Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 8
4:8. Dan keempat makhlukitu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Empat makhluk adalah empat pribadi yang pernah hidup di dunia, tetapi sudah terangkat ke sorga--masing-masing bersayap enam. Sayap menunjuk pada naungan TUHAN.
Mazmur 17: 817:8. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Bresayap enam sama dengan tiga pasang sayap, artinya
tiga macam naungan sayap TUHAN, yaitu:
- Lukas 13: 34-35 => naungan sayap induk ayam (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 17 Juli 2016).
- Mazmur 55: 7-9 => naungan sayap merpati.
- Wahyu 12: 14 => naungan sayap burung nasar.
AD 2. NAUNGAN SAYAP MERPATIMazmur 55: 7-955:7. Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,
55:8. bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela
55:9. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai."
Kemarin naungan sayap induk ayam adalah pemeliharan TUHAN atas hidup kita--Dia sebagai induk atau pokok. Kebutuhan pokok kita adalah pribadi Yesus--pengajaran benar. Itulah yang bisa memelihara dan melindungi kita. Makanan yang diulang-ulang adalah makanan pokok; itu yang dibutuhkan.
Sekarang, kita belajar mengenai naungan sayap merpati.
Proses untuk memiliki naungan sayap merpati:
- Harus memiliki hatimerpati.
Matius 10: 16
10:16. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Hati merpati adalah hati yang tulus; yang dikuasai oleh Roh Kudus. Jangan dikuasai oleh iri, benci atau dendam--ini adalah hati yang pahit.
Dari mana kita mendapatkan hati yang tulus?
Matius 3: 16-17
3:16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpatiturun ke atas-Nya,
3:17. lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
'Yesus segera keluar dari air' = baptisan air.
'Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya' = baptisan Roh Kudus.
Kita mendapatkan hati yang tulus--hati merpati; hati yang dikuasai oleh Roh Kudus--lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit dari air--keluar dari air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru--hidup sorgawi.
1 Petrus 3: 20-21
3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Hidup baru atau hidup sorgawi adalah mengalami pembaharuan dari hati nurani yang tidak baik menjadi hati nurani yang baik.
Dijelaskan di Matius 3 soal hati nurani yang baik dan tidak baik.
Matius 3: 7-9
3:7. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Sadukidatang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batuini!
Ayat 8= baptisan air harus dimulai dengan pertobatan. Kalau tidak, akan tetap menjadi ular beludak.
Ayat 7= hati nurani yang tidak baik adalah seperti ular (bukan seperti merpati)--ini untuk bangsa Israel ('orang Farisi dan orang Saduki').
Ayat 9= 'batu'= hati nurani yang tidak baik--ini adalah bangsa kafir.
Kalau bangsa Israel--keturunan Abraham--memiliki hati nurani yang tidak baik, tetap menjadi ular beludak. Kalau bangsa kafir memiliki hati nurani yang tidak baik, ia bagaikan batu keras.
Lewat baptisan, kita mengalami hidup baru--baik Israel maupun kafir--, yaitu hati nurani yang bagaikan ular--tidak tulus--dan batu--keras; tidak taat--diubahkan menjadi hati nurani yang baik, yaitu tulus dan taat dengar-dengaran. Inilah keturunan Abraham.
Kalau hati nurani sudah baik--tulus dan taat--, kita mengalami baptisan Roh Kudus, sehingga hati kita diurapi Roh Kudus--hati merpati.
Sebelum sayap merpati, hatinya dulu yang diperhatikan. Bukan dikuasai oleh keinginan jahat--keinginan akan uang seperti Yudas--dan najis, kepahitan--iri hati, dendam--, kemunafikan--kepura-puraan--, dan dusta, tetapi hati yang diurapi oleh Roh Kudus.
Matius 10: 16
10:16. "Lihat, Aku mengutus kamuseperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ayat 16= ini adalah hati orang yang diutus oleh TUHAN--hamba TUHAN/pelayan TUHAN.
