Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Bersamaan dengan penataran imam dan calon imam II

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 7: 17
7:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Kita belajar tentang aktivitas Tuhan di takhta sorgayaitu:

  1. Ayat 15b-16: membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita mulai sekarang sampai naungan kekal di takhta sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018sampai Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2018).

  2. Ayat 17: Tuhan tampil sebagai Gembala yang baik untuk menggembalakan dan menuntun kita ke mata air kehidupan/sungai air kehidupan, itulah takhta kerajaan sorga yang kekal selamanya (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Juli 2018sampai Ibadah Doa Surabaya, 10 Agustus 2018).

  3. Ayat 17: 'Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka'= Tuhan menghapus segala air mata kita(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 19 Agustus 2018).
    Air mata sama dengan suatu pergumulan di dunia sampai menuju takhta sorga.

AD. 3
Ada tiga macam air mata atau pergumulan yang akan dihapus oleh Tuhan:

  1. Wahyu 5: 4-5
    5:4. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab ituataupun melihat sebelah dalamnya.
    5:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

    Air mata atau pergumulan yang pertama: rasul Yohanes menangis dengan amat sedih karena tidak ada yang dapat membuka gulungan kitab yang termeterai. Sekarang kita menangis dengan amat sedih karena tidak ada yang dapat membuka gulungan kitab yang termeterai; kita bergumul/berjuang untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan--MENANGIS UNTUK MENDAPATKAN PEDANG FIRMAN.

    Mengapa demikian?

    • Karena di mana ada pembukaan rahasia firman Allah/firman pengajaran yang benar--ayat menerangkan ayat dalam alkitab--pintu sorga akan terbuka bagi kita, berarti pintu-pintu di dunia juga terbuka bagi kita.
      Jadi pembukaan rahasia firman Allah adalah pembuka jalan dari segala sesuatu sampai jalan ke sorga.

      Kalau tidak ada pembukaan firman, semua akan tertutup. Karena itu rasul Yohanes menangis dengan amat sedihnya; kita sekarang bergumul untuk mendapatkan pembukaan firman hari-hari ini.

    • Amsal 29: 18
      29:18. Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

      'wahyu'= pembukaan rahasia firman; ilham; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab; firman pengajaran yang benar.
      'liar' = tidak tergembala.

      Yang kedua: kalau tidak ada pembukaan firman Allah/pengajaran yang benar, gembala dan sidang jemaat akan menjadi liar seperti binatang buas--telanjang, hanya mengikuti hawa nafsu daging, keinginan daging, naluri daging, yang akan membawa pada kebinasaan selamanya.

      Karena itu rasul Yohanes menangis di pulau Patmos untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman. Kita sekarang juga bergumul untuk mendapatkan pembukaan firman, karena di mana ada pembukaan firman, di situ ada pembukaan jalan di dunia sampai jalan ke sorga.

    Kita harus mengubah tangisan kita dan meningkatkan tangisan kita untuk bisa menerima wahyu dari Tuhan--pembukaan rahasia firman Tuhan.
    Pembukaan firman/wahyu dari Tuhan adalah ayat menerangkan ayat dalam alkitab; pengajaran yang benar, jadi tidak perlu lagi diskusi. Kalau masih ada diskusi, berarti masih ragu atau tidak yakin akan kebenarannya.

    Menerima pembukaan firmanartinya kita bisa mendengar firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh, mengerti--tidak banyak bicara; tetapi banyak berdiam diri, koreksi diri--, percaya/yakin, berpegang teguh dan mempraktikkannya--menyandang pedang firman Allah di pinggang.

    Keluaran 32: 25-28
    32:25. Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka--
    32:26. maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "
    Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
    32:27. Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
    Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnyadan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
    32:28. Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira
    tiga ribuorang dari bangsa itu.

    Musa naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan Tabernakel dan dua loh batu--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; kabar mempelai--, sementara di bawah ada lembu emas. Ini yang akan terjadi di akhir zaman, pengajaran yang benar sudah tidak dianggap lagi. Sekarang pemberitaan firman macam begini dianggap kuno--caranya yang mau diganti. Salah! Kalau dianggap kuno, alkitabnya lebih kuno lagi. Itulah kalau tidak ada pembukaan firman, hanya asal bicara saja. Tetapi kalau ayat menerangkan ayat tidak ada yang bisa melawan.

