Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 6b-7
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; (6b)di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhlukpenuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasaryang sedang terbang.
Di pulau Patmos, rasul Yohanes dikuasai oleh Roh Kudus sehingga bisa melihat empat makhluk di sekeliling takhta sorga; sama seperti di atas gunung Sinai, nabi Musa melihat empat tiang pintu tirai.
Jadi, empat mahkluk/empat tiang pintu tirai adalah
empat orang yang pernah hidup di dunia dalam suasana takhta sorga--sekalipun dunia penuh dengan kutukan--, sampai benar-benar terangkat ke takhta sorga.
Empat orang tersebut adalah Henokh, Musa, Elia, dan TUHAN Yesus.
Di ayat 7, empat makhluk ini memiliki empat muka--empat sifat tabiat Yesus--:
- Makhluk yang pertama memiliki muka seperti singa. Ini menunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai raja.
- Makhluk yang kedua memiliki muka seperti anak lembu. Ini menunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai hamba.
- Makhluk yang ketiga memiliki muka seperti manusia. Ini menunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai manusia.
- Makhluk yang keempat memiliki muka seperti burung nasar. Ini menunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai anak Allah.
Kalau ditarik garis, keempatnya ini menunjuk pada
salib(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 05 Juni 2016). Untuk bisa hidup bersuasana takhta sorga di bumi, sampai bisa naik terangkat ke takhta sorga harus lewat jalan salib.
Jadi, empat pribadi yang sudah terangkat ke takhta sorga adalah
empat pribadi yang mengalami pengalaman salib/jalan salib.
Malam ini kita tidak mempelajari jalan salib, tetapi kita pelajari satu persatu: tentang singa, anak lembu, manusia dan burung nasar.
MUKA SINGA: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI RAJAKalau kita mau hidup dalam suasana takhta sorga sampai terangkat ke sorga, kita harus memiliki tabiat raja. Yesus bertabiat Raja, kita juga harus memiliki tabiat raja.
Mazmur 20: 1020:10. Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Tabiat raja adalah
MENANGatas segala musuh--musuh terakhir adalah maut--; menang atas setan. Bukan kalah terus, tetapi menang atas maut atau menang atas dosa, sehingga kita bisa
hidup dalam kebenaran.
Kalau kita hidup dalam kebenaran, maka doa orang benar akan dijawab oleh TUHAN ('
Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru').
Musuh kita yaitu setan dengan kuasa maut.
1 Petrus 5: 85:8. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singayang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Di sini ada singa yang lain, sebab itu Yesus tampil sebagai singa--singa Yehuda.
Ini adalah pasal penggembalaan (gembalakanlah kawanan domba).
Kita menghadapi musuh yaitu setan dengan kuasa maut, bagaikan singa yang beredar-edar.
Selembut-lembut dan semanis-manisnya suaranya setan, akan membawa kita pada dosa dan kebinasaan. Tetapi sekeras-kerasnya suara firman Allah, akan membawa kita pada kebenaran dan hidup kekal. Jangan tertipu!
Singa mengaum, tetapi ia juga menelan. Hati-hati! Suara auman membawa kita pada dosa-dosa dan kebinasaan.
Bagaimana menghadapi singa--setan yang membinasakan--?Tadi Yesus memiliki tabiat Raja; bermuka singa--singa Yehuda.
- Kita harus tergembala dengan benar dan baik(1 Petrus 5 adalah pasal penggembalaan). Karena singa/setan beredar-edar, maka kita harus tergembala dengan benar dan baik.
Tergembala dengan benar dan baik artinya
- Seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar, artinya harus ada pokoknya--kita tergembala kepada firman pengajaran yang benar.
- Selalu tekun dalam kandang pengggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Ketekunan dalam ibadah raya,
- Ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci,
- Ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Di dalam penggembalaan yang benar dan baik, kita mengalami perlindungan yang dobel dari Gembala Agung-- Yesus yang duduk disebelah kanan takhta Allah Bapa lewat doa syafaat--dan gembala manusia--lewat doa penyahutan.
