Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-17--kita masih membahas ayat 12-13 (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017)
6:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), sehingga terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut= kasih Allah tidak bekerja lagi (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 01 Oktober 2017).
- Bulan menjadi merah seperti darah= penebusan oleh darah Yesus sudah tidak bekerja lagi; tidak ada pengampunan dosa lagi (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Oktober 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 08 Oktober 2017).
- Bintang-bintang berguguran (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 13 Oktober 2017).
Ini semua akan terjadi secara jasmani, tetapi gempa bumi yang dahsyat secara rohani adalah dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kejahatan, kenajisan, kebencian dan lain-lain. Ini yang menghantam kita sampai matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut--tidak ada kasih Allah lagi--, bulan menjadi merah seperti darah--tidak ada pengampunan dosa lagi--, dan bintang-bintang berguguran--Roh Kudus tidak bekerja lagi.
AD. 3:
BINTANG-BINTANG BERGUGURANArtinya:
Roh Kudus tidak bekerja lagi.
Pekerjaan Roh Kudus di akhir zaman adalah
kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai).
Kalau bintang berguguran--Roh Kudus tidak bekerja lagi--berarti
tidak ada kesempatan lagi untuk masuk kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari dalam nikah
tidak bisa lagimelayani sebagai suami/isteri/anak yang baik, kemudian dalam penggembalaan sebagai gembala dan sebagainya, antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna. Akibatnya
mau tidak mau harus masuk pembangunan Babel, kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan, itulah gereja palsu/mempelai wanita setan yang akan dibinasakan.
Oleh sebab itu mulai sekarang selagi Roh Kudus masih bekerja,
kita harusaktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar pengembalaan sampai Israel dan kafir menjadi tubuh yang sempurna/mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Pembangunan tubuh Kristus sama dengan pembangunan rumah rohani.
Bagaimanakita bisa masuk dalam pelayanan pembangunan rumah rohani?
1 Petrus 2: 52:5. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
'
pembangunan suatu rumah rohani'= pembangunan tubuh Kristus.
'
imamat kudus'= imamat rajani; imam-imam dan raja-raja.
Kalau kita mau masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, kita
harus menjadi batu hidup, itulah imam-imam dan raja-raja/bintang-bintang, untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Batu jasmani untuk membangun rumah/gereja jasmani; tetapi batu hidup untuk rumah rohani.
Kita mutlak menjadi imam-imam/bintang-bintang.
Siapayang boleh menjadi bintang/imam dan raja? Keturunan Abraham secara jasmani; bangsa Israel asli, umat pilihan Tuhan.
Kejadian 15: 515:5. Lalu TUHAN membawa Abramke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Keluaran 19: 619:6. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imamdan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Secara jalur keturunan bangsa kafir tidak bisa menjadi bintang. Tetapi Tuhan membuka jalur kemurahan lewat Yesus mati di kayu salib, supaya bangsa kafir bisa menjadi bintang.
1 Petrus 2: 9-102:9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
2:10. kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
'
imamat yang rajani'= imam dan raja.
'
bukan umat Allah'= bangsa kafir.
Di perjanjian baru,
bangsa kafir mengalami belas kasih Tuhan lewat kurban Kristus; mengalami penebusan oleh darah Yesus, sehingga
bisa menjadi imam dan raja/bintang-bintang.
Prosesnya:
- Percaya/iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
- Bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan; mati terhadap dosa.
- Baptisan air dan Roh Kudus; lahir baru dari air dan roh sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi, yaitu hidup dalam kebenaran/hidup dari iman--kebenaran sama dengan iman.
Orang yang hidup dari iman, sekalipun ia bangsa kafir, ia adalah keturunan Abraham secara rohanisehingga kita layak menjadi imam dan raja--senjata kebenaran/bintang-bintang; kita menjadi bangsa Israel secara rohani.
Galatia 3: 7
3:7. Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
Biarlah kita menghargai imamat--ibadah pelayanan--kita yang seharga darah Yesus, lebih dari apapun di dunia.
