Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Banyak kelebihannya, tetapi jika masih ada satu cacat cela maka tidak bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Oleh sebab itu, perlu penyucian terakhir.

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus, yaitu duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorgauntuk selama-lamanya. Inilah tujuan utama kita mengikut dan melayani Yesus. Bukan hanya kaya, pandai dan lain-lain.

Malam ini, kita mempelajari, kita menang terhadap apa?:
1 Korintus 15: 25-26
15:25. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah
maut.

Musuh terakhir yang dikalahkan adalah maut; berarti ada musuh yang lain.
Ada 3 musuh utama yang harus kita kalahkan:

  1. kemenangan atas maut--dosa; sengat dosa adalah maut.
    Ibrani 2: 14-15
    2:14. Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
    2:15. dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
    perhambaanoleh karena takutnya kepada maut.

    Yesus datang ke dunia sebagai manusia darah daging yang tidak berdosa. Ia rela mati di kayu salib, untuk mengalahkan maut/dosa, sekaligus untuk melepaskan kita--memberi kemenangan--dari perhambaan maut/dosa.

    Jadi, Yesus menang atas maut/dosa; kita juga harus menang atas maut/dosa.
    Proses supaya kita menang atas dosa/maut:

    • Yang pertama: percaya atau iman kepada Yesus; lewat mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus.
      Roma 10: 17
      10:17. Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

      Kita mendengar firman dalam urapan Roh Kudus sampai mengerti. Urapan Roh Kudus itulah yang membuat kita mengerti firman. Kemudian percaya/yakin pada firman; menjadi iman di dalam hati. Inilah yang menyelamatkan kita--melepaskan kita dari maut/dosa.

    • Roma 10: 10
      10:10. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengakudan diselamatkan.

      Yang kedua: kalau hatinya percaya, maka mulutnya mengaku Yesus--mengaku dosa pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi--bertobat.
      Mulai dari mendengar firman. Jadi, kalau orang tidak mau mendengar firman (mengantuk, bosan dan sebagainya), ia ditawan oleh maut.

    • Yang ketiga: baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
      Yohanes 3: 5
      3:5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

      Kelahiran baru dari air= baptisan air.
      Kelahiran baru dari Roh= baptisan Roh Kudus.

      Roma 6: 4
      6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan keluar dari air bersama dengan Yesus (bangkit dari dalam air bersama Yesus) untuk menerima hidup baru--hidup sorgawi. Dulunya dilahirkan oleh ibu secara jasmani; hanya untuk hidup dunia dan tidak cocok untuk hidup di sorga. Karena itu harus dilahirkan kembali oleh TUHAN lewat baptisan air dan Roh Kudus.

      2 kesalahan dalam baptisan air:

      • orang belum mati, tetapi dipaksa untuk dikubur; supaya menjadi anggota gereja. Ini yang salah. Orang yang dibaptis seharusnya untuk menjadi anggota kerajaan sorga (anggota tubuh Kristus). Kalau orang belum mati terhadap dosa, tetapi dikuburkan, akibatnya, menjadi pemberontak. Seringkali melihat kayanya dan sebagainya, sehingga cepat-cepat dibaptiskan, akhirnya menjadi pemberontak.

      • Orang yang sudah mati, tidak mau dikubur, sehingga busuk dan bertambah busuk.

      Kalau sudah baptisan air, keluar dari dalam air, kita mendapatkan hidup baru. Setelah itu kita mengalami baptisan Roh Kudus (Roh seperti burung merpati turun), sehingga kita mendapatkan hidup baru (hidup sorgawi).

      Jadi, lewat baptisan air dan Roh Kudus, kita mendapatkan hidup baru, yaitu hidup sorgawi--menjadi seperti bayi yang baru lahir.
      Dulu, lahir secara jasmani oleh ibu kita. Sekarang dilahirkan oleh TUHAN menjadi bayi lagi--bayi rohani.