Selau saya ibaratkan, dari atas ditarik, dari bawah dijunjung, sehingga tidak bisa dijatuhkan oleh setan. Karena itu tugas gembala manusia selain memberi makan, juga menaikan doa penyahutan.
Kalau sudah tekun dalam tiga macam ibadah, maka tubuh, jiwa, dan roh kita mendapat mendapatkan perlindungan yang dobeldari Yesus dan gembala manusia. Mulai ada ketenangan, artinya sudah ditundungi. Kalau tidak ada tudung, baru panas atau hujan sudah lari-lari. Tetapi kalau hidup sudah mulai tenang, berarti sudah ada perlindungan yang dobel.
- 1 Petrus 5: 9
5:9. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Tadi yang pertama, harus tergembala dengan benar dan baik, jangan beredar-edar!
Yang kedua: kita menghadapi singa--setan yang membinasakan--lewat iman yang teguh.
Artinya: hanya dan tetap percaya kepada pribadi Yesus--firman pengajaran yang benar--apapun yang kita hadapi; hanya percaya pada kuasa Yesus. Ini iman yang teguh.
Dijaga supaya jangan bimbang! Kalau bimbang pada pengajaran yang benar dan kuasa TUHAN, kita akan kalah--gugur--dan kita akan ditelan oleh singa sampai binasa. Kita memang menghadapi auman singa; kegoncangan yang terjadi--ujian iman--, sebab itu hadapi dengan iman yang teguh.
Jadi, penggembalaan ada kaitan dengan iman. Penggembalaan yang benar dan baik adalah tempat untuk memantapkan iman, sehingga kita memiliki iman yang teguh untuk mengalahkan singa--setan.
Inilah cara bagaimana kita bisa menghadapi singa--setan yang membinasakan--yaitu lewat penggembalaan dan iman yang teguh.
- 1 Petrus 5: 5-6
5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimuseorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimudi bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Yang ketiga: kita menghadapi singa--setan yang membinasakan--dengan cara mengecil, artinya rendah hati dan lemah lembut. Jangan mau menjadi besar!
Di injil Lukas, murid-murid bertengkar, siapa yang terbesar. TUHAN memberikan jawaban: Siapa yang terkecil itulah yang lebih besar. Penggembalaan yang benar dan baik adalah tempat untuk mengecilkan diri--seperti anak kecil--, bukan tempat untuk membesar-besarkan diri--hebat-hebatan, sombong, bangga--, sehingga kita semakin merasa tidak mampu dan tidak layak.
Rendah hati: kemampuan untuk mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama--membentuk kayu salib.
Contohnya: anak kecil mudah sekali untuk mengaku dosa. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Lemah lembut: kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Misalnya: anak-anaknya sudah berpelukan, bermain lagi--saling mengampuni--, tetapi orang tuanya masih marah-marahan.
Inilah cara mengalahkan singa/setan yang mengaum, menelan, dan membinasakan.
Kalau kita saling mengaku dan mengampuni, maka darah Yesus akan menyelesaikan segala dosa-dosa kita, sehingga kita bisa HIDUP DALAM KEBENARAN. Ini sama dengan mengalahkan setan dengan kuasa mautnya, lalu kita langsung dipagari oleh TUHAN.
Sekarang ini setan dikalahkan--diusir--, bukan dibinasakan--nanti akan dibinasakan. Tetapi setan masih bisa kembali lagi. Oleh sebab itu setelah kita hidup dalam kebenaran--setan dikalahkan, tidak berkuasa lagi atas hidup kita--, langsung dipagari oleh TUHAN.
Mazmur 5: 13
5:13. Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagaridia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Dipagari = dilindungi dan diberkatioleh anugerah TUHAN yang besar.