Orang yang mengikut dan melayani TUHAN posisinya bagaikan domba di tengah serigala. Hanya bisa dilawan dengan ketulusan hati. Setiap hamba TUHAN, pelayan TUHAN harus memiliki hati merpati--hati yang tulus dan taat--supaya kita mengalami naungan TUHAN; tidak bisa dimangsa oleh serigala sekalipun kita tidak berdaya.
Anak domba di tengah serigala, tidak berdaya, tetapi kalau punya hati tulus dan taat, kita akan mengalami naungan TUHAN. Jangankan dimangsa, setan tritunggal--binatang buas--tidak bisa menjamah kita.
Jadi, modal mengikut dan melayani TUHAN bukan kepandaian, tetapi nomor satu adalah hati yang tulus dan taat. Di situlah ada naungan TUHAN. Kita tidak bisa dijamah dan dimangsa oleh serigala; tidak tersandung, tidak jatuh, tetapi bisa mengikut melayani TUHAN sampai TUHAN datang kedua, bahkan sampai selama-lamanya--di kerajaan 1000 Tahun Damai dan di takhta sorga, kita tetap melayani TUHAN.
Seringkali dipakai TUHAN lalu hilang. Ini berarti diterkam. Semakin diberkati, domba semakin gemuk dan semakin tidak bisa lari, sehingga ia akan semakin cepat diterkam; kalau tidak punya hati yang tulus dan taat.
Yang sudah melayani, berdoa, perbaiki dasarnya, yaitu hati yang tulus dan taat. Yang belum melayani, jangan ragu, harus menjadi imam-imam dan raja-raja, sebab penghuni Firdaus dan kerajaan sorga adalah imam-imam dan raja-raja.
"Saya berdoa. Kalau di sini mulai tahun 2007--sudah 9 tahun--, satu tahun sekitar 3 kali penataran calon imam. Entah penataran calon imam yang ke-30, siapa tahu tergerak untuk menjadi imam. Semoga TUHAN menolong kita."
Tetapi kita harus waspada. Kita ingat TUHAN katakan: Rumah-Ku adalah rumah doa, tetapi kamu jadikan sarang penyamun, karena di rumah Allah justru banyak pedagang merpati.
Pedagang merpati= hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang tidak tulus dan tidak taat; ada pamrih, terutama untuk mendapatkan keuntungan jasmani--perkara jasmani--, sehingga rumah Allah menjadi pasar.
Hati yang tulus dan taat yang dijual. Sekarang yang banyak adalah ular--ada pamrih untuk mencari keuntungan jasmani. Sayang sekali. TUHAN mengeluh: Rumah-Ku adalah rumah doa, tetapi kamu jadikan sarang penyamun. Sarang penyamun = pasar.
Pengertian pasaradalah:
- Di pasar untuk mencari yang murah.
Artinya: murahan, yaitu tanpa tahbisan yang benar, siapa saja boleh melayani dan berkhotbah--yang tidak bisa dipertanggungjawabkan hidup, nikah dan keuangannya.
Kalau kita bangsa kafir--batu keras--menjadi hamba TUHAN, pelayan TUHAN, itu merupakan kemurahan TUHAN. Tetapi seringkali tidak tulus--ada pamrih--, sehingga menjadi murahan.
"Sampaipun bukan orang kristen--tidak punya iman kepada Yesus--, kalau hebat main musik dan menyanyinya, dipakai. Benar-benar tanpa tahbisan. Saya berani bersaksi ini karena memang sungguh-sungguh terjadi."
Segala sesuatu diperbolehkan--bebas--, tanpa tahbisan--ibadah pelayanan--yang benar, tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar.
- Pasar itu ramai.
Artinya: kesukaan daging; tanpa penyucian. Seperti bangsa Israel saat Musa naik ke atas gunung untuk menerima dua loh batu dan Tabernakel--firman yang lebih tajam dari pedang beramata dua--, di bawah ramai-ramai--menari menyanyi, sampai makan minum bersuka ria--dan menyembah lembu emas--seperti kuda terlepas dari kandang.
