Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema ibadah kunjungan di Jakarta: Wahyu 21: 5
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

'Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!'= ada penciptaan di kitab Wahyu; sebenarnya, di dalam kitab Kejadian pada awal penciptaan, TUHAN sudah menciptakan langit bumi serta isinya dengan baik, termasuk manusia yang sama mulia dengan TUHAN--satu gambar dengan TUHAN--, dan manusia ditempatkan di taman Eden, bahagia bersama Tuhan. Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular--sebenarnya ular sudah ditaklukkan--dan jatuh dalam dosa, sehingga telanjang dan diusir ke dunia.

Kejadian 6: 11-12
6:11.Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Di dalam dunia, manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan menjalankan hidup rusak, yaitu hidup menuruti hawa nafsu daging--hidup dalam kekerasan--tidak ada pengampunan--, kejahatan, kenajisan (dosa makan minum dan kawin mengawinkan).
Ini yang dilakukan manusia setelah dibuang ke dalam dunia.
Akibatnya: sama seperti perempuan bungkuk delapan belas tahun di Bait Allah--dicap 666; menjadi sama dengan antikris/binatang buas, dan dibinasakan selamanya.

TUHAN tidak rela manusia yang diciptakan-Nya--apalagi pelayan TUHAN/hamba TUHAN--hanya seperti antikris Oleh sebab itu TUHAN mau menciptakan kembali langit dan bumi yang baru di mana ada Yerusalem baru; juga manusia baru yang sama mulia dengan TUHAN--satu gambar lagi dengan Tuhan--untuk ditempatkan di Yerusalem baru yang kekal selamanya.

Prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN.
Dalam Wahyu 21: 1-27, ada 4 macam pembaharuan:

  1. Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru.
  2. Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru.
  3. Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru.
  4. Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.

AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARU

Wahyu 21: 4-8
21:4. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
21:8. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Pembaharuan suasana baru dibagi menjadi empat:

  1. Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut/air mata.
  2. Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga--tanpa kekeringan.
  3. Wahyu 21: 7= suasana kemenangan--tanpa kekalahan.
  4. Wahyu 21: 8= suasana kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan--tanpa dosa.

AD. 4. Suasana kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan

Wahyu 21: 8
21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7)dan semua pendusta (8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

'orang-orang yang tidak percaya' = bimbang.
'mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua' = neraka.

Ada delapan dosa yang menenggelamkan manusia--hamba/pelayan Tuhan--ke dalam neraka.
Delapan dosa ini terbagi dalam tiga kelompok:

  1. Penakut dan tidak percaya.
    Penakut= takut pada sesuatu sehingga melawan Tuhan. Contohnya: takut nilai jelek, akhirnya menyontek (melawan Tuhan).
    Tidak percaya= termasuk bimbang.

    Ini semua melawan kebenaran; tidak bisa masuk halaman sorga.

  2. Keji, pembunuh--kebencian--, sundal--najis--, tukang sihir, penyembah berhala= melawan kesucian TUHAN--ruangan suci.
    Keji= termasuk tidak tergembala--gembala kambing domba adalah kekejian bagi orang Mesir.
    Pembunuh= termasuk kebencian.

  3. Dusta= melawan kesempurnaan--ruangan maha suci.

Malam ini kita belajar yang keempat: dosa pembunuh--termasuk kebencian.
1 Yohanes 3: 15
3:15. Setiap orang yang membencisaudaranya, adalah seorang pembunuhmanusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Pembunuh sama dengan kebencian--binatang buas--; sama dengan tidak memiliki hidup kekal.

Jadi suasana baru adalah suasana kesucian, itulah suasana TANPA KEBENCIAN; tidak boleh ada kebencian. Ini yang harus kita jaga hari-hari ini, apalagi benci tanpa alasan, tidak boleh ada lagi.

Ada tiga tempat utama yang dilanda kebencian:

  1. Tempat pertama yang dilanda kebencian: dunia--'langit dan bumi yang lama'; yang memang merupakan tempat kebencian.
    Semestinya kebencian hanya di dunia saja, tetapi nanti masuk di rumah Tuhan.

