Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Pembicara: Pdt. Mikha Sanda Toding

Matius 7: 1-6
7:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4. Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
7:6. "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."


Matius 5-7 terkena pada pelataran tabernakel dan merupakan 10 hukum perjanjian baru:
  1. Matius 5: 21-26= hukum damai.
  2. Matius 5: 27-32= hukum kesucian.
  3. Matius 5: 33-37= hukum kejujuran.
  4. Matius 5: 38-48= hukum kemurahan.
  5. Matius 6: 1-18= hukum keadilan.
  6. Matius 6: 19-24= hukum kekayaan.
  7. Matius 6: 25-34= hukum iman.
  8. Matius 7: 1-6= hukum menghakimi.
  9. Matius 7: 7-12= hukum menyangkut doa.
  10. Matius 7: 13-27= hukum menyangkut berbuah-buah.
Kita membahas hukum ke-8 (hukum menghakimi).
Jangan kita menghakimi sesama kita, sebab kalau kita menghakimi sesama kita, kita juga akan dihakimi oleh orang lain, bahkan dihakimi oleh Tuhan dengan ukuran yang lebih berat dari ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain.

Yang berhak menghakimi hidup kita adalah Tuhan sendiri lewat FirmanNya.

Roma 12: 19
12:19. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Apa yang membuat kehidupan itu suka menghakimi sesamanya?:
  1. Matius 7: 3= karena hanya bisa melihat dosa dan kekurangan orang lain, sedangkan dosa dan kekurangan kita tidak pernah kita lihat.
    Ini sama dengan buta.

    Yohanes 9: 39
    9:39. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

    Hanya melihat kesalahan orang lain, itu merupakan salah satu penyebab kebutaan.

  2. Lukas 18: 9-12
    18:9. Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
    18:10. "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
    18:11. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena
    aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
    18:12. aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.


    Penyebab kedua: karena merasa berjasa jika sudah beribadah dan berkorban untuk Tuhan dan sesama.
    Ini yang seringkali membuat kehidupan itu suka menghakimi, bahkan sampai menghakimi Tuhan (merasa Tuhan tidak adil).

  3. 1 Korintus 8: 1
    8:1. Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.

    Penyebab ketiga: mengetahui Firman, tetapi tidak mempraktikan Firman, sehingga ada kebanggaan/kesombongan yang membuat orang tersebut bisa menghakimi orang lain dan menghakimi Tuhan.

    Kalau Firman hanya digunakan sebagai ilmu pengetahuan, itulah yang bisa memicu kesombongan.
Matius 7: 6
7:6. "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjingdan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

Sifat suka menghakimi ini sama dengan sifat anjing dan babi= sifat kekafiran.

SIFAT ANJING:
  • Lukas 16: 21
    16:21. dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

    Yang pertama: suka menjilat borok. Artinya: suka membicarakan kekurangan orang lain.

  • 2 Petrus 2: 22
    2:22. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

    Yang kedua: suka menjilat muntah. Artinya: suka mengucapkan perkataan-perkataan yang najis/kotoryang tidak pantas diucapkan oleh orang yang beribadah.

    Efesus 5: 5-6. 4
    5:5. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
    5:6. Janganlah kamu disesatkan orang dengan
    kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
    5:4. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena
    hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

    'kata-kata yang hampa'= termasuk kata-kata yang kotor/yang tidak berguna.

  • 1 Raja-raja 21: 19
    21:19. Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."

    Yang ketiga: menjilat darah. Artinya: membicarakan orang yang benar= memfitnah.
    Sebab Nabot ini adalah orang benar yang mempertahankan kebun anggurnya dan ia dibunuh karena itu.
SIFAT BABI:
2 Petrus 2: 22
2:22. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

= kembali lagi ke kubangannya= jatuh bangun dalam dosasampai membabi buta dalam perbuatan dosanya.
Kalau digabungkan, dosa anjing dan babi adalah dosa kejahatan dan kenajisan.

Wahyu 21: 27
21:27. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

'sesuatu yang najis'= dosa kenajisan (anjing).
Anjing dan babi ini tidak bisa masuk dalam kerajaan Surga.
Sebab itu, jangan kita suka menghakimi orang lain.

Supaya tidak menghakimi sesama kita, lebih baik KITA MENGHAKIMI DIRI KITA SENDIRI SEBERAT-BERATNYA.

3 kesempatan untuk menghakimi diri sendiri:
  1. 1 Petrus 4: 17a
    4:17. Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.

    Kesempatan pertama: lewat mendengarkan Firman pengajaran yang benar.

