Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 5-10
5:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itudan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor
Anak Dombaseperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Siapayang layak/dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya--membukakan rahasia firman--? (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)

  1. Ayat 5= Yesus sebagai singa dari suku Yehuda dan tunas Daud yang telah menang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 Januari 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Januari 2017).

  2. Ayat 6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017).

AD. 2. YESUS SEBAGAI ANAK DOMBA YANG TELAH TERSEMBELIH

Pembukaan firman Allah dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih--Yesus yang sudah mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus manusia berdosa--, artinya: pembukaan firman Allah mendorong kita untuk mengalami PENEBUSAN DAN PENDAMAIAN dari dosa-dosa--kelepasan dari dosa-dosa--oleh darah Yesus. Itu gunanya kita mendengarkan firman. Sebab itu kita selalu berdoa, supaya firman itu betul-betul dibukakan rahasianya oleh Tuhan, sehingga kita terdorong/merindu untuk selalu berdamai--dipendamaikan--; mengalami pendamaian/penebusan/kelepasan dari dosa-dosa oleh darah Yesus. Kita tidak akan mempertahankan dosa. Ini yang harus didoakan!

Jadi pemberitaan firman bukan hanya pidato atau lawak-lawak--banyak orang senang--tapi sampai bisa mendorong kita untuk bisa mengalami pendamaian, penebusan, kelepasan dari dosa-dosa oleh darah Yesus.
Mengapa manusia berdosa harus mengalami pendamaian/penebusan dari dosa-dosa oleh darah Yesus?
Yesaya 59: 1-2
59:1. Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2. tetapi
yang merupakan pemisahantara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Manusia harus mengalami pendamaian oleh darah Yesus karena manusia berdosa itu terpisah dari Tuhan.
Kalau terpisah dari Tuhan/jauh dari Tuhan, ia akan kering rohani, tidak ada gairah dalam perkara rohani; tidak bisa beribadah melayani Tuhan, tidak bisa menyembah Tuhan--tadi dikatakan: doanya tidak didengar oleh Tuhan ('tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar').
Orang berdosa tidak bisa beribadah melayani dan menyembah Tuhan--kering rohani. Kalau dibiarkan, sampai terpisah selamanya--kebinasaan di neraka.

Itu sebabnya harus ada pendamaian.
Sebaliknya, kalau manusia berdosa mau diperdamaikan--ditebus oleh darah Yesus; dilepaskan dari dosa-dosa oleh darah Yesus--, ia bisa kembali lagi pada Tuhan; ada gairah lagi dalam perkara rohani, bisa beribadah melayani Tuhan, bahkan bisa menyembah Tuhan. Penyembahan adalah hubungan yang paling erat.

Itu sebabnya perlu dorongan firman yang membuat kita selalu didamaikan dan ditebus dari dosa-dosa. Jangan bertahan pada dosa! Makin bertahan, makin jauh dengan Tuhan dan makin kering rohaninya, makin malas beribadah, makin tidak bisa menyembah (kering rohani. Makin bertahan lagi dalam dosa, ia akan semakin jauh sampai betul-betul terpisah selamanya; binasa selamanya).

Tetapi kalau mau dipendamaikan oleh darah Yesus--kembali kepada-Nya--kita bisa bergairah dalam perkara rohani, bisa beribadah melayani Tuhan, bisa menyembah bahkan gemar menyembah Tuhan--hubungan yang paling erat dengan Tuhan.

Tadi di dalam Wahyu 5, ada penyembahan.
Wahyu 5: 7-8
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan:
itulah doa orang-orang kudus.

Sementara sudah ditampilkan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih dan membuka gulungan kitab, saat itu juga terjadi penyembahan (Wahyu5:7-8).
Kalau dipendamaikan oleh darah Anak Domba yang tersembelih, kita bisa kembali pada Tuhan dan bisa tersungkur menyembah Tuhan, seperti yang dialami oleh empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua--di bumi, kita mulai tersungkur menyembah TUHAN.

Jaid, pembukaan firman Allah yang dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih, mendorong kita untuk selalu berdamai--selalu mengalami pendamaian/penebusan dari dosa-dosa--sehingga kita bisa tersungkur menyembah Tuhan.

Penyembahan di bumi harus sama dengan di sorga; semua kegiatan rohani di bumi harus merupakan pantulan dari sorga. Kalau tidak, akan sia-sia, sebab tujuan kita adalah masuk sorga. Kalau ibadah tidak sama dengan sorga, apa nanti bisa tahan di sorga? Di sorga ada ibadah dan penyembahan, harus sama. Itu sebabnya ada pengajaran Tabernakel, itu untuk menolong kita, supaya segala perkara rohani di bumi ini bisa sama dengan di sorga--kita latihan untuk hidup di sorga. Kalau tidak sama, nanti bagaimana? Misalnya penyembahan di bumi bilang: aaa, di sorga tahu-tahu: bbbb, ccc. Susah kita. Tidak bisa. Harus sama persis!

Wahyu 5: 8
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapidan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Di sini, soal penyembahan di takhta sorga--penyembahan yang benar--ditandai dengan dua hal:

  1. Satu kecapi.
    Waktu Saul kerasukan roh jahat, Daud memetik kecapi dan roh jahat hilang. Kecapi menunjuk pada urapan Roh Kudus (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 12 Februari 2017).