      1 Petrus 2: 1-2
      2:1. Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
      2:2. Dan jadilah sama seperti
      bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

      Tanda bayi yang baru lahir secara rohani:

      • ayat 1: hidup dalam kebenaran; tidak ada dosa-dosa (bayi itu tidak berbuat dosa). Semua harus benar, mulai dari pribadi kita; perbuatan, perkataan, angan-angan pikiran, kelengkapan pribadi (KTP, SIM), termasuk dalam nikah rumah tangga harus benar, pekerjaan benar, ibadah pelayanan harus benar.

      • Ayat 2: perasaannya benar(perasaan bayi itu hanya butuh susu); yaitu selalu rindu air susu yang murni dan rohani--hanya rindu pada firman penggembalaan.
        Kalau di dunia, air susu yang paling murni adalah air susu ibu. Secara rohani, ibu adalah seorang gembala. Gembala itu seperti seorang ibu yang memberi air susu. Tetapi gembala juga seringkali memberi makanan keras--tegoran dan nasehat.
        Perhatikan makanan dalam penggembalaan (firman penggembalaan)!
        Gembala tidak boleh sembarangan memberikan makanan pada domba-domba. Kalau diberikan racun, domba-domba bisa mati. Sidang jemaat juga jangan sembarangan makan firman. Yang paling murni adalah firman penggembalaan; disampaikan secara berurutan.

      Kalau hidup dan perasaannya sudah benar, maka kita akan bertumbuh ke arah keselamatan--kebenaran; selamat sama dengan benar. Dan itu berarti kita sudah dipagari oleh TUHAN.

      Mazmur 5: 13
      5:13. Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagaridia dengan anugerah-Mu seperti perisai.

      TUHAN memagari kita dengan berkatdan anugerah TUHAN. Dunia ini sudah berada dalam kutukan dan kebinasaan--sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, lalu dibuang ke dunia, maka dunia ini dalam kutukan dan tinggal binasa.
      Dulu zaman Nuh, manusia dibinasakan dengan air bah dan hanya 8 orang yang selamat. Tetapi nanti akhir zaman, api dari langit akan memusnahkan dunia; bukan hanya orangnya, tetapi dunianya juga ikut dibinasakan.
      Tetapi kalau hidup benar dan perasaan benar, bertumbuh kearah kebenaran dan keselamatan, maka kita akan dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN. Artinya: kita dipelihara secara langsung oleh TUHANdan dilindungidari kutukan dan kebinasaan. Kita bersuasana Firdaus. Dulunya, manusia memang berada di Firdaus (taman Eden)--hidup manusia tidak susah; tetapi karena berbuat dosa, dibuang ke dalam dunia.

      Seluruh dunia dalam kutukan dan susah payah, tetapi kita yang ada di dalam pagar TUHAN akan dipelihara langsung oleh TUHAN dan dilindungi dari kutukan dan kebinasaan--kita bersuasana Firdaus.

  2. Kemenangan atas dunia.
    Yohanes 16: 32-33
    16:32. Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
    16:33. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu,
    Aku telah mengalahkan dunia."

    Yesus sudah mengalahkan dunia; kita juga harus menang atas dunia dengan segala pengaruhnya.
    Tadi, kita menang atas maut, itulah dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan); kita hidup benar dan perasaan benar, sehingga kita selamat dari maut (tidak dihukum dan tidak binasa), malah dipagari oleh TUHAN.

    Pengaruh dunia:

    • kesibukan,
    • kesusahan yang membuat malas ibadah,
    • pencobaan/masalah,
    • kesukaan yang membuat lupa ibadah. Contohnya: sudah diberkati, berpesta pora di dunia, lalu lupa untuk ibadah (jauh dari TUHAN).
    • Kebencian-kebencian tanpa alasan di dunia, sampai aniaya karena Yesus. Ini akan kita hadapi 'sebab siapa yang mengikut Yesus akan mengalami aniaya'.

