Pembicara: Pdm. Youpri ArdiantoroPuji TUHAN, salam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN kita, Yesus Kristus, senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Markus 10: 46-5210:46. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48. Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49. Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50. Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52. Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Perjalanan Yesus adalah perjalanan menuju Yerusalem (di pasal 11 Yesus sampai di Yerusalem).
Artinya:
- Matius 16: 21
16:21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalemdan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga
Yang pertama: perjalanan kematian dan kebangkitan.
Ini yang harus kita ikuti.
Tadi, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus, artinya kita harus mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya, yaitu perjalanan kematian dan kebangkitan.
1 Petrus 2: 24
2:24. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Perjalanan/pengalaman kematian= mati terhadap dosa. Bentuknya macam-macam: bisa dalam bentuk kekurangan makan, waktu kelimpahan dan lain-lain, tetapi yang terutama adalah mati terhadap dosa--saat-saat diijinkan kelaparan tetapi tidak berbuat dosa atau dalam kelimpahan tetapi tidak menggunakan kelimpahannya untuk berbuat dosa.
Perjalanan/pengalaman kebangkitan= hidup dalam kebenaran. Benar dalam segala aspek hidup kita, mulai dari dalam nikah, ibadah pelayanan, pekerjaan, sekolah, perjalanan dan lain-lain.
- Perjalanan Yesus ke Yerusalem juga menunjukkan suatu nubuatan, yaitu perjalanan Yesus menuju Yerusalem baru, artinya Yesus ditampilkan sebagai mempelai pria sorga.
Jadi, pengalaman kematian dan kebangkitan tidak bisa dipisahkan dengan kemuliaan di Yerusalem baru--menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna.
Artinya; perjalanan menuju Yerusalem baru untuk menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna, harus melalui pengalaman kematian dan kebangkitan.
Memang pengalaman kematian dan kebangkitan ini tidak enak bagi daging--sekalipun ada semuanya tetapi daging tidak enak.
1 Petrus 2: 232:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Contoh pengalaman kematian dan kebangkitan: tidak salah apa-apa, dicaci maki dan dikata-katai dan sebagainya. Tetapi kalau bisa menikmati pengalaman kematian dan kebangkitan, maka kehidupan itu tidak akan membalas saat dicaci maki, tidak mengancam saat menderita dan seterusnya.
Saat mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan--sengsara daging tanpa dosa, ada
2 kemungkinan yang terjadi:
- Mengikutisengsara daging tanpa dosa--bukan berbuat dosa--; mengikuti pengalaman kematian dan kebangkitan.
Matius 16: 22-27
16:22. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27. Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Bagi daging, ini sukar. Tetapi bagaimana bisa mengikuti sengsara daging tanpa dosa--rela menderita daging, bahkan sampai menikmati--?
- Di dalam Matius 16: 23: supaya kita mampu mengikut Yesus dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, kita harus memiliki pikiran Allah--memikirkan apa yang dipikirkan Allah. Kalau memakai pikiran manusia, kita tidak akan kuat.
Filipi 2: 5-8
2:5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nyadan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Pikiran Allah atau pikiran Yesus adalah Ia rela merendahkan diri--sekalipun Ia punya sorga, Raja segala raja--dan datang ke dunia untuk mengambil rupa seorang hamba--pelayan.
Kalau kita punya pikiran Allah--Yesus sudah memberi teladan bagi kita--, maka kita juga mampu bertahan saat mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan. Lebih dari merendahkan diri, Yesus juga taat sampai mati di kayu salib.
Jadi, supaya kita bisa mengikuti pengalaman kematian dan kebangkitan, maka kita harus memiliki pikiran Allah, yaitu kita harus merendahkan diri dan taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara.
- Matius 16: 24
16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Yang kedua: kita harus menyangkal diri; tidak mengikuti apa yang menjadi kehendak sendiri, tetapi hanya melakukan kehendak TUHAN.
Contohnya: kehendak kita A, tetapi firman B. Kalau menyangkal diri, tidak akan melakukan A, tetapi melakukan B.
Tanpa penyangkalan diri, tidak akan mampu.
Kehidupan yang mengikuti pengalaman kematian dan kebangkitan, bisa kuat kalau menyangkal diri.