Kita harus menghargai!Bukan berarti tidak boleh bekerja, tetapi lebih dari itu, kita harus menghargai imamat--ibadah pelayanan/tahbisan--kita kepada Tuhan.
Sebenarnya ada tiga tingkatan keturunan Abraham. Kita hati-hati. Biarlah kita sampai mencapai bintang.
Tiga tingkatan keturunan Abraham:
- Kejadian 13: 14, 16
13:14. Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
13:16. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga.
Tingkat pertamaketurunan Abraham: seperti debu tanah.
Artinya: hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani tetapi hanya mencari perkara jasmani--tanah--; hanya menggembar-gemborkan perkara jasmani, tanpafirman pengajaran yang benar/penyucian. Ada dosa, terserah; mau merokok tetapi main musik, tidak masalah, yang penting berkat jasmani; yang berkhotbah mau isterinya dua atau kawin cerai, tidak masalah. Ini debu tanah, sehingga ia tetap mempertahankan dosa-dosa; malah cenderung membela dosa.
Serigala dan burung--roh jahat dan najis--yang menjadi kepala di sana. Kalau tidak ada pedang firman, berarti tidak ada Imam Besar, tetapi serigala dan burung yang menjadi kepala; dosa-dosa berkembang biak.
Akibatnya: hanya menjadi makanan ular untuk dibinasakan selamanya--ular gambaran dari setan, antikris dan nabi palsu
Kejadian 3: 14
3:14. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ularitu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Hati-hati! Jangan sampai kita berada di tingkat debu tanah; tidak mau pedang. Hanya beribadah senang-senang tetapi tidak mau pedang/penyucian--yang penting tidak menyinggung dosa, tetapi: Saudara hebat,sekalipun isterinya tiga. Semua hebat dan luar biasa, padahal dosanya bertumpuk-tumpuk. Ini yang sangat berbahaya!
- Kejadian 22: 15, 17
22:15. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:17. maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Tingkat keduaketurunan Abraham: seperti pasir di tepi laut.
Artinya: kehidupan yang tertawan.
Habakuk 1: 9
1:9. Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir.
Siapa yang ditawan?Imam dan raja.
Hagai 1: 1-2, 4
1:1. Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupatiYehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:
1:2. "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
1:4. "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
(terjemahan)
1:1. Sebermula, maka pada tahun yang kedua dari pada kerajaan Darius, pada bulan yang keenam dan pada sehari bulan itu, datanglah firman Tuhan dengan lidah nabi Hajai kepada Zerubbabil bin Sealtiel, rajaYehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, katanya:
'bupati'= karena dijajah, dianggap sebagai bupati.
Ini adalah pembangunan rumah Allah secara jasmani, sekarang secara rohani yaitu tubuh Kristus. Ada imam dan raja tetapi ditawan oleh pengaruh dunia/maut, sehingga rumah Allah menjadi reruntuhan; tidak ada pembangunan.
Praktik ditawan:
- Praktik pertama hamba Tuhan seperti pasir: non-aktif, yaitu tidak setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan hanya untuk mencari perkara jasmani. Bukan berarti tidak boleh bekerja dan lain-lain, tetapi jangan sampai ditawan maut!
"Kami hamba Tuhan juga. Kalau mencari perkara jasmani mungkin semangat saat merintis, tetapi saat sudah banyak jadi santai karena cita-citanya sudah tercapai, bahkan pensiun, menikmati hari tua. Sudah punya semua, untuk apa lagi susah-susah? Bahaya, ditawan oleh maut! Selama ini pikirannya hanya untuk yang jasmani. Setelah semua tercapai, semua ada, mulai mundur sampai pensiun. Bukan begitu! Kalau di dunia memang begitu. Tetapi dalam pekerjaan Tuhan tidak ada kata pensiun. Kalau pensiun berarti tercapai cita-cita jasmani; hanya mencari perkara jasmani.