    Buktikita menang atas dunia:

    • ayat 33: 'kuatkanlah hatimu'=> menghadapi dunia dengan segala pengaruhnya (pencobaan, penganiayaan, kesibukan dan sebagainya), hanya dilawan dengan kuat teguh hati. Contohnya: sekalipun sibuk, kita tetap mengutamakan TUHAN, ada godaan, cobaan, kita tetap kuat teguh hati.
      Kuat teguh hati, artinya:

      • tetap percaya dan berharap sepenuh pada Yesus,
      • tidak bimbang, kecewa, putus asadalam menghadapi apapun dan tidak meninggalkan TUHAN. Seperti kapal ditengah lautan yang menghadapi badai dan gelombang, kalau kecewa, putus asa, kita akan tenggelam. Petrus sudah bisa berjalan di atas air, tetapi saat ditiup angin, ia takut, bimbang dan tenggelam.

      • Selalu berbuat baik; seperti Yesus yang dianiaya dan disalibkan, tetapi Ia tetap berbuat baik (Yesus berdoa untuk mereka 'ampunilah mereka'); tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kalau tidak kuat teguh hati, tidak akan mampu.

        Ini dimulai dari rumah tangga. Suami kalau berbuat jahat, belum tentu isteri takut. Tetapi kalau isteri dan suami saling membalas, maka nikah rumah tangga berada di tengah badai.

        Tetapi kalau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, malah membalas kejahatan dengan kebaikan, maka kita mengalami damai sejahtera--lautan menjadi teduh ('supaya kamu beroleh damai sejahtera').

        Jadi, gelombang badai di lautan dunia ini hanya bisa dihadapi dengan hati damai; seperti Yesus yang tidur di tengah gelombang. Kalau ditengah badai, kita jalan atau lari kemana-mana, kapal akan lebih cepat tenggelam.
        Tetapi kalau dihadapi dengan hati damai sejahtera, maka semuanya menjadi teduh, dan hidup itu menjadi enak dan ringan.
        Jaga hati damai sejahtera! Jangan bimbang! Kalau bimbang, kecewa, putus asa, berarti hati sudah goyah. Tetapi kalau tetap percaya, maka kita akan merasakan damai sejahtera.

        Kalau lautan sudah teduh, sekalipun kapalnya kapal biasa, akan tetap enak dan ringan. Tetapi kalau lautan bergelombang, sekalipun kapalnya hebat, tetap tenggelam. Jadi, dalam menyeberangi lautan dunia, kita tidak bergantung pada kapalnya--kalau bergantung pada kapalnya, maka TUHAN tidak adil, sebab ada yang kaya, miskin, pandai, bodoh--tetapi bergantung pada hati damai sejahtera atau tidak.

        Kalau laut sudah teduh, enak dan ringan, maka arahnya sudah tetap; arah perjalanan perahu kehidupan kita menuju ke takhta sorga (Yerusalem baru) dan kita duduk bersanding dengan Dia. Kalau lautnya terkena angin gelombang, arahnya bisa berubah-ubah (terdampar). Duduk bersanding itu antara Yesus sebagai mempelai pria dan kita sebagai mempelai wanita. Kalau hati tidak damai--selalu bertengkar--tidak mungkin bisa duduk bersanding.

        Kalau membalas kejahatan dengan kejahatan, itu rugi; apalagi kalau membalas kebaikan dengan kejahatan, itu sama dengan setan.
        Kalau kita membalas kebaikan dengan kebaikan, pemungut cukai (orang berdosa) bisa melakukan itu. Ini sudah hukumnya dunia dan sudah harus mendarah daging! Tetapi sekarang harus ditingkatkan, membalas kejahatan dengan kebaikan. Itulah menang atas dunia.

    • Yakobus 4: 4
      4:4. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan duniaadalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

      'persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah' = dunia itu musuhnya Allah dan membuat kita tidak setia.

      Kalau bersahabat dengan dunia, kita tidak setia. Kalau menang atas dunia, kita akan setia.