    Yohanes 15: 18-25
    15:18. "Jikalau dunia membenci kamu(1), ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku(2)dari pada kamu.
    15:19. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu
    (3).
    15:20. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.
    15:21. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
    15:22. Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!
    15:23. Barangsiapa membenci Aku
    (4), ia membenci juga Bapa-Ku(5).
    15:24. Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku
    (6).
    15:25. Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi:
    Mereka membenci Aku tanpa alasan(7).

    Di dalam dunia kebencian semakin meningkat sampai tujuh kali kebencian; kebencian tanpa alasan--kebencian yang sempurna. Hati-hati! Kalau sudah ada kebencian tanpa alasan--puncak kebencian--, bisa-bisa tidak kembali lagi. Ini yang harus kita jaga. Hati-hati!

    Di dalam dunia, yang benar dan jujur malah dibenci; yang salah malah disanjung-sanjung.

    Angka 7 juga menunjuk pada pelita emas dengan tujuh lampu.
    Jadi kebencian tanpa alasan--tujuh kali kebencian--sama dengan tujuh lampu pelita emas padam, artinya kegelapan yang sempurna--mata gelap, hidupnya membabi buta, sampai masuk dalam kegelapan yang paling gelap di dalam neraka, di mana terdapat ratap tangis dan kertak gigi (lautan api dan belerang).

    Hati-hati! Kalau sudah membenci yang benar, berarti ada kebencian tanpa alasan--kalau melayani, pelayanannya membabi buta.

    Ini yang kita hadapi di dalam dunia.
    Yohanes 15: 26-27
    15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
    15:27. Tetapi
    kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

    Jalan keluarnya: kita tidak melawan gelap dengan uang atau kebencian, tetapi dengan terang. Kita harus bersaksiseperti pelita emas dengan tujuh lampu yang menyala untuk menyinarkan terang di dalam dunia yang gelap--kebencian dihadapi dengan kesaksian.

    Ada tiga tingkatan kesaksian dalam Matius 5:
    Matius 5: 14-16
    5:14. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
    5:15. Lagipula orang tidak menyalakan
    pelitalalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumahitu.
    5:16. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya
    di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


    • Yang pertama: (ayat 15) pelita di dalam rumah tangga--terang kesaksian dalam rumah tangga sebagai suami, isteri dan anak--supaya kegelapan kebencian tidak bisa masuk, termasuk kegelapan gantang dan tempat tidur.
      Kegelapan gantang= kehancuran ekonomi, dosa makan minum.

      Kegelapan tempat tidur= dosa kawin mengawinkan.

    • Yang kedua: (ayat 16) terang bercahaya di depan semua orang--di kantor, sekolah, rumah Tuhan dan sebagainya--lewat perbuatan-perbuatan baik.

    • Yang ketiga: (ayat 14) terang dunia; sempurna seperti Yesus.
      Wahyu 12: 1
      12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulandi bawah kakinyadan sebuah mahkota dari dua belas bintangdi atas kepalanya.

      Kegelapan dunia tidak berpengaruh sedikitpun; kita tidak bercacat cela, dan kita menjadi mempelai wanita sorga.

    Waspada, jangan sampai tidak bersaksi! Bahaya!
    Kalau tidak bersaksi, akibatnya:

    • Ditelan kegelapan dunia; pasti ada kebencian, yaitu bergosip sampai membenci tanpa alasan.
    • Pasti mendakwa yang lain--menghakimi sesama--, dan menyangkal Tuhan.

    Inilah kebencian di dalam dunia. Jangan ikut-ikut! Kita harus menjadi terang!

  2. Tempat kedua yang dilanda kebencian: kandang penggembalaandomba-domba.
    Hati-hati! Kebencian seharusnya di dalam dunia, tetapi kalau tidak bersaksi, akan masuk dalam penggembalaan.

    Kejadian 37: 2, 4
    37:2. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
    37:4. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka
    bencilah merekaitu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

    'biasa menggembalakan kambing domba'= ketekunan dalam kandang penggembalaan.
    Yusuf gambaran dari gereja hujan akhir--ia lahir pada masa tua Yakub.
    Gereja akhir zaman harus tekun di dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, tidak bisa diganggu gugat:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya (termasuk kebaktian kaum muda, kebaktian persekutuan); persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.

    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

    Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal sehingga tidak bisa jatuh dalam dosa dan disesatkan ajaran palsu; tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan.