- Pasar untuk mencari keuntungan jasmani.
Akibatnya: bukan dinaungi, tetapi dicambuk dan diusir oleh TUHAN--hukuman TUHAN baik di dunia ini sampai di neraka selama-lamanya. Dia benar-benar merusak rumah Allah dan dia akan dibinasakan oleh Allah ('Siapa membinasakan rumah Allah, dia akan dibinasakan').
Kita semua hati-hati! Jaga hati!Bukan soal otak, tetapi jaga hati yang tulus dan taat--hati merpati. Kalau kita punya hati yang tulus dan taat, kita akan menjadi rumah doa: untuk memuliakan TUHAN dan berdoa kepada TUHAN.
Seperti domba di tengah serigala mau ke mana? Ke arah manapun tidak bisa, tinggal ke atas--berdoa--yang bisa. Kita bisa berdoa menyembah TUHAN, sehingga kita mengalami naungan sayap TUHAN.
Ini yang pertama. Sebelum punya sayap merpati, terlebih dahulu harus memiliki hati merpati. Nanti dengan sayapnya kita bisa terangkat ke takhta sorga.
- Sesudah memiliki hati merpati, harus memiliki matamerpati.
Kidung Agung 1: 15
1:15. --Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
Ayat 15= tentang mempelai wanita sorga (bukan secara jasmani).
Keistimewaan mata merpati adalah hanya memiliki satu arah pandangan, yaitu mata hanya memandang kepada Yesus.
Selalu dikaitkan dengan Musa. Jangan menoleh ke sana ke mari. Musa melayani dua orang yang berkelahi, tetapi menoleh ke sana ke mari, akhirnya jadi pembunuh. Kalau melihat manusia, tidak akan bisa melayani.
Kalau ada hati merpati, kita bisa melihat TUHAN. Kalau hati tidak tulus, akan melihat manusia.
Jangan menoleh sana siniartinya jangan berharap manusia dan bergantung pada situasi kondisi di dunia, tetapi hanya memandang TUHAN.
Kalau menoleh sana sini, akibatnya: munafik--pura-pura--dan membunuh--benci, iri, dendam. Ini akibatnya kalau pandangannya salah.
"Di gereja Malang sudah dipasang CCTV, saya tinggal menegor kalau ada yang ngomong-ngomong dan saya bisa tahu. Pergi ke Medan, saya bisa buka juga. Ini bergantung situasi kondisi. Sama seperti dulu di Jalan Johor, kalau di pintu sigap, berarti ada Pdt In Juwono, tetapi kalau tidak ada yang sigap, berarti Pdt In Juwono pergi--masih bergantung situasi dan kondisi."
Jangan menoleh ke belakangjuga, seperti isteri Lot--isteri Lot yang menoleh ke Sodom Gomora. Artinya:
- Jangan mengingat lagi dosa-dosa yang lama--pikiran disucikan. Kalau ingat, sebut: Darah Yesus!
"Seperti saya saksikan. Ada orang anaknya sudah besar, dulu lihat bacaan, tontonan yang tidak baik, masih bisa muncul lagi. Puasa sampai empat hari, baru bisa lepas."
- Jangan mengandalkan atau membanggakan sesuatu di dunia. Kalau kita melayani TUHAN dengan membanggakan ijazah, kepandaian, kehebatan, kedudukan dan lain-lain, kita akan gagal dan menjadi tiang garam--tidak ada artinya.
Jadi menoleh ke belakarang = menjadi tiang garam--tidak berguna apa-apa.
Rasul Paulus katakan: Apa yang ada di belakang itu sampah.
Inilah mata merpati yang hanya punya satu arah pandangan, yaitu hanya memandang Yesus.
Bagaimana kita bisa memiliki mata merpati--hanya memandang Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa--?
Ibrani 12: 14
12:14. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Supaya punya mata merpati, kita harus hidup dalam kesucian.