- Matius 16: 25
16:25. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Yang ketiga: kita tidak boleh menghiraukan apapun sampai nyawa kita sekalipun.
Nyawa= sesuatu yang paling berharga.
Artinya, apa yang paling berharga tidak boleh dipertahankan. Serahkan semua pada TUHAN, supaya kita bisa mengikuti sengsara daging tanpa dosa.
Kalau kita rela menyerahkan nyawa--dalam bentuk capek, sakit tetapi tetap beribadah melayani TUHAN dan lain-lain--, hasilnya: kita memperoleh nyawa. Apa yang kita berikan kepada TUHAN, tidak akan hilang, tetapi TUHAN kembalikan. Kita sudah berikan nyawa dan Dia akan kembalikan.
Seringkali ini menjadi pengalaman kita, kita datang beribadah dengan merasa tidak kuat--capek, sakit--, tetapi pulang ibadah, kita jadi kuat kembali.
- Tidak bisa mengikutiperjalanan Yesus ke Yerusalem, artinya tidak mengikuti pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus.
Malam hari ini diterangkan seperti Bartimeus. Mengapa tidak bisa mengikuti Yeuss dalam perjalanan menuju Yerusalem? Sebab Bartimeus dalam keadaan buta. Yesus berjalan menuju Yerusalem diikuti rombongan besar, tetapi Bartimeus tidak bisa berbuat apa-apa--karena buta.
Pengertian buta: kehidupan yang hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari hati yang menyimpan dosa--hati yang gelap--, kalau dilanjutkan akan menjadi perkataan dan perbuatan yang dosa/gelap.
Kalau kehidupan itu mempertahankan dosa--hidup dalam dosa--, ia tidak bisa mengikuti perjalanan TUHAN, bahkan tidak akan bisa sampai di Yerusalem Baru--tidak bisa menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna
Ada 2 macam dosa yang seringkali disimpan dalam hati dan meningkat/memuncak pada perkataan dan perbuatan dosa:
- dosa kenajisan.
Matius 15: 11-19
15:11. "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
15:12. Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"
15:13. Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
15:14. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang butayang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."
15:15. Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami."
15:16. Jawab Yesus: "Kamupun masih belum dapat memahaminya?
15:17. Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
15:18. Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
15:19. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
Inilah dosa kenajisan yang masih berada di dalam hati, tetapi kalau terus disimpan, akhirnya timbul dalam perbuatan dan perkataan yang najis. Apa itu?
- Mulai dari pikiran jahat artinya
- sering berprasangka buruk. Ini salah satu bentuk dosa kenajisan di dalam hati. Apalagi kalau anak berprasangka buruk pada orang tua, berarti ia menyimpan dosa kenajisan dalam hati dan harus cepat diselesaikan. Begitu juga antara suami-isteri.
- Yakobus 2: 1-4
2:1. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3. dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
2:4. bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
Pikiran jahat adalah pikiran yang seringkali membeda-bedakan antara kaya dan miskin, pintar dan tidak pintar dan sebagainya.
Kalau di dalam hati sudah timbul pikiran jahat, tetapi tidak diselesaikan, akan keluar lewat perkataan.
- Pembunuhan. Terdapat 2 macam pengertian pembunuhan:
- Membenci (di perjanjian baru), sampai membenci tanpa alasan. Kalau dulu dalam perjanjian lama, memang membunuh secara jasmani.
Malam ini, jangan ada kebencian-kebencian. Kalau ada kebencian dalam hati, nanti akan timbul dalam perkataan--perkataan yang tidak baik, yang tidak enak didengar--sampai satu waktu, membenci tanpa alasan.
Awalnya ada alasannya, tetapi kalau dipertahankan, akan benci tanpa alasan. Ini sama dengan membunuh.
Mungkin belum sempat dikatakan, tetapi sudah ada dalam hati, satu kali waktu pasti muncul.
Kalau ada dosa-dosa ini, tidak akan bisa mengikuti perjalanan TUHAN--masih buta.
- Marah tanpa kasih Allah dan marah tanpa alasan (Matius 5).
Sebelum kita marah, bertanya kepada diri sendiri: Haruskah saya marah?
Kalau memang bisa diselesaikan tanpa marah, lebih baik jangan marah. Kalau marah, itu rugi. Kalau hamba TUHAN sudah marah--apalagi sebelum ibadah--, ia tidak akan bisa menerangkan firman TUHAN.