    Buktinya:

    • Kandang penggembalaan adalah tempat untuk memantapkan keselamatan/kebenaran--berkat rohani yang lebih dari harta dunia ini.
      Ayat menuliskan: 'Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN', artinya kandang penggembalaan juga tempat untuk memantapkan berkat jasmani--meningkat. Kalau berkatnya naik turun berarti dijamah setan (tidak mantap).

    • Kandang penggembalaan adalah tempat penyuciantubuh, jiwa, dan roh kita secara terus menerus sampai penyucian mulut--ukuran penyucian seluruh hidup adalah bagaimana perkataannya.
      Mulut disucikan sehingga bisa berkata yang benar; tidak ada dusta, sampai nanti tidak salah dalam perkataan--sempurna.

      Kejadian 37: 2
      37:2. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

      Yusuf tidak takut untuk berkata benar; tidak berdusta; jujur apapun resikonya--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar, jahat katakan: jahat, baik katakan: baik.

    Hasilnya:

    • Mendapatkan jubah maha indah.
      Kejadian 37: 3
      37:3. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

      Jubah maha indah= jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
      Efesus 4: 11-12
      4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
      4:12. untuk
      memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,


    • Kejadian 37: 5-7
      37:5. Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
      37:6. Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
      37:7. Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."

      Hasil kedua: menerima karunia mimpi, artinya karunia pembukaan rahasia firman Allah/kabar mempelai. Gereja akhir zaman = gereja mempelai.

      Tadi, berkas gandum kakak-kakak Yusuf tunduk kepada berkas gandum Yusuf. Kakak-kakak Yusuf adalah gembala.
      Jadi semua pemberitaan firman Allah harus memuncak pada kabar mempelaiuntuk menampilkan gereja Tuhan akhir zaman menjadi mempelai wanita Tuhan yang tidak bercacat cela--terang dunia.

      Wahyu 12: 1
      12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

      Ada matahari, bulan, dan bintang= tidak ada kegelapan.
      Karena itu kalau kita sudah menerima kabar mempelai lalu kita lepaskan, mau ke mana kita? Sekarang justru banyak gembala yang menunduk--merendahkan diri--untuk mencari kabar mempelai. Ke mana arahnya? Kepada gandumnya Yusuf--mengarah pada kabar mempelai; Yusuf gambaran dari mempelai. Bukan kesombongan, tetapi semua harus meningkat pada kabar mempelai.

      "Kalau sudah dalam kabar mempelai, bersyukur. Saya tidak henti-hentinya bersyukur, karena sudah masuk dalam Lempin-El 'Kristus Ajaib'. Sekarang saya bagikan ke mana-mana. Banyak kesaksian, orang yang baru sekali mendengarkan berkata: Tidak pernah saya dengar seperti ini. Seperti saya alami dulu: Aneh ya, tidak pernah saya dengar seperti ini, tetapi saya mengerti. Inilah artinya tertarik. Berdoa, tahun depan saya tidak tahu bagaimana jadwal ibadah kunjungan. Tetap yang nomor satu adalah penggembalaan. Di Papua sudah empat tempat. Mari kita layani!"

    Mengapa terjadi kebencian--pembunuhan--dalam penggembalaan dan antar penggembalaan?

    • Karena kakak-kakak Yusuf iri hati pada jubah maha indahnya Yusuf.
      Artinya: iri hati karena pemakaian Tuhanterhadap Yusuf.

      Menggosipkan, memfitnah orang sampai orang tidak mau masuk gereja= membunuh secara rohani.
      Kami hamba Tuhan tidak boleh main pedang sembarangan (seperti Petrus memotong telinga Malkus). Gembala emosi lalu hantam sana-sini, akhirnya jemaat tidak mau dengar firman lagi. Ini artinya membunuh!
      Tetapi kalau sudah menyampaikan firman dengan sungguh-sungguh, lalu jemaat yang keras hati (merasa dihantam terus), dan akhirnya malas ke gereja, itu urusan dia dengan Tuhan.

      Sekarang iri hati karena pemakaian Tuhan kepada seseorang. Ini artinya tidak menghargai pemakaian Tuhanterhadap kita.

    • Esau dendam kepada Yakub karena berkat-berkat jasmani dan rohani yang diterima Yakub. Ini artinya Esau mengecilkan berkat Tuhan.
      Hati-hati dengan lidah! Sekali kita keluar perkataan yang menjadi sandungan, berat untuk menariknya kembali. Gunakan lidah untuk bersaksi! Jangan bergosip di dalam rumah Tuhan!