Kalau kita mengecil dan semakin mengecil, anugerah TUHAN semakin membesar, perlindungan-Nya semakin kuat dan berkat-Nya semakin besar. Ini rumus kerajaan sorga. Tidak perlu kita bangga, sombong atau minder, tetapi kita mengecil.
Kalau salah, kita mengaku; kalau benar, kita mengampuni dan melupakannya. Beres. Singa dikalahkan, kita hidup benar dan langsung dipagari oleh TUHAN--dilindungi dan diberkati dengan anugerah TUHAN yang besar.
MUKA ANAK LEMBU: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI HAMBAFilipi 2: 7-82:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus sebagai hamba yaitu taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Kita sebagai hamba TUHAN/pelayan TUHAN (doulos), artinya:
- Harus TAAT DENGAR-DENGARANsampai daging tidak bersuara lagi. Sama seperti Abraham taat kepada TUHAN untuk mempersembahkan anaknya--TUHAN yang menyuruh, Dia yang bertanggung jawab. Itu ujian dari TUHAN bagi kita, apakah masih ada suara daging--masih memberontak--atau tidak.
- HANYA MELAKUKAN KEWAJIBANtanpa hak = tidak menuntut hak sedikitpun.
Inilah muka seperti anak lembu.
Untuk bisa menjadi
doulos, diperlukan
pengorbanan-pengorbanan:
- Mengorbankan kepentingan diri sendiri--tidak egois. Kalau egois, kita tidak bisa taat, tetapi hanya menuntut haknya.
- Mengorbankan hak,
- Mengorbankan kehendak diri sendiri. Di taman Getsemane Yesus berkata: Ya Abba Ya Bapa ... tidak ada yang mustahil bagi Mu, lalukanlah cawan ini dari pada-Ku (Yesus tidak perlu disalibkan, karena tidak bersalah), tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu. Serahkanlah kehendak kita, karena kehendak TUHAN dengan kehendak kita sering bertentangan.
- Mengorbankan perasaan daging--perasaan terdalam. Bahkan Yesus sampai mengorbankan nyawa-Nya.
Untuk menjadi hamba TUHAN seperti Yesus--
doulos--kita harus mengorbankan kepentingan diri sendiri, kehendak diri sendiri, hak, dan perasaan, sehingga kita bisa taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Ini sama dengan hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang
memuliakan dan mengagungkan TUHAN. Ini tugas kita!
Yesaya 49: 3-449:3. Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
49:4. Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Kalau kita bisa mengagungkan TUHAN--melakukan kewajiban tanpa hak dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara--,
hasilnya:
hak dan upah kita terjamin dalam tangan TUHAN, baik untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal selamanya. TUHANlah yang menentukan semuanya.
TUHAN tidak pernah menipu; tidak pernah merampas hak kita; Dia akan berikan hak kita sepenuhnya.
Sebaliknya, kalau
tidaktaat dengar-dengaran dan hanya menuntut hak, maka kita menjadi pelayan TUHAN yang memalukan dan memilukan hati TUHAN--sama seperti zaman Nuh--dan hanya akan menerima hukuman TUHAN sampai kebinasaan selama-lamanya. Sungguh-sungguh!
Menjadi hamba TUHAN harus sungguh-sungguh, ada tabiat sebagai hamba! Tidak boleh sembarangan--yang penting melayani, tetapi tidak taat, hanya menuntut hak yang jasmani. TUHAN tolong kita semua.
MUKA MANUSIA: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI MANUSIAyaitu: rela sengsara tanpa dosa. Dia tidak salah, tetapi rela sengsara daging sampai disalibkan.
Demikian kita juga. Kita menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang
RELA SENGSARA DAGING KARENA YESUS--sengsara daging bersama Yesus.
Bentuknya macam-macam: karena firman pengajaran yang benar, tahbisan yang benar--pelayanan yang benar--, kebenaran di kantor dan di manapun dan lain-lain.