Karena itu saya katakan pada siswa-siswi Lempin-El: 'Kalau masuk Lempin-El hanya supaya nanti gajinya besar atau uang banyak, janganlah, itu urusan Tuhan. Oh ada ayatnya om: seratus kali lipat, dapat rumah dan sebagainya. Bukan itu maksudnya. Seratus kali lipat itu justru ukuran Tabernakel--panjangnya seratus hasta; seratus sama dengan sepuluh kali sepuluh. Baca ayat selanjutnya: sekalipun disertai penganiayaan. Ini tidak dibaca. Penganiayaan ini penderitaan bersama Yesus/salib, supaya ada Roh Kudus--angka lima puluh--sehingga kita mendapatkan Tabernakel: panjang seratus hasta, lebar lima puluh hasta. Itulah yang kita dapatkan kalau kita melayani Tuhan yaitu Tabernakel/kerajaan sorga. Berlipat-lipat kali ganda dari yang dunia; memang lebih. Karena itu baca ayat jangan hanya arti-arti yang jasmani, tetapi harus dalam arti rohani--dibukakan rahasianya. Enak saja--aku masuk Lempin-El saja, nanti dapat seratus kali lipat--, semua jadi pendeta, siapa yang dengar? Bukan begitu, tetapi dalam arti rohani, itulah 100x50; kerajaan sorga yang kekal kita miliki."
Kalau non-aktif, akibatnya: kering secara jasmani dan rohani.
Hagai 1: 10-11
1:10. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
1:11. dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."
Kering rohani: tidak ada Roh Kudus--minyak--, firman--gandum--, dan kasih Allah--anggur, sehingga tidak ada kepuasan. Akibatnya: mencari kepuasan-kepuasan di dunia sampai jatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan yang membinasakan. Ini yang terjadi. Kalau sudah tidak setia lalu meninggalkan ibadah pelayanan, bahaya, kekeringan rohani akan melanda.
Ketidakpuasan dimulai dengan tidak banyak menyembah tetapi banyak bersungut; tidak bisa mengoreksi diri lagi; tidak bisa melihat diri sendiri tetapi lihat orang lain terus (hanya menghakimi orang lain).
Lebih celaka lagi, kepuasan dunia dimasukkan dalam gereja. Gereja terus diatur menurut model dunia, dan di situlah terjadi kejatuhan-kejatuhan.
Kalau gereja kering--tidak ada firman, Roh Kudus dan kasih Allah; gembalanya tidak setia, semuanya tidak setia--, mana ada pribadi Tuhan? Tuhan setia, kita harus setia; Tuhan suci, kita harus suci. Kalau tidak setia dan suci, tidak akan bertemu Tuhan.
Secara jasmani juga kering, dan dia akan menyembah antikris; bergantung pada antikris; hanya menyembah antikris untuk bisa hidup di dalam dunia. Mulai sekarang, menyembah antikris dalam bentuk menghalalkan segala cara untuk mendapat uang dan sebagainya, karena dunia ini sulit dan kering.
- Keluaran 2: 11-12
2:11. Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
2:12. Ia menoleh ke sana sinidan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
'menoleh ke sana sini'= mau melayani tetapi melihat orang, bukan Tuhan/pengajaran; mau tergembala atau melayani di mana bukan melihat Tuhan/firman, tetapi orang. Kalau melihat orang bukan melayani, tetapi membunuh.
Praktik kedua hamba Tuhan seperti pasir: aktif dalam ibadah pelayanan--Musa ingat melayani padahal ia enak di istana; punya beban dalam ibadah pelayanan; bagus ini--, tetapi hanya memandang manusia, bukan Tuhan/firman pengajaran yang benar. Ini salahnya.
Akibatnya: menyembunyikan dosa di dalam pasir--'disembunyikannya mayatnya dalam pasir'. Artinya:
- Munafik; ada sesuatu yang disembunyikan karena bukan pekerjaan firman. Manusia mudah dikelabui, dari luar baik sekali--di kitab wahyu 13: binatang buas seperti anak domba tetapi suaranya seperti naga.
