menggenggam erat firman, kita juga akan digenggam erat oleh tangan Tuhan. Jangan dengar yang lain! Begitu dengar yang lain kita mulai menjauh.

      "Saya selalu mengulang-ulang, contohnya adik bungsu saya yang awalnya menghina. Saya katakan: 'Tidak usah datang dari pada menghina.' Tetapi dia terus datang, lama-lama tidak mau ke gereja saya, bahkan baru datang saat jam pulang ibadah. Akhirnya dia bersaksi kepada saya, dia sengaja datang saat jam pulang ibadah, supaya orang tahu, ini adiknya tidak mau datang juga. Untung dia ikut ke Papua, tema ibadah: firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua. Untung dia bisa tertolong."

      Semakin erat kita berpegang teguh pada pengajaran yang benar, semakin erat kita dalam genggaman tangan Tuhan. Murid-murid sampai diancam dan dipenjarakan, tidak apa-apa, malaikat yang melepaskan mereka.
      Setiap detak jantung kita dalam genggaman tangan Tuhan; Dia yang menentukan semuanya. Tidak usah takut sekalipun ada penyakit dan sebagainya. Minum obat, silakan, tetapi detak jantung kita ada dalam tangan Tuhan.

      Tuhan sanggup memelihara di tengah kesulitan sampai antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun. Janda Sarfat mengulurkan tangannya (berkorban nyawa), tetapi malah diberi. Ingat korban Kristus!

    • Belajar dari bangsa Israel, yaitu Musa.
      Keluaran 14: 21
      14:21. Lalu Musa mengulurkan tangannyake atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

      Hasil kedua: kuasa pertolongan.

      Musa mengulurkan tangan sehingga Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk membelah laut Kolsom.
      Saat itu mereka terjepit. Israel dan kafir sama-sama tinggal mati.
      Bagaimana supaya tidak mati? Kita mengulurkan tangan, kita mengutamakan firman hari-hari ini (diisi dengan firman).

      Laut Kolsom terbelah artinya:

      1. Tangan Tuhan sanggup menyelesaikan semua masalah yang mustahil.
      2. Ada kesukaan/kebahagiaan sorga--begitu laut Kolsom terbelah, mereka menyanyi di tepi laut Kolsom.

    • Petrus--gambaran dari gereja Tuhanyang terdiri dari Israel dan kafir.
      Petrus diangkat Tuhan jadi penjala manusia, tetapi ia kembali jadi penjala ikan sehingga gagal dan telanjang--hidup dalam kutukan. Kalau tidak taat, akan masuk dalam suasana kutukan--sudah terjadi sejak Adam dan Hawa.
      Yohanes 21: 3-7, 11
      21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
      21:4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
      21:5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
      21:6. Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu
      mereka menebarkannyadan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
      21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab
      ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
      21:11. Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar:
      seratus lima puluh tigaekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

      'tidak menangkap apa-apa' = gagal.

      Hasil ketiga: kuasa penciptaan.

      Petrus gambaran dari gereja Tuhan.
      Tadi ada kuasa pemeliharaan bagi bangsa kafir (janda Sarfat), kemudian kuasa pertolongan bagi bangsa Israel (Musa).
      Sekarang bagi gereja Tuhan ada kuasa penciptaan--keubahan hidup--menjadi manusia baru.

      Dulu manusia diciptakan sama mulia dengan Tuhan dan ditempatkan di taman Eden, begitu tidak taat, manusia menjadi telanjang dan dibuang ke dunia. Adam dan Hawa telanjang, sama dengan nasibnya Petrus. Tetapi Tuhan mau menciptakan menjadi manusia baru yang sama seperti Tuhan untuk ditempatkan di Firdaus lagi.

      Jadi kuasa penciptaan sama dengan kuasa keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Apa itu? 153 ekor. Tadinya tidak ada ikan bahkan telanjang, sekarang menangkap 153 ekor.
      153 ekor ikan= 1+5+3= 9= sembilan buah roh. Berubah sama dengan berbuah; kita kembali pada ciptaan semula--gambar Allah Tritunggal.

      Galatia 5: 22-23
      5:22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
      5:23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

      Sembilan buah Roh:

      1. 'kasih, sukacita, damai sejahtera' = gambar Allah Bapa; Tuhan.
        Kalau benci, tidak ada gambar Allah Bapa, melainkan gambar setan.

      2. 'kesabaran, kemurahan, kebaikan'= gambar Anak Allah; Yesus.
      3. 'kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri'= gambar Allah Roh Kudus; Kristus.

      Kita kembali pada gambar Allah Tritunggal; Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Sorga--seperti tutup pendamaian yang terdiri dari: kerup I (Allah Bapa; Tuhan), tutupnya (Anak Allah; Yesus), dan kerup II ( Allah Roh Kudus; Kristus).

