Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 8b-11=> aktifitas/kegiatan di takhta sorga (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016).
Ada dua aktifitas/kegiatan utama di takhta sorga:
- Wahyu 4: 8
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Yang pertama: ayat 8b= aktifitas penyucian(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 15 Agustus 2016, ditambah Ibadah Raya Surabaya, 21 Agustus 2016).
Tiga kali disebutkan 'kudus', berarti kita harus mengalami penyucian tubuh, jiwa dan roh--seluruh hidup kita--seperti yang dialami oelh empat makhluk di takhta sorga. Empat mahkluk merupakan manusia seperti kita dan pernah hidup di dunia, tetapi mengalami penyucian sampai di takhta sorga.
Demikian juga kita, kita harus mengalami penyucian tubuh, jiwa, roh--seluruh hidup--seperti yang dialami empat makhluk di takhta sorga.
Setiap kegiatan di gereja TUHAN harus mengarah pada kegiatan penyucian. Kalau kegiatan di dunia harus pandai, banyak modal, tetapi di dalam gereja TUHAN harus mengarah pada kegiatan penyucian.
Ada empat makhluk menunjuk pada empat macam kegiatan dalam gereja TUHAN, seperti yang ditunjukkan oleh empat makhluk (sudah diterangkan dalam Ibadah Raya Surabaya, 21 Agustus 2016):
- Kegiatan memberi dan mengunjungi. Ditunjukkan oleh makhluk yang pertama (seperti singa). Ini mengingatkan pada singa Yehdua.
Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
'singa' = raja (singa Yehuda). Ini menunjuk pada suku Yehuda.
Raja sangat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan rakyatnya--memberi dan mengunjungi.
Bilangan 10: 14
10:14. Terdahulu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehudamenurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Nahason bin Aminadab;
Kalau dulu, ada laskar--tentara--di bawah panji-panji suku Yehuda (bani Yehuda), ini yang bergerak dulu. Inilah kegiatan memberi dan mengunjungi--kebutuhan-kebutuhan pokok dari sidang jemaat.
- Kegiatan umum--pelayanan umum--; menyangkut gedung gereja, transportasi dan lain-lain. Ditunjukkan oleh makhluk kedua--seperti anak lembu.
Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
'lembu' menujuk pada hamba. Ini di bawah panji-panji Ruben.
Bilangan 10: 14
10:18. Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji Rubenmenurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elizur bin Syedeur;
Ruben--yang sulung--punya kesanggupan.
- Kegiatan administrasi--surat-menyurat. Ditunjukkan oleh makhluk ketiga (muka seperti muka manusia).
Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang
Ini di bawah panji-panji Efraim.
Bilangan 10: 22
10:22. Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Efraimmenurut pasukan mereka;
- Kegiatan imamat--ibadah, pelayanan--; perjamuan suci, pempin pujian, berkhotbah, penerima tamu, pemain musik. Ditunjukkan oleh makhluk keempat (muka seperti burung nasar).
Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasaryang sedang terbang.
Ini dibawah panji-panji suku Dan.
Bilangan 10: 25
10:25. Sebagai barisan penutup semua laskar itu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Danmenurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Ahiezer bin Amisyadai;
- Wahyu 4: 9-11
4:9. Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10. maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Diayang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11. "Ya TUHAN dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Yang kedua: ayat 9-11: aktifitas penyembahan--berdoa menyembah TUHAN (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 17 Agustus 2016).
Puncak dari penyembahan adalah terjadi perobekan daging dengan segala keinginan, hawa nafsu, emosi dan ambisinya, sehingga daging tidak bersuara lagi--tirai terobek. Di dalam Tabernakel, kalau tirai terobek, tabut perjanjian akan terlihat.
Tabut perjanjian adalah mempelai wanita sorga dan juga merupakan takhta sorga--tempat TUHAN bertakhta ada di atas tabut.
Inilah dua macam kegiatan--penyucian dan penyembahan--yang arahnya sampai ke tabut perjanjian. Kegiatan kita di dunia harus mengarah/meniru kegiatan takhta sorga. Bukan suasana dunia--diskotik dan lain-lain--yang dibawa masuk dalam gereja.
Jadi, kegiatan kita sekarang adalah
- Kegiatan memberi mengunjungi seperti dulu pasukan perang yang siap beperang di bawah panji-panji Yehuda.
- Kegiatan umum--pemeliharaan gedung, pemeliharaan alat-alat gereja dan lain-lain--seperti dulu pasukan perang di bawah panji-panji suku Ruben. Kegiatan administrasi juga seperti berperang--semuanya siap sedia.
Dulu dalam bentuk pasukan perang di bawah panji-panji perang, sekarang kita juga, kita seperti berperang dalam melayani, tidak ada izin.
- Sampai pada kegiatan imamat.
Kegiatan penyucian dan penyembahan, jika digabung akan menghasilkan
tabut perjanjian; mempelai wanita; takhta sorga.
Kidung Agung 2: 4 => tentang panji-panji
2:4. Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinyadi atasku adalah cinta.