    "Berdoa supaya 'satu kecapi' ini dibukakan lebih jelas lagi. Kalau saudara merindu saya akan dibukakan oleh Tuhan, kalau tidak, tidak bisa juga."

  2. Satu cawan emas, penuh dengan kemenyan.

AD. 2. Satu cawan emas, penuh dengan kemenyan

Kemenyan adalah salah satu dari bahan dupa. Di dalam Tabernakel, doa penyembahan terkena pada mezbah dupa emas--ada mezbahnya, ada dupanya. Dupa ini bukan hanya kemenyan saja, tetapi banyak rempah-rempahnya. Kemenyan ini salah satu bahan dari dupa pada mezbah dupa emas.

Keluaran 30: 34=> mengenai ukupan yang kudus--mezbah dupa emas sama dengan mezbah pembakaran ukupan
30:34. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar(1), kulit lokan(2)dan getah rasamala(3), wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen(4), masing-masing sama banyaknya.

'wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen'= untuk wangi-wangian menggunakan kemenyan tulen.
'sama banyaknya'= berapa banyaknya, tidak tahu; tidak disebutkan. Lain dengan minyak urapan. Minyak urapan dibuat dari rempah-rempah ditambah dengan minyak zaitun. Itu ditentukan berapa syikal rempah-rempahnya, tetapi doa untuk penyembahan tidak ada. Artinya: urapan itu terbatas, kalau Tuhan sudah datang kembali, urapan sudah tidak ada lagi di dunia ini. Saat gereja Tuhan disingkirkan ke padang gurun, urapan sudah tidak ada.

Urapan terbatas, tetapi penyembahan sampai selamanya--tidak terbatas--; sampai di sorgapun menyembah.

Jadi, ada bahan-bahan ntuk ukupan dupa:

  1. Getah damar/mur.--seperti pohon karet atau pinus, kalau mau diambil getahnya, kulit pohonnya harus dilukai. Kalau tidak dilukai, tidak bisa keluar getahnya.
    Secara rohani, ini menunjuk pada darah Yesus.
    Tubuh Yesus dilukai di kayu salib dan keluar 'getah' (darah).

    Ciri-cirinya:

    • Rasanya pahit.
    • Baunya harum dan merangsang/tajam.

      Rasa pahit dan bau harum tidak bisa dipisah.
      Getah damar pahit dan berbau harum artinya darah Yesus merupakan tanda kasih Allah kepada manusia lewat pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Ini pahit bagi daging. Tetapi pengorbanan Yesus yang pahit bagi daging itu untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ini bau harum.
      Pahit bagi daging tetapi berbau harum.

      Jadi, setiap orang yang menerima keselamatan dari darah Yesus, akan terdorong untuk menyembah Tuhan, yang menghasilkan bau dupa yang harum.
      Itu artinya getah damar.

      Selama kita ingat darah Yesus yang menyelamatkan kita, kita akan terdorong untuk menyembah: Coba kalau aku di luar Tuhan, bagaimana?

      "Kalau Opa Totaijs alm. memberikan satu kata: Kunci penyembahan adalah saat kita bisa melihat luka Yesus terutama luka kelima untuk bangsa kafir, merasakan bagaimana darah-Nya menyelamatkan kita. Itu akan mendorong kita untuk selalu menyembah Tuhan, sehingga menghasilkan bau harum di hadapan Tuhan."

      Yesus harus mati di kayu salib--pahit--tetapi untuk menyelamatkan manusia berdosa--bau harum.
      Sebaliknya, kita sudah menerima bau harum (menerima keselamatan)--pahitnya ditanggung oleh Yesus--, ini yang akan mendorong kita untuk selalu menyembah Tuhan sampai menghasikan bau harum juga bagi Tuhan.

    • Harganya mahal.
      1 Petrus 1: 18-19
      1:18. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
      1:19. melainkan dengan
      darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

      Getah mur ini mahal. Pada persembahan orang majus, disetarakan/disejajarkan dengan emas. Jadi, rempah-rempah ini mahal, sejajar dengan emas.

      Darah Yesus harganya mahal yaitu seharga keselamatan yang kita terima. Mau bayar berapa untuk keselamatan?

      Matius 16: 26
      16:26. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

      Kehilangan nyawa= tidak selamat. Mau bayar harta satu dunia, tidak bisa!
      Inilah harga keselamatan, yaitu lebih dari seluruh harta di dunia; darah Yesus yang tidak terbayarkan, tidak terkirakan. Karena itu disebutkan: darah yang mahal; darah Yesus adalah darah yang mahal, yaitu seharga keselamatan kita.
      Berapa harga keselamatan? Lebih dari seluruh harta di dunia--tidak terbayarkan dan tidak terkirakan--tidak terhitung.

      Darah yang mahal menebus kita. Siapa yang ditebus/dibeli?Kapal yang rusak--manusia rusak. Sehebat apapun manusia berdosa di dunia, ia adalah kehidupan yang hina, tidak berharga apa-apa--ini manusia yang hebat; kedudukan hebat, kepandaian hebat, kekayaan hebat, apalagi yang tidak hebat, mana ada harganya. Sudah tidak hebat, lalu berdosa, bagaimana mau ada harganya?