Kalau gembalanya saja sulit menerangkan firman TUHAN, bagaimana sidang jemaatnya bisa menerima firman? Lebih sulit lagi.
- Perzinahan dan percabulan (ini hampir sama). Perzinahan yaitu hubungan suami-isteri yang bukan suami-isteri yang sah--bagi kehidupan yang sudah menikah.
- Percabulan yaitu hubungan suami-isteri bagi kehidupan yang belum menikah. Rasul Paulus di dalam suratnya mengatakan: Karena bahayanya percabulan, masing-masing harus mengambil isteri.
Awalnya dari memandang perempuan dan menginginkannya--dalam hati sudah timbul keinginan. Kalau sudah ada keinginan, satu waktu akan menjadi perkataan dan perbuatan najis.
- Pencurian:
- mengambil milik orang tanpa izin atau dengan cara tidak sah. Contohnya: mengambil bunga atau sayuran milik tetangga tanpa izin.
- Mengambil milik TUHAN, yaitu tidak mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus.
- Sumpah palsu/dusta= juga dimulai dari dalam hati: benar dikatakan tidak benar, tidak benar dikatakan benar untuk mencari keuntungan.
- Hujat= mencaci-maki, mencela, merendahkan, mengumpat, mengutuki. Memang kata-kata hujat sering dalam hati, tetapi kalau disimpan, satu waktu akan keluar.
Jika anak TUHAN masih menyimpan dosa-dosa kenajisan dalam hati, ia menjadi kehidupan yang buta. Seperti perumpamaan TUHAN: Kalau orang buta menuntun orang buta, kedua-duanya akan jatuh dalam lubang, itulah lubang yang tak terduga dalamnya--kebinasaan untuk selamanya.
Karena itu, doakan hamba TUHAN, gembala.
Seharusnya gembala menuntun ke arah kota terang--untuk mengikuti perjalanan Yesus--, tetapi kalau hamba TUHAN menyimpan dosa-dosa ini di dalam hatinya, ia menjadi hamba TUHAN yang buta dan sidang jemaat dituntun ke lubang.
Seringkali di podium ini digunakan sebagai sarana pembunuhan--kebencian. Bahaya! Podium bukan sebagai sarana meluapkan isi hati--kebencian, amarah--, tetapi untuk menyatakan kasih Allah.
- Dosa kejahatan= cinta akan uang.
2 Korintus 4: 4
4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakanoleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, yaitu mamon. Mammon menutupi mata, sehingga mata menjadi buta.
Kapan mamon menutupi mata sampai buta?
- Kalau tidak jujur soal keuangan, baik keuangan milik TUHAN, suami-isteri dan lain-lain. Kalau tidak ada kejujuran soal keuangan, itulah yang menutupi mata--mata buta.
- Suap juga membutakan mata.
Keadaan kehidupan yang buta--mempertahankan dosa:
- Kalau sudah buta, maka pasangannya adalah duduk di pinggir jalan, artinya tidak tergembala.
Artinya: orang yang masih mempertahankan dosa, ia tidak akan pernah tergembala dengan baik, sekalipun ia berada di dalam penggembalaan yang benar. Ia hanya menyusup ke dalam seperti Yudas. Gembalanya sudah sempurna, tetapi Yudas mempertahankan dosa, dan akhirnya ia keluar, tidak bisa tergembala.
Matius 21: 18-19
21:18. Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.
21:19. Dekat jalan Ia melihat pohon aralalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Keadaan tidak tergembala itu bagaikan pohon ara di pinggir jalan. Ini rawan sekali, tidak ada penjaganya. Begitu tidak ada buahnya, TUHAN langsung kutuk. Inilah bahayanya kalau tidak tergembala.
- Selain duduk di pinggir jalan, keadaan kehidupan yang buta yaitu pekerjaannya mengemis, artinya meminta-minta; tidak bisa memberikepada TUHAN--tidak bisa memberi waktu kepada TUHAN lewat doa penyembahan, ibadah pelayanan--dan tidak bisa memberi kepada sesama yang membutuhkan--dalam bentuk perhatian, kasih sayang dalam nikah rumah tangga dan sebagainya.