      "Satu waktu saya dengar itu, saya tidak kuat, saya urus karena gereja jadi tempat gosip. Karena itu kalau kita digosipkan, diam saja."

      Gosip, fitnah, dan kebencian seharusnya di dunia, tetapi sudah masuk dalam penggembalaan dan antar penggembalaan. Untuk mendatangkan satu jiwa, tidak bisa, untuk apa membuang jiwa dengan gosip?

    • Puncaknya: tidak menghargai kemurahan Tuhan/kurban Kristus.
      Iri hati, benci, dendam, sampai membunuh dengan gosip, fitnah, menjelekkan sama dengan tidak menghargai lagi kurban Kristus (tidak menghargai kemurahan Tuhan).
      Kembali pada kemurahan Tuhan! Tuhan tolong kita semua, semoga kita semakin disucikan, dan jubah itu semakin indah, dan berkat Tuhan semakin bertambah-tambah. Jangan iri, benci, dan bergosip!

    Kejadian 37: 31
    37:31. Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.

    Jalan keluarmenghadapi kebencian dalam penggembalaan dan antar penggembalaan: jubah harus dicelup dalam darah.
    Tadi menghadapi kebencian dalam dunia, kita hadapi dengan bersaksi.

    Jubah dicelup dalam darah= mengalami percikan darah; sengsara daging bersama Yesus; sengsara daging karena Yesus, sehingga kita mengalami shekinah glory--Roh kemuliaan.

    Hasilnya:

    • Kisah Rasul 20: 18-24
      20:18. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
      20:19. dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku
      banyak mencucurkan air matadan banyak mengalami pencobaandari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
      20:20. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
      20:21. aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
      20:22. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
      20:23. selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa
      penjara dan sengsara menunggu aku.
      20:24. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat
      mencapai garis akhirdan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesuskepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

      Rasul Paulus melayani dalam tanda percikan darah (jubah dicelup dalam darah).

      Hasil pertama: kita bisa tetap mempertahankan jubah maha indah sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali--; tidak berhenti di tengah jalan. Teman-teman yang sudah tersandung kita kuatkan.

      Kalau jubah dicelup darah, nyawa saja sudah tidak dihiraukan, apalagi gosip dan fitnah. Kalau memang tidak benar, jangan dihiraukan, kalau benar, kita minta ampun. Menghadapi apapun kita tidak akan tersandung; menghadapi penyakitpun juga bisa. Kita bisa bertahan sampai garis akhir.

      "Satu waktu hamba Tuhan telepon: 'Om kaki saya sakit (tidak bisa jalan).' Saya tanya: 'Mulutnya bisa bicara?': 'Bisa.': 'Khotbah saja.' Akhirnya sembuh. Saya juga kena sakit perut, saya tetap khotbah, akhirnya bisa ke Medan, tidak ada masalah. Serahkan semua kepada Tuhan!"

    • 1 Petrus 4: 12-16
      4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
      4:13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
      4:14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
      Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
      4:15. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai
      pembunuhatau pencuriatau penjahat, atau pengacau.
      4:16. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

      Kalau ada percikan darah, akan ada shekinah glory(Roh Kemuliaan).

      Hasil kedua: ada Roh kemuliaan; pembaharuan hidup:

      1. Pencuri menjadi pemberi.
      2. Pengacau jadi pendamai. Kalau di dalam rumah tangga atau penggembalaan kacau, kita jadi pendamai.
        Waktu Israel keluar dari Mesir, ada bangsa kacauan--bangsa kafir yang ikut Israel. Jangan mengacau dalam rumah tangga, penggembalaan dengan gosip-gosip.

        Bangsa kacauan hanya mengikuti hawa nafsu daging; minta roti, minta daging. Di padang gurun sudah diberikan manna, mereka berkata: Lebih enak tinggal di Mesir.Akhirnya bangsa kacauan mati saat daging ada di dalam mulut mereka.