      "Kami hamba Tuhan juga. Perhatikan siswa-siswi Lempin-El! Semua yang hebat sudah kami serahkan pada Tuhan. Dulu kerja, sudah diserahkan; ada ijazah sudah diserahkan. Lalu berbuat dosa, bagaimana? Siapa yang mau menghargai? Mari sungguh-sungguh!"

      Manusia tidak berharga apa-apa, tetapi kalau ditebus oleh darah Yeus yang mahal--menjadi kehidupan yang dibenarkan dan hidup dalam kebenaran--dia akan berharga mahal; sangat berharga di mata Tuhan.

      Jadi, berharga tidaknya manusia bukan dilihat dari rumahnya, gajinya atau kedudukannya dan lain-lain, tetapi apakah manusia berdosa sudah dibenarkan dan hidup dalam kebenaran.

      Jadi, sesudah ditebus oleh darah Yesus, waspada! Sesudah ditebus kita harus menjaga supaya kehidupan yang sangat berharga ini jangan dipakai lagi utnuk perkara-perkara murahan--perkara dosa!Biar orang mengatakan: hebat, kuat, kalau berbuat dosa, itu murahan!

      Setelah ditebus dengan darah yang mahal, kalau kita pakai berbuat dosa lagi, itu sama dengan memperjualbelikan damar (darah Yesus)!Jangan memperjualbelikan getah damar/mur! Memang, ini barang dagangan yang hebat.

      Kejadian 37: 25
      37:25. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismaeldatang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.

      Yang diperjualbelikan nomor satu adalah damar. Siapa yang memperjualbelikan damar adalah orang Ismael, bukan orang Ishak. Ini menunjuk pada orang Kristen yang hidup dalam kedagingan.
      Orang Ismail ini juga keturunan Abraham tetapi dari jalur daging; kalau Ishak dari jalur janji/rohani.

      Siapa yang menjual damar? Orang Ismael, artinya hamba Tuhan/pelayan Tuhan/anak Tuhan yang hidup menuruti hawa nafsu daging sehingga ia memperjualbelikan damar; sama dengan memperjualbelikan keselamatan. Keselamatan ditukar dengan perkara-perkara dunia.

      Karena itu perlu menyembah Tuhan; keselamatan itu perlu diakui terus: Tuhan, selamatkan saya, tebus saya, jangan berbuat dosa lagi. Kalau keselamatan, firman pengajaran yang benar tidak disambut dengan ucapan syukur dan penyembahan, maka keselamatan dan firman pengajaran bisa diperjualbelikan dengan perkara-perkara dunia--dijual kepada orang Mesir--: Yang penting aku dapat untung dan lain-lain, biar hilang keselamatan, tidak tahu lagi arah firman pengajaran.

      "Dalam penyembahan kita harus mengucap syukur: Tuhan, kok saya yang diselamatkan? Terima kasih. Kalau bukan karena darah-Mu, saya tidak selamat, Tuhan. Apalagi kami yang bukan keturunan Kristen, sangat membekas. Bagaimana dulu sebelum ditebus Tuhan. Kecil-kecil sudah berbuat dosa. Tetapi setelah ditebus, bisa diselamatkan. Ini ucapan syukur/penyembahan. Apalagi sudah menerima firman pengajaran yang benar. Sekian lama saya ikut Tuhan--diselamatkan oleh Tuhan--, sudah banyak saya dengar hamba Tuhan berkhobah. Satu waktu saya dengar firman pengajaran, saya kaget: Kok bisa begini? Ayatnya sama, semuanya sama. Itu yang mendorong saya untuk terus mencari firman. Sudah terima, naikkan ucapan syukur, bukan menyesal: Wah firman pengajaran salah, jemaat sedikit. Banyak seperti itu! Dulu berkata: Ini firman. Sekarang: Wah, salah itu, jemaat tidak maju-maju. Ini benar-benar orang Ismael, hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang hanya menuruti keinginan dan hawa nafsu daging untuk mendapatkan perkara daging."

      Keselamatan dijual, firman pengajaran dijual. Hati-hati kaum muda! Jangan sampai!
      Kalau diperjualbelikan dengan perkara dunia, satu waktu akan kehilangan keselamatan dan kesempurnaan--kehilangan pengajaran yang benar merupakan kehilangan kesempurnaan. Itu berarti binasa selamanya. Jangan main-main.

    Nomor satu bahan dupa adalah getah damar! Ingat selalu darah Yesus yang mahal! Dia yang pahit--sampai difitnah, dicambuk dan disalib; pahit sekali--dan kita yang harum--diselamatkan, mendapat pengajaran, mau disucikan dan disempurnakan.

    Mari, selalu mengucap syukur dan menyembah!
    Pertahankan keselamatan dan firman pengajaran yang benar! Jangan seperti orang Ismail yang memperjualbelikan!

    Kesimpulan: penyembahan adalah:

    • MEMBERI HARGA YANG MAHAL PADA KESELAMATAN. Jangan ditukar dengan apapun, bahkan dengan satu dunia sekalipun! Ditukar jodoh atau mobil atau lainnya, tidak mau.

    • MEMBERI HARGA YANG MAHAL PADA PANGGILAN TUHAN. Kalau sudah dipendamaikan, kita ikut dalam pelayanan pendamaian--kita dipakai Tuhan. Sudah ditahbiskan Tuhan jadi apapun, mari banyak menyembah: Saya tidak akan lepaskan karena apapun juga. Keselamatan tidak akan kujual ke mana-mana. Panggilan Tuhan untuk saya menjadi hamba/pelayan Tuhan tidak akan kujual ke mana-mana.