Kalau kehidupan itu buta, akibatnya:
- Tidak bisa mengikuti perjalanan Yesus ke Yerusalem; tidak bisa mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan.
Bagaimana mau mati terhadap dosa kalau masih mempertahankan dosa? Tidak akan bisa mengikuti perjalanan Yesus.
- Tidak bisa dipakai oleh TUHAN. Kegerakan menuju Yerusalem merupakan kegerakan yang besar, tetapi jika dosa dipertahankan, maka kehidupan itu tidak pernah dipakai oleh TUHAN.
- Tidak akan sampai ke Yerusalem baru.
Inilah keadaan Bartimeus. Sementara ada Yesus, tetapi tidak bisa mengikuti perjalanan Yesus--tidak bisa dipakai, bahkan tidak sampai ke Yerusalem baru.
TUHAN tidak rela kalau manusia ciptaan-Nya binasa. Sebab itu Yesus lewat--perjalanan dari Yerikho menuju Yerusalem--, dan di situ ada Bartimeus. Ini bukan suatu kebetulan, melainkan rencana TUHAN.
Jadi, dari pihak TUHAN: Yesus lewat, artinya
- Penampilan Yesus sebagai guru; penampilan Yesus dalam firman pengajaran yang benar.
Guru sama dengan pengajar.
Markus 10: 51
10:51. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
'Rabuni'= Guru.
Yohanes 20: 16
20:16. Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
Ada 2 macam pemberitaan firman yang diteladankan oleh Yesus: Yesus memberitakan injil--menginjil--, dan Yesus mengajarkan.
Matius 4: 23
4:23. Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajardalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan InjilKerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Rasul Paulus juga mengajarkan dua macam pemberitaan firman: injil keselamatan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Jadi, dua macam pemberitaan firman, yaitu
- penginjilan= injil keselamatan= susu,
- pengajaran= cahaya injil tentang kemuliaan Kristus= makanan keras.
Jadi, TUHAN tampil dalam firman pengajaran--bagaikan makanan keras. Seringkali, makanan keras berisi tegoran, menyatakan apa yang salah dan menasihati hidup kita.
Yesus tampil dalam firman pengajaran terjadi pada saat firman pengajaran disampaikan dalam sidang jemaat.
Firman pengajaran= tertulis dalam alkitab, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Sebenarnya, ini semua untuk menolong kita. Dalam keadaan apapun juga, selama masih ada pemberitaan firman pengajaran, berarti masih ada jalan keluar--ada kesempatan untuk ditolong oleh TUHAN. Kalau firman tidak diberitakan, berarti sudah tidak ada lagi jalan keluar--sekali dalam masalah, tetap dalam masalah.
- Yesus lewat juga berarti Yesus mau mati dan bangkit untuk menolong kita semua yang masih berada di dalam dosa--menolong Bartimeus yang buta.
Jadi, TUHAN tidak main-main kalau mau menolong kita. Firman pengajaran Dia berikan dan kurban Yesus juga diberikan. Dalam mengikuti perjalanan Yesus menuju Yerusalem, justru Dia berada di depan untuk memberikan teladan dan kita tinggal mengikuti saja.
Dari pihak kita, yaitu
- kita harus menerima firman pengajaran yang benar.
Praktiknya:
- mendengar dengan sungguh-sungguh,
- mengerti,
- yakin dan percaya sampai firman menjadi iman di hati.
- Firman dipraktikkan.
Ini adalah sikap yang benar. Yesus sudah tampil sebagai rabuni (guru). Dari pihak kita, kita harus seperti Bartimeus memanggil Yesus: 'Rabuni' ini berarti dia menempatkan diri sebagai murid--kehidupan yang mau menerima firman pengajaran yang benar, sampai menjadi iman dan dipraktikkan.
Mungkin hari-hari ini kita sudah menerima firman pengajaraan yang benar, tetapi bagaimana buktinya? Kalau lidah perkataan kita selalu memberikan semangat baru.
Yesaya 50: 4
50:4. Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidahseorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat barukepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Kalau ada kehidupan yang letih lesu, beban berat, lalu mendengar perkataan kehidupan yang menerima firman pengajaran yang benar-- perkataan yang memberi semangat kepada orang yang sudah letih lesu--, maka ia akan menjadi semangat kembali. Tadinya orang yang tidak mau beribadah, putus asa, kecewa, tetapi saat mendengar perkataan kita, bisa kuat kembali--beribadah melayani TUHAN kembali. Inilah murid--kehidupan yang sudah menerima firman pengajaran.