'cinta'
= kasih.
(terjemahan lama)
2:4. Dihantarnya aku ke dalam bilik air anggurdan kasihnya adalah bagiku akan panji-panji.
Ada panji, ada rumah pesta. Ini arahnya. Tadi dalam Tabernakel mengarah pada tabut perjanjian. Di sini diperjelas, yaitu ke rumah pesta.
Panjisama dengan kasih TUHAN yang besar dan agung. Dulu panji-panji dinaikkan untuk berperang, sekarang menunjuk pada
kasih Allah. Jadi, kita mau melayani bidang apa saja, seperti berperang; sekarang dengan dorongan kasih Allah yang besar dan agung.
Rumah pesta= tabut perjanjian. Ini arahnya, yaitu
perjamuan kawin Anak Domba.
Di terjemahan lama, rumah pesta ini adalah bilik air anggur--bagi bangsa Israel, jika di pesta disuguhkan air anggur bahkan harus ada air anggur, berarti ini pesta nikah--, bukan pesta sembarangan. Seperti pesta nikah di Kana, saat air anggur hampir habis, bingung.
Jadi, rumah pesta di mana ada air anggur adalah pesta nikah Anak Domba--perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19:9 '
berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawn Anak Domba'; terjadi pertemuan di udara). Sesudah itu masuk kerajaan Seribu Tahun Damai--Firdaus--(Wahyu 20), dan Yerusalem baru (Wahyu 21-22).
Wahyu 19: 919:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Inilah rumah pesta; mulai dari perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai--Firdaus--, sampai Yerusalem baru--takhta kerajaan sorga.
Jadi, kegiatan kita di bawah panji-panji tidak boleh sembarangan, lihat panji-panji dahulu. Kalau panji-panji turun, kita tidak bergerak. Kalau di dunia, menggunakan kekuatan otak dan sebagainya. Kalau dalam pekerjaan TUHAN, panji-panji--kasih TUHAN--inilah yang mengatur; yang menentukan. Kegiatan di bawah panji-panji--kasih TUHAN--sama dengan kegiatan kasih TUHAN untuk membawa Israel--umat TUHAN--, supaya menjadi mempelai wanita sorga yang sempurna, untuk masuk rumah pesta--perjamuan kawin Anak Domba, Firdaus (kerajaan Seribu Tahun Damai), dan Yerusalem baru--sampai duduk di takhta sorga.
Kegiatan penyucian dan penyembahan di bawah panji-panji--kasih TUHAN-- harus ada di dalam gereja TUHAN.
Semuanya harus mengarah kepada panji-panji. Lihat panji-panji--kasih TUHAN, jangan berdasarkan emosi, ambisi dan sebagainya. Arahnya jelas, yaitu ke rumah pesta.
Dalam Kidung Agung, Salomo memuji Sulamit; mempelai pria dan mempelai wanita puji-memuji--orang Israel asli.
Lalu,
bagaimana dengan bangsa kafir?Apa ada kaitan bangsa kafir dengan panji-panji?
Yesaya 5: 265:26. Ia akan melambaikan panji-panjikepada bangsa yang dari jauh, dan akan bersuitmemanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya mereka akan datang dengan segera, dengan cepat!
'
bangsa yang dari jauh'= bangsa kafir.
'
dari ujung bumi' = bangsa kafir.
'
mereka akan datang dengan segera, dengan cepat' = jangan berlambat-lambat.
Perhatian TUHAN kepada bangsa kafir yaitu
melambaikan panji-panji-Nya--kasih TUHAN--kepada bangsa kafir lewat
suitan.
Suitan artinya
firman Allah yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Contoh: perempuan Kanaan datang pada TUHAN: Tolonglah aku, anakku menderita. TUHAN menjawab: Tidak layak roti untuk anak diberikan kepada anjing. Kita datang baik-baik--ingin mendengarkan firman dan pertolongan TUHAN--, tahu-tahu: Anjing..Babi! Inilah suitan, yaitu firman Allah yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Mungkin kita harapkan penghiburan: 'Saudara hebat, baik.' Terhibur tetapi tidak tertolong. Begitu: 'Anjing Babi; suitan,' itulah lambaian kasih Allah dan kita tertolong. Inilah
firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang menusuk hati kita.
Kalau kita dipuji-puji, itu bukan kasih, tetapi emosi, ambisi dan sebagainya.
Tuhan memanggil kita lewat suitan--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua--untuk menyucikan dan mengubahkan bangsa kafir yang seperti anjing dan babi menjadi mempelai wanita sorga yang sempurna--sama dengan bangsa Israel yaitu menjadi mempelai wanita sorga--, dan dibawa pada rumah pesta--perjamuan kawin Anak Domba, Firdaus, Yerusalem baru--sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selama-lamanya.
Dulu empat makhluk gambaran dari empat panji-panji bangsa Israel, sekarang untuk kita bangsa kafir.
DARI MANAkita mendapatkan kasih TUHAN yang agung dan besar?Yohanes 21: 15-1921:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku.