Bagaimana bisa hidup suci di tengah dunia akhir zaman yang kembali pada zaman Nuh dan Lot--berbuat dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan--? Masuk ke ruangan suci; tidak bisa yang lainnya.
Ruangan suci= kandang penggembalaan yang benar; yang dibina oleh firman pengajaran yang benar--makanan benar/makanan pokok yang diulang-ulang--; firman penyucian; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Yang namanya makanan pokok itu diulang-ulang, kalau bukan, itu camilan.
"Ada dua anak yang sakit maag, ternyata suka makan camilan. Tidak kuat pertunya. Setelah stop, baru mulai sehat kembali. Tetapi kalau makanan pokok, akan menyehatkan meskipun diulang-ulang--tahu siapa yang masak."
Kandang penggembalaan= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--diulang-ulang untuk memberi kesempatan; yang sudah tergembala, supaya mantap--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya,
- meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci,
- mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Kita mantap dalam penggembalaan yang benar; yang dibina oleh firman pengajaran yang benar.
Mantap ini sama seperti 5.000 laki-laki duduk--tidak ke sana ke mari. Kalau duduk, paling tidak sudah ada pemecahan roti. Kita tidak usah bingung, kita tinggal duduk, TUHAN yang bekerja.
Kalau sudah mantap, maka TUHAN juga duduk di tengah-tengah kita untuk menyucikan kita. Firman pengajaran yang benar diistilahkan sebagai sabun tukang penatu dan api tukang pemurni logam.
Maleakhi 3: 1-4
3:1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logamdan seperti sabun tukang penatu.
3:3. Ia akan dudukseperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
'Bait-Nya'= ruangan suci.
'menyenangkan hati TUHAN' = berkenan kepada TUHAN.
Kalau kita sudah duduk, maka Yesus sebagai imam besar dan gembala agung akan duduk juga untuk menyucikan kitadengan sabun tukang penatu dan api pemurni logam--pedang firman yang menyambar-nyambar; firman pengajaran yang diulang-ulang. Ini adalah penyucian yang diulang-ulang untuk menycuicikan tubuh, jiwa dan roh kita--lahir batin; seluruh hidup kita.
Kalau mantap dalam penggembalaan, kita juga mantap dalam penyucian lahir dan batin, sehingga ibadah pelayanan dan persembahan kita berkenan kepada TUHAN--menyenangkan hati TUHAN.
Jadi, ukurannya adalah kesucian. Ini yang menyenangkan hati TUHAN. Kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN beribadah melayani dalam kesucian, ia akan yang berkenan kepada TUHAN dan tidak akan ditolak oleh TUHAN. Ibadah Kain ditolak oleh TUHAN; tidak semua ibadah pelayanan diterima oleh TUHAN.
Rumusnya TUHAN: kalau kita menyenangkan TUHAN, Dia pasti menyenangkan kita. Kalau ingin hidup kita menjadi bahagia, senangkan TUHAN dulu! Silahkan bekerja dan kuliah, tetapi tetap berusaha untuk menyenangkan TUHAN dalam ibadah, kuliah, bekerja--dengan menjaga kesucian terus. Bukan kalau gajinya banyak bisa menyenangkan TUHAN. Belum tentu. Kalau tidak benar--korupsi--, justru hati TUHAN pilu. Kalau semuanya benar, itulah yang menyenangkan TUHAN dan Dia pasti menyenangkan kita. TUHAN tidak menipu kita. Itu saja. Percayalah!
Apa yang harus disucikan?
- Penyucian perhatian(penyucian mata; penyucian pandangan), yaitu:
- 2 Petrus 1: 19
1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firmanyang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannyasama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
'firman yang telah disampaikan oleh para nabi'= firman nubuat= firman pengajaran yang benar.
Perhatian atau pandangan kita disucikan terutama untuk mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar; mengutamakan untuk mendengar dan dengar-dengaran kepada firman pengajaran yang benar.
Firman nubuat= firman yang memberitakan sesuatu yang belum terjadi tetapi pasti terjadi, terutama soal kedatangan Yesus kedua kali. Di sinilah perhatian kita.