Dalam surat Galatia, waktu rasul Paulus pertama kali datang ia dielu-elukan, diterima saat dalam keadaan sakit (kalau perlu mereka mencungki matanya dan diberikan). Ini luar biasa, tetapi setelah rasul Paulus bicara soal kebenaran: '
Apakah dengan mengatakan kebenaran, kamu menjadi musuhku?' Ia langsung dimusuhi.
Inilah empat makhluk di takhta dengan empat muka. Kita harus meneladani empat sifat tabiat Yesus.
Sebagai
raja, kita menang atas maut sampai
hidup benarlewat penggembalaan yang benar dan baik dan iman yang teguh. Karena itu harus tergembala. Kalau beredar-edar akan mendengar A, B, dan kita akan bingung.
Firman berbeda dengan pengetahuan. Kalau kita mendengar firman yang berbeda, tidak bisa, justru akan bimbang. Tetapi dalam penggembalaan, iman akan dimantapkan menjadi iman yang teguh.
Kemudian kita
rendah hati dan lemah lembut--mengecil. Penggembalaan membuat kita kecil, bukan besar. Rumus kerajaan sorga adalah mengecil.
Kemudian sebagai
hamba--
doulos--, kita
taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara, tidak menuntut hak. Kita mengorbankan segala sesuatu, memuliakan TUHAN dan semua ada di dalam tangan TUHAN--hak dan upah kita terjamin dalam tangan TUHAN. Dia berikan untuk hidup sekarang, masa depan yang indah dan baik sampai hidup kekal. Tidak usah takut kaum muda!
Layani TUHAN dengan taat dengar-dengaran (mulai taat kepada orang tua) dan semua ada di dalam tangan TUHAN. Tinggal nanti kita beranjak muda dan dewasa, kita hanya berkata: Kok bisa? Karena ada di dalam tangan TUHAN. TUHAN yang memberikan kepada kita.
Sebagai
manusia, kita
rela sengsaradaging bersama Yesus.
2 Korintus 4: 16-17 4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Saat-saat mengalami sengsara daging bersama Yesus kalau merasa tidak kuat,
rahasianyaadalah memandang kurban Kristus--meninggikan dan menghargai kurban Kristus--, sehingga segala penderitaan yang kita alami menjadi
penderitaan yang ringan dan seketika saja. Menjadi 'ringan' jika dibandingkan kurban Kristus. Dan 'seketika', sama seperti Yesus mati tiga hari tetapi Dia bangkit selama-lamanya. Kita juga menderita seketika saja, tetapi kemuliaannya untuk selama-lamanya. Kita bisa bertahan dalam penderitaan bersama Yesus. Kita tidak lari. Jangan besar-besarkan penderitaan!
Sama seperti membuat roti, harus dibanting-banting, kemudian dibakar supaya matang dan menjadi roti sajian untuk dipersembahkan pada TUHAN. Kalau tidak, akan jadi roti setengah matang.
"
Lempin-El, kalau lari, akan jadi setengah matang dan tidak bisa dipakai oleh TUHAN."
Ini rahasianya, yaitu tinggikan dan hargai kurban Kristus, maka penderitaan kita jadi ringan dan hanya seketika saja. Kita bertahan dalam penderitaan daging bersama Yesus dan kita tinggal memetik
hasilnya, yaitu:
- Ayat 16: kita tidak tawar hati, kecewa, putus asa, dan tinggalkan Yesus--tinggalkan pelayanan--, apapun yang kita hadapi, tetapi tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai TUHAN datang kembali.
Jika diberikan sehat dan kuat, sungguh-sungguh kita manfaatkan! Kalau ada gangguan sedikit (ada sakit sedikit), jangan kalah, jangan putus asa, kecewa, tawar hati, dan tinggalkan Yesus, tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.