    'seperti kuda terlepas dari kandang'= tidak tergembala; liar; kalau tidak ada wahyu, akan liar.

    Saat itu Musa dalam kondisi sulit, dia seorang diri--membawa Tabernakel dan dua loh batu; membawa firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua--, sedangkan yang lain sudah menyembah lembu emas--tidak ada pedang--, tetapi ia bukan berkata: Siapa memihak aku?, tetapi: Siapa memihak Tuhan?,karena ia juga memihak Tuhan.

    Dulu Musa menghadapi suasana di bawah gunung Sinai yaitu penyembahan lembu emas, sekarang kita menghadapi suasana akhir zaman--penyembahan lembu emas--yaitu firman pengajaran diabaikan. Pengajaran diabaikan oleh gereja Tuhan, dan lembu emas dianggap modern.

    Lembu emas artinya:

    • Ikatan kekayaan--Sodom Gomora--; seperti isteri Lot menoleh ke belakang.
    • Dosa-dosa--'merekamenari-nari, makan dan minum, dan menyanyi berbalas-balasan'--, yaitu dosa Sodom Gomora--puncaknya dosa--: dosa makan minum dan kawin mengawinkan (dosa percabulan sampai nikah yang salah).

    'Siapa memihak Tuhan harus menyandang pedang' => dulu suku Lewi menyandang pedang, sekarang hamba/pelayan Tuhan yang sungguh-sungguh harus menyandang pedang. Tadi kita menangis/bergumul untuk mendapatkan pembukaan firman--tetap menunggu Musa--, bukan lembu emas.
    Wahyu tidak pernah salah atau kuno, tetapi selalu benar dan dibaharui. Jadi tidak perlu diskusi dan seminar.

    "Ada hamba Tuhan WA saya: Pak, saya mau ikut seminar tanggal 11-13 September di Malang. Saya jawab: 'Tidak ada seminar, pak.' Bingung dia. Baru sadar kalau itu ibadah persekutuan. Seminar itu untuk mencari kebenaran. Kalau sekarang saya mencari kebenaran, saya tidak perlu memberitakan firman, sebab belum tahu yang benar."

    Imam--hamba/pelayan Tuhan--yang benar; yang memihak Tuhan harus menyandang pedang--mendengar, mengerti, percaya, sampai berpegang teguh dan praktik firman--sehingga mendapatkan angka tiga ribu.

    3000= ruangan suci (20 x 10 x 10 hasta) + ruangan maha suci (10 x 10 x 10 hasta).
    Kalau kita punya pedang tidak sulit menembusi angka tiga ribu. Artinya: tidak sulit untuk masuk ruangan suci.

    "Dulu saya ditempatkan di Gending, mau berkhotbah, mengepel dulu, kemudian cari orang dulu yang mau dikhotbahi. Datang lima, senang. Sekarang tidak usah dicari--sudah datang sendiri--, lalu tidak mau khotbah, rugi sekali. Bagi saya seorang gembala ini suatu kerugian besar. Lebih baik saya tidak berkhotbah di luar dari pada tidak berkhotbah di dalam. Satu waktu hari Minggu saya dipaksa terus berkhotbah di jawa tengah--jemaatnya ribuan. Saya lapor om Pong, beliau jawab: 'Kamu gembala, bukan kuda. Biarpun di kandang hanya tiga jiwa, kamu gembala, tetap khotbah.' Karena itu sekarang kalau harus fellowship--saya tidak minta khotbah, tetapi diundang--, saya cepat kembali."

    Jangan liar!
    Kalau sudah menembusi ruangan suci, satu waktu akan masuk ruangan maha suci. Kalau susah untuk masuk ruangan suci, bagaimana bisa masuk ruangan maha suci? Mengapa susah untuk masuk ruangan suci? Karena tidak ada pedang.

    "Om Pong berkata: 'Kalau jemaat menangis, dan saya merindu, pasti Tuhan berikan firman.' Yang penting masuk ruangan suci sampai ruangan maha suci."