      3. Penjahat menjadi berbuat baik, bahkan membalas kejahatan dengan kebaikan.

    Inilah jubah dicelup dalam darah; pelayan Tuhan yang mau sengsara bersama dengan Yesus sampai garis akhir, bahkan tidak menghiraukan nyawanya. Ukuran kesehatan jasmani adalah bisa beribadah melayani Tuhan.
    Tidak menghiraukan nyawa artinya mengutamakan ibadah pelayanan. Urusan nyawa adalah urusan Tuhan. Kita hanya sebatas usaha, tetapi Tuhan yang menentukan.

    Membalas kejahatan dengan kebaikan, itulah jubah putih berkilau-kilauan--jubah indah sudah berubah menjadi jubah putih.
    Kejadian 45: 3-4
    45:3. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
    45:4. Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "
    Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.

    Wahyu 19: 8
    19:8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauandan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

    (terjemahan lama)
    19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat
    segala kebajikan orang-orang suci itu."

    'segala kebajikan orang-orang suci itu'= perbuatan baik.
    Jangan balas kebencian dengan kebencian! Jubah harus dicelup dalam darah, kita bisa melayani sampai garis akhir, dan kita mendapatkan jubah putih berkilau-kilau--jubah mempelai.

  3. Tempat kebencian yang ketiga: nikah rumah tangga.
    Tadi kita menghadapi kebencian di dalam dunia lewat bersaksi. Tetapi kebencian menyusup dalam gereja dan antar gereja--bergosip terus, bahkan hamba Tuhan berani berdusta--, kita hadapi dengan jubah dicelup dalam darah. Kita bisa mencapai garis akhir--jubah putih.

    Markus 13: 12-13
    13:12. Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
    13:13. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."

    Sekarang kebencian juga melanda nikah rumah tangga--saling membenci--, sampai saling membunuh. Pembunuhan dimulai dengan bergosip. Kalau kita menggosipkan keluarga sendiri, bagaimana itu? Ini yang terjadi hari-hari ini. Tuhan tolong semuanya.

    "Saya pernah mendengar, seorang hamba Tuhan yang hebat, saat berkhotbah isterinya tidak ada di situ. Saya cek kepada beberapa orang. Saya bertemu dengan seseorang di Medan. Saya berbincang-bincang, saya tanya: 'Isterinya tidak pernah ikut di dalam gereja?' Dijawab: 'Iya.' Bagaimana itu? Ini sudah terjadi. Ini bukan menjelek-jelekkan, tetapi kebencian ini bahaya, sampai isteri tidak mau mendengar khotbah suaminya."

    Karena itu hati-hati membunuh dengan mulut ini. Benar-benar kejam! Tuhan tolong kita semua.

    Jalan keluarnya: bertahan dalam kasih.

    Praktiknya:

    • Amsal 28: 13
      28:13. Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinyadan meninggalkannya akan disayangi.

      Praktik pertama: berdamai; saling mengaku dan mengampuni--sumbernya kasih adalah mezbah korban bakaran (salib Kristus). Kalau salah, akui, diampuni, jangan berbuat lagi. Kalau benar, ampuni dan lupakan.
      Hasilnya: darah Yesus menghapus dosa, dan kita akan mengalami kasih Allah---'disayangi'.

      Kalau mempertahankan dosa, kita akan kering, tidak ada kasih, akhirnya membenci. Kalau sudah berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa malah mendakwa/menghakimi orang lain (menyalahkan orang lain), sama dengan menambah dosa, dan kita akan tambah kering, sampai akhirnya membenci tanpa alasan.

      Ini terjadi di dalam rumah tangga. Kembali pada salib! Kita jaga!

    • Praktik kedua: menyembah Tuhan--mezbah dupa emas. Ini adalah sumbernya kasih. Kita banyak naik gunung.
      Matius 17: 1-3
      17:1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
      17:2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
      17:3. Maka nampak kepada mereka
      Musadan Eliasedang berbicara dengan Dia.

      Doa penyembahan= doa penyembahan satu jam, ditambah dengan doa puasa dan doa semalam suntuk--penyaliban daging; sakit bagi daging.

      Doa penyembahan adalah mata memandang Tuhan--hanya berharap Tuhan--, mulut berseru kepada Dia--berkata-kata dan berseru kepada Dia--, dan tangan diangkat kepada-Nya--berserah kepada-Nya.
      Saat itu sinar matahari dari wajah Yesus--kasih Allah yang sempurna--akan menyinari kita semua. Matahari gambaran kasih sempurna.