"Saya baru menyaksikan seorang ibu yang baru meninggal dunia karena kanker dan lain-lain. Terakhir, ia senang sekali. Ia bersaksi di sini: 'Mujizat om, bisa ibadah. Saya seharusnya antri (nomor 9) di rumah sakit, jam 9 baru bisa masuk, tetapi saya ingin ibadah (rindu ingin beribadah). Mendadak buka pintu dan saya dipanggil nomor satu, diperiksa, boleh pulang dan bisa ibadah.' Luar biasa, bukan mujizat kankernya disembuhkan, tetapi karena bisa ibadah. Setelah masuk rumah sakit, dia menangis, bukan karena tidak sembuh, tetapi karena tidak bisa datang beribadah. Padahal ia senang, dikira sudah kuat untuk datang beribadah (setelah tempo hari dia bisa datang ibadah dan ia rindu untuk datang lagi), tahu-tahu ia sakit dan tidak kuat. Saya doakan. Yang dikeluhkan adalah tidak bisa ibadah. Luar biasa ini! Kita sungguh-sungguh. Lihat kurban Kristus. Tadi saya nasihatkan seorang: 'Kalau sakit sedikit, jangan mau terhalang! Sudah datang saja, tidak apa-apa, tidak akan mati.' Sedikit-sedikit jangan terhalang beribadah. Ini tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan TUHAN, tetapi tetap setia berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN sampai garis akhir."
Sekarang ini, kita minta kepada TUHAN supaya setia berkobar; rindu terus, kita terus bergemar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, bukan malas, bukan terpaksa, bukan bosan dan sebagainya. Sama seperti TUHAN bergemar kepada kita sekalipun kita banyak kekurangan.
"Ini pelajaran bagi saya. Jemaat yang sudah sakit parah, mau, rindu dan semangat beribadah. Bagaimana kita hamba TUHAN? Ini pelajaran bagi Lempin-El dan pelajaran bagi kita semua. Semangat dalam ibadah pelayanan!"
- Mengalami pembaharuan hidup--mujizat terbesar--dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Yakobus 1: 26-27
1:26. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
1:27. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-jandadalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Pembaharuan dalam ibadah adalah:
- Ayat 26: harus mengekang lidah. Ini sama dengan mengecil juga. Lidah ini yang paling kecil dan paling dijaga.
Artinya: membatasi perkataan kita, supaya menjadi perkataan yang benar--sesuai firman pengajaran yang benar--dan baik--menjadi berkat bagi orang lain. Hanya itu saja batas perkataan kita.
Kalau lidahnya benar dan baik, berarti ibadahnya juga benar--berkenan kepada TUHAN.
- Ayat 27= mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka= memberi dan mengunjungi sesama, mulai dari sesama anggota tubuh Kristus yang membutuhkan baik secara jasmani--kebutuhan jasmani--, terlebih secara rohani--ibadah-ibadah kunjungan dan kesaksian kita perhatikan. Ini sama dengan kita melakukan perbuatan benar dan baik.
Banyak kebutuhan-kebutuhan akan firman TUHAN di akhir zaman yang sulit, jahat dan najis ini. Sama seperti gandum Yusuf--kabar mempelai--yang dibutuhkan hari-hari ini. Yusuf gambaran gereja mempelai. Kita dukung (dalam doa, dalam apapun) dan bersiap-siap sesuai dengan gerakan TUHAN!
- Ayat 27: menjaga diri supaya tidak dicemarkan oleh dunia= kita harus masuk dalam pergaulan yang benar dan baik.
Kalau benar pasti baik, kalau baik belum tentu benar. Harus benar dulu, baru baik.
Kaum muda, jaga pergaulan! Dalam pekerjaan juga batasi dengan pergaulan yang benar dan dan baik. Kalau tidak benar, jangan!
Inilah pembaharuan hidup, yaitu menghasilkan perkataan benar dan baik, perbuatan benar dan baik, dan pergaulan yang benar dan baik.
Inilah sengsara daging bersama Yesus. Dia rela sengsara daging bahkan disalibkan. Kita rela sengsara daging bersama Yesus.