      Bukti menang atas dunia yang kedua: setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Sekalipun dalam kesusahan, suka cita, dianiaya, difitnah dan sebagainya, tetapi tetap setia beribadah melayani TUHAN. Kalau kita menjadi tidak setia, kita yang rugi.
      Contohnya: kalau kita tidak salah, disalahkan (difitnah), lalu tidak setia, ini rugi tiga kali.
      Kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sampai garis akhir.

      Kisah Rasul 20: 24
      20:24. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawakusedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhirdan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

      Untuk bisa setia berkobar-kobar sampai garis akhir, rasul Paulus tidak menghiraukan nyawanya.
      Artinya: semua harus dikorbankanuntuk kita bisa setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai TUHAN datang kembali.
      Ada halangan kecil dihilangkan; halangan besar dikecilkan. Kalau mencari-cari rintangan, ini sudah bahaya, karena sudah ditarik oleh dunia.

      "Malah kalau janjian dengan orang, justru minta pada hari ibadah, supaya ada alasan untuk tidak beribadah. Ini bukan tidak menghiraukan nyawa, tetapi mengasihi nyawanya dan ia akan kehilangan nyawanya. Kalau seperti rasul Paulus yang tidak menghiraukan nyawanya, maka akan tetap mendapatkan nyawanya.
      Kita sungguh-sungguh hari-hari ini. Pengaruh dosa dan puncaknya dosa sudah seperti badai. Mari, percaya, bertobat, lahir baru, tinggal hasilnya ? Harus hidup benar sampai perasaan terdalam juga benar. Mohon maaf, kalau tidak bisa mengungkapkan sesuatu dari dalam, itu namanya perasaan terdalam dan kita tidak bisa menyelami. Kalau masih bisa bicara (sekalipun sempat disimpan-simpan), kita masih bisa menyelami. Lewat bicaranya, kita bisa tahu, betapa pedihnya. Bahasa bayi hanya menangis dan tidak ada yang tahu. Inilah penyucian teradalam sampai ke ginjal--perasaan terdalam dan orang lain tidak mengetahuinya. Perasaan yang benar adalah rindu akan air susu. Kedua, kita menang atas dunia; menjadi hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang setia dan baik.
      "

    Inilah menang atas dunia, yaitu berbuat baik selalu dan setia berkobar-kobar--semua dikorbankan untuk bisa setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
    Kalau digabung, menang atas dunia berarti kita menjadi pelayan TUHAN/hamba TUHAN yang setia dan baik.

    Hasilnya:
    Matius 25: 21
    25:21. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.


    • Hasil pertama: mengalami kebahagiaan sorgayang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia (miskin, kaya, sakit, sehat dan sebagainya).
      Mungkin orang lain kasihan melihat kita, tetapi kita bahagia--kebahagiaan sorga tidak bisa diselami dan dipengaruhi oleh apapun di dunia. Sekalipun ia dalam keadaan miskin (ke gereja jalan kaki, tidak punya ongkos), tetapi ia setia dan baik, ia mengalami kebahagiaan sorga. Kebahagiaan sorga itu tidak bisa dirasakan oleh orang lain, ini juga perasaan terdalam(hanya bisa dirasakan sendiri). Semoga menjadi pengalaman kita semua.

      "Lempin-El perhatikan juga! Kalau jadi hamba TUHAN, dipakai jadi gembala, moto Lempin-El adalah lebih baik seorang pengerja yang bekerja dengan setia dan baik, dari pada seorang gembala yang tidak setia dan baik. Satu waktu kami melayani di satu gereja (gerejanya ber AC dan lumayan bagus). Isteri saya bingung, orang datang membersihkan kursi dengan tissu. Saya waktu itu sakit perut dan masuk kamar mandi. Begitu masuk, nyamuknya keluar semua. Jadi, harus ada pengerja yang setia dan baik. Kalau tidak setia pasti tidak baik. Kalau tidak setia, tetapi baik, itu bukan baik, tetapi pura-pura baik. Setia dan baik itu satu dan tidak bisa dipisahkan."

    • Hasil kedua: dipercaya perkara besar, yaitu dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Ini merupakan kepercayaan TUHAN.