    Pemberitaan firman bukan untuk membuat orang menangis atau kaya, tetapi membawa orang masuk dalam kandang penggembalaan; ruangan suci. Itulah keberhasilan. Hari minggu sekian ribu, kalau ibadah pendalaman alkitab berapa?, ibadah doa berapa?

    "Di gereja yang mengundang saya tadi, saya tanya: 'Kalau ibadah pendalaman alkitab berapa?': 'Seratus sampai dua ratus': 'Kalau ibadah doa?': 'Di pojok sana.'"

    Masuk ruangan suci= mengalami penyucian:

    • Mulai dari hati, yaitu penyucian dari ikatan akan kekayaan; keinginan jahat, keinginan najis, dan kepahitan hati.
    • Penyucian dari perbuatandosa sampai puncaknya dosa menjadi perbuatan benar dan suci.
    • Penyucian perkataandari perkataan sia-sia: dusta, gosip, fitnah, menjadi tidak ada dusta; jujur---ya katakan: ya, tidak katakan: tidak.

    Ini sama dengan penyucian tubuh, jiwa, dan roh--seluruh hidup kita--sehingga kita tidak sulit untuk masuk kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kalau menyandang pedang, tidak sulit untuk masuk kandang penggembalaan. Kalau tidak ada pedang firman, tidak akan bergairah lagi untuk masuk ibadah, bahkan merosot; perkataan baik menjadi perkataan sia-sia, perbuatan baik menjadi perbuatan dosa.

    Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya termasuk ibadah kaum muda dan fellowship; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; kita diberi minum.

    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus; kita diberi makan.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernapas dengan kasih Allah sampai hidup kekal.

    Semakin disucikan kita akan semakin bergairah untuk masuk kandang penggembalaan, sampai satu waktu kita menjadi sempurna--masuk ruangan maha suci.

    Jadi jika kita mengalami penyucian seluruh hidup kita oleh pedang firman, kita akan mengalami dua hal:

    • Kita tergembala dengan benar dan baik--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Gembala dan domba ada di dalam kandang sehingga tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar. Kita mengalami penyucian secara intensif.

      Hasilnya:

      1. Tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal; tidak bisa dijatuhkan oleh dosa-dosa sampai puncaknya dosa sehingga kita tetap hidup benar dan suci, dan tidak bisa disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu. Tetap melekat pada pokok anggur yang benar, bukan kepada manusianya.

        Kalau melekat pada manusianya, banyak terjadi, saat manusianya meninggal atau dipindah, sudah beda. Kita harus melekat pada pengajarannya--pribadi Tuhan--, bukan pada orangnya.

        "Opa van Gessel sudah lama meninggal, tetapi kalau kita melekat pada pengajaran yang benar, kita tetap bertahan sampai sekarang--80 tahun lebih; hampir 90 tahun. Kalau kita melekat pada pribadi opa van Gessel, begitu orangnya meninggal, sudah mati pengajaran ini. Jangan sampai! Kalau saya melekat pada guru saya, itu namanya menumpang. Harus melekat pada pengajarannya."

        Buktitidak dijamah oleh setan tritunggal: kita tetap mengalami damai sejahtera; ketenangan. Biarpun ada goncangan jasmani-rohani kita tetap tenang.
        Yesus dikejar oleh ahli Taurat, dan Ia menyingkir ke tempat sunyi dan berdoa--sunyi menunjuk pada tenang.

        Mungkin sekarang diserang lewat media sosial, kita menyingkir ke tempat sunyi--tidak usah dibaca--, tidak usah membela diri.

        "Saya sudah bersaksi, saya pernah dituduh sampai saya berkata: Kalau aku berbuat itu, aku tidak dipakai, bahkan mati. Tetapi tetap saja beritanya. Percuma membela diri, lebih baik menyingkir ke tempat sunyi--tenang--seperti Yesus. Banyak berdoa, kita akan mengalami enak dan ringan."

      2. Cepat atau lambat akan berbuah manis--bahagia. Ada air anggur yang manis terutama untuk nikah--kebahagiaan dimulai dari nikah rumah tangga--, kemudian penggembalaan lebih manis lagi, fellowshipyang benar lebih manis lagi. Kalau ada pokok anggur yang benar tidak akan minus, tetapi surplus, sebab semuanya membawa buah yang manis.