Hasilnya: tidak tawar hati dan kecewa, tetapi mengalami pembaharuan hidup, yaitu perkataan benar dan baik, perbuatan benar dan baik, pergaulan benar dan baik. Kalau itu ada, maka
semua menjadi baik.
Kalau perkataan, perbuatan dan pergaulan sudah benar dan baik, semua pasti menjadi baik. Tidak mungkin tidak! Tidak usah takut untuk sengsara daging bersama Yesus!
Setia berkobar-kobar; setia dan baik; setia dan benar (dalam Matius 25: '
Hai hambaku yang baik dan setia'). Semua sudah benar dan baik, pasti semua baik. Yesus sanggup menjadikan semuanya baik. Itu saja yang kita pegang di dunia yang sulit, jahat dan najis.
Kita belajar dari empat sifat tabiat Yesus.
Sebagai
raja: kita menang atas dosa; kita tergembala dengan benar dan baik; ada iman yang teguh; dan mengecilkan diri--rendah hati dan lemah lembut. Dosa selesai, hidup benar dan kita dipagari oleh TUHAN--dilindungi dan diberkati oleh anugerah TUHAN yang besar.
Sebagai
hamba--
doulos: taat sampai daging tidak bersuara, tidak menuntut hak sedikitpun, malah berkorban. Kita memuliakan TUHAN. Hak dan upah ada di tangan TUHA. Dia yang menentukan semua; hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal ada di dalam tangan anugerah yang besar.
Sebagai
manusia: tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup menjadikan semua baik. Semua harus benar dan baik, pelayanan benar dan baik--setia berkobar, setia benar, setia baik--, perkataan, perbuatan dan pergaulan juga benar dan baik, maka tangan anugerah yang besar sanggup menjadikan semuanya baik.
BURUNG NASAR: MENUNJUK PADA SIFAT TABIAT YESUS SEBAGAI ANAK ALLAHIni menunjuk pada
KESUCIAN DAN KASIH--warna putih.
Bagaimana kita bisa disucikan? Kalau suci, ada kasih. Kalau menyetujui dosa, itu bukan kasih, tetapi hawa nafsu daging. Kalau stop dosa, itulah kasih. Kesucian dan kasih, sama.
Yohanes 15: 315:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Supaya bisa suci, kita
harus menerima firmanyang merupakan perkataan Yesus sendiri--firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Ini sama dengan firman pengajaran yang benar; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Harus ada pedang kalau mau suci! Kalau mau meneladani muka burung nasar--kesucian dan kasih--, harus punya pedang. Kalau tidak ada pedang, tidak akan bisa.
Kalau sudah ada pedang firman,
kitabisa disucikan dan bisa saling mengasihi.
1 Petrus 1: 221:22. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihidengan segenap hatimu.
'
ketaatan kepada kebenaran' = ketaatan kepada firman pengajaran yang benar; pedang firman.
Kita mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, sehingga kita mengalami penyucian demi penyucian sampai kita memiliki kasih Allah.
Semakin disucikan, kasih Allah semakin besar dalam hidup kita, sehingga:
- Kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan mengasihi musuh dengan kasih yang tulus ikhlas,
- Mengasihi TUHAN lebih dari semua.
Inilah muka seperti burung nasar, yaitu kesucian dan kasih. Kita alami lewat pedang firman; firman pengajaran yang benar. Kita mendengar dan taat dengar-dengaran kepada firman pengajaran yang benar, sehingga kita mengalami penyucian demi penyucian.
Mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu= kita hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada TUHAN, seperti Yohanes bersandar di dada TUHAN--
dalam gendongan tangan TUHAN.
Yohanes 13: 2313:23. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Posisi kita kalau bersandar di dada Yesus, sama seperti bayi yang mengecil, dan kita
dipelukolehtangan anugerah yang besar--seperti bayi dalam gendongan tangan anugerah yang besar.
Mari kita belajar kepada Yesus; kita mengecil terus supaya kita berada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar.