    Matius 15: 21-27
    15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
    15:22. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
    15:23. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
    15:24. Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
    15:25. Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
    15:26. Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
    melemparkannya kepada anjing."
    15:27. Kata perempuan itu: "
    Benar Tuhan,namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

    = contoh kehidupan yang mendengar Firman dan memeriksa dirinya dengan mengatakan bahwa ia memang "anjing" (ay. 26-27).
    Artinya, wanita ini tidak mempersalahkan siapa-siapa, bahkan membenarkan Firman Tuhan.

    'menjilat roti', artinya:
    • menghargai Firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudusdan kita bisa mengetahui hidup kita yang jahat dan najis. Dan Firman itu yang mampu melepaskan kita dari dosa kejahatan dan kenajisan.

    • menjadikan Firman sebagai suatu kebutuhan pokok kita.
      Ini sama dengan membutuhkan pelita di tempat gelap.

      2 Petrus 1: 19
      1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelapsampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

      Firman sebagai kebutuhan pokok juga sama seperti bayi yang membutuhkan air susu yang murni.

      1 Petrus 2: 2
      2:2. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu inginakan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

      Imamat 24: 5-6
      24:5. "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundardari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
      24:6. engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.


      Firman pengajaran yang murni= 12 ketul roti diatas meja roti sajian.
      Ini yang kita butuhkan untuk menyucikan kita dari dosa anjing dan babi yang dijabarkan menjadi 12 dosa dalam hati manusia.

      Markus 7: 21-22
      7:21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan(1), pencurian(2), pembunuhan(3),
      7:22. perzinahan(4), keserakahan(5), kejahatan(6), kelicikan(7), hawa nafsu(8), iri hati(9), hujat(10), kesombongan(11), kebebalan(12).


      Kalau 12 dosa ini disucikan, kita akan menjadi rumah Allah/tahta Allah, dimana Tuhan akan berdiam didalam kehidupan kita.

      Kalau mempertahankan 12 dosa, hidup itu menjadi rumah setan/tahta setan.

      1 Korintus 3: 16
      3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

      Kalau ada Roh Allah, di dalam hidup kita juga ada kasih Allah.

    Wahyu 22: 1
    22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

    Tanda kalau kita sudah menjadi tahta Allah, yaitu ada aliran-aliran air hidup yang jernih bagaikan kristal= kejujuran.

    Kejujuran ini dalam hal:
    • jujur dalam pengajaran.
      Matius 22: 15-16
      22:15. Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
      22:16. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu,
      Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allahdan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.

      Jujur ini juga termasuk: mempraktikan apa yang kita ajarkan kepada orang lain.
      Kalau kita jujur dalam hal ini, maka kita akan mengalami mujizat, terjadi keubahan-keubahan hidup sampai kita sempurna seperti Dia sempurna.

    • jujur dalam nikah.
      Ibrani 13: 4-5
      13:4. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinandan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
      13:5.
      Janganlah kamu menjadi hamba uangdan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

      Kalau sudah jujur dalam pengajaran, pasti jujur dalam nikah.
      Jujur dalam nikah ini termasuk dalam jujur dalam keuangan.

      Selama kita tinggal dalam kejujuran, Tuhan tidak akan pernah tinggalkan kita!

      Wahyu 22: 5
      22:5. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

      = di Yerusalem baru juga tidak ada setitikpun kegelapan. Semuanya terang (= jujur).

  2. Ayub 23: 10
    23:10. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

    Kesempatan kedua: pada saat kita menghadapi ujian bagaikan api(mengalami percikan darah= penderitaan tanpa salah).

    Saat menghadapi ujian, jangan saling menyalahkan, tetapi kita memeriksa diri sendiri.
    Tuhan ijinkan kita mengalami percikan darah, supaya kita ada kesempatan untuk memeriksa diri, sebab banyak kali, kita lupa diri.

    Kalau saat memeriksa diri, kita menemukan kesalahan, biarlah kita minta ampun. Kalau tidak ada kesalahan, berarti itu merupakan percikan darah yang mutlak kita lewati supaya kita memuliakan Tuhan.

    1 Petrus 4: 12-13
    4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu
    Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

    Dalam penderitaan, Tuhan ingin menyatakan kemuliaanNya.

  3. 1 Korintus 11: 28
    11:28. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiridan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

    Kesempatan ketiga: pada saat menghadapi perjamuan suci.
    Sebelum makan/minum perjamuan suci, kita memeriksa diri sendiri, supaya perjamuan suci menjadi kekuatanbagi kita dan bukan kecelakaan.

    Kekuatan ini seperti bangsa Israel yang berjalan di padang gurun. Artinya: Firman dan perjamuan suci memberi kita kekuatanuntuk melewati dunia yang seperti padang gurun dan kita tetap kuat teguh hati.