      Lewat ketaatan (mengulurkan tangan) kita mengalami kuasa pemeliharaan di tengah kesulitan dunia, kuasa pertolongan, dan kuasa penciptaan/pembaharuan--menjadi manusia baru dan kembali pada gambar Allah Tritunggal; menjadi sama dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.

      Tanda kita sudah kembali pada ciptaan semula: jujur.
      Pengkhotbah 7: 29
      7:29. Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.

      Segambar dengan Allah Tritunggal itulah manusia yang jujur.
      Kalau banyak berdalih akan bertambah rusak, apalagi berdalih soal ibadah pelayanan. Tidak ada masalah jadi ada masalah, bahaya. Kalau jujur, akan tambah baik.
      Mulut ini yang menentukan.

      Jujur mulai dari soal pengajaran yang benar; kalau benar katakan: benar, doakan, dan dukung, kalau tidak benar katakan: tidak benar, dan hindari (jangan mendengar). Mulai dari pengajaran iman--pintu gerbang--sampai nikah--tabut perjanjian--harus benar; sesuai dengan alkitab.

      Ajaran sekarang macam-macam hanya supaya manusia enak secara daging. Contohnya: pengajaran tentang iman: iman karena melihat; tentang pertobatan: sekali selamat, selamanya selamat (tidak perlu bertobat, karena sudah ditebus Yesus); pengajaran tentang nikah: boleh kawin cerai, kawin campur.

      Kalau kita jujur dalam pengajaran--mendengar dan mempraktikkan--, kita akan berbuat baik (menjadi teladan dalam berbuat benar dan baik)--banyak yang ikut.
      Titus 2: 7
      2:7. dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladandalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujurdan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,

      Kalau ajarannya tidak benar, tidak akan bisa jadi teladan.
      Hati-hati soal nikah--tabut perjanjian; bagian yang paling tinggi--, ini yang dihantam, sebab nikah yang jasmani dekat dengan perjamuan kawin Anak Domba (nikah yang rohani). Bagi kaum muda, ini adalah ujian terakhir. Sungguh-sungguh ulurkan tangan kepada Tuhan!

      Kalau jujur kita akan dipindahkan dari kutukan pada suasana berkat--Firdaus--: dari tidak ada ikan jadi ada ikan (berkat), gagal jadi berhasil dan indah, telanjang jadi berpakaian (pakaian pelayanan, dicelup darah sampai jubah putih berkilau-kilauan). Dalam pelayanan jubah harus dicelup dalam darah--ada pengorbanan-pengorbanan.

      Jangan pikirkan krisisnya, tetapi urusan kita adalah takut akan Tuhan; membenci dosa, bertobat dan hidup benar--ada kesehatan--, beribadah melayani dengan tulus ikhlas sampai tergembala--sekalipun sehelai rambut kita dihitung Tuhan--, dan mendengar dan dengar-dengaran pada suara Tuhan (mengulurkan tangan kepada Tuhan). Tuhan akan mengulurkan tangan untuk menolong kita: kuasa pemeliharaan, kuasa pertolongan, dan kuasa pembaharuan sampai jadi manusia yang jujur--rumah doa--, dan Tuhan memindahkan dari kutukan kepada berkat.

      Tuhan akan melakukan yang terbaik bagi kita, sampai kalau Dia datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia yaitu, tidak salah dalam perkataan, hanya berseru: Haleluya, untuk menyambut kedatangan Yesus ke dua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kita bersama Dia selamanya.

Mulai dengan menjauhi dosa--bertobat dan hidup benar--, beribadah melayani Tuhan dengan setia sampai digembalakan dengan benar dan baik, dan taat dengar-dengaran. Serahkan semua kepada Tuhan! Dia akan menolong kita semua.

Kembali pada urusan kita, yaitu takut akan Tuhan: menjauhi dosa, setia dan tulus ikhlas sampai tergembala, ditambah dengan taat dengar-dengaran pada suara Tuhan. Kita bisa mengulurkan tangan kepada-Nya, dan Dia mengulurkan tangan kepada kita. Jangan dengar suara lain, kita akan bimbang!

Kita hanya menyerah sepenuh dan selanjutnya urusan Tuhan.
Ibu-ibu belajar dari janda Sarfat, bapak-bapak dari Musa, dan gereja Tuhan dari Petrus.
Suami, isteri, anak, orang tua tidak tahu, kesempatan hanya Tuhan yang tahu.

Genggam erat-erat firman dan perjamuan suci, supaya kita digenggam juga dalam tangan Tuhan. Setiap denyut jantung Tuhan yang menentukan. Genggaman tangan Tuhan yang menentukan, bukan kita. Apalagi hanya ekonomi dan lain-lain, Dia mampu, yang penting kita mengurus urusan kita. Dia tidak menipu kita. Yakinlah! Dia sudah melakukan semua bagi kita sampai tetes darah terakhir; detak jantung terakhir Dia berikan kepada kita untuk menggenggam kehidupan kita, dan menentukan setiap detak jantung kita.