      "Pdt Pong dan Pdt In Juwono selalu berkata: Jangan sampai kepercayaan dialihkan pada orang lain. Dan Pdt Pong menumpangi tangan saya dan berkata: 'Tekunilah persekutuanmu yang kecil-kecil.'"

      Semakin dipakai (dipercaya) oleh TUHAN dalam segala hal (pengerja, pembicara, berkorban dan sebagainya), kita semakin berbahagia dan semakin mendapatkan keuntungan besar--sayapnya semakin besar, itulah dua sayap burung nasar yang besaryang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun.

      Kalau dalam ibadah pelayanan kita bahagia (mengalami kepuasan), ada keuntungan yang besar, itulah dua sayap burung nasar yang besar yang tidak bisa dibeli dengan apapun juga.
      1 Timotius 6: 6
      6:6. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

      'rasa cukup' = rasa puas dan bahagia.

      Dua sayap burung nasar yang besar untuk menyingkirkan kita ke padang gurun (Wahyu 12 : 14); jauh dari mata antikris; kita dipelihara dan dilindungi secara langsung oleh TUHAN selama 3,5 tahun dengan firman pengajaran dan perjamuan suci.
      Jadi, ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci adalah latihan menyingkirbersama dengan TUHAN. Sementara antikris berkuasa 3,5 tahun di bumi, kita sudah mendapatkan dua sayap burung nasar yang besar dan disingkirkan ke padang gurun. Dulu Israel selama 40 tahun di padang gurun, kita nanti selama 3,5 tahun. Dulu Israel dipelihara oleh TUHAN dengan manna, kita dipelihara dengan firman pengajaran dan perjamuan suci (makanan burung nasar).
      Nanti semuanya menjadi fulltimer, hanya beribadah dan melayani TUHAN saja.
      Sampai nanti, saat TUHAN datang, dua sayap burung nasar yang besar mengangkat kita ke awan-awan permai, kemudian ke Firdaus, sampai ke Yerusalem baru--sampai duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.

  3. Kemenangan atas daging.
    Filipi 2: 8-10
    2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
    2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
    2:10. supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

    Ayat 10 = setan tritunggal dikalahkan.

    Yesus taat sampai mati di kayu salib; menang atas daging (mengalahkan daging) dengan segala hawa nafsunya--keinginan daging yang membuat tidak taat.

    Roma 8: 6-7
    8:6. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
    8:7. Sebab
    keinginan dagingadalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

    'keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah'= keinginan daging merupakan musuhnya Allah.
    'ia tidak takluk kepada hukum Allah' = jika ada keinginan daging, maka tidak bisa taat kepada firman Allah.
    'hal ini memang tidak mungkin baginya' = Kalau hidup menurut daging, tidak mungkin berkenan--pasti terus melawan TUHAN.

    Kalau Yesus taat sampai mati di kayu salib, berarti Ia sudah menang atas daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya. Kalau mau menuruti keinginan-Nya, Ia tidak mau disalib, sebab Ia baik, benar, tidak berbuat dosa sedikitpun. Jangankan untuk disalibkan, dicambuk pun tidak layak. Tetapi Ia taat sampai mati di kayu salib.

    Yesus menang atas daging, kita juga harus menang atas daging dengan segala keinginan hawa nafsunya, yaitu taatsampai daging tidak bersuara lagi.

    Kita sungguh-sungguh taat sampai daging tidak bersuara lagi; benar-benar kita mengalahkan daging dengan segala keinginan hawa nafsunya.

    Kalau tidak taat, kita ditelan oleh daging dengan segala hawa nafsunya; seperti Petrus dengan teman-temannya.

    Yohanes 21: 3, 7
    21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia
    tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

    'sebab ia tidak berpakaian' = ini juga seperti Adam dan Hawa dahulu, begitu tidak taat, mereka tidak berpakaian.