Kita mendapatkan kasih TUHAN yang besar dan agung dari
PENGGEMBALAAN YANG BENAR DAN BAIK, yaitu kita harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan--ruangan suci Tabernakel. Dulu ada tiga macam alat dalam ruangan suci, sudah hancur, sekarang dalam arti rohani, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (Kisah Rasul 2: 41-42). Sesudah percaya Yesus, bertobat, dibaptis dan diselamatkan--anjing babi menjadi domba-domba--, mau ke mana? Harus digembalakan supaya tidak diterkam lagi oleh serigala.
Kisah Rasul 2: 41-422:41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42. Mereka bertekundalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Ayat 41 = baptisan air= halaman Tabernakel.
Ayat 42 = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = ruangan suci.
- Pelita emas= ketekunan dalam persekutuan = ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum), termasuk ibadah persekutuan; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya. Mungkin digerakkan TUHAN bukan ikut serta, tetapi ada dana, doa dan sebagainya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus--makanan bagi domba.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam berdoa= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar, sehingga kita tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal.
Buktinya: hidup mulai tenang, sekalipun di tengah gelombang tetap tenang = ketenangan damai sejahtera di lautan dunia yang bergelombang. Kalau ada di halaman, saat gerimis, bingung dan kacau; ada angin kencang, bingung. Tetapi kalau sudah masuk ruangan suci, sudah tenang.
Kalau sudah tenang, kita bisa dimandikan--
disucikan.
Artinya: kita selalu mengalami penyucian terus menerus. Kalau masih lari-lari, susah. Itu bedanya antara kehidupan yang tergembala dan tidak. Kalau sudah tergembala--tenang--, pasti mengalami proses penyucian--seperti pohon anggur yang rantingnya dibersihkan berulang-ulang.
Kita selalu mengalami penyucian,
mulai dari hati kita.
Tadi Petrus ditusuk tiga kali oleh TUHAN: Simon adakah engkau mengasihi Aku? Ia sedih--kena hatinya. Kalau hanya satu kali, masih sombong--sudah menyangkal, masih sombong. Kami sebagai hamba TUHAN, sudah berbuat dosa--mencuri milik TUHAN--, masih merasa hebat. Isterinya dua, dikatakan: Saudara hebat. Inilah kalau, tidak tergembala. Tetapi dalam penggembalaan, kita akan mengalami penyucian yang berulang-ulang, sampai satu waktu mengenai hati.
Hati= pusat kehidupan kita dan
ini merupakan sasaran dari penggembalaan. Kalau di dunia--belajar di TK, SD dan sebagainya--, sasarannya otak--Musa di Mesir, sasarannya otak. Begitu di penggembalaan--Musa di Median--, sasarannya adalah hati. Kalau pakai kepandaian, kekayaan, kedududukan--anak raja--, Musa melayani dua orang saja tidak bisa. Dua orang ini juga menunjuk pada suami-isteri. Kalau di dalam nikah melayani dengan kepandaian atau kekayaan, tidak akan bisa, malah bertengkar. Mau melayani harus dengan hati. Hati inilah yang dikerjakan dalam penggembalaan.
'
sedih hati Petrus' (ayat 17)= Petrus mengalami penyucian hati. Kalau firman diulang-ulang, satu waktu akan terkena di hati. Kalau tidak diulang-ulang, tidak mempan. Ditanya satu kali, Petrus masih katakan: Aku mengasihi Engkau. Yang kedua juga. Sampai yang ketiga, baru kena. Harus bertekun dalam tiga macam ibadah.
Petrus mengalami penyucian hati
sampai sedih hatinya, artinya:
- Petrus--sekarang kita--sadar kalau tidak memiliki kasih Allah; sama dengan sudah berbuat dosa dan menyangkal Yesus tiga kali--kosong dari kasih. Mungkin mulut kita berkata: Yesus dahsyat, luar biasa. Tetapi seringkali, kita menyangkal lewat perbuatan-perbuatan; pengikutan kita hanya sampai di mulut, tidak sampai di hati.
Titus 1: 15-16
1:15. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
1:16. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Kalau hati kita kosong dari kasih TUHAN, kita seringkali menyangkal TUHAN lewat perbuatan-perbuatan dosa:
- Keji= jahat.
Jahat = keinginan akan uang; kikir dan serakah. Contohnya: Yudas mencuri milik TUHAN.
- Durhaka= tidak setia sampai tinggalkan ibadah pelayanan kepada TUHAN--durhaka kepada TUHAN--; durhaka pada orang tua. Hati-hati kaum muda!
- Tidak sanggup berbuat yang baik; selalu berbuat jahat sampai membalas kebaikan dengan kejahatan--sama seperti setan. Kalau TUHAN, membalas kejahatan dengan kebaikan.
Saat Petrus menyangkal TUHAN, dia jadi sama dengan setan. Waktu Petrus menolak salib, TUHAN berkata: Engkau iblis.
