Matius 24: 51b
= berjaga-jaga dikaitkan dengan kemunafikan.
Kita harus berjaga-jaga sebab kedatangan Tuhan kedua kali tidak diduga waktunya dan supaya kita tidak tertinggal saat kedatangan Tuhan.
Matius 7: 1-5
Salah satu bentuk kemunafikan adalah suka menghakimi orang lain= menyalahkan orang lain untuk menutupi dosanya, menjelek-jelekkan orang lain, menuduh, memfitnah.
Roma 2: 1-2
Daging itu suka menghakimi. Dan biasanya yang dihakimi atau dituduhkan pada orang lain berdasarkan dosa-dosa yang diperbuatnya sendiri.
Jadi, secara tidak sadar, orang yang suka menghakimi orang lain, ia sedang menelanjangi dirinya sendiri.
Mengapa kita tidak boleh menghakimi?
- Matius 7: 1-2= sebab orang yang menghakimi, dia sendiri juga akan dihakimi.
- Matius 7: 3-5= sebab dosa orang yang menghakimi lebih besar dari dosa orang yang dihakimi. Sebab itu, tidak layak untuk menghakimi orang lain.
- 1 Korintus 4: 5; 1 Korintus 6: 2= sebab waktunya belum tiba.
Saat Yesus datang kembali, baru kita akan menghakimi dunia bersama dengan Tuhan. Kalau sekarang sudah biasa menghakimi, dikhawatirkan waktu Tuhan datang kembali, tidak bisa menghakimi bersama Tuhan dan malah dihakimi oleh Tuhan.
Sebab itu, kita harus berhati-hati, mulai dari rumah tangga.
2 hal yang boleh dihakimi, bahkan HARUS dihakimi:
- Matius 7: 6= menghakimi dalam hal pembagian makanan rohani (Firman).
'barang kudus'= Firman penyucian.
'mutiara'= sesuatu yang berharga.
Barang kudus dan mutiara= Firman penyucian yang sangat berharga.
Anjing dan babi: - kehidupan yang mempertahankan dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
- guru-guru palsu/nabi-nabi palsu (2 Petrus 2: 22).
Jadi, menghakimi dalam hal pembagian makanan rohani, artinya: - Firman pengajaran yang benar dan berharga tidak bisa diberikan kepada anjing dan babi (kehidupan yang mempertahankan dosa kejahatan dan kenajisan), sebab Firman itu akan diinjak-injak dan dinista serta ditolak.
Dalam pembagian makanan rohani, jangan sampai berdebat!
- tidak memberi kesempatan 1x pun untuk mendengar ajaran palsu dari anjing dan babi supaya tidak berbalik dari Firman yang benar dan tersesat pada ajaran palsu.
Hati-hati! Ajaran palsu itu membinasakan. Dan ajaran yang benar akan menyempurnakan kita.
2 Petrus 2: 1
Ajaran sesat memang dibuat menarik dengan berbagai macam tambahan, tapi membawa kematian.
Untuk bisa tegas, kita perlu urapan Roh Kudus. Tanpa urapan Roh Kudus, hidup itu seperti anak kecil.
1 Timotius 4: 1
Kita harus tegas untuk berpegang pada Firman pengajaran yang benar dan tegas untuk menolak ajaran palsu.
- Menghakimi diri sendiri.
Cara menghakimi diri sendiri: - Yohanes 12: 47-48= lewat Firman yang merupakan perkataan Tuhan.
Yohanes 15: 3
Firman yang dikatakan Yesus adalah Firman yang dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat dalam Alkitab.
Dan Firman ini yang mampu menyucikan kita sampai di kedalaman hati kita.
- 1 Korintus 11: 28= lewat perjamuan suci.
Kalau banyak menghakimi diri sendiri, maka kita tidak berani menghakimi orang lain.
Jadi, menghakimi diri sendiri itu lewat Firman dan perjamuan suci.
2 hal ini tidak bisa dipisahkan.
Yudas, pada waktu perjamuan suci, ada ajaran Tuhan juga yang menghakimi Yudas. Tapi Yudas menolak Firman itu dan mengambil perjamuan suci.
Akibatnya, bukan Roh Kudus yang masuk, tapi roh setan yang masuk pada Yudas.
Matius 26: 23-25
Yohanes 13: 26-29
= Yudas mempertahankan dosa yang tersembunyi di dalam perut hatinya, tapi tetap mengambil perjamuan suci.
Akibatnya Yudas jadi munafik (ay. 27-28), dimana murid-murid lain berpikir Yudas dipakai Tuhan. Dan di taman Getsemane, ia mencium Yesus sementara murid-murid lain lari.
Seringkali kita tertipu oleh orang yang kelihatannya dipakai Tuhan, padahal ia sedang mencari kepentingan sendiri dan menjual Yesus.
Hati-hati! Banyak pengkhianatan ditutupi dengan kebaikan-kebaikan yang semu. Dan banyak orang yang terkecoh!
Pada akhirnya, Yudas berakhir pada kebinasaan. Segala kebusukannya terburai, tapi tidak ada waktu untuk bertobat.
Lebih baik sekarang kita tumpahkan segala dosa kita kepada Tuhan dan sesama tapi kita ditolong dan diampuni oleh Tuhan.
Wahyu 1: 15Posisi kita kalau menghakimi diri sendiri adalah duduk dibawah kaki Tuhan.
'
tembaga'= penghukuman.
Dibawah kaki Tuhan adalah tempat yang paling rendah tapi disitu ada uluran tangan Tuhan.Kuasa duduk di bawah kaki Tuhan:- 1 Korintus 15: 25-26= ada kuasa kemenangan atas maut.
Buktinyaadalah ada damai sejahtera, ketenangan dan keindahandalam hidup kita.
Kalau masih ada ketakutan, berarti masih dikuasai maut.
1 Korintus 15: 57-58
Kalau menang atas maut, kita akan setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Kalau sudah loyo, hidup itu dikuasai maut.
Menang atas maut juga berarti menang atas dosa= hidup dalam kebenaran.
- Matius 15: 29-31= ada kuasa kesembuhan dan pertolonganTuhandari segala masalah sampai masalah yang mustahil.
- ada kuasa penyempurnaan= kuasa penyucian dan pembaharuan sampai jadi sama mulia dengan Tuhan.
Tuhan memberkati.