        "Waktu kami di Kalimantan ada hamba Tuhan yang sebelumnya tidak mau datang, sekarang mau datang: Saya dengar yang sini surplus terus. Memang, kalau ada pedang--pembukaan firman--, pasti ada salib--sakit bagi daging. Kalau ada salib, tidak mungkin minus, tetapi surplus. Ada yang mengatakan: Oh dapat sponsor. Tidak ada! Kita tidak minta apapun. Jangan disponsori dunia! Kita tidak minta, lalu dia mau memberi sendiri, boleh, tetapi tidak ada kita pasang bannernya. Dulu saya ada kesalahan, om Pong ke Belanda, saya enam kali disuruh khotbah menggantikan beliau, lalu saya hitung-hitung kolektenya: 'enam dikali ...' Waktu itu sedang membangun gereja di Malang. Om Pong bilang pada bendahara: 'Kasih ya,' biasanya tidak. Tetapi lupa, tidak dikasih-kasih, karena saya berharap. Satu waktu beliau telepon lagi, ada seseorang, bukan jemaat, pagi-pagi datang ke jalan Johor, dibungkus koran, uang sejumlah yang enam kali khotbah itu. Itu setelah saya minta ampun kepada Tuhan dan jemaat--sudah tidak murni, berkhotbah hanya untuk pembangunan. Dia tergerak untuk pembangunan gereja di Malang. Bisa terjadi."

        Di fellowshipharus lebih manis lagi. Kalau tidak, saya yang nomor satu tidak mau fellowship. Karena itu mulai nikah harus benar--berdasarkan pokok anggur yang benar. Pasti manis dan surplus. Tuhan tolong kita semuanya.

      3. Hasil ketiga: 'Bapa-Kulah pengusahanya'. Buah itu melekat pada ranting yang kecil. Kita adalah ranting yang kecil.
        'Bapa-Kulah pengusahanya', artinya: sekalipun kita ranting dan tidak berdaya, tetapi Bapa yang mengusahakan. Usaha kita kecil, tetapi Tuhan yang berupaya untuk memelihara kita secara berlimpah-limpah di tengah kesulitan dunia.

        Berlimpah-limpah artinya selalu mengucap syukur kepada Tuhan ('takkan kekurangan aku'), sampai sempurna.

      Inilah menyandang pedang sampai mendapatkan angka tiga ribu. Mulai bergemar di ruangan suci. Yang dihitung yang ada di dalam kandang (kitab Yehezkiel). Tugas gembala bukan beranak domba, tetapi memasukkan domba ke kandang lewat pedang firman--firman penggembalaan yang diulang-ulang.

    • Efesus 4: 11-12
      4:11. Dan Ialah yang memberikanbaik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
      4:12.
      untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

      Ayat 11= lima jabatan pokok, bisa dijabarkan menjadi pemain musik dan lain-lain.

      Yang kedua: kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--kita diberi jubah indah--sehingga tidak telanjang. Hidup kita memuliakan Tuhan. Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

      Semakin dipakai, semakin indah---bukan disengsarakan. Tadi semakin disucikan semakin manis.
      Tuhan berjuang--sampai ditelanjangi di kayu salib--untuk memberikan jubah indah. Karena itu kita bergumul untuk mendapatkan pedang firman, disucikan, dan mendapat jubah indah.

      Kita tidak telanjang--tidak mengikuti keinginan dan hawa nafsu daging--tetapi dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Hidup kita semakin indah, tidak telanjang. Kalau telanjang, akan dipermalukan.

      Pertahankan jubah indah!Untuk mempertahankan jubah indah, jubah harus dicelup darah--seperti Yusuf. Artinya: harus sengsara dalam ibadah pelayanan, supaya:

      1. Jubah tidak diambil oleh setan dan kita tidak ditelanjangi. Kalau kita merasa sengsara untuk ibadah--dari kuliah, bekerja harus ibadah--, itu sudah benar, paling aman, karena setan terus menunggu waktu untuk menelanjangi kita--banyak hamba Tuhan yang tahu-tahu berhenti melayani.

      2. Jubah indah menjadi jubah putih berkilau-kilauan--pakaian mempelai--untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali; tidak ada lagi air mata.