      Hasilnya:

      1. Bilangan 6: 26
        6:26. TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

        Hasil pertama: sinar matahari; sinar kasih Allah memberikan damai sejahterakepada kita; kita tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan: takut, kuatir, gelisah dan lain-lain, tetapi hanya merasakan kasih Allah sehingga kita bahagia.

        Matius 17: 4
        17:4. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

        Saat peristiwa lima roti dua ikan untuk lima ribu orang, tidak ada kata 'bahagia', tetapi saat menyembah baru Petrus berkata: Betapa bahagianya.
        Kita menyembah Tuhan sampai kita merasa damai, semua enak dan ringan, dan bahagia.

      2. Bilangan 6: 25
        6:25. TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

        Hasil kedua: sinar matahari kasih Allah memberikan belas kasih kepada kita, untuk mengubahkan kita.
        Kalau Tuhan tidak berbelas kasih, setelah diciptakan di kitab kejadian dan digoda oleh setan sehingga dibuang ke dunia, Ia akan diam saja.

        Tetapi Ia berbelas kasih untuk mengubahkan kita menjadi manusia baru.
        Contoh: Musa dan Elia--sama-sama dipakai Tuhan tetapi sama-sama putus asa, kecewa--dimulai dari hati bimbang; banyak pertanyaan.
        Musa diperintahkan menghadap ke Firaun, tetapi ia menjawab: Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!
        Elia takut dengan Izebel dan minta mati.
        Kita belajar dari Musa dan Elia.

        Malam ini, takut dan bimbang, bahaya! Petrus takut dan bimbang, akhirnya tenggelam. Kalau hati bimbang, akhirnya akan putus asa dan kecewa, sampai meninggalkan Tuhan.

        Hati bimbang diubahkan jadi kuat teguh hatimalam ini; percaya dan taat apapun yang kita hadapi. Serahkan pada Tuhan!
        Inilah belas kasih Tuhan, yaitu kita bisa jadi orang yang percaya dan taat--ciptaan baru. Seperti waktu di taman Eden: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.Adam dan Hawa percaya dan taat, dan hidupnya enak, tetapi sayang mereka digoda setan.

        Kita seringkali digoda suara orang, suara setan, termasuk suara daging. Percaya dan taat! Sabar menunggu waktu Tuhan!

        Tuhan mau menciptakan semuanya. Yang sudah hancur (termasuk kelemahan, kekurangan), mau ditolong oleh Tuhan. Serahkan semua kepada Tuhan! Kelemahan jasmani apapun serahkan kepada Tuhan!

        Belas kasih Tuhan juga mengadakan mujizat jasmani: yang tidak ada jadi ada, yang mustahil jadi tidak mustahil, yang hancur jadi baik, yang gagal jadi berhasil. Selama matahari masih bersinar, jangan ragukan kasih Tuhan!

        Sampai jika Tuhan datang kembali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita menjadi ciptaan yang baru untuk layak menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk Yerusalem baru--'Wahyu 21:5: Ia yang duduk di takhtaberfirman:...--', dan kita duduk bersanding dengan Dia di takhta-Nya.

        "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" = kita berkata: 'Tuhan menjadikan saya baru sampai duduk bersanding di takhta surga.'

        Mengapa tidak boleh ragu terhadap kasih Tuhan? Karena jaminannya adalah perjamuan suci. Saya selalu ajarkan, ketika di kayu salib wajah-Nya sangat buruk seperti setan. Mengapa? Karena seratus persen kasih-Nya sudah disinarkan kepada kita malam hari ini.

        Apapun keadaan kita, serahkan kepada Tuhan. Ada kekurangan dan kelemahan, mari menyembah kepada Tuhan. Tuhan tolong kita semuanya.
        Ketika lemah, sakit, atau jatuh, selama ada matahari, kita masih bisa berseru kepada Dia. Asal jangan bimbang! Kalau bimbang, Tuhan tidak akan bisa tolong. Selama kita yakin dan sabar, Tuhan masih bisa menolong kita.