Hasilnya:
- Yang mati bisa jadi hidup. Semakin kita mengecil, semakin besar anugerah TUHAN dalam hidup kita.
Lukas 7: 13-15
7:13. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
7:14. Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
7:15. Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Kalau TUHAN berbelas kasih, yang mati bisa dibangkitkan--mati bisa jadi hidup.
Artinya:
- Tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup menyelesaikan segala masalah yang besar sampai mustahil.
Mungkin kita sudah tidak bisa apa-apa, seperti bayi yang tidak bisa apa-apa. Sudah bagus! Kita hanya menangis, menyembah TUHAN, percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN--dalam pelukan tangan TUHAN--sampai tangan anugerah TUHAN yang besar menyelesaikan semua masalah kita yang terbesar, sampai masalah yang mustahil.
- Tangan anugerah TUHAN yang besar bisa memelihara kita di tengah kesulitan dan kemustahilan--pada zaman antikris. Yang penting kita berada di dalam pelukan tangan anugerah TUHAN yang besar. Jangan ragu!
- Tangan anugerah TUHAN yang besar juga bisa memulihkan nikah dan buah nikah kita. Mari, mungkin anak-anak nakal, atau nikah kita goncang, bisa dipulihkan. Yang penting kita berada dalam pelukan tangan TUHAN yang besar.
- Tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup menghapus air mata, letih lesu, dan beban berat kita, sehingga kita merasakan kebahagiaan, damai sejahtera, semua menjadi enak dan ringan.
- Mazmur 103: 4-5
103:4. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotaiengkau dengan kasih setia dan rahmat,
103:5. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
'masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali' = membaharui hal muda kita--menjadi muda terus.
(terjemahan lama)
103:4. Yang menebus jiwamu dari pada kebinasaan serta memahkotaiengkau dengan kemurahandan beberapa rahmat.
'kemurahan' = belas kasih dan anugerah TUHAN.
Hasil kedua: tangan anugerah yang besar memberikan mahkota kehidupan--mahkota mempelai--kepada kita.
Artinya: menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita, seperti burung rajawali yang mengganti bulunya--sudah tua, menjadi muda kembali. Kita diubahkan sampai sempurna seperti Dia dan kita mendapatkan mahkota mempelai. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai dan kita layak duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga seperti empat makhluk naik ke takhta sorga--nanti kita yang kelima.
Kita belajar sungguh-sungguh malam ini tentang empat sifat tabiat Yesus--empat makhluk dengan empat muka. Sudah terbukti, mereka berada di takhta sorga.
Sebagai
raja--muka seperti singa--: kita tergembala, memiliki iman yang teguh, dan rendah hati-lemah lembut. Hasilnya: kita dipagari--dilindungi dan diberkati oleh anugerah TUHAN yang besar. Jangan hdidup dari dunia, tetapi dari anugerah TUHAN yang besar.
Sebagai
hamba--muka seperti anak lembu--: kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, kita tidak menuntut hak, malah berkorban apapun, sehingga kita bisa memuiliakan TUHAN. Hasilnya: hak dan upah kita ada di dalam tangan anugerah yang besar, untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal selamanya.
Sebagai
manusia--muka seperti manusia--: rela sengsara daging. Mari setia dan baik, setia dan benar; perkataan, perbuatan, dan pergaulan yang benar dan baik. Hasilnya: tangan anugerah TUHAN yang besar menjadikan semuanya baik.
Sebagai
anak Allah--muka seperti burung nasar--: kesucian dan kasih. Sampai kita mengasihi TUHAN lebih dari semua, kita bersandar di dada TUHAN, berada di dalam tangan anugerah TUHAN. Hasilnya: yang mati bisa dibangkitkan; masalah besar bisa diselesaikan. Kehidupan dan pekerjaan yang sudah mati, pelayanan dan apapun yang sudah mati, serahkan pada tangan anugerah TUHAN yang besar. Dia sanggup memelihara kita di tengah kesulitan, bahkan di tengah kemustahilan.