    TUHAN memerintahkan Petrus untuk menjadi penjala manusia. Tetapi karena Yesus sudah mati, ia berpikiran daging: 'kalau Yesus masih hidup, 5 roti 2 ikan, bisa untuk memberi makan saya, kalau Yesus sudah mati mau makan apa? Menangkap ikan lagi saja, untuk dimakan dan dijual' Akhirnya Petrus kembali menjadi penjala ikan--Petrus tidak taat.

    Jika tidak taat, akibatnya:

    • tidak menangkap apa-apa--gagal total.
      Keberhasilan bukan karena pandai atau bodoh; kaya atau miskin. Tetapi keberhasilan ditentukan oleh taat atau tidak.

    • 'tidak berpakaian': telanjang; jatuh bangun dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa:

      • dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba,
      • dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri), nikah yang salah.

      Sama seperti Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang oleh TUHAN, begitu tidak taat, langsung telanjang dan dibuang ke dunia--gagal total dan telanjang.

    Jangan mengikuti keinginan daging, sebab itu musuhnya TUHAN. Pasti gagal total dan telanjang. Biarlah kita menang atas daging dengan segala keinginan hawa nafsunya, yaitu taat sampai daging tidak bersuara lagi.

    Petrus diajar untuk taat sampai daging tak bersuara lagi.
    Yohanes 21: 4-6, 10-11
    21:4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
    21:5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
    21:6. Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu
    mereka menebarkannyadan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
    21:10. Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
    21:11. Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar:
    seratus lima puluh tigaekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

    = ujian ketaatan. Saat gagal dan telanjang, dikuasai maut--suasana kutukan dan susah payah--, dikuasai dunia--tidak setia dan tidak bahagia--,sampai tidak taat--gagal dan telanjang--, saat itu Yesus datang menyampaikan firman pengajaran yang keras, yang lebih tajam dari pedang bermata dua sebagai ujian ketaatan dan uluran tangan dari TUHAN--memberikan kesempatan kepada kita untuk taat.

    Firman pengajaran seringkali tidak masuk akal. Sudah semalam-malaman--waktunya bagus, tempatnya tepat, di laut yang dalam--tetapi tidak menangkap apa-apa. Sekarang sudah siang dan di pantai--waktunya tidak tepat dan tempatnya tidak tepat--TUHAN perintahkan tebarkan jala.

    Firman pengajaran sering tidak sesuai dengan logika, tidak masuk akal, mustahil bagi kita. Jadi, mendengar firman bukan untuk didiskusikan dan sebagainya, tetapi untuk dipercaya dan ditaati sampai daging tidak bersuara lagi. Inilah ujian ketaatan! Kalau kita melakukan firman yang tidak masuk akal, itulah namanya taat sampai daging tak bersuara lagi.

    TUHAN memberi perintah kepada Abraham: 'Abraham sembelihlah anakmu' Ini tidak masuk akal, sebab ia sudah menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan anak, setelah besar anaknya, mau dibunuh. Inilah ujian ketaatan! Hari-hari ini kalau kita menghadapi sesuatu yang mustahil dan sebagainya, inilah ujian ketaatan, apakah kita bisa taat atau tidak.

    Petrus menebarkan jala--taat sampai daging tidak bersuara--dan menangkap 153 ekor ikan.

    Kalau taat sampai daging tidak bersuara, sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN.
    153= 1+5+3= 9--angka kasih karunia--= kita hidup dalam tangan belas kasih, kemurahan, kasih karunia TUHAN, sehingga terjadi mujizat-mujizat:

    • secara rohani (mujizat terbesar): kita mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Hidup di dunia ini, paling aman kalau kita mengulurkan tangan kepada TUHAN (taat sampai daging tak bersuara lagi) dan Yesus mengulurkan tangan kasih karunia-Nya, kita dipegang oleh TUHAN (hidup didalam tangan kasih karunia).

      Berubah sama dengan berbuah--9 buah-buah Roh.
      Galatia 5: 22-23
      5:22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
      5:23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.


      9 buah Roh dibagi menjadi tiga kelompok:

      • kasih, sukacita, damai= gambar/tabiat Allah Bapa,
      • kesabaran, kemurahan, kebaikan= gambar/tabiat Anak Allah (Yesus),
      • kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri= gambar/tabiat Allah Roh Kudus.