Kalau firman sudah menusuk hati kita--firman menyucikan bagian dalam--, akan bersinar terang ke luar menjadi terang kesaksian dalam perkataan dan perbuatan; mulai dari dalam rumah tangga, di depan semua orang--gereja, kantor, jalan raya--, sampai nanti menjadi terang dunia seperti Yesus.
Istilah mengutamakan artinya boleh kuliah atau bekerja tetapi tetap mengutamakan untuk mendengar dan dengar-dengaran kepada firman pengajaran yang benar.
- Yang kedua: memperhatikan pelayanan yang dipercayakan oleh TUHAN.
Kolose 4: 17
4:17. Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayananyang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
Perhatian pada pelayanan artinya kita harus setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir ('sepenuhnya')--sampai meninggal atau sampai TUHAN datang kembali--, sehingga kita mendapatkan hak penuh untuk masuk kerajaan sorga (Surat 2 Petrus). Kalau melayani sepenuhnya, maka ada hak penuh.
Kalau tidak setia, berarti tidak sepenuhnya dan tidak bisa masuk kerajaan sorga. Jangan berhenti di tengah jalan, supaya jangan kehilangan hak penuh masuk kerajaan sorga.
- Yang ketiga: hanya memandang Yesus; hanya menyembah Dia, sehingga kita kuat teguh hati.
Ibrani 12: 2-3
12:2. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
12:3. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Ayat 2= ibadah pelayanan bagaikan perlombaan; pertandingan.
Ayat 3= Yesus difitnah, dicambuk sampai disalib, supaya kita menjadi kuat teguh hati--tidak kecewa, putus asa, dan tinggalkan TUHAN.
Inilah mata tertuju kepada Yesus; mata merpati. Bagaimana caranya mendapatkan mata merpati? Hidup suci. Di mana bisa hidup suci? Di ruangan suci; kandang penggembalaan. Kita mantap duduk dalam penggembalaan, sehingga Yesus juga duduk untuk menyucikan lahir batin kita--diulang-ulang sedikit demi sedikit. Kalau lari-lari, tidak bisa disucikan.
Apa yang disucikan? Pandangan atau perhatian terlebih dahulu; perhatian pada firman, pelayanan, dan TUHAN, supaya kuat teguh hati.
- Penyucian tabiat.
Maleakhi 3: 3
3:3. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
- Penyucian supaya memiliki emas: penyucian tabiat supaya kita memiliki tabiat ilahi, yaitu taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara--kalau Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Jangan ikuti daging, itu menyesatkan.
Keinginan daging, itu lebih memikat dari pada kehendak TUHAN. Daging itu mulai dengan memikat, lalu memukat--menjerat--dan diseret ke luar dari kehendak TUHAN. Itulah yang penting bagi setan!
Saat kita tidak taat dengar-dengaran kepada firman--keluar dari kehendak TUHAN--, habislah kita. Kalau tidak taat, jangankan hanya kekayaan di dunia, Firdauspun bisa habis--menjadi duri, telanjang, tidak punya baju.
Kaum muda, jangan sombong! Absalom hebat, tetapi kalau tidak taat, seketika itu juga tergantung-gantung antara langit dan bumi. Habis! Ini caranya setan. Bukan jadi emas 24 karat, tetapi menjadi emas berkarat--mulai tidak taat. Mulai banyak berbantah, karena melihat yang di dunia. Sudah jauh, lama-lama diseret dan Firdauspun jadi duri.
Pertahankan emas! Lebih murni lagi dan lebih dibersihkan.
Memang untuk taat ada ujian. Langsung ada ujian--nyala api siksaan; nyala api penyucian. Pertahankan!
- Perakmenunjuk pada penyucian mulut, yaitu perkataan benar dan baik, tidak ada dusta--jujur.
Amsal 10: 20
10:20. Lidah orang benar seperti perakpilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.