"Jangan terkecoh, termasuk pada saya! Kalau saya melihat manusia, akan banyak kemunafikan, ditutup-tutupi di dalam jemaat padahal banyak mayat."
- Kebusukan.
- Kebencian--Musa membunuh--: fitnah, bergosip. Banyak sekali itu terjadi kalau kita melihat manusia.
Mari, sungguh-sungguh melayani Tuhan hari-hari ini. Jangan lihat manusia! Kalau melihat Tuhan kita tidak akan mau bergosip. Kalau lihat manusia, akan banyak kemunafikan, kebusukan, kepahitan, kebencian, gosip, fitnah dan lain-lain. Bukan melayani, tetapi memecah belah tubuh Kristus.
- Matius 7: 26-27
7:26. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
'mendirikan rumahnya di atas pasir'= mendengar firman tetapi tidak melakukannya.
Praktik ketiga hamba Tuhan seperti pasir: tidak taat dengar-dengaran.
Akibatnya: tidak tahan uji--nol. Ukuran panjang Tabernakel adalah seratus= 10 x 10. Sepuluh pertama: mendengar firman, dan sepuluh kedua: dengar-dengaran; hasilnya: 100; kita masuk kerajaan sorga. Kalau hanya mendengar tetapi tidak melakukan, berarti 10 x 0= 0. Tidak tahan uji; rubuh oleh pencobaan, dosa dan lain-lain sehingga gugur dari iman--tadi di kitab Hagai: rumah Tuhan menjadi reruntuhan.
Matius 7: 21-23
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
7:22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Di sini pelayanannya kelihatan hebat, tetapi diusir oleh Tuhan sampai binasakarena tidak taat; tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar. Dulu dari Firdaus diusir ke dalam dunia, sekarang di dunia diusir lagi. Diusir ke mana? Ke neraka untuk selama-lamanya.
Mari, keturunan Abraham masih tiga tingkat: seperti debu, gagal, seperti pasir, gagal. Kita harus menjadi bintang!
Kita semua diperiksa, di mana tingkatan kita? Masih tanah? Jadi makanan ular. Pasir? Akan diusir sampai binasa, bukan dipuji. Di dunia dipuji-puji, tetapi nanti diusir oleh Tuhan--'Pada waktu itulah Aku akan berterus terang'.
Sekarang hamba Tuhan tidak terus terang: Tidak setia tidak apa-apa, yang penting ini itu, karena dia sendiri tidak setia. Satu waktu Tuhan yang berterus tearng: Enyahlah engkau!Lebih baik sekarang firman yang berterus terang untuk menolongkita kalau kita sadar. Ini yang penting. sekarang banyak yang disembunyikan, bahaya, nanti Tuhan berterus terang, ia akan diusir; tidak ada lagi kesempatan. Lebih baik sekarang berterus terang, apa yang disembunyikan, buka semua, supaya nanti diterima oleh Tuhan. Tuhan tolong kita.
- Tingkat ketigaketurunan Abraham: bintang; tidak ditawan oleh maut tetapi menjadi tawanan Roh.
Bintang tidak ada hubungan dengan bumi; tidak ditawan oleh maut. Mau tidak mau kita harus menjadi bintang.
Sebelum Roh Kudus berhenti bekerja--bintang berguguran--, mari menjadi bintang-bintang yang bercahaya--kita sudah belajar proses menjadi bintang bercahaya (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 15 Oktober 2017).
Inilah hidup kita anak-anak Abraham, mau ke mana sudah Tuhan tunjukkan, tinggal mau atau tidak.
Kisah Rasul 20: 22, 28
20:22. Tetapi sekarang sebagai tawanan Rohaku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:28. Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilikuntuk menggembalakan jemaat Allahyang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
'tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ'= tawanan Roh. Ada penggembalaan di situ (ayat 28).