      Dulu, manusia diciptakan segambar dengan Allah Tritunggal. Tetapi begitu tidak taat--kalah dengan maut, dunia dan daging--manusia diseret ke dunia (dari Firdaus turun ke dunia). Sekarang, kita mau dikembalikan lagi pada gambar Allah Tritunggal; berarti kita sudah bersuasana Firdaus (kebahagiaan sorga).

      Keubahan hidup, dimulai dengan wajah berseri-seri (ada gambar Allah Tritunggal); tidak murung, pucat atau muram. Contohnya seperti:

      • wajah Kain (muram): menghadapi masalah pelayanan (gagal dalam pelayanan),
      • wajah ibu Hana (muram, depresi): menghadapi masalah nikah. Ibu Hana mandul, sedangkan madunya sudah mengandung dan punya anak.
      • wajah pucat (dalam ketakutan), didalam Kitab Nahum,
      • wajah jelek seperti anjing dan babi,
      • wajah Petrus seperti setan ('Enyahlah iblis' ).

      Mungkin banyak yang wajahnya tidak berseri-seri. Malam ini, kembali pada wajah berseri. Kalahkan maut/dosa, dunia dan daging. Suasana Firdaus (kebahagiaan sorga) kita alami.

    • Secara jasmani:

      • tidak ada ikan menjadi banyak ikan; tidak ada menjadi ada--pemeliharaan langsung dari TUHAN. Tidak ada anggur menjadi ada anggur--nikah ditolong.

        Pernikahan di Kana, tidak ada anggur tetapi diperintahkan untuk mengisi air, cedok dan kasih pemimpin pesta. Tapi harus taat, sekalipun tidak cocok dengan logika. Nikah yang sudah tawar dan pahit, ada anggur manis malam ini. Yang penting adalah taat. Kalau kita taat, kita akan kembali pada suasana Firdaus.

      • dari mustahil menjadi tidak mustahil untuk menolong kita semua; semua masalah selesai sampai yang mustahil selesai.

      Di tengah gelombang lautan dunia, paling aman hidup di dalam tangan kasih karunia TUHAN.
      Syaratnya: menang atas maut/dosa--hidup benar--, menang atas dunia--setia dan baik-- dan menang atas daging. Kita mengulurkan tangan dan TUHAN mengulurkan tangan kepada kita.

    • Yang terakhir, kita mengalami mujizat yang terakhir, yaitu saat Yesus datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia(bersinar bagaikan matahari); sekarang wajah berseri-seri. Kalau wajah tidak berseri-seri (murung, takut dan sebagainya), berarti tidak ada didalam tangan TUHAN.

      Kalau ada dalam tangan TUHAN, apapun yang kita hadapi, wajah kita akan berseri-seri.

Pulang, wajah berseri. Mujizat rohani dan jasmani terjadi. Sampai yang terakhir, kita menjadi sama mulia dengan Dia; wajah bersinar seperti matahari untuk menyambut kedatangan Yesus ke dua kali di awan-awan yang permai, kemudian ke Firdaus (kerajaan 1000 tahun damai), sampai masuk ke Yerusalem baru. Kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga untuk selamanya.

Gelombang maut/dosa, dunia dan daging, bagaikan angin gelombang yang akan menghancurkan perahu kehidupan kita. Mari, kita menang bersama dengan TUHAN. Biarlah kita berada di dalam tangan TUHAN.