Urusan kita hanya bertobat dan hidup benar--halaman Tabernakel--, beribadah melayani dengan tulus ikhlas dan setia sampai tergembala--ruangan suci--, dan taat sampai daging tidak bersuara apapun pengorbanannya--percikan darah (ruangan maha suci). Kita akan digenggam oleh Tuhan.
Hargai apa yang sudah Dia lakukan untuk kita! Dia sudah mengulurkan tangan kepada kita, biar kita mengulurkan tangan juga kepada Dia.
Perjamuan suci adalah uluran tangan Tuhan yang mampu melakukan apa saja. Selama jantung berdetak oleh keajaiban Tuhan, keajaiban yang lain juga akan terjadi dalam hidup kita. Percayalah, jangan ragu sedikitpun!

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 Juni 2024 (Rabu Sore)
    ... tidak beserta Ayub kehilangan segalanya. Syarat mengalami penyertaan Tuhan bahkan tidak terpisah selamanya duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga kita harus menang bersama Yesus. Wahyu . Barangsiapa menang ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Kalau kalah terhadap ...
  • Ibadah Doa Malang, 08 Desember 2009 (Selasa Sore)
    ... yang datang dalam waktu yang tidak disangka-sangka yaitu berjaga-jaga supaya tidak tidur. Jadi dalam arti rohani kita harus berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani. Markus - tidur rohani tidak menyembah Tuhan tidak suka menyembah Tuhan tidak bergairah menyembah Tuhan kering dalam penyembahan. Akibat tidur rohani adalah Masuk aniaya antikris sampai dipancung ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Januari 2012 (Kamis Sore)
    ... salib juga bisa membuka pintu-pintu yang lain di dunia. Jangan sampai kita ragu untuk menderita sengsara karena Yesus Timotius Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya Suatu saat nanti kita akan menghadapi aniaya untuk bisa beribadah kepada Tuhan. Kejadian - Ketika Yakub bangun ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 19 April 2015 (Minggu Sore)
    ... penggembalaan dan karena Daud taat dengar-dengaran dan setia setia dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan yang TUHAN berikan. Ini adalah ciri penggembalaan. Daud memegang kunci Daud untuk membuka pintu kerajaan Israel. Tetapi Yesus memegang kunci Daud untuk membuka pintu-pintu sampai membuka pintu Sorga bagi kita semua. Yesus tampil sebagai 'Yang memegang kunci ...
  • Ibadah Doa Malang, 14 November 2019 (Kamis Sore)
    ... Kakinya bagaikan tiang api. Wahyu Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Wahyu Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi. Wahyu Berseru dengan suara nyaring seperti singa yang mengaum. Yesus tampil dengan tujuh sinar kemuliaan untuk menyinari manusia berdosa yang hina ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 31 Juli 2013 (Rabu Sore)
    ... Sebab itu akan menimbulkan kepahitan kebencian yang mengancurkan nikah rumah tangga. Sampai akhir nikah. Dijaga kesucian dan kesatuan. Sampai mencapai nikah yang rohani nikah yang sempurna yaitu perjamuan kawin anak domba. Sesudah masuk perjamuan kawin anak domba kita akan masuk Kerajaan tahun damai firdaus dalam Wahyu . Setelah itu masuk Yerusalem ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 01 September 2013 (Minggu Sore)
    ... dapat hidup di dalamnya . Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. ay. syarat masuk baptisan air yaitu mati terhadap dosa bertobat . ay. pelaksanaan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 21 Agustus 2021 (Sabtu Sore)
    ... dan hakim yang lalim. Janda artinya putus hubungan dengan suami. Secara rohani janda menunjuk pada gereja Tuhan yang mengalami penyaliban daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya sehingga bisa berdoa dengan tekun dan sabar--'ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim'. Tekun dan sabar juga merupakan sifat dari anak kecil. Tekun artinya terus menerus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 26 September 2018 (Rabu Sore)
    ... yang benar berasal dari mendengar firman Kristus firman Allah yang diurapi Roh Kudus. Kalau kita mendengar firman dalam urapan Roh Kudus maka Kita bisa mengerti firman Allah--firman Allah ditulis di dahi. Roh Kudus yang menolong kita karena Ia adalah Guru. Kita bisa percaya akan firman sehingga menjadi iman di dalam hati--firman ...
  • Ibadah Raya Malang, 30 Juni 2019 (Minggu Pagi)
    ... palsu menguasai taman Eden lewat ajaran-ajaran palsu makanan rohani yang palsu untuk menghalangi manusia sidang jemaat supaya tidak bisa kembali ke taman Eden Firdaus. Dulu Adam dan Hawa diusir dari taman Eden karena makanan buah . Sekarang setan tritunggal dan gembala palsu menghalangi sidang jemaat masuk taman Eden lewat makanan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.