      Banyak menyembah! Jangan seperti orang Ismail, sudah tercapai semua, sudah kaya, lalu selesai. Itu kerja di dunia. Itu profesi, bukan tahbisan. Tahbisan itu untuk selama-lamanya. Jangan jadi hamba Tuhan Ismael, sudah dapat semua lalu berhenti. Jangan!

    • MEMBERI HARGA YANG MAHAL PADA FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR, sehingga kita tidak akan memperjualbelikannya, tetapi kita mempertahankan sampai garis akhir hidup kita.

    Kita pertahankan semua: keselamatan, panggilan TUHAN--tahbisan--dan firman pengajaran yang benar, sampai garis akhir hidup kita--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang.

    Saat menyembah boleh berkata: 'pekerjaan saya TUHAN' Tetapi jangan lupa katakan: Tuhan, kuatkan saya untuk memberi harga yang mahal pada: keselamataan--tidak mau berbuat dosa--, panggilan/pelayanan--tidak mau mundur--dan firman pengajaran--disucikan. Itu doa penyembahan.

  2. Keluaran 30: 34
    30:34. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar(1), kulit lokan(2)dan getah rasamala(3), wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen(4), masing-masing sama banyaknya.

    Yang kedua: kulit lokan/lawang--semacam kerang-kerangan. Ini yang memberi bau harum; untuk bahan ukupan juga.

    Prosesnya:

    • Digiling/ditumbuk sampai halus.
    • Dibakar.
      Digiling dan dibakar sama dengan proses penghancuran daging.

    • Ada bau harum.
      Kalau tidak digiling dan dibakar, bukan berbau harum, tetapi amis.

    Jadi penyembahan adalah SUATU PERGUMULAN MELAWAN DAGINGatau menghancurkan daging dengan segala keinginan, hawa nafsu, ambisi dan emosinya. Ini harus dihancurkan/dibakar untuk menghasilkan bau harum di hadapan Tuhan.

    Kalau keinginan dihancurkan, berarti kita menerima kehendak Tuhan--bukan kehendak daging--: Bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.
    Kalau hawa nafsu dibakar, kita bisa berbuat baik dan benar.
    Ambisi dibakar, kita bisa menyerah pada Tuhan.
    Emosi dibakar, kita bisa sabar.

    Ini penghancuran, setelah itu baru bisa berbau harum--itulah doa penyembahan.

  3. Keluaran 30: 34
    30:34. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar(1), kulit lokan(2)dan getah rasamala(3), wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen(4), masing-masing sama banyaknya.

    Yang ketiga: getah rasamala.
    Cirinya: rasanya pahit tetapi bisa menyembuhkan--obat. Namanya obat pasti pahit kalau asli dari herbal, bukan yang dibuat jadi kapsul.
    Jadi rasanya pahit tetapi bisa menyembuhkan dan berbau harum.

    Inilah, bahan-bahan yang dipilih ini berbau harum; karena penyembahan itu memberi bau harum kepada Tuhan, bukan bau busuk.

    Memang pahit tetapi bisa menyembuhkan dan berbau harum.
    Jadi, doa penyembahan yang benar memang RASANYA PAHIT, SIKSA DAN SENGSARA BAGI DAGING, TETAPI MEMBERI KESEGARAN BAGI JIWA DAN MENYEHATKAN ROHANI KITA.

    "Dulu pertama saya diutus ke Gending, ada yang bantu saya, masih remaja. Baru doa penyembahan dengna 'Haleluya, Yesus', dia berkata: 'Apa itu, Om? Tidak suka saya.' Tetapi kalau: 'Yesus, tolong kami dan seterusnya' Dia senang, semangat. Waktu makan dia tanya: 'Apa itu, om?' Tidak semangat dia. Memang begitu penyembahan. Banyak yang tanya-tanya begitu. Makanya penyembahan itu dibuat yang enak-enak, padahal bukan begitu. Penyembahan itu memang pahit bagi daging; kalau menyembah Tuhan sampai merasa pahit bagi daging, itu yang benar."

    Doa penyembahan yang benar rasanya pahit; siksa, sengsara bagi daging! Tetapi menyembuhkan; memberi kesegaran/kesenangan bagi jiwa dan menyehatkan rohani.

    "Saya pernah menerangkan tingkatan doa. Kalau doa kita hanya doa permohonan, dapat, tetapi rohaninya tidak sehat, hanya seperti Bartimeus yang buta--hanya meminta-minta. Mana ada bau harum di hadapan Tuhan? Tidak pernah naik. Tetapi kalau sakit dan siksa bagi daging, itu yang menyegarkan jiwa dan menyehatkan kerohanian sehingga menghasilkan bau harum di hadapan Tuhan."

    Waktu Yesus taat sampai mati--benar-benar siksa bagi daging--, ada persembahan korban yang berbau harum (Efesus 5) karena dibakar.
    Perlu ditambah dengan doa puasa, doa semalam suntuk. Siksa bagi daging, tetapi besoknya segar, rohani kita ringan. Doa puasa juga begitu, sepanjang hari tetapi begitu selesai malah lupa mau makan, karena jiwanya segar/senang.