Jujur mulai dari soal TUHAN dulu--soal pengajaran. Kalau tidak jujur, berarti bukan hati dan mata merpati, tetapi ular. Bukan berarti di sini saja yang benar, tetapi yang sesuai dengan alkitab.
Inilah yang TUHAN butuhkan, yaitu hati merpati, sampai meningkat pada mata merpati--kita tampil seperti emas dan perak, dan kita dipakai oleh TUHAN. Bukan orang kaya, atau pandai, hebat, tetapi yang tampil seperti emas--taat--dan perak--jujur--, itulah yang dipakai.
2 Timotius 2: 20-21
2:20. Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
2:21. Jika seorang menyucikandirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakaituannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Kalau sudah disucikan seperti emas dan perak, kita akan dipakai oleh TUHAN dalam pekerjaan mulia.
Pekerjaan yang mulia= kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Mari, kita punya hati merpati--tulus dan taat--, kemudian mata merpati, yaitu sucibagaikan emas dan perak--taat dan jujur. Inilah yang dipakai oleh TUHAN.
- Memiliki sayapmerpati.
Jadi, hati merpati dulu lewat baptisan air dan Roh Kudus; lalu mata merpati lewat ruangan suci.
Mazmur 68: 14
68:14. Maukah kamu berbaring di antara kandang-kandang? Sayap-sayap merpatibersalut dengan perak, bulu kepaknya dengan emasberkilau-kilauan.
Sayap merpati bersalut emas dan perak.
Jadi, kalau kita mengalami penyucian mata, tabiat, dan mulut--penyucian lahir dan batin--sampai tampil seperti emas dan perak--, kita akan memiliki sayap merpati.
Mazmur 55: 7-9
55:7. Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,
55:8. bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela
55:9. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai."
Kegunaan sayap merpati: untuk mencari tempat perlindungan dari angin dan badai; mencari tempat yang tenang.
Tidak ada kekuatan di dunia yang mampu menghadapi angin dan badai. Rumah yang hebat habis kalau kena angin ribut. Kita harus punya perlidungan dari TUHAN.
Jadi, sayap merpati adalah ketenanganuntuk menghadapi angin ribut dan gelombang yang datangnya sekonyong-konyong, untuk menenggelamkan perahu kehidupan ktia--nikah, ekonomi dan lain-lain--sampai ke neraka--menenggelamkan di lautan dunia sampai di neraka.
Karena itu kita harus duduk hari-hari ini, karena angin gelombang datang sekonyong-konyong; tidak bisa diprediksi, tidak bisa diperkirakan. Kita tidak boleh lengah! Sungguh-sungguh!
Angin ribut= ajaran palsu, gosip, dosa sampai puncaknya dosa. Sekejab saja datangnya dan kita bisa kena.
Gelombang= masalah-masalah sampai yang mustahil--penyakit, ekonomi. Tidak bisa dihentikan dengan apapun, dan juga datang tiba-tiba.
Kita harus hati-hati!
Sayap merpati adalah ketenangan. Yang penting adalah tenang saat menghadapi angin ribut dan gelombang.
Contoh: Markus 4: 35-40
4:35. Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36. Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37. Lalu mengamuklah taufanyang sangat dahsyat dan ombak menyemburmasuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39. Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Yesus memiliki sayap merpati ("Diam! Tenanglah!"). Murid-murid mau mengandalkan apa saja--kepandaian, kerja keras dan pengalaman--tidak bisa. Hanya dihadapi dengan diam dan tenang.
Inilah sayap merpati. Sebab itu penting untuk duduk di dalam penggembalaan; di situlah kita belajar untuk diam dan tenang.
Yesus tidur di tengah angin ribut dan gelombang.
Tidur, artinya:
- Mati di kayu salib untuk mengalahkan mautyang berkuasa atas angin ribut dan gelombang. Di dalam angin ribut dan gelombang ada maut--kebinasaan dalam dosa, ajaran palsu, pencobaan, masalah yang mustahil--, supaya kita kecewa, putus asa.
Sebab itu Yesus harus mati. Kalau tidak, celaka kita, habis kita semua ditelan maut sampai lautan api dan belerang.