- Petrus--sekarang kita--menyesali--ini yang penting, sudah berbuat dosa jangan tertawa-tawa--dan mengakudosa-dosa kepada TUHAN dan sesama--vertikal dan horisontal membentuk salib. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi; tinggalkan dosa!
Saat itu--hati ditusuk, dosa-dosa dikeluarkan--, kasih Allah dicurahkan.
Ini rumus sebab akibat. Kalau kosong dari kasih, berarti sudah berbuat dosa. Mari mengaku dan jika sudah diampuni jangan berbuat lagi, supaya kasih TUHAN yang agung dan besar dicurahkan kepada kita.
Amsal 28: 13
28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinyadan meninggalkannya akan disayangi.
'disayangi' = dikasihi.
Jika sudah mengaku dan meninggalkan dosa, maka Petrus--sekarang kita--mengalami kasih TUHAN, sehingga bisa mengasihi TUHANlebih dari semua dan mengasihi sesamaseperti diri sendiri bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita--bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Akhirnya, Petrus bisa mengasihi TUHAN--sekalipun disiksa--dan sesama. Ini karena dalam hati sudah diisi kasih. Kalau diisi dosa: keji, durhaka, akan merugikan orang, melawan TUHAN sampai menjadi seperti setan.
Kalau menyimpan pelanggaran, kita tidak beruntung. Kalau dosa sudah diselesaikan, kita beruntung.
Beruntung, artinya berbuah manis. Kalau carang melekat pada pokok anggur dan dibersihkan, pasti berbuah manis dan lebat--berhasil dan bahagia.
Tetapi kalau dosa yang ditimbun dalam hati--seperti Yudas Iskariot--kelihatannya berhasil--punya banyak uang dari hasil mencuri--, tetapi akhirnya tidak berunutung; hancur, pecah semua, sia-sia dan tidak ada artinya.
Kalau kita sudah berjuang--tekun dalam tiga macam ibadah--, tetapi masih pahit, pelan-pelan. Ingat! Tidak ada buah yang langsung manis. Kalau masih asam, berarti sudah ada buahnya. Lanjutkan, terus dibersihkan, minta ampun atas dosa-dosa, tinggalkan dosa, kasih semakin dicurahkan, dan satu waktu buah akan lebat dan manis.
Seringkali, kita sudah benar--tekun di kandang penggembalaan--, baru kena masalah, kita sudah malas terggembala. Ini kesalahan kita. Biarkan terus, penyucian bertambah, kasih TUHAN bertambah dan buah bertambah besar, sampai berbuah manis.
"Seperti saya dulu, tidak makan dan minum, belum seperti rasul-rasul yang dicambuk 39 kali, disesah, dijemur dan lain-lain. Itu sebenarnya saya sudah berbuah, tetapi mau rontok. Kalau bertahan terus, akan manis."
Mari, bertahan dalam kandang seperti ranting melekat pada pokok anggur. Jangan lepas! Kalau lepas, rontok semua. TUHAN tolong kita semua.
Yohanes 21: 18-1921:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
'
hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah' = Petrus rela mati dan memuliakan TUHAN.
BUKTImemiliki kasih Allah yang besar dan agung: bisa mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Artinya:
TAAT DENGAR-DENGARANsampai berkorban nyawa--seperti Petrus berkorban nyawa. Ini sama dengan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Berkorban apa saja: waktu dan sebagainya. Daging ini yang selalu jadi halangan. Tetapi kalau daging sudah tidak bersuara--daging tak berkuasa--dan kasih Allah menguasai kita, kita bisa taat.
Dulu Petrus tidak taat. Petrus melarang Yesus ke Yerusalem untuk mati disalib dan telinga Malkhus diputuskannya--Petrus tidak punya kasih; kosong dari kasih. Tetapi setelah diisi kasih Allah, ia hanya mengulurkan tangan; taat dengar-dengaran pada TUHAN sampai berkorban nyawa--sampai daging tidak bersuara.
Maka,
TUHAN akan mengulurkan tangan kasih-Nya yang agung dan besar kepada kita; kita hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar dan agung.
Mari, sungguh-sungguh. Hari-hari ini biarlah kita ikuti kegiatan penyucian dan penyembahan; bagaikan di bawah panji-panji Yehuda, Ruben, Efraim, dan Dan--empat makhluk. Suku Dan ini dihisapkan sebagai bangsa kafir, karena itu TUHAN melambaikan panji-panji-Nya kepada bangsa kafir--semestinya hanya untuk bangsa Israel--, sehingga kita dapat kesempatan sampai hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar dan agung.
Jika hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar dan agung,
hasilnya:
- Ulangan 7: 7-8
7:7. Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --
7:8. tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuatdan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
'bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?' = biarpun kita kecil, yang penting kita hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar. Bukan besar atau kecilnya kita, tetapi di mana kita hidup? Dalam tangan kasih TUHAN yang besar.
'TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat' = tangan kasih yang besar dan agung, yang sekuat maut--sampai mati di kayu salib.
'menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir'= lepas dari perbudakan.