Yang masih bimbang atau kecewa, itu tanda ada kelemahan. Musa dan Elia yang hebat bisa lemah, kita juga bisa lemah, tetapi malam ini, biarlah kita kuat kembali.
Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi Tuhan tahu dan mengerti keadaan kita. Serahkan semua kelemahan jasmani dan rohani kita kepada Dia! Pandang Dia, bicara kepada Dia, dan angkat tangan kepada Dia--penyerahan sepenuh.
Yang sudah baik semua, jangan sombong, tetapi serahkan semua kepada Tuhan.

Jangan ada kebencian, kebimbangan, kenajisan, dan kejahatan, tetapi hanya ada kasih Tuhan. Dia sudah menyerap semua keburukan, kejahatan, kenajisan kita di kayu salib untuk menyinarkan kasih-Nya kepada kita malam ini.
Kita bisa berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan semuanya. Sabarlah menunggu waktu Tuhan! Semua akan bahagia dan indah pada waktunya, sampai semua sempurna.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Retreat Family II Malang, 29 Desember 2012 (Sabtu Pagi)
    ... siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa Kaubinasakan semua orang yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. Ibrani - Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa sesudah ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 Agustus 2016 (Minggu Pagi)
    ... bisa dibendung dan dihalangi oleh apa pun juga. Roh Kudus juga bagaikan lidah-lidah seperti nyala api artinya dalam terang. Kegerakan Roh Kudus hujan akhir yaitu kegerakan dalam firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua atau Kabar Mempelai. Ibrani Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari ...
  • Ibadah Raya Malang, 26 Juli 2015 (Minggu Pagi)
    ... bersama Yesus Kisah Rasul . Orang yang taat dengar-dengaran Matius . Anak kecil secara rohani Markus . Di mana kita bisa mendapatkan kunci Daud Samuel - Lalu Samuel berkata kepada Isai Inikah anakmu semuanya Jawabnya Masih tinggal yang bungsu tetapi sedang menggembalakan kambing domba. Kata Samuel kepada Isai Suruhlah memanggil dia sebab kita ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 09 Juni 2019 (Minggu Siang)
    ... itu kita membutuhkan kuasa Roh Kudus. Dan Tuhan berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita semua. Kita menantikan janji Tuhan hari-hari ini. Syarat untuk menerima Roh Kudus kita harus tinggal di Yerusalem. Kisah Rasul - . Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 November 2012 (Kamis Sore)
    ... yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya. Kita harus memperjuangkan ibadah pelayanan sampai garis akhir. Korintus Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Ibadah pelayanan adalah seperti perlombaan yang harus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 November 2015 (Kamis Sore)
    ... engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi hai yang mengalahkan bangsa-bangsa Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu Aku hendak naik ke langit aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan hendak menyamai Yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 08 Maret 2009 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan sebagai Mempelai Wanita Tuhan di awan-awan. Jadi sangkakala yang dahsyat adalah firman penggembalaan yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala satu sangkakala dipegang oleh satu malaikat untuk disampaikan kepada sidang jemaat secara terus-menerus dan berulang-ulang untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat sekaligus menyucikan dan menyempurnakan sidang jemaat sampai sama mulia ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 November 2017 (Jumat Sore)
    ... semua gereja Tuhan di akhir zaman dalam langkah-langkah perhentian ketenangan damai sejahtera atau kabar mempelai menuntun kita untuk hidup dalam perhentian ketenangan damai sejahtera di tengah padang gurun dunia yang penuh dengan badai. Praktik hidup dalam ketenangan kabar mempelai menuntun kita untuk hidup dalam perdamaian dengan semua orang--bukan saling memusuhi ...
  • Ibadah Raya Malang, 18 Oktober 2009 (Minggu Pagi)
    ... itulah saat Tuhan memanggil. Tanda keselamatan Percaya iman kepada Yesus lewat mendengar firman. Bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Baptisan air. Kolose - dalam Perjanjian Lama sunat adalah perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel asli. Tapi dalam Perjanjian Baru ada sunat Kristus baptisan air ini merupakan perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel rohani bangsa ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Desember 2017 (Kamis Sore)
    ... Yohanes Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari kakinya terantuk karena terang tidak ada di dalam dirinya. Menghadapi batu sandungan dosa sandungan artinya Dari dalam diri sendiri yaitu mudah tersandung mudah kecewa putus asa lalu tinggalkan Tuhan. Juga mudah bangga melupakan Tuhan gampang berbuat dosa gampang jatuh dalam dosa sampai ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.