Tanda tawanan Roh:
- Tanda pertama tawanan Roh: kita harus beribadah melayani Tuhan dalam sistem penggembalaan; selalu berada di dalam kandang penggembalaan, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--ruangan suci--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal.
Hasilnya:
- Terpelihara secara jasmani dan rohani.
Secara jasmani: dalam kelimpahan yaitu sampai mengucap syukur.
Secara rohani: mengalami damai sejahtera; kita selalu tenang--'dibaringkannya aku di rumput yang hijau'. Semua menjadi enak dan ringan, semua ditanggung oleh Gembala. Enak sekali hidup dalam kandang penggembalaan; kita hanya duduk dan berbaring, ada makan, ada musuh, gembalanya yang maju.
- Tidak pernah tersandung, terjatuh--duduk berbaring di atas rumput--, dan disesatkan--kalau tidak ada gembala bisa dikasih racun--, sehingga kita bisa mengikut dan melayani Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal atau Yesus datang kembali--, bahkan sampai selama-lamanya di kandang penggembalaan terakhir di Yerusalem baru/kerajaan sorga yang kekal.
Buktimenjadi tawanan Roh adalah kita ada di kandang penggembalaan; kita bebas dari tawanan maut. Kalau masih ditawan maut, sulit, seperti tadi mau membangun rumah Tuhan banyak alasannya.
Imamat 21: 12
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Kalau berada di dalam kandang, akan selalu ada minyak urapansehingga kita tidak pernah kering tetapi selalu mengalami kepuasan sorga.
- Kisah Rasul 20: 22-23
20:22. Tetapi sekarang sebagai tawanan Rohaku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:23. selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
Tanda kedua tawanan Roh: pemikirannya lain--tadi, minyak urapan Roh Kudus ada di kepala--, tidak punya pemikiran, keinginan dan rencana sendiri, tetapi hanya melakukan kehendak Tuhan.
"Nanti kamu ke sana, bangun gereja, jemaat ribuan: Ini baru rencana Tuhan. Tetapi tadi dikatakan: Kamu ke Yerusalem untuk dipenjara: Wah, bukan rencana Tuhan itu. Bukan begitu!"
Di sini rencana Tuhan adalah dipenjara. Ikuti! Itu tawanan Roh. Kalau tawanan maut, akan pilih-pilih, yang cocok untuk daging dia ikuti sekalipun bertentangan dengan Tuhan. Sama seperti Yunus yang menjadi tawanan maut, tetapi untung Tuhan masih tolong. Tuhan perintahkan ke Niniwe, tetapi Yunus ke Tarsis karena ia menggunakan pikirannya sendiri. Ternyata di tengah jalan ada maut menghadang.
Pemikiran sendiri kelihatannya bagus, kalau pemikiran Tuhan kelihatannya susah--penjara. Seringkali kita begitu. Itu hanya kelihatannya. Tetapi di tengah jalan mau mencapai yang enak fatamorgana itu, ada badai datang. Lebih baik menjadi tawanan Roh, sekalipun harus menghadapi banyak sengsara.
- Kisah Rasul 20: 24
20:24. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawakusedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayananyang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Tanda ketiga tawanan Roh: 'tidak menghiraukan nyawaku'= bisa menyelesaikan semua pelayanan yang dipercayakan Tuhan sampai garis akhir dengan tidak menghiraukan nyawa.
Tidak menghiraukan nyawa artinya:
- Setia, bertanggung jawab dan tidak mau dihalangi. Nyawa saja tidak dihiraukan, apalagi hanya perasaan, tidak makan, tidur dan sebagainya.
Pelayanan tubuh Kristus mulai dari nikah, juga sampai garis akhir; rela berkorban apa saja sebagai suami, isteri, anak dan orang tua. Di dalam penggembalaan dipercaya apa oleh Tuhan, fellowship, kita sungguh-sungguh.
- Rela berkorban. Tuhan tolong.
Mengapa sampai garis akhir?Ibadah pelayanan adalah suatu perlombaan dalam kitab Ibrani. Namanya berlomba, berarti kita harus sampai garis akhir. Kalau tidak sampai garis akhir, kalah juga, percuma semuanya.