- Teladan ketenangan, sehingga Yesus bisa berseru: "Diam! Tenanglah!"
Untuk memberi naungan sayap merpati Yesus harus mati di kayu salib--tidur. Tetapi bagi kita, kira harus masuk baptisan air dan Roh Kudus--memiliki hati merpati--, tergembala dan disucikan--memiliki mata merpati--baru kita mendapatkan sayap merpati. Kalau Yesus tidak mati, tidak ada naungan sayap merpati--tidak ada ketenangan di dunia, sehingga manusia akan ketakutan, sebab semuanya sudah dikuasai maut. Tetapi karena Yesus sudah mati di kayu salib, Dia bisa berseru: Diam dan tenang--kurban Kristus memberikan naungan sayap merpati.
Kita sungguh-sungguh hari ini. Mulai dari baptisan air dan Roh Kudus. Periksa hasilnya, yaitu hati tulusseperti merpati. Merpati jangan dijual dan jangan seperti ular!
Kemudian di dalam penggembalaan--hidup dalam kesucian; kita disucikan dengan sabun tukang penatu dan nyala api pemurni logam--, kita duduk, jangan lari untuk bisa disucikan, sampai kita tampil seperti emas dan perak, baru kita dapat naungan sayap merpati.
Kita kerjasama. Dari pihak TUHAN, Dia harus mati mengalahkan maut untuk bisa berteriak: Diam dan tenang. Kita juga diam dan tenang. Kalau kita memiliki sayap merpati, kita juga diam dan tenang menghadapi angin ribut dan gelombang.
Diam= berdiam diri= koreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Kalau ditemukan dosa, cepat mengaku pada TUHAN dan sesama--kayu salib. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi; bertobat.
Kalau tidak ditemukan dosa, kita berdiam diri--jangan membela diri. Itu adalah ujian dari TUHAN.
Jadi, kalau badai gelombang menghantam kita, banyak dengar firman! Jangan banyak bergosip, bisa tambah tenggelam. Ini kesalahan kita, kita oleng, tetapi justru dengar yang lain.
Tenang= menguasai diri.
1 Petrus 4: 7
4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimudan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Jangan berharap sesuatu di dunia, tetapi tetap berharap TUHAN, sehingga kita bisa berdoa.
Bertobat dan berdoa, inilah sayap merpati! Diam dan tenang--bertobat dan berdoa--sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN; menyembah kepada TUHAN dengan suara merpati--suara mempelai. Sudah punya hati merpati, mata merpati, sayap merpati, dan suara merpati.
Kidung Agung 2: 14
2:14. Merpatikudi celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Kalau suaranya merdu, wajahnya elok. Perhatikan! Bergantung suara. Kalau suara banyak menyembah, wajah akan bersinar-sinar--wajah elok. Tetapi kalau banyak bergosip, wajahnya muram, kering. Suara dan wajah itu menjadi satu.
Suara merpati adalah suara penyembahan mempelai, yaitu:
- Suara merdu= penyembahan dengan hati bersyukur--nada kebangkitan.
Di Matius ada nada kebangkitan seperti seruling. Contohnya: jika kita ditolong, diberkati: 'Terima kasih, Haleluya Yesus.'
- Suara lirih/erangan--seperti perempuan hamil yang hendak melahirkan, yang mengeluh, mengerang: 'Haleluya Yesus.' Ini adalah penyembahan dalam nada kematian--hati yang hancur.
Nahum 2: 7
2:7. Permaisuri dibawa ke luar dan ditelanjangi dan dayang-dayangnya mengerang, mengaduh seperti suara merpatisambil memukul-mukul dada.
'Permaisuri dibawa ke luar dan ditelanjangi' = dalam keadaan krisis.
Kita memang harus mengalami lembah--kematian--dan gunung--kebangkitan. Saat di lembah, kita mengerang; saat di gunung, bersorak-sorai. Ini yang disebut dengan alunan nyanyian baru, itulah sorak sorai 'Haleluya'--suara mempelai. Tidak bisa dipelajari siapapun, kecuali kita sendiri. Kita memiliki pengalaman kematian dan kebangkitan yang berbeda-beda.