    Jangan malah dienak-enakkan doa penyembahan itu! Bukan itu! Ini justru bertentangan.

  4. Keluaran 30: 34
    30:34. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar(1), kulit lokan(2)dan getah rasamala(3), wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen(4), masing-masing sama banyaknya.

    Yang keempat: kemenyan yang tulen.
    Warnanya putih--menunjuk pada kebenaran dan kesucian. Putih itu kebenaran, ditingkatkan: putih adalah kesucian. Dan satu waktu, kalau putih berkilau, itu kemuliaan.

    Kemenyan inilah yang dipakai untuk wangi-wangian--kemenyan itu harum sekali.

    Artinya sekarang: jika kita hidup benar dan suci, kita pasti bisa menyembah Tuhan.
    Mazmur 24: 3-4
    24:3. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
    24:4. "Orang yang
    bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

    Ukuran penyembahan adalah kesucian. Makin suci, makin bisa menyembah. Kalau tidak suci, akan semakin kering; tidak bisa menyembah Tuhan.

    Kehidupan yang suci sampai dalam hatinya--murni--, suci tangannya--perbuatan--dan mulutnya--perkataannya tidak dusta--, bisa naik ke gunung Tuhan/gunung penyembahan--pasti bisa menyembah Tuhan.

    Menyembah siapa dalam kesucian?
    Mazmur 96: 9-10
    96:9. Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
    96:10. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "
    TUHAN itu Raja!Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

    Tadi, kalau kita hidup dalam kebenaran dan kesucian--hati, tangan dan mulut kita suci--, kita bisa naik ke gunung penyembahan. Yang disembah adalah Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Ini adalah puncaknya.

    Yesus dikenal sebagai Tabib, Gembala, Penolong dan sebagainya, tetapi puncaknya adalah Dia sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Kita adalah tubuh-Nya dan Dia kepala--kepala dan tubuh tidak bisa terpisah selamanya; menyatu selamanya. Itu sebabnya kita menyembah Dia sebagai Raja.

    Penyembahan harus meningkat--seperti naik gunung. Pertama menyembah, mungkin menyembah Yesus sebagai Tabib, butuh karena sakit. Boleh, silahkan. Tetapi kalau sudah sembuh, sudah susah diajak menyembah. Kalau saat sakit, dia yang mengajak menyembah terus. Ini masih di kaki gunung.
    Naik terus, sampai menyembah Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria, sudah tidak terpisah lagi, sudah tidak usah disuruh lagi, sudah kesadaran untuk menyembah TUHAN. Seperti itu doa penyembahan.

    "Saya bersyukur ada pengajaran Tabernakel. Kalau Tuhan tidak berikan wahyu kepada opa van Gessel, kita baca ini juga tidak mengerti. Inilah kemurahan Tuhan--wahyu dari Tuhan itu kemurahan Tuhan. Hargai lewat penyembahan!
    Saya pengalaman juga, supaya orang tua tidak terlalu down saya jadi hamba Tuhan--karena bukan keturunan hamba Tuhan--, saya mau sekolah agama di luar negeri--cari sponsor--, supaya orang tua senang juga. Tetapi untung ayah saya berkata: Jangan! Kalau kamu memang dipanggil Tuhan, kamu di sini saja. Untunglah, coba saya tidak mendengar ini, bagaimana saya jadi hamba Tuhan? Sungguh-sungguh, pengajaran harus dihargai setinggi-tingginya; seharga darah Yesus. Seluruh harta dunia tidak bisa membeli pengajaran. Mohon maaf kalau dianggap sombong. Dulu saya memberi les, dibayar, mengajar di perguruan tinggi, dibayar, di SMA, dibayar. Hanya mengajar agama (SD, SM, SMA) yang tidak dibayar, tetapi satu waktu dikasih amplop--itu yang saya saksikan untuk bayar ujian anak muda yang ikut saya.
    Tetapi saya katakan pada Lempin-El, maaf kalau dianggap sombong: 'Kalau kamu mau bayar saya satu juta per jam, lebih baik saya tidur.' Bukan karena apa, tetapi pengajaran ini memang tidak bisa dibayar. Saya terima dengan cuma-cuma, harus saya serahkan dengan cuma-cuma. Cuma-cuma itu bukan tidak ada harganya, tetapi artinya tidak bisa dibayar, sebab sudah dibayar oleh darah Yesus (seharga darah Yesus)--'ambillah air kehidupan dengan cuma-cuma.' Jangan diremehkan! Waktu kami melanjutkan Lempin-El, Bimas Kristen Jawa Timur pidato: Ini sekolah-sekolah lagi menaikkan SPP dan subsidi dikurangi--waktu itu tahun 2004--, ini malah gratis. Saya salut. Karena itu Lempin-El, sungguh-sungguh, jangan sampai hutang darah! Kalau hutang uang, bisa dibayar, tetapi kalau hutang darah Yesus mau ke mana bayarnya? Seumur hidup tidak bisa bayar, sampai nerakapun tidak bisa membayar. Kita juga yang menerima keselamatan, pengajaran dan panggilan Tuhan (menjadi pelayan TUHAN), jangan diperjualbelikan! Jangan jadi orang Ismael! Hanya yang jasmani, tidak peduli pengajaran mau diapakan, yang penting dia dapat kedudukan dan lain-lain. Ngeri nasibnya! Itu yang memecah belah tubuh Kristus, tidak ada damai sampai hari ini--karena ada dua keturunan. Sungguh-sungguh!
    "

    Hamba Tuhan dalam pengajaran juga dibagi dua. Jangan termasuk dalam golongan penjual! Dalam penginjilan--keselamatan--juga terbagi dua. Dalam pengajaran juga dibagi dua. Sudah jadi hamba Tuhan, dibagi dua juga. Ada yang menjual, ada yang mempertahankan. Biarlah kita masuk golongan yang mempertahankan--menyembah Tuhan.