Kasih TUHAN itu BERDAULAT; tidak bisa dijajah/diperbudak oleh apapun. Seperti negara Indonesia ini berdaulat (kedaulatan), sebab itu tidak mau dijajah (mengusir penjajah).
Hasil pertama: kalau ada kasih TUHAN yang besar dan agung; kasih TUHAN yang sekuat maut ada di dalam kehidupan kita, maka tidak ada penjajahan/perbudakan lagi.
Artinya:
- Tangan kasih TUHAN yang besar dan agung, yang sekuat maut sanggup melepaskan kita dari Firaun--setan dengan dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks--laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, seks pada diri sendiri--dan nikah yang salah). Malam ini bisa lepas, tidak usah menunggu besok atau lusa.
Begitu hati kita ditusuk oleh pedang firman, kasih TUHAN akan masuk dalam kehidupan kita dan kita bisa terlepas dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran.
- Kemudian dilepaskan dari Mesir--pengaruh dunia/keduniawian--sehingga kita mengalami damai sejahtera. Pengaruh dunia bagaikan lautan yang ditimbus angin dan gelombang--badai lautan dunia. Kita lepas dari badai--Mesir--, sehingga kita bisa mengalami damai sejahtera.
Jika lepas dari Firaun--dosa-dosa-, kita bisa hidup benar. Kalau benar, pasti damai; kalau tidak benar, tidak damai.
Yohanes 16: 33
16:33. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahteradalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
'Dalam dunia kamu menderita penganiayaan' = dunia penuh dengan gelombang--kesulitan--, sehingga hidup menjadi tidak tenang.
Mari dilepaskan, sehingga kita bisa seperti Yesus yang tidur di buritan kapal yang sedang diombang-ambing gelombang; damai.
Kalau sudah hidup benar dan mengalami damai sejahtera, semua akan enak dan ringan; kita berada di dalam tangan kasih TUHAN yang agung, besar, dan sekuat maut.
- Roma 8: 35-37
8:35. Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36. Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Hasil kedua:
- Ayat 35= kasih TUHAN MELEKAT; tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa dilawan--seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar. Ini yang mau diisikan dalam hati kita malam ini.
Tadi, kasih TUHAN berdaulat--tidak boleh dijajah oleh apapun. Buktinya: hidup benar dan damai; semua enak dan ringan--suasana Firdaus. Kalau dijajah, akan letih lesu dan berbeban berat. Waktu Adam dan Hawa di taman Firdaus, hidupnya enak dan ringan, tidak susah, tidak letih lesu dan tidak berbeban berat.
Hidup benar, damai sejahtera, semuanya enak dan ringan, itu adalah suasana rumah pesta; suasana Firdaus. Kita mau dikembalikan ke sana. Kalau tidak tenang, tetapi bimbang dan lain-lain, itulah suasana dunia yang akan dibinasakan.
Kasih TUHAN melekat; tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa dilawan. Artinya: tangan kasih TUHAN yang agung, besar, dan sekuat maut selalu memeluk kita--tidak bisa dipisahkan berarti dipeluk--, sehingga:
- Kita tidak terpisah dari TUHANapapun yang harus kita hadapi--kelaparan, penganiayaan, persoalan dan sebagainya--dan sekalipun kita lemah tak berdaya seperti domba sembelihan.
"Seperti cerita saya tadi. Berarti kasih TUHAN belum ada waktu itu. Saat menghadapi rasa lapar, saya sudah tidak mampu."
Domba sembelihan ini tidak berdaya--tidak bisa apa-apa--, empat kakinya sudah diikat dan hanya ada suaranya, kalau sudah lama, suaranya juga habis dan hanya bahasa air mata. TUHAN tahu bahasa air mata dan TUHAN memeluk kita erat-erat.
- Kita tetap mengasihi TUHANlebih dari semua. Apapun yang kita hadapi, sekalipun kita lemah, tak berdaya seperti domba sembelihan, kalau ada kasih TUHAN--dipeluk oleh tangan kasih TUHAN--, kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua--bersandar di dada TUHAN, seperti rasul Yohanes.
Waktu perjamuan suci, ada dua kemungkinan: Yudas lari tinggalkan TUHAN, tetapi Yohanes semakin dekat pada TUHAN--bersandar di dada TUHAN.
Mari, malam ini, lewat perjamuan suci, biarlah kita bersandar di dada TUHAN. Jangan mundur, jangan jauh dari TUHAN apapun yang kita hadapi! Sekalipun lemah, tidak berdaya dan sudah tidak mungkin lagi, kita tetap mengasihi TUHAN lebih dari semua.
- Tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan. Jangan jauh dari TUHAN, tetapi biar kita dipeluk oleh tangan TUHAN.
Bersandar di dada TUHAN; hidup mati kita ada di dalam tangan kasih TUHAN yang besar dan agung, yang sekuat maut--hidup mati pribadi kita, ekonomi, nikah dan buah nikah, pelayanan, masa depan kita. Semuanya ada di dalam tangan kasih TUHAN. Kita tinggal bersandar, TUHAN yang menentukan semuanya. Kita hanya domba sembelihan, tetapi ada tangan kasih TUHAN yang besar, agung, dan sekuat maut yang menentukan hidup mati kita.