Mari, ikuti sampai garis akhir! Kurang dua centi dari garis akhir, padahal sudah paling depan, kemudian berhenti, tidak bisa juga. Apa yang sudah dilakukan tadi tidak dihitung oleh Tuhan. Hanya yang sampai garis akhir yang dihitung. Mari ke arah sana pikiran kita hari-hari ini. Mulai dari dalam nikah, garis akhirnya kita tidak tahu--ada yang suami meninggal, atau dua-dua masih ihdup. Di dalam penggembalaan juga, yang penting sampai garis akhir. Kalau tidak, yang dari dulu sampai sekarang tidak ada artinya, tidak dihitung oleh Tuhan; kehilangan semuanya.
Tetapi sebaliknya, kalau sampai garis akhir dengan pengorbanan apapun, sehelai rambutpun dihitung oleh Tuhan; sangat diperhatikan oleh Tuhan. Luar biasa. Berjuang sampai garis akhir!
Yudas Iskariot dulu termasuk pada murid-murid, tetapi sekarang hancur, tidak dihitung. Tidak ada gunanya, dan hanya membeli tanah kuburan. Semua sia-sia, tidak dihitung; semuanya hilang diambil orang lain, sampai binasa.
Kisah Rasul 1: 16-20
1:16. "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
1:17. Dahulu ia termasuk bilangan kamidan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
1:18. --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
1:19. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--.
1:20. "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
Kalau kita berjuang sampai garis akhir, sehelai rambutpun tidak dilupakan oleh Tuhan tetapi selalu dihitung; pengorbanan kita dihitung oleh Tuhan; sekecil apapun kita, kita dihitung, diperhatikan dan dibela oleh-Nya sampai hidup kekal. Yakinlah!
- Markus 10: 45
10:45. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayanidan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi melayani sampai berkorban nyawa. Seperti bintang hanya bersinar terus.
Tanda keempat tawanan Roh: bukan dilayani, tetapi melayani tanpa pamrih--tidak mencari keuntungan jasmani--dan dengan pengorbanan, dan tidak bergantung pada bumi--tidak ada kaitan dengan perkara bumi.
Murni untuk Tuhan, sampai bisa mengaku: lebih bahagia memberi dari pada menerima.
Kisah Rasul 20: 35, 20
20:35. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
20:20. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkankepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
Bukan berarti tidak boleh menerima, tetapi lebih bahagia memberi dari pada menerima. Inilah bintang.
- Kisah Rasul 20: 23
20:23. selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
Tanda kelima tawanan Roh: rela sengsara daging; memikul salib untuk bisa beribadah melayani Tuhan; rela mengalami percikan darah supaya mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Barulah kehidupan itu tidak akan pernah gugur atau jatuh. Yesus bintang yang gilang gemilang, dan tidak pernah gugur. Lucifer bintang fajar; bintang bercahaya tetapi gugur--menjadi setan--dan digantikan oleh Yesus.
Kita harus berubah. Apa yang diubahkan?
Markus 10: 43-45
10:43. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
10:44. dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambauntuk semuanya.
10:45. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayanidan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Ayat 45= Pelayanan Yesus.
Ayat 43-44= proses pembaharuannya.
Yang harus diubahkan adalah:
- Ayat 43 'hendaklah ia menjadi pelayanmu' = besar jadi kecil--bintang besar jadi kecil. Jangan dibalik, kecil merasa besar, banyak dustanya itu.
Besar jadi kecil; kita mengecil supaya kebesaran dan keagungan Tuhan sebagai Imam Besar yang ditampilkan dalam pelayanan. Kita tidak akan pernah jatuh. Kalau kita menampilkan diri sendiri, sombong, akhirnya jatuh!
Kalau Yesus Imam Besar dan Gembala Agung yang ditampilkan, kita bisa melayani. Ini rahasia penggembalaan.