Sekalipun sudah lama mendengarkan firman pengajaran, tetapi kalau orang lain mendengar perkataan kita--yang tadinya semangat berapi-api--, lalu menjadi tidak mau beribadah melayani, berarti belum menjadi murid dan tidak penah mengalami kesembuhan--tetap dalam keadaan buta.
Kalau hati kita sudah diisi firman pengajaran, sampai keluar dari lidah mulut kita, maka kita mendapatkan yang kita butuhkan.
Yohanes 15: 7
15:7. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Kalau firman pengajaran ada dalam kehidupan kita, sampai keluar dari mulut kita--perkataan yang memberikan semangat--, maka seperti TUHAN berkata kepada Bartimeus yang buta: 'Apa yang kamu kehendaki, supaya aku perbuat bagimu?' Ini sama dengan: 'Mintalah apa saja yang kamu kehendaki'
Bartimeus meminta: 'Rabuni, supaya aku dapat melihat' dan masalah selesai.
- Markus 10: 47-48
10:47. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48. Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Yang kedua: ketekunan, yaitu sesuatu yang dilakukan terus menerus.
Jadi, setelah firman diberitakan, kita ada kerinduan untuk bisa lepas dari dosa-dosa.
Kalau terus mengulang dosa yang sama, berarti tidak punya kerinduan.
- Markus 10: 49-50
10:49. Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50.Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Yang ketiga: diperlukan kuat dan teguh hati untuk melepaskan dosa-dosa dan melakukan kehendak TUHAN.
Sekalipun mata belum melihat, tetapi dia mau segera datang kepada Yesus dan saat ia datang, TUHAN bertanya kepadanya dan matanya bisa melihat kembali.
Kuat teguh hati, artinya:
- kuat teguh hati untuk mempraktikkan firman,
- kuat teguh hati untuk meninggalkan dosa-dosa, sekalipun ada keuntungan, kesempatan.
Jika sudah kuat dan teguh hati, hasilnya: mata bisa melihat.
Kalau mata bisa melihat, maka kita bisa mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Markus 10: 52
10:52. Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Kalau masih buta, tidak akan bisa mengikuti perjalanan TUHAN. Harus bisa melihat terlebih dahulu. Bagaimana caranya bisa melihat? Yesus sudah tampil dalam firman pengajaran yang benar. Tinggal sikap dari kita, yaitu kita harus punya kerinduan untuk terlepas dari dosa dan kuat teguh hati--untuk membuang dosa dan berpegang pada firman pengajaran yang benar.
Markus 10: 50 '
ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus' Istilah 'segera' inilah sikap yang benar.
Seringkali firman sudah disampaikan, tetapi masih menunda-nunda waktu. Tidak akan sembuh-sembuh--yang buta tetap buta. Sebab itu, Bartimeus
segeraberdiri. Artinya: sudah tidak ada kesempatan lainnya, tidak ada waktu sedetikpun untuk menunda. Begitu firman disampaikan, ia langsung bangkit.
Malam ini, kalau kita mau melepaskan dosa-dosa, sekaranglah waktunya. Segera dan jangan tunda-tunda! Kalau mau melakukan kehendak TUHAN, harus segera.
Bartimeus juga menangggalkan jubahnya (Markus 10:50). Kalau mau menanggalkan jubah yang lama dan mengenakan jubah yang baru--jubah pelayanan--, segera lakukan, karena tidak ada waktu lagi.
Kalau dulu Bartimeus bisa mengikuti perjalanan Yesus. Demikian juga kita. Kalau kita sudah bebas dari dosa-dosa--mata melihat--, maka kita bisa mengikuti perjalanan Yesus, mulai dalam:
- perjalanan kematian dan kebangkitan,
- perjalanan pemakaian TUHAN. Kita dipakai oleh TUHAN, baik dalam nikah rumah tangga, lebih membesar lagi sampai pemakaian dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--sampai ke Israel. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Yang penting sekarang, epas dari dosa-dosa.
- perjalanan Yesus yang terakhir adalah ke Yerusalem baru--kita menjadi mempelai wanita yang sempurna.
TUHAN memberkati.