- Dan kalau tangan kasih TUHAN yang bekerja, tidak ada yang mati, tetapi hidup sampai hidup kekalselamanya.
- Ayat 37= tangan kasih TUHAN yang besar, agung, dan sekuat maut juga sanggup memberikan kemenangankepada kita dalam menghadapi musuh yang lebih kuat, sekalipun kita lemah tak berdaya seperti domba sembelihan. Ada tangan kasih yang kuat, yang berperang ganti kita--tangan kasih TUHAN berperang ganti kita--; sanggup menyelesaikan semua masalah kita sampai yang mustahil tepat pada waktunya.
Seperti Daud melawan Goliat, tidak mungkin, tetapi ada tangan kasih TUHAN yang besar, agung, dan sekuat maut yang memberikan kemenangan.
Serahkan semua dan tampung kasih TUHAN lewat kegiatan penyucian--panji-panji--dan penyembahan untuk dibawa ke rumah pesta. Arahnya sangat jelas sampai kerajaan sorga yang kekal.
Dari mana kasih itu? Kita dapat kasih Allah lewat penggembalaan. Kalau sudah tekun dalam penggembalaan, kita mengalami penyucian hati, dan kasih TUHAN dicurahkan. Kemudian, kita bisa taat--mengulurkan tangan kepada TUHAN--dan TUHAN juga mengulurkan tangan-Nya, sehingga kita hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar.
Hasil pertama: kasih TUHAN yang berdaulat; tidak bisa dijajah, lepas dari dosa, dari dunia, hidup benar, damai sejahtera, bersuasana Firdaus, enak dan ringan.
Hasil kedua: kasih TUHAN melekat; kita tidak terpisah, tetapi dipeluk oleh TUHAN (seperti rasul Yohanes tetap dipeluk oleh TUHAN), hidup mati kita di dalam tangan TUHAN dan kita diberikan kemenangan atas musuh yang lebih kuat (semua masalah diselesaikan oleh TUHAN).
- Efesus 5: 25-27
5:25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
'tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela' = sempurna.
Hasil ketiga: Yesus mengasihi kita sampai Ia mati di kayu salib untuk memandikan; menyucikan kitasampai sempurna--tidak bercacat cela.
Jadi, kasih TUHAN itu SUCI--tidak najis, tidak jahat.
Artinya: sanggup menyucikan dan menyempurnakan kita apapun keadaan kita. Mungkin kita seperti domba sembelihan, atau seperti anjing-babi, tetapi kasih TUHAN sanggup menyucikan kita.
Tadi, kasih TUHAN berdaulat, kita tidak bisa diperbudak.
Lalu, kasih TUHAN melekat, kita tidak bisa terpisah dan tidak bisa dilawan--menang.
Yang ketiga: kasih Allah itu suci.
Ayat 26= ada istilah 'memandikan' yaitu memandikan secara dobel.
Dia sebagai suami, menyerahkan nyawa-Nya--mati dulu--baru bisa memandikan kita. Kalau Dia tidak mati, kita tidak bisa dijamah oleh TUHAN dan kita ada di dalam tangan setan.
Sebaliknya, kalau Yesus mati, setan dikalahkan, setan tidak bisa menjamah kita dan kita ada di dalam tangan TUHAN untuk dimandikan. Tidak main-main!
Tangan kasih TUHAN yang besar, agung, dan sekuat maut memandikan kita secara dobel, yaitu dengan air dan firman.
Air= baptisan air.
Firman= air hujan firman pengajaran.
Jadi, untuk masuk baptisan air, harganya adalah nyawa Yesus. Tidak main-main! Sungguh-sungguh! Baptisan air bukan tata cara gereja, menurut pendapat pendeta, tidak! Kalau hanya itu, TUHAN tidak perlu mati. TUHAN rela mati supaya kita bisa masuk baptisan air. Sungguh-sungguh, supaya kita selamat.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru--langit terbuka--; hidup sorgawi itulah hidup dalam kebenaran.
Sesudah kita menyelam dalam baptisan air, kita juga harus menyelam--mendalam--dalam air hujan firman pengajaran, terutama dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Ulangan 32: 1-2
32:1. "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku.
32:2. Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.
Harus mendalam dalam air hujan firman pengajaran yang benar!
Apa yang disucikan--dimandikan--sampai dobel? Penyakit kusta.
Imamat 14: 8-9
14:8. Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.
14:9. Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi tahir.
Imamat 13= tentang penyakit kusta.
Ayat 8= kalau hanya dimandikan satu kali, boleh, tetapi tidak boleh tinggal di rumahnya--terpisah dari isteri dan anaknya. Apa gunanya kalau hanya mandi dalam baptisan air? Karena itu perlu dua kali (ayat 9).
Kusta secara rohani, artinya:
- Dosa kenajisan. Dalam Imamat 13 kalau ada orang kusta, ia harus menutupi mukanya, dan berteriak: Najis..najis!