    Sekarang kita menangis untuk pembukaan firman, tergembala, ibadah pelayanan--mempertahankan jubah indah--, tetapi air mata akan dihapus sampai nanti tidak ada setetespun air mata.

  2. Kisah Rasul 20: 17-24
    20:17. Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.
    20:18. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
    20:19. dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu
    aku banyak mencucurkan air matadan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
    20:20. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
    20:21. aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
    20:22. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
    20:23. selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
    20:24. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan
    menyelesaikan pelayananyang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

    Air mata atau pergumulan yang kedua: mencucurkan air mata dalam ibadah pelayanan/tahbisan kepada Tuhan.

    Kita harus bergumul/berjuang untuk beribadah melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar, yang berkenan kepada Tuhan--kita menjadi tawanan Roh; kita beribadah melayani Tuhan dalam urapan Roh Kudus, bukan menurut kehendak kita.

    Tadi kita mencucurkan air mata untuk mendapatkan pedang firman. Kita disucikan sampai mendapat angka tiga ribu, sehingga hidup kita menjadi manis, enak, dan ringan. Kita dipelihara dan mendapatkan jubah pelayanan.

    Kemudian, sesudah mempunyai jabatan pelayanan, mari kita melayani dengan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan--menjadi tawanan Roh.
    Sekarang MENANGIS UNTUK MENJADI TAWANAN ROH. Artinya: beribadah melayani Tuhan dalam urapan Roh Kudus--bukan urakan.

    Roh Kudus adalah Roh Tuhan, bukan roh setan atau roh daging.
    Ciri utama Roh Tuhanadalah tertib dan teratur--kita melayani Tuhan dengan tertib dan teratur.

    2 Timotius 1: 6-7
    1:6. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
    1:7. Sebab Allah memberikan kepada kita
    bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

    'mengobarkan' = setia dan berkobar.
    'roh ketakutan'=> tidak usah takut, terutama soal perkara jasmani--keuangan dan sebagainya.

    "Hampir dua minggu sekali ada persekutuan, sementara kita mulai pembangunan gereja. Tidak apa-apa.
    Saya ingat kesaksian Pdt In Juwono: Lemah Putro dibangun, tetapi PPI tetap jalan, karena lebih penting yang rohani, akhirnya dua-duanya bisa berjalan. Saya hanya mencontoh, mengikuti, dan melanjutkan saja. Opa van Gessel membangun dasar, Pdt In Juwono dinding, Pdt Pong atap, kita tinggal terakhir, untuk apa memulai dari dasar lagi? Dulu Pdt In Juwono sampai perang untuk mempertahankan tanah di Johor. Jadi enak, sekarang kita tinggal melanjutkan, doakan, tinggal penyelesaian akhir dan Tuhan segera datang. Dulu om Pong bersaksi juga, harus ke Medan dan ke Lemah Putro (Surabaya), pesawat susah, harus menunggu beberapa jam. Sekarang saya gampang. Orang yang mendengar heran (dari Malang, Surabaya, terus ke Medan). Kalau dulu, tidak mungkin. Itulah penghiburan saya. Lanjutkan saja."

    Jangan takut/kuatir pada perkara jasmani. Kalau kuatir/takut, apa yang mau dibangun?

    Kita melayani dengan tertib dan teratur, dengan kekuatan Tuhan, dan kasih, sehingga pelayanan itu menjadi kekal selamanya. Tidak ada istilah pensiun atau berhenti di tengah jalan. Kalau Tuhan anggap tugasnya selesai, akan Dia panggil.

    "Om Pong berpesan: Jangan pecat-pecat orang, nanti kamu dipecat Tuhan atau memecat diri sendiri."

    Tandatawanan Roh:

    • Rendah hati= selalu mengakui kekurangan dan kelemahan secara rohani bukan kelebihan; mengaku dosa-dosa, mengaku tidak layak.
      Juga mengaku kekurangan secara jasmani; mengaku tidak mampu, tidak bisa apa-apa.

    • Menganggap orang lain lebih utama dari pada diri sendiri.
      Contohnya: Kalau ada kaki kiri maju dengan benar, ikuti, satu waktu kaki kanan juga di depan. Kalau langkahnya benar, ikuti saja (jangan disandung).