"Kalau seratus jemaat masih bisa ingat. Kalau seribu mulai susah, kalau sepuluh ribu, susah. Tidak perlu ada wakil gembala. Musa jemaatnya berapa?Gembalanya tetap Musa, tujuh puluh tua-tua itu untuk konsultasi dan lain sebagainya. Tetapi yang menerima firman dari Tuhan adalah Musa. Mengapa bisa? Karena Musa mengecil. Ia dimarahi Miryam dan Harun, ia diam. Musa mengecil sehingga Tuhan Yesus sebagai Imam Besar bisa menggembalakan seluruh umat Israel--seluruh jemaat berapapun yang dipercayakan Tuhan."
Jangan pakai logika! Kalau yang ditampilkan manusia, akan lupa. Tetapi Imam Besar, bisa.
- Ayat 44 'hendaklah ia menjadi hamba'= tinggi/terkemuka jadi rendah, supaya rendah hati.
Artinya:
- Kemampuan untuk mengaku dosa pada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat lagi. Kalau tinggi hati tidak akan mau mengaku dosanya sendiri, malah menyalahkan orang lain. Berat sekali pelayanan dan tidak akan mampu!
Sudah memikul dosanya sendiri yang berat, lalu tersandung dosanya orang lain di depan, akhirnya kering--tidak mampu.
Lebih baik rendah hati. Mari akui dosa-dosa, serahkan kepada Tuhan dan tidak menghakimi orang lain. Beban sudah selesai, pelayanan akan menjadi enak dan ringan.
- Menganggap orang lain lebih utama. Kita tidak ada beban. Kalau menganggap kita lebih utama, berat sekali.
Contoh besar jadi kecil dan tinggi jadi rendah: bayi Musayang hanya menangis kepada Tuhan; menyembah dalam tanda salib/tanda penderitaan--ia dibuang di sungai Nil. Musa hancur hati, hanya bergantung pada tangan anugerah Tuhan yang besar. Itu saja hidup kita.
Itulah bintang-bintang, yaitu mengecil dan rendah hati sampai seperti bayi, dan tangan anugerah Tuhan yang besar diulurkan kepada kita bayi-bayi. Kita hidup dalam tangan anguerah Tuhan, ini yang paling aman dan bintang tidak pernah gugur--bayi tidak pernah jatuh dalam tangan ibunya.
Hasilnya:
- Musa artinya diangkat dari air, seharusnya ia tenggelam di sungai Nil= tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup memelihara dan melindungikehidupan kita yang kecil dan tak berdaya--bayi--di tengah kesulitan dunia yang besar, sampai menyingkirkan ke padang gurun jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Kita dipelihara lewat firman pengajaran dan perjamuan suci.
"Mohon maaf, kalau gereja Tuhan tidak ada ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, bagaimana bisa ke padang gurun? Sebab makanan saat di padang gurun adalah firman dan perjamuan suci--dulu bangsa Israel dipelihara dengan manna. Kita sekarang latihan untuk hidup di padang gurun, makan waktu cukup lama. Di padang gurun kita semua dipelihara langsung oleh Tuhan dengan firman pengajaran dan perjamuan suci. Kita semuanya tidak bisa bekerja lagi, menjadi fulltimer semuanya (seratus persen seluruh hidup untuk Tuhan). Inilah kelanjutan 'lebih bahagia memberi dari pada menerima', yaitu sampai menyerahkan seluruh hidup--seratus persen--kepada Tuhan.
Karena itu jangan emosi untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh. Saya juga tidak menghalangi. Dulu saya takut menjadi hamba Tuhan, bodoh juga. Kalau emosi, jangan. Jadi harus panggilan dari Tuhan. Kalaupun tidak panggilan sepenuhnya, sekarang masih bekerja di dunia tetapi bisa melayani Tuhan, nanti satu waktu di padang gurun harus menjadi fulltimer, seratus persen hidupnya untuk Tuhan."