    Jadi, naik gunung untuk menyembah Yesus sebagai Raja, itulah kemenyan putih.

Tetapi masih ada lagi, bukan rempah-rempah; rempah-rempah sudah beres--dicampur--, jangan lupa diberi garam.
Keluaran 30: 35
30:35. Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.

Garam itu apa?
Markus 9: 49-50
9:49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Pengajaran Tabernakel ini benar-benar menarik hati, karena dari kerajaan sorga.

"Dulu saya pertama dengar: Kok bisa? Tertarik, karena dari sorga. Betul-betul kalau kita hayati."

Tadi, kemenyan berwarna putih menunjuk pada kesucian.
Masih ditambah dengan garam supaya murni. Garam menunjuk pada urapan Roh Kudus--hasil pendamaian, yaitu damai sejahtera ('Hendaklah kamu selalu mempunyai garamdalam dirimu dan selalu hidup berdamaiyang seorang dengan yang lain'). Urapan Roh Kudus sama dengan damai sejahtera.

Jadi, suci ditambah damai--kebenaran dan kesucian ditambah dengan Roh--penyembah yang benar menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran--kemenyan dan garam.
Kebenaran dan kesucian ditambah dengan Roh Kudus, itu adalah damai sejahtera.

Kalau ada kebenaran kesucian dan damai sejahtera--kemenyan dan garam (urapan Roh Kudus)--, inilah penyembahan yang murni di hadapan Tuhan (Keluaran 30:35); sama dengan sorga. Tidak boleh mempertahankan iri, benci, dendam dan pahit. Tidak akan bisa menyembah! Betapa ruginya. Kalau dalam rumah tangga, rugi dua kali. Suami isteri sama-sama tidak bisa menyembah, anak orang tua sama-sama tidak bisa menyembah. Mau jadi apa? Mari, damai selalu! Kebenaran, kesucian dan damai sejahtera! Baru kita bisa melihat Tuhan.

Ibrani 12: 14
12:14. Berusahalah hidup damaidengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Kalau kita hidup dalam kesucian dan damai sejahtera, kita bisa menyembah Tuhan dalam penyembahan yang murni, yang benar, yang sesuai kerajaan sorga--pantulan dari kerajaan sorga. Ini sama dengan kita bisa melihat wajah Tuhan.
Dalma ibadah hari Minggu diterangkan proses melihat wajah TUHAN; lihat lambung dulu, lihat tangan, setelah itu bisa melihat wajah TUHAN.
Kalau bisa melihat wajah Tuhan, hasilnya:

  1. Mazmur 16: 8
    16:8. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

    Hasil pertama: 'aku tidak goyah'= kuat teguh hati:

    • Tidak bimbang terhadap pribadi Tuhan.
    • Tidak bimbang untuk berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar. Menghadapi apapun tetap pegang pengajaran yang benar. Jangan keluar dari situ! Semua cocokkan dengan firman pengajaran yang benar! Kalau tidak cocok, jangan! Sekalipun merugikan kita, biar saja. Semua hak kita ada di dalam tangan Tuhan.

    • Tidak bimbang pada kuasa Tuhan, sehingga kita tidak berharap orang lain dan sesuatu di dunia, tetapi tetap percaya dan berharap Tuhan.
    • Tidak bimbang untuk percaya dan berharap Tuhan.
    • Tidak kecewa, putus asa dan tingalkan Tuhan menghadapi apapun juga, tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir terutama dalam pembangunan tubuh Kristus. Tidak mau mundur dan terhalang, tetapi maju apapun halangannya.

      Seperti menghadapi laut Kolsom, mungkin ibadah pelayanan kita seperti menghadapi laut Kolsom, sudah tidak bisa, tetapi Tuhan katakan: Berangkat! Berangkat saja dan terbelah semua; Tuhan yang bekerja.

      Keluaran 14: 15
      14:15. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.

      'berseru-seru'= mengomel.
      'berseru-seru demikian kepada-Ku?'= menghina Tuhan. Ini perjalanan ke Kanaan, sekarang artinya fellowship. Perjalanan Israel menuju Kanaan menunjuk pembangunan tubuh Kristus. Kalau tanya: Mana bisa fellowship, mana uangnya? Itu menghina Tuhan.

      Tuhan katakan pada orang Israel: Berangkat!
      Kalau kita melakukan perintah Tuhan, Dia yang menanggung.