    • Mencucurkan air mata= kesungguhan hati dan rela berkorban.
    • Tidak lalai= setia dan tanggung jawab, setia berkobar-kobar, dan setia-baik sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.

    Inilah air mata; perjuangan; pergumulan kita yang kedua yaitu untuk tahbisan, sampai menjadi tawanan Roh.

    Tadi perjuangan untuk pedang, sampai mendapat angka tiga ribu. Kita digembalakan, dan tidak bisa dijatuhkan setan. Sesudah dapat pedang, kita mendapat jubah.

    Setelah dapat jubah, lanjutkan untuk menjadi tawanan Roh!

    Kalau kita bergumul, Tuhan Yesus juga bergumul juga, hasilnya:

    • Yesus juga bergumul untuk menghapus air mata; memberi kebahagiaan sorga.
      Matius 25: 21
      25:21. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

      Tuhan tidak membiarkan kita bergumul sendirian. Tuhan beserta kita. Di saat tidak bisa apa-apa, serahkan kepada Tuhan!

    • 2 Timotius 4: 7-8
      4:7. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
      4:8. Sekarang telah tersedia bagiku
      mahkota kebenaranyang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

      'garis akhir' = sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan Yesus datang kembali kedua kali.

      'Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya' = kepada rasul Paulus yang sudah meninggal, kekasih kita yang sudah meninggal, pendahulu kita yang sudah meninggal.
      'melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya'= juga kepada kita semuanya yang masih hidup.

      Hasil kedua: menerima mahkota mempelai. Tadi lewat pedang kita menerima pakaian mempelai.

      Punya pakaian, air mata sudah dihapus--ada kebahagiaan--, punya mahkota, air mata juga dihapus--ada kebahagiaan. Tidak sia-sia. Tuhan tolong kita semua; Dia tidak pernah menipu kita semua.

    Inilah air mata pergumulan kita. Kita bergumul di dunia ini sampai mencapai takhta sorga. Dia menaungi, menuntun, menggembalakan, dan menghapuskan air mata kita mulai di dunia sampai di takhta--tidak ada setetespun air mata.

  3. Yohanes 11: 33-40
    11:33. Ketika Yesus melihat Maria menangisdan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
    11:34. "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
    11:35. Maka menangislah Yesus.
    11:36. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah,
    betapa kasih-Nya kepadanya!"
    11:37. Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"
    11:38. Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
    11:39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

    Kita mencucurkan air mata, jangan pikir Yesus tertawa, tetapi Dia juga bergumul untuk kita.
    Yesus mengasihi keluarga Betania--Maria, Marta dan Lazarus--, dan sebaliknya, tetapi mereka diizinkan menghadapi mendung kelam, lembah-lembah yaitu Lazarus sakit sampai mati empat hari. Sudah mengirim berita kalau Lazarus sakit, Yesus malah sengaja tidak datang, sampai akhirnya Lazarus mati empat hari. Ini adalah percikan darah/salib/ujian iman.

    Air mata atau pergumulan yang ketiga: menangis saat menghadapi percikan darah= bergumul untuk menghadapi percikan darah.

    Saat menghadapi percikan darah Maria menangis; mencucurkan air mata (Yohanes 11: 33) = bergumul untuk menghadapi percikan darah; salib (sakit bagi daging).

    Sudah mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, tetapi masih menghadapi percikan darah, mengapa? Supaya menjadi sama dengan Yesus. Dia tidak salah, tidak berdosa, tetapi disalib. Kalau Yesus tidak mengalami percikan darah, Dia tidak bisa mulia. Yesus selalu melakukan kehendak Bapa. Seharusnya Ia tidak perlu dibaptis, tetapi Dia dibaptis demi kita; seharusnya tidak perlu percikan darah, tetapi harus mengalami percikan darah demi kita juga. Dia sebagai kepala dan kita sebagai tubuh. Kalau Kepala tidak mulia, bagaimana dengan kita? Inilah yang terakhir--ruangan maha suci--, yang ditandai dengan percikan darah.

    Dulu Harun--Imam Besar--dan anak-anaknya--imam-imam--dipercik darah, sekarang Harun menunjuk pada Yesus, anak-anaknya menunjuk pada kita. Kita harus mengalami percikan darah, supaya kita mengalami kemuliaan.