Najis dan jahat adalah satu. Kenajisan= dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Kejahatan= pencuri seperti Yudas Iskariot.
Ini harus disucikan, mulai dari gembala. Kalau gembalanya pencuri, bagaimana domba-dombanya?
- Kebenaran sendiri--putih tetapi kusta--= menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain, TUHAN--pengajaran yang benar. Contohnya: suami berbuat dosa, malah menyalahkan isteri dan sebaliknya.
Keahlian kami hamba TUHAN adalah seperti Adam Hawa. Begitu berbuat dosa--makan buah yang dilarang TUHAN--, telanjang, lalu sembunyi di balik pohon-pohon; kami hamba TUHAN sudah berbuat dosa, lalu sembunyi di balik ayat-ayat firman yang ditafsirkan, bukan dibukakan. Kalau ayat alkitab ditafsirkan tujuannya untuk menutupi dosa; kalau dibukakan rahasianya, untuk mengungkap dosa-dosa yang tersembunyi. Inilah bedanya!
"Saya bertemu orang, dia katakan: 'Saya sesuai ayat firman, saya tetap bertahan seperti waktu saya dipanggil TUHAN, yaitu saya kawin cerai tetapi tetap bertahan (sudah melayani, bertahan pada kawin cerai)' Salah, ini ditafsirkan untuk menutupi dosa-dosa. Ada juga: 'Lebih baik kawin dari pada hangus.' Salah! Itu hanya untuk yang benar-benar janda--suaminya mati. Ditafsirkan untuk menyembunyikan dosa-dosa. Yang lain-lain masih banyak. Kita harus hati-hati."
- Tidak bisa mengucap syukur; bersungut-sungut, sampai tidak bisa menyembah. Dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh TUHAN, hanya satu yang kembali dan tersungkur, itulah orang asing--bangsa kafir yang dapat kesempatan.
Lukas 17: 16-18
17:16. lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukurkepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17:17. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
17:18. Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asingini?"
Sebenarnya, penyucian kusta untuk bangsa Israel (Imamat 13-14), tetapi di sini--dalam perjanjian baru--bangsa kafir juga mendapat kesempatan.
Malam ini kita disucikan dari kusta, sehingga kita bisa selalu mengucap syukur sampai menyembah TUHAN--memuliakan TUHAN.
Kalau sudah disucikan--dimandikan--secara dobel dari dosa kusta, kita akan diberi pakaian; kita akan dipercaya jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudusuntuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ayat 11= lima jabatan pokok. Kalau diuraikan atau dijabarkan ada jabatan pemain musik, penerima tamu, tim doa dan sebagainya.
'untuk memperlengkapi orang-orang kudus' = orang yang suci, bukan orang yang pandai atau bodoh.
Dari mana jabatan pelayanan?TUHAN berikan jabatan lewat penumpangan tangan. Ini ada di dalam surat Timotius (surat tahbisan); 1 Timotius 4:14, 2 Timotius 1:6.
1 Timotius 4: 14
4:14. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
'nubuat'= pemberitaan firman. Karena itu penumpangan tangan tidak boleh sembarangan, harus ada pemberitaan firman terlebih dahulu--yang menggerakkan dan menyucikan kita.
Yang sudah ditumpangi tangan; menerima jabatan, jangan lalai, kalau lalai, terkutuk. Jangan lalai, tetapi berkobar-kobar!
2 Timotius 1: 6
1:6. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkankarunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Esau berburu daging--mengorbankan jubah indahnya; mengorbankan jabatan pelayanan dan karunia roh Kudus--dan ia habis, sekalipun ia mencucurkan air mata, tetapi tidak mendapatkannya lagi.
Lalai= mengorbankan ibadah pelayanan untuk sesuatu di dunia. Ini terkutuk!
"Yang benar adalah mengobarkan. Yang sudah ditumpangi tangan pada tahun berapa, saat ini tahun 2016, nanti tahun berapa (sebelum TUHAN datang) harus berkobar-kobar terus; setia berkobar. Saya menjadi gembala sudah 23 tahun. Dilihat oleh TUHAN, apakah berkobar atau mengorbankan."
Kalau lalai akan terkutuk. Akhirnya Esau kehilangan segalanya. Esau hebat--anak sulung, badannya merah (bertobat) dan berbulu (urapan Roh Kudus)--tetapi ia tidak tergembala, hanya berburu daging dan menggantungkan jubahnya. Satu kali, masih bisa, dua kali, bisa, beberapa kali, habislah dia--jubahnya dipakai Yakub. Sebaliknya, Yakub tidak punya potensi apa-apa, tetapi ia tinggal di kemah--dalam penggembalaan--, begitu dapat jubah indah, dia perjuangkan dan dia dapat segala-galanya.
"Nanti ada penumpangan tangan, sebab itu ada pemberitaan firman dulu. Biasanya dalam kebaktian doa penyembahan, saat ini dalam kebaktian bible study, tidak apa-apa, yang penting ada nubuat dahulu untuk menyucikan dan meneguhkan, setelah itu baru ada penumpangan tangan."