      "Saya bersaksi kemarin di Medan. Pesawat yang sore telat terus, jadi saya jam 9 malam baru sampai. Kasihan orang menunggu, mau khotbah. Tetapi yang dari Halim itu dua pesawat yang berbeda--transit--, waktunya hanya 25 menit, bagaimana bisa? Itu jam berangkat, bukan boarding. Jadi jam 15: 20 turun, lalu jam 15:45 berangkat dengan pesawat lain. Sedangkan sama-sama pesawat Garuda seperti perjalanan pulang ini, kalau saya terlambat, saya ditinggal di Jakarta dan naik yang berikutnya. Sekarang telepon ibu Evi terus. Yang di Medan disuruh cepat, lari-lari pramugarinya sekarang. Kalau dulu tidak begitu, sekarang sudah cepat. Jadi saya bisa sampai awal terus. Itu sama-sama Garuda. Di Jakarta sudah dijemput (naik mobil Business Class). Ini lain pesawat. Semua orang bilang: Mana bisa? Saya tanya yang di Halim: 'Bisa dibantu?': 'Tidak bisa, Pak, bagaimana? Tidak mungkin.' Sekarang bisa--'Berangkat!' Sekarang jam 6 sudah sampai di Medan. Kita tidak terlambat, sebab ibadah jam 7:15 malam. Tuhan buka jalan. Berangkat saja. Jangan menghina Tuhan! Kalau berangkat, Tuhan yang menanggung resikonya dan Tuhan yang membukakan jalan. Itu saja!"

      Jangan mau terhalang! Jangan mau mundur untuk pekerjaan Tuhan dan ibadah pelayanan--pembangunan tubuh Kristus--! Tidak ada istilah: mundur atau berhenti! Berangkat, maju terus, apapun halangannya. Tetapi jangan karena emosi! Ini sungguh-sungguh perintah Tuhan.

      "Saya juga karena perintah Tuhan. Kalau tidak, saya sudah katakan di Medan, kalau saya harus stop hari minggu, ya kembali hari jumat, tidak ada masalah. Ini kebutuhan untuk jiwa-jiwa baru, supaya bisa mendengar pengajaran. Kalau kehendak Tuhan, Dia akan bukan jalan. Kalau tidak, tidak ke Medanpun tidak apa-apa, tidak masalah. Kalau ikuti perintah Tuhan, tidak mau terhalang, Dia yang menanggung resiko dan Dia yang membuka jalan. Siapa yang menghalangi Tuhan? Kalau kita, banyak yang menghalangi. Tidak bisa dihalangi kalau dari Tuhan.
      Seringkali terjadi: Jangan datang! Waktu di Tuban juga begitu. Tetapi kalau Tuhan yang suruh, siapa yang bisa menghalangi? Tidak bisa dihalangi. Di mana-mana saya selalu menghadapi itu: Jangan datang! Sampai pernah satu waktu saya bicara dengan satu hamba Tuhan--waktu itu om Pong masih hidup--: 'Om, saya datang ke sana.': 'Oh tidak perlu, percuma.': 'Ya biarlah, Om. GPT tidak mau, gereja lain bisa.': 'Oh gereja lain sudah kerjasama dengan kita pengajarannya.'Akhrinya saya katakan: 'Om, yang datang satu saya tetap datang.' Selesai. Tetapi waktu datang, heran orang-orang, saya di Pdt Mikha (di Kalimantan) tahun 2000. Saya lihat gedungnya itu yang dipakai om Pong. Dalam hati: 'Aduh. Pak Mikha ini, nanti berapa deret saja ini?' Saya berdoa, menangis: 'Malu betul ini, Tuhan tolong.' Ibadah sore masih lumayan, penuh. Yang saya takut besok paginya. Siapa yang datang? Waktu sudah berdoa, masih kosong. Di tengah-tengah saya doa, ada suara ribut, untung saya tidak membuka mata. TUHAN tolong. Begitu: amin, anak-anak SMP dan SMA disebelah gedung lari semua, tidak cukup gedungnya. Sampai ada yang katakan: Selama saya ikut KKR, siapa saja pendetanya, baru kali ini terbalik. Biasanya pagi lumayan, sore membludak. Tetapi ini paginya membludak, tidak ada tempat. Jangankan tenda, mau penuh di dalam saja sudah bersyukur. Itulah: Berangkat! Kalau untuk ibadah pelayanan tidak ada kata: mundur atau stop. Berangkat!, Tuhan yang menanggung resiko dan Dia yang membuka jalan.
      "

  2. Mazmur 17: 15
    17:15. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puasdengan rupa-Mu.

    (terjemahan lama)
    17:15. Tetapi aku akan memandang hadirat-Mu dengan kebenaran, dan apabila aku bangun kelak aku akan
    dikenyangkandengan peta-Mu.

    Hasil kedua:

    • Puas--pemeliharaan rohani--= kepuasan sorga  sehingga kita selalu mengucap syukur pada Tuhan dan tidak jatuh dalam kepuasan duniawi.
    • Kenyang= pemeliharaan secara jasmani. Kita kenyang, tidak kekurangan, tetapi berlimpah-limpah sampai mengucap syukur kepada Tuhan.

    Ini memandang wajah Tuhan. Banyak menyembah Tuhan hari-hari ini! Ini tahun penyembahan. Mari meningkat semua, ada suasana tahta sorga hari-hari ini. Masih dalamkesusahan atau masalah, mari banyak menyembah. Buat rempah-rempah malam ini! Buat rempah-rempah dalam hidup kita sampai ada kemenyan dan garam, baru selesai. Mau dihancurkan atau apapun, terserah Tuhan. Buat hidup yang berharga, keselamatan harus didoakan, termasuk pengajaran dan kesempurnaan. Tuhan tolong.