    Yohanes 11: 4
    11:4. Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

    Percikan darah bukan untuk menghancurkan kita, tetapi memuliakan kita. Kalau tidak disalib, Yesus tetap tubuh daging, tetapi kalau dipercik darah, ada kemuliaan, Ia bisa menembusi sampai ke takhta sorga.
    Kita juga. Kita harus mengalami percikan darah untuk mencapai kemuliaan.

    Ada ajaran palsu: Kita tidak perlu percikan darah. Salah! Yesus--Kepala--dipercik darah, kita---tubuh--juga harus mengalami percikan darah.
    Yesus bergumul untuk kita supaya kita mengalami kemuliaan Tuhan--mujizat rohani; mujizat terbesar--yaitu keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

    Yohanes 11: 39-40
    11:39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
    Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

    "Angkat batu itu!"= buka pintu hati; JUJUR; tunjukkan yang busuk-busuk, mengaku kepada Tuhan. Malam ini, jujur:

    • Mengakui segala kebusukan kita; mengaku segala kelemahan dan kekurangan kita.
    • Ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar, terutama soal pengajaran--pribadi Yesus.

    Kalau pengajaran benar, dukung dan praktikkan. Kalau pengajaran tidak benar, menyingkir, tidak usah berdebat. Kalau berdebat, hati akan bertambah keras (ditutup batu). Kalau mendengar yang salah, akan tambah keras dan busuk. Kalau benar, kita dengar dan praktikkan.
    Kalau di sini tidak benar, jangan datang! Rugi kalau datang, kita hanya membuat hati menjadi keras.

    "Pengalaman saya begitu, kalau mendengar yang tidak benar, akan membuat hati keras. Untuk apa? Kalau batu tertutup, akan lebih busuk. Lebih baik menyingkir."

    Kalau mendengar yang benar dan tidak benar, pasti memilih yang tidak benar, tidak mungkin memilih yang benar.
    Kalau tidak jujur, kita akan tetap dalam maut selamanya.

    'Angkat batu itu' juga berarti TAAT.
    Jujur dan taat, berarti kita dikembalikan pada ciptaan semula.
    Kita mengulurkan tangan, dan Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menyelesaikan segala masalah yang mustahil--Lazarus dibangkitkan--, dan memberikan suasana Firdaus.
    Jujur dan taat, itulah suasana Firdaus--seperti Adam dan Hawa yang tidak berbuat dosa; tidak mendengarkan suara ular.
    Sumber dosa adalah mendengar suara asing. Kalau suara sama, akan terjadi persekutuan. Kalau suara lain, terjadi persekongkolan. Kalau sama-sama benar--satu suara--, akan tambah kuat.

    "Ada orang marah karena saya tegor, akhirnya berhenti ibadah di Malang dan pindah ke Om Pong. Sampai di Om Pong kena juga oleh firman: Domba nakal. Akhirnya dia menangis dan kembali lagi. Saya tidak takut kalau satu pengajaran, tidak akan berpindah-pindah."

    Tetapi kalau sama-sama tidak benar, itu adalah persekongkolan untuk menghantam Yesus. Bahaya sekali!

    Jujur dan taat, Dia akan memberikan suasana Firdaus kepada kita, sampai kalau Dia datang kembali kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali, kita masuk perjamuan kawin Anak Domba--air mata dihapuskan--, masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), sampai Yerusalem baru selamanya.
    Penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus jujur dan taat, masih bisa ditolong, masakan kita tidak ditolong Tuhan? Dia pasti bergumul untuk kita semua.

Memang banyak air mata, minimal untuk menghadapi tiga hal: penyucian--pedang--, tahbisan--ibadah pelayanan--, dan pergumulan menghadapi masalah, kemustahilan, kehancuran, kebusukan. Mari, bergumul bersama Tuhan. Kita tidak mampu bergumul sendiri.
Waktu Maria menangis, Yesus juga menangis. Kalau kita mencucurkan air mata karena penyucian, pelayanan, dan masalah-masalah yang menghantam, Yesus juga menangis, Dia bergumul bersama kita, Dia tidak membiarkan kita.