Ulurkan tangan kepada TUHAN! Biarlah TUHAN memegang kita dengan kasih karunia-Nya. Mungkin wajah masih buruk, pucat dan sebagainya, tetapi TUHAN tolong kita malam ini. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Serahkan semua pada TUHAN sampai wajah berseri-seri.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 19 Juli 2009 (Minggu Pagi)
    ... terjadinya adalah saat-saat kelaparan seperti dulu Yusuf menyelamatkan saudara-saudaranya di Israel dari kelaparan. Kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini adalah kegerakan dalam firman pengajaran yang benar Kabar Mempelai untuk menyatukan Israel dan Kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna untuk siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali. Yesaya - Matius - Markus - ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Juli 2019 (Sabtu Sore)
    ... jahat cinta akan uang terikat akan uang--semua diukur dengan uang tidak ada ukuran rohani--sampai tidak bisa cinta Tuhan dan sesama ibadahpun diukur dengan uang. Bahaya Ini akan membuat kikir dan serakah--menyembah berhala. Kikir tidak bisa memberi. Serakah mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus dan milik sesama. ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 Juli 2019 (Kamis Sore)
    ... pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula lalu katanya kepada mereka Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari katanya Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Bekerja ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Mei 2009 (Kamis Sore)
    ... Tuhan terhadap firman dan kasih Tuhan. Ini merupakan suatu keadaan di mana kasih manusia menjadi dingin sehingga kedurhakaan meningkat. Tempat-tempat kedurhakaan Ibrani - nikah dan rumah tangga. Praktiknya adalah Tidak setia dalam nikah Maleakhi - sehingga terjadi kekerasan-kekerasan baik dalam perkataan yang menyakitkan maupun dalam perbuatan. Ini adalah tanda nikah yang sudah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 25 Mei 2013 (Sabtu Sore)
    ... tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta untuk membebaskan orang-orang yang tertindas untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Kemudian Ia menutup kitab itu memberikannya kembali kepada pejabat lalu duduk dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka kata-Nya Pada hari ini genaplah nas ...
  • Ibadah Doa Malang, 30 April 2019 (Selasa Sore)
    ... menakutkan mustahil banyak goncangan dan lain-lain. Oleh sebab itu Tuhan memberi bekal Roh Kudus kepada kita semua. Syarat untuk menerima Roh Kudus adalah hati damai sejahtera Yohanes . Efesus - . Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. . Segala kepahitan kegeraman kemarahan pertikaian dan fitnah ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 Februari 2019 (Minggu Pagi)
    ... laut katanya Demikianlah Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah dan ia tidak akan ditemukan lagi. Akibat menjadi sandungan adalah batu kilangan diikatkan pada leher dan ditenggelamkan ke dalam laut artinya tidak indah hidupnya letih lesu beban berat susah payah air mata tenggelam dalam dosa Babel sampai ...
  • Ibadah Raya Malang, 27 Desember 2009 (Minggu Pagi)
    ... saksi pekerjaan Tuhan sampai buah tertinggi menjadi Mempelai Wanita Tuhan. IBADAH RAYA. Matius - pada saat kedatangan Yesus kedua kali akan terjadi penghukuman atas dunia oleh api yang dari langit. Tidak ada seorangpun yang tahu waktu kedatangan Yesus kedua kali oleh sebab itu kita harus BERJAGA-JAGA. Tesalonika - berjaga-jaga supaya tidak tidur ...
  • Ibadah Doa Malang, 10 Maret 2009 (Selasa Sore)
    ... yang bercahaya. Ada macam proses supaya bisa tampil seperti Pelita Emas yang bercahaya Wahyu mendengar dan melihat sangkakala yang dahsyat bunyinya atau firman penggembalaan. Jika kita mendengar sampai dengar-dengaran praktek firman penggembalaan maka kita akan mengalami keubahan hidup penyucian sampai sempurna sampai melihat wujud Pelita Emas gereja yang sempurna. Korintus - ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 19 Maret 2009 (Kamis Tengah Malam)
    ... mata air. Angka menunjuk pada rasul-rasul yaitu orang yang dipanggil dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Lukas - . Kita harus setia dalam panggilan dan pilihan supaya tidak menjadi pengkhianat seperti Yudas. Yudas adalah gambaran Antikris yang berasal dari kita tapi tidak termasuk kita. Panggilan Tuhan menyangkut hal Jabatan pelayanan. Tempat pelayanan. Yang harus dijaga dalam panggilan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.