Ini pelajaran bagi kita semuanya:
- Pelajaran pertama--bagi yang belumjadi fulltimer--: mulai sekarang belajar jadi fulltimer--sekalipun ada pekerjaan, toko, gaji--, yaitu bergantung sepenuh pada Tuhan. Artinya: lebih mengutamakan Tuhan dari pada semua yang ada di dunia.
"Ada jemaat mengeluh: jemaat disuruh menjual sawitnya supaya bergantung kepada Tuhan, tetapi yang membeli malah hamba Tuhan. Bukan begitu latihan jadi fulltimer!"
- Pelajaran kedua--yang sudahfulltimer--: jangan coba-coba berkecimpung lagi di dunia, ini yang nanti akan ketinggalan. Sungguh-sungguh! Sekali menyerahkan hidup seratus persen, tetap bersama Tuhan apapun yang terjadi. Jangan kembali lagi ke dunia! Kalau tinggalkan, dia yang akan jadi antikris.
- Musa diangkat jadi anak raja; dari anak budak jadi anak raja=
- Tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup memberikan masa depan yang berhasil dan indah. Tidak usah takut! Yang penting sekarang mengecil dan rendah hati; jadi tawanan Roh bukan maut.
- Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--imam-imam dan raja-raja--; kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
- Tidak ada yang mustahil. Secara rohani tidak ada yang mustahil: penjahat bisa jadi penghuni Firdaus; penjahat bisa menjadi imam dan raja. Hati-hati!Imam-imam dan raja-raja kalau tidak mengecil dan rendah hati bisa jadi penjahat.
Harus tetap dalam pelukan tangan anugerah Tuhan yang besar seperti bayi.
- Musa diangkat ke sorga oleh Tuhan. Kita diangkat bukan hanya di dunia, tetapi sampai ke sorga.
Ulangan 34: 5-6
34:5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnyasampai hari ini.
'tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini' artinya apa? Ini diterangkan dalam Yudas 1:9: 'Musa dibangkitkan'
Yudas 1: 9
1:9. Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"
Musa dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan untuk naik dalam kerajaan sorga yang kekal. Kita diangkat ke sorga prosesnya mulai dari sekarang yaitu diubahkandari manusia daging menjadi manusia rohani--seperti bayi. Bayi itu tulus dan jujur. Di situ permulaan kita terangkat ke sorga.
Jujur= tidak ada dusta, tidak ada tipu; ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan; benar, tidak benar katakan: tidak benar.
Kalau tidak tulus--ada kemunafikan--, bukan bayi lagi, dan tidak bisa diangkat ke sorga.
Mari, galakkan penyembahan hari-hari ini, menyembah dengan hancur hati seperti bayi yang menangis sampai tulus.
Kalau sudah tulus, maut tidak berkuasa lagi atas kita; setan tidak bisa menjamah.
Tulus= ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, selebihnya dari si jahat. Kalau tulus, yang jahat (maut, setan) tidak bisa menjamah kita.
Orang dipakai Tuhan itu matinya saja diperebutkan, apalagi hidupnya.
"Karena itu orang sakit parah didoakan karena ini pergumulan antara Tuhan dengan setan, mana yang mau memiliki. Ini gunanya penggembalaan. Banyak yang tidak tahu siapa gembalanya. Jangan!"
Kalau sudah tulus dan jujur setan tidak bisa menjamah lagi, dan kalau Tuhan datang kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita berada di Firdaus, sampai di Yerusalem baru, itulah kandang penggembalaan terakhir, tidak ada setetespun air mata.
Mari, bintang sudah dekat dengan kedatangan Tuhan. Bertahan jadi bintang! Jangan jadi tanah dan pasir, tetapi jadi bintang!
Mari tergembala dengan sungguh-sungguh; melayani dengan pengorbanan, dengan tujuan rohani, bukan jasmani--yang jasmani hanya bonus dari Tuhan. Kalau rohani meningkat, jasmani juga meningkat. Apapun keadaan kita, kita ada di dalam tangan anugerah Tuhan yang besar.
Tuhan memberkati.