Kalau sudah disucikan dari kusta dan diberikan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--jubah yang indah--, hasilnya:
- Hidup kita indah; masa depan berhasil dan indah. Yakinlah! Jabatan pelayanan adalah jubah maha indah (seperti jubahnya Yusuf).
- Naaman sakit kusta, lalu ada tawanan perangnya, seorang budak kecil mengatakan kalau di Israel ada nabi yang bisa menyembuhkan. Naaman menghadap raja Aram, lalu raja menulis surat ke raja Israel--minta tolong supaya panglimanya (Naaman) disembuhkan dari sakit kusta.
Panglima tetapi sakit kusta. Tambah tinggi kedudukannya, berkatnya, kalau kusta--tambah najis, jahat, kebenaran sendiri--, tambah malu. Banyak yang dipakai dalam pekerjaan TUHAN, tetapi kusta--najis, kebenaran sendiri, mengomel terus karena iri hati, tidak mengucap syukur. Bagi saya nomor satu.
Lalu apa jawaban raja Israel?
2 Raja-raja 5: 7
5:7. Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."
Waktu itu, menyembuhkan sakit kusta sama seperti membangkitkan orang mati. Tidak mungkin!
Kaum muda, kalau melepas jubah, akan layu sebelum berkembang. Tetapi kalau memakai jubah, kita seperti bunga yang sedang berkembang.
Kalau ada jubah indah, hasilnya adalah yang mustahil menjadi tidak mustahildan hidup mati kita ada dalam tangan TUHAN--menyembuhkan penyakit kusta sama dengan mematikan atau menghidupkan. Kalau kita sudah mempunyai jubah indah; sama dengan Yohanes bersandar di dada TUHAN, berarti hidup mati kita ada di dalam tangan TUHAN.
- Sampai nanti kalau Yesus datang kedua kali, kita disucikan sampai sempurna--semuanya tahir--seperti Dia dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali. Kita masuk rumah pesta pertama--perjamuan kawin Anak Domba--, rumah pesta kedua--Firdaus yang akan datang--dan Yerusalem baru. Kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selama-lamanya; kita minum air anggur yang rohani; yang baru; terbaik dan termanis selama-lamanya.
Serahkan hidup dalam tangan kasih TUHAN yang besar dan agung, yang sekuat maut. Apapun keadaan kita, TUHAN tolong kita semua. Apapun yang kita alami malam ini, yang penting kita bersandar di dada TUHAN;
yang penting diisi kasih TUHAN.
Apa keadaan kita? Seperti domba sembelihan, tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, sedang dilanda kusta, sedang diperbudak dosa, sedang dalam masalah yang mustahil, kesusahan, apapun juga? Jawabannya hanya satu:
Apa yang ada di dalam hati kita?Kalau yang ada kasih TUHAN, Dia dengan tangan kasih-Nya yang besar dan agung, yang sekuat maut sanggup melakukan apa saja bagi kita malam ini.
Jangan periksa orang lain, tetapi diri sendiri! Sasaran TUHAN adalah hati. Petrus kena tusuk, kita juga malam ini. Adakah kasih TUHAN dalam hati kita? Ataukah ada ketakutan, kenajisan, kebenaran sendiri, kesusahan, keputusasaan, mengasihi yang lain lebih dari TUHAN? Mari kembali pada kasih TUHAN.! Ini penyebabnya kenapa masalah, kesusahan dan kemustahilan terjadi, yaitu karena kita kosong dari kasih TUHAN, dan di situlah setan berperang untuk menghancurkan kita. Tetapi malam ini,
kembalilah pada kasih TUHAN!Kaum muda, mungkin ada kekecewaan, ketakutan, atau kekuatiran, itu adalah bukti kalau tidak ada kasih. Kembali! Serahkan semua pada TUHAN! Hidup mati kita ada dalam tangan TUHAN. Biarlah kita mau sungguh-sungguh mengasihi dan taat pada TUHAN.
Perjamuan suci--kurban Kristus di kayu salib--adalah sumbernya kasih. Serap kasih itu! Mengapa terjadi masalah, kesusahan, air mata, kejatuhan, kenajisan, dan kegagalan? Karena kita kosong dari kasih Allah. Itu jawabannya! Mari,
serap kasih Allah dari perjamuan suci. Kita tidak minta apa-apa, tetapi hanya minta kasih TUHAN. Itu sudah cukup bagi kita. Ini jawaban dari semuanya. Kalau kasih TUHAN ada di hati kita, tangan TUHAN akan bekerja dan hidup mati kita di dalam tangan TUHAN. Dia yang menentukan semuanya; semua yang terbaik dan terindah.
Malam ini juga, tidak usah tunggu besok, Dia bisa bekerja untuk kita. Kita hidup dalam tangan ajaib TUHAN yang mampu melakukan semuanya bagi kita sampai menyempurnakan kita.
TUHAN memberkati.