Apa kebutuhan kita? Penyucian? Tahbisan? Ada kebusukan, kehancuran, kemustahilan? Serahkan semua kepada Dia! Menangis kepada Dia, bukan yang lain; bergumul bersama Dia!

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 15 Juli 2021 (Kamis Sore)
    ... karena itu hati-hati dalam pengajaran. Sebaliknya firman pengajaran yang benar mendorong kita untuk masuk dalam penyembahan yang benar kepada Tuhan. Kita menjadi sama dengan Yesus untuk mewarisi kerajaan Sorga. Jadi kita harus waspada karena ada penyembahan yang benar dan yang tidak benar. Begitu juga dengan doa puasa ada doa puasa yang benar dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 Februari 2021 (Selasa Sore)
    ... dua sayap burung nasar yang besar untuk menyingkirkan gereja Tuhan yang menjadi terang dunia ke padang gurun jauh dari mata ular. Daniel - Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku bangsa Israel dan menyampaikan ke hadapan TUHAN Allahku permohonanku bagi gunung kudus Allahku sementara aku berbicara dalam ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 17 Maret 2016 (Kamis Sore)
    ... keinginan daging yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan firman pengajaran yang benar. Keinginan daging memiliki daya pikat dan daya seret menyeret keluar dari kehendak Tuhan. Saat itulah pencobaan masalah datang. Pencobaan adalah penderitaan masalah yang kita hadapi karena berbuat dosa tidak mengikuti kehendak Tuhan. Biasanya setelah mengalami pencobaan berusaha mencari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 November 2020 (Selasa Sore)
    ... Roh Kudus lewat ayat menerangkan ayat dalam Alkitab sama dengan firman pengajaran yang benar yang disampaikan oleh manusia yang didorong dan diurapi oleh Roh Kudus. Di dalam Keluaran manna turun setiap pagi diulang-ulang artinya firman pengajaran yang benar yang diulang-ulang. Ini sama dengan firman penggembalaan. Sikap kita terhadap manna adalah makan firman. ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 05 Maret 2016 (Sabtu Sore)
    ... dengan menadahkan tangan yang suci tanpa marah dan tanpa perselisihan. Ada tingkatan doa Doa permohonan. Sentral dari doa permohonan adalah kebutuhan kita seringkali kita tidak berdoa saat tidak membutuhkan apa-apa . Syarat doa permohonan dijawab oleh Tuhan yaitu kehendak Tuhan harus ada dalam hati kita atau firman menjadi iman dalam hati kita ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Desember 2019 (Minggu Siang)
    ... penggembalaan sanggup untuk menyucikan kita secara dobel--'ia akan membuat perutmu terasa pahit tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu'--yaitu penyucian lahir perbuatan dan perkataan --'mulut'--dan batin--'perut'-- sama dengan seluruh hidup kita. Kolose - . Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi yaitu percabulan kenajisan hawa nafsu ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 28 Mei 2011 (Sabtu Sore)
    ... Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini yaitu iman pengharapan dan kasih dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Iman pengharapan dan kasih membawa kita pada kemuliaan saat Yesus datang kedua kali bertemu dengan ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 Oktober 2021 (Minggu Pagi)
    ... bertobat. Penindasan ditimbuni penindasan tipu ditimbuni tipu Mereka enggan mengenal TUHAN. Mereka membiasakan lidahnya untuk berkata dusta dusta menjadi dosa kebiasaan dosa otomatis sehingga dusta akan selalu ditutup dengan dusta yang lain. Kehidupan semacam ini enggan tidak mau untuk bertobat sekalipun ada kesempatan sampai suatu waktu tidak bisa bertobat tidak bisa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 13 Agustus 2016 (Sabtu Sore)
    ... dalam ibadah pelayanan tidak berubah hidupnya sehingga dicap menjadi sama dengan antikris dan binasa selamanya. Menoleh ke belakang. Lukas - Dan seorang lain lagi berkata Aku akan mengikut Engkau Tuhan tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku. Tetapi Yesus berkata Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 03 Februari 2016 (Rabu Sore)
    ... sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu. Pengertian rumah Allah yang pertama tempat pemeliharaan TUHAN atas hidup kita secara jasmani maupun rohani. ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.