Wahyu 14: 2-3
14:2. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bahdan bagaikan deru guruhyang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3. Mereka menyanyikan suatu nyanyian barudi hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu
'tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu'= mempelai.
Wahyu 19: 6
19:6.Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bahdan seperti deru guruhyang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Nyanyian baru sama dengan seruan 'Haleluya'. Ini yang membangunkan Yesusyang tidur. Kalau menyalahkan orang, akan tenggelam--Yesus tetap tidur.
Malam ini, biar kita memiliki hati merpati, mata merpati, sayap merpati sampai suara merpati yang menggairahkan Yesus Imam Besar untuk mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita. Menghadapi apa saja, kita diam-periksa diri--dan tenang--tidak berharap yang lain, hanya berharap TUHAN--, dan menyembah TUHAN. Keluarkan suara merpati; nyanyian baru: Haleluya, dan TUHAN akan tergairah mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk memeluk dan menaungi kitadengan sayap merpati--kalau sudah tenang, maka TUHAN beserta kita--; kalau tidak tenang, berarti maut.
Hasilnya:
- Ibrani 4: 14-16
4:14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongankita pada waktunya.
'bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita' = Yesus tergairah.
Hasil pertama: tangan belas kasih kemurahan Yesus Imam Besar sanggup menyelesaikan semua masalahkita tepat pada waktunya. Kita tinggal tunggu waktu TUHAN.
Laut jadi teduh; tangan belas kasih TUHAN menjadikan semuanya teduh, damai sejahtera; semua enak dan ringan. Kita sudah dipeluk TUHAN; ada ketenangan dari TUHAN.
- Hasil kedua: tangan belas kasih TUHAN menjadikan semua berhasil dan indahpada waktunya (Pengkotbah 3). Semuanya 'pada waktunya', pelan-pelan, kita sabar, tunggu waktu TUHAN. Seperti ibu mau melahirkan yang mengerang, hanya menunggu waktunya saja--ada yang lama, ada yang cepat.
Bergantung TUHAN waktunya, kita sabar, yang penting siapkan hati merpati, mata merpati, dan suara merpati, supaya sayap merpati datang untuk menaungi kita.
- Hasil ketiga: tangan belas kasih TUHAN melakukan pelayanan pendalamain; memercikan darah.
Artinya: menyucikan dan mengubahkankita, sehingga wajah yang buruk menjadi wajah yang elok.
Waktu Yesus naik ke gunung untuk menyembah, tiba-tiba wajah-Nya bercahaya.
Kidung Agung 2: 14
2:14. Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Pelayanan pendamaian dari Imam Besar--percikan darah--menghasilkan shekina glory; pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani, yaitu wajah yang buruk menjadi elok, wajah yang pucat--takut, kuatir--menjadi berseri; wajah yang muram--susah, jengkel, marah--menjadi berseri.
Sampai kalau TUHAN datang kita benar-benar menjadi sempurna seperti Dia--wajah yang bercahaya bagaikan matahari--untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga seperti empat makhluk.
Kalau kita mengalami naungan sayap merpati, kita juga akan naik ke sorga--duduk di takhta sorga bersama dengan TUHAN. Jaminannya adalah perjamuan suci. Dia sudah menjadi buruk--bukan seperti anak manusia--untuk menjadikan kita yang buruk dan pucat menjadi berseri dan elok, sampai sempurna seperti Yesus.
Serahkan semua pada TUHAN dan semua akan menjadi indah pada waktunya. Kita menunggu waktu TUHAN. Yakinlah, TUHAN tidak menipu kita. Jangan kecewa, putus asa, atau bangga, karena angin dan gelombang bisa datang sekonyong-konyong. TUHAN tolong kita semua. Kita hanya mengandalkan naungan sayap merpati--uluran tangan TUHAN.
TUHAN memberkati.