Dia sanggup menghapus air mata, sampai semua menjadi enak-ringan. Jika Dia datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; tangan anugerah yang besar memberikan mahkota mempelai kepada kita, sehingga kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan pemai.
Memang di akhir zaman ini, yang negatif membesar semua (dosa, masalah, penyakit membesar). Marilah hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar, lebih besar dari apapun di dunia. Kita seperti bayi yang mengecil dan hidup dalam tangan anugerah yang besar.
Semakin mengecil, semakin besar anugerah TUHAN. Tunjukkan apa yang menjadi ketidakmampuan kita kepada TUHAN! TUHAN tolong kita semua
Jangan putus asa, kecewa, dan bangga! Mungkin masih dalam kekurangan dan lain-lain, tetapi tangan anugerah yang besar sanggup memagari--melindungi dan memberkati dengan anugerah yang besar.
Tangan anugerah yang besar sanggup memberikan hak dan upah kita untuk hidup sekarang sampai hidup kekal, dan sanggup menjadikan semua baik, asalkan perkataan, perbuatan, dan pergaulan kita benar dan baik, dan kita beribadah dengan setia-benar. Dia tidak menipu kita. Tangan anugerah yang besar menjadikan semua baik.
Yang terakhir, Dia sanggup menggendong kita. Tangan anugerah yang besar sanggup membangkitkan apa yang sudah mati dan memberi mahkota kepada kita--mengakat kita ke takhta.
Yang dalam pencobaan, kesulitan, kemustahilan, ada kesempatan untuk digendong. Kembali pada tangan anugerah yang besar. Yang sudah berhasil, jangan sombong, tetapi tetap mengecil: '
Saya bayi dalam gendongan tangan TUHAN.'
Kita semua meneladan pada empat sifat tabiat Yesus sampai digendong dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Jangan ragu!
Kalau sudah tidak bisa apa-apa, sampai berpikirpun tidak bisa saat menghadapi yang jasmani, rohani, dan nikah rumah tangga, mari kita tunjukkan kepada TUHAN ketidakmampuan kita. Jangan tutup-tutupi! Sudah cukup bagi kita kalau kita dipeluk tangan anugerah yang besar.
Belajar dari kayu salib tentang empat sifat tabiat Yesus. Diingatkan kembali supaya mendarah daging:
- Raja: menang atas dosa-dosa dan hidup benar. Kita dipagari berkat dan perlindungan oleh tangan anugerah TUHAN di tengah kutukan dunia.
- Hamba: taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara dan mengecil. Berkorban, bukan menuntut hak. Hak dan upah kita dalam tangan anugerah yang besar.
- Manusia: setia-baik, setia-benar, dan setia-berkobar. Jaga perkataan, perbuatan, dan pergaulan yang benar dan baik. Tangan anugerah yang besar sanggup menjadikan semua baik. Tidak mungkin tidak! Dia tidak menipu kita. Dia hancur di kayu salib, supaya semua menjadi baik.
- Anak Allah: suci dan mengasihi--mengasihi sesama dan mengasihi TUHAN. Kita hanya bersandar di dada-Nya. Jangan berharap yang lain! Yang sudah berhasil, jangan berharap pada yang lain, tetapi bersandar pada TUHAN. Digendong oleh tangan anugerah TUHAN. Yang tidak bisa apa-apa, kesempatan malam ini, serahkan semua pada TUHAN.
Memang dunia ini semakin besar kenajisan, kesulitan, dan kesusahannya, semakin banyak air matanya sampai kebinasaan, tetapi biarlah kita hidup dalam tangan anugerah yang besar.
Percayalah! Jangan kecewa dan putus asa! Tangan anugerah yang besar lebih besar dari semua yang di dunia. Percayalah, ada harapan bagi kita. Kaum muda, jangan takut, ada harapan dalam tangan anugerah yang besar.
TUHAN memberkati.