    2 Korintus 4: 7-9
    4:7. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
    4:8. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
    4:9. kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.


    Kekuatan kita yang sesungguhnya adalah Firman dan perjamuan suci.
    Perjamuan suci juga mampu mengerjakan mujizat dalam hidup kita.

    ay. 9= saat dalam sengsara, Tuhan tidak meninggalkan kita.
    Kita mengalami mujizat demi mujizat sampai kita diangkat dari anjing menjadi mempelai wanita Tuhan. Kita hidup di Yerusalam Baru.
Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 26 Agustus 2018 (Minggu Pagi)
    ... kenal. Sikap kita adalah mengikuti tuntunan tangan Gembala Agung lewat suara Gembala firman pengajaran benar yang diulang-ulang dan kita harus lari dari suara asing suara-suara yang tidak senada dengan suara Gembala bisa dalam bentuk ajaran palsu gosip-gosip suara daging . Sebab suara asing menyesatkan membelokkan arah pengikutan kita sehingga tidak ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 21 Juli 2017 (Jumat Malam)
    ... oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. . Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba baik dari domba maupun dari kambing haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. . Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Juli 2014 (Senin Sore)
    ... segan-segan mencela. Tujuannya adalah untuk menyucikan dan memperbaiki kita. Memang sakit bagi daging karena sudah kerja tapi dicela padahal itulah penyucian. Seringkali kita tidak mengerti bahwa itu merupakan penyucian dari dosa-dosa yang tersembunyi dan pembentukan karakter kita. Mungkin orangnya terlihat baik tetapi di dalamnya ada getah. Dalam pengajaran Tabernakel ada istilah getah. Kalau disentuh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 28 Juni 2015 (Minggu Sore)
    ... mencari jodoh sesuai seleranya sampai terjadi kawin-campur kawin-cerai dan lain-lain. Ini juga akan dihukum oleh TUHAN. Belum cukup dengan kiamat nanti akan dilanjutkan sampai dengan hukuman lautan api dan belerang neraka untuk selama-lamanya. Di dalam surat Petrus ini ada hal yang harus diperhatikan supaya kita tidak masuk dalam penghukuman Allah yang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 April 2016 (Minggu Sore)
    ... puluh tahun lamanya. . Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu dan berkata Selalu mereka sesat hati dan mereka tidak mengenal jalan-Ku . sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku. 'tidak mengenal jalan-Ku' sesat. Dulu yang keluar dari Mesir . laki-laki berumur tahun ke atas--tidak termasuk perempuan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Juli 2020 (Selasa Sore)
    ... empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. Jika kita merindukan kerajaan Sorga di bumi atau merasakan suasana Firdaus di dunia yang terkutuk kita harus berdoa untuk memohon tiga hal kepada Tuhan 'Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya' kita mohon makanan rohani firman Allah. Jadi suasana Firdaus ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 09 Juli 2022 (Sabtu Sore)
    ... Bait Allah dari sarang penyamun menjadi rumah doa--'Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun'. Bait Allah yang seharusnya menjadi rumah doa bisa menjadi sarang penyamun jika kehidupan manusia diisi oleh roh-roh yang lain yaitu Roh jual beli--'pedagang'-- keinginan akan uang roh antikristus. Lukas . Lalu Yesus masuk ke Bait ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Agustus 2024 (Minggu Pagi)
    ... pembangunannya adalah baptisan air yang benar orang yang percaya Yesus dan bertobat mati terhadap dosa harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit untuk mendapat hidup baru yaitu memiliki hati nurani yang baik yang taat dengar-dengaran berisi kasih Allah bisa mengasihi Tuhan dan sesama. Jadi nikah harus satu baptisan air ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Maret 2018 (Jumat Sore)
    ... kamu yang sejati kepada Kristus' kesetiaan sejati itu kepada pribadi Yesus dulu bukan pada pelayanan--ada orang melayani karena dapat uang. Itu pokoknya sehingga mau diapapun juga--seperti Petrus mau disalibkan-- akan tetap setia kepada Yesus. Pokok kesetiaan yang sejati adalah kesetiaan yang sejati kepada Kristus--pribadi-Nya. Ini sama dengan kesetiaan yang sejati kepada ...
  • Ibadah Paskah Malang, 12 April 2020 (Minggu Pagi)
    ... April . Harus memiliki enam cabang. Ad. . Harus memiliki cabangEnam cabang harus melekat pada batang pokok seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar. Batang pokok menunjuk pada pribadi Yesus. Melekat pada batang pokok artinya hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan kesucian dan kesetiaan ketekunan. Hubungan ketekunan menunjuk pada ketekunan dalam kandang ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.