  3. Waktu Yesus naik ke atas gunung dan berdoa, tiba-tiba wajah-Nya berubah--mujizat.
    Hasil ketiga: mujizat pembaharuan hidup, mulai dari wajah.

    Dalam ibadah hari Minggu kemarin, dijelaskan wajah berseri. Wajah adalah hati. Kalau hatinya takut, wajahnya pucat; kalau hati marah, wajahnya merah.

    Hati diubahkan menjadi hati yang taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu salib; tirai terobek.
    Ini sama dengan mengulurkan tangan pada Tuhan.

    Salah satu contoh: Petrus.
    Yohanes 21: 18-19
    21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
    21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana
    Petrus akan matidan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

    'Petrus akan mati'= taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara: terserah Engkau TUHAN.
    Petrus taat sampai rela mati; berkorban nyawa--taat sampai daging tidak bersuara. Ini adalah mujizat terbesar--pembaharuan hidup--yaitu sampai bisa mengangkat tangan: Terserah Engkau, Tuhan. Seperti Musa tadi, berangkat hanya angkat tangan: ulurkan tangan, terserah Engkau TUHAN. TUHAN yang menanggung resikonya dan membuka jalan.

    Di perjanjian baru: Petrus. Tadinya dia menyangkal, akhirnya ia hanya berkata: Terserah Engkau, Tuhan, mau matipun, terserah Engkau--rela berkorban apapun untuk Tuhan, sampai berkorban nyawa. Maka, Tuhan mengulurkan tangan yang kuat.

    Dan pengalaman hidupnya ini ditulis oleh Petrus, juga untuk kaum muda. Dulu ia melawan Tuhan, bukan mengulurkan tangan tetapi menarik Tuhan. Tuhan bilang: Aku mau ke Yerusalem, mau disiksa, mau disalib, tetapi Petrus menarik: Jangan Tuhan! Tidak taat sama sekali. Merasa lebih hebat dari Tuhan. Mungkin anak muda merasa lebih hebat dari orang tua atau yang lain. Petrus nasihati untuk tunduk.

    1 Petrus 5: 5-6
    5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
    ditinggikan-Nya pada waktunya.

    Tunduk= taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara= mengulurkan tangan kepada TUHAN.
    Apa yang dikerjakan Tuhan?Ayat 6 Dia mengulurkan tangan-Nya yang kuat kepada kita untuk memeluk kita, mengangkat kita--meninggikan kita pada waktunya. Kita tinggal tunggu waktu Tuhan; kita hanya mengulurkan tangan pada Tuhan.
    Tangan yang kuat mengandung kuasa pengangkatan. Diangkat dari apa?

    • Diangkat dari kelumpuhan 38 tahun.
      Yohanes 5: 5-8
      5:5. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanyasakit.
      5:6. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
      5:7. Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan,
      tidak ada orang yang menurunkan akuke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
      5:8. Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah,
      angkatlah tilammu dan berjalanlah."

      'Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku'= Tuhan dibandingkan dengan seorang. Inilah orang lumpuh. Dia sudah tahu ini Tuhan, tetapi dia bandingkan Tuhan dengan satu manusia. Terlalu! TUHAN dibandingkan seribu orang saja, terlalu. Ini terlalu berharap manusia, itulah lumpuh!

      38 tahun ini tapal batas, sampai seluruh angkatan pertama bangsa Israel mati.

      'angkatlah tilammu dan berjalanlah.'= kuasa pengangkatan dari kelumpuhan 38 tahun.

      Malam ini tapal batas, pilih mana?Berangkat ke Kanaan atau lumpuh--mati bersama angkatan Israel yang pertama? Orang Israel yang keluar dari Mesir menuju Kanaan, yang berumur 20 tahun ke atas ada 603.550 orang, tetapi yang masuk Kanaan hanya dua orang. Ditunggu oleh Tuhan sampai mati semua, baru Israel bisa masuk Kanaan. Karena dua belas pengintai diutus, yang sepuluh pengintai berkata: Jangan masuk, kita belalang, disana ada raksasa! Hancur semua. Ditunggu sampai mati semua, setelah itu generasi yang baru yang berangkat dan masuk Kanaan.

      Ulangan 2: 14-15
      2:14. Lamanya kita berjalan sejak dari Kadesh-Barnea sampai kita ada di seberang sungai Zered, ada tiga puluh delapan tahun, sampai seluruh angkatan itu, yakni prajurit, habis binasadari perkemahan, seperti yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada mereka;
      2:15. dan
      tangan TUHAN juga melawanmereka untuk menghamburkan mereka dari perkemahan, sampai mereka habis binasa.

      Ayat 15= 'tangan TUHAN juga melawan'=> kalau melawan Tuhan--diperintahkan masuk, malah tidak mau masuk--, maka TUHAN akan melawan juga. Sungguh-sungguh! Siapa tahu malam ini tapal batas, pilih mana: tangan Tuhan diulurkan untuk mengangkat atau tangan TUHAN diacungkan untuk menghancurkan?

      Mari, ulurkan tangan, jangan melawan Tuhan! Taat sampai daging tidak bersuara. Berserah sepenuh pada Tuhan dan Ia akan mengulurkan tangan kepada kita.
      Bagi kita sekarang, 38 tahun adalah tapal batas untuk menuju kegerakan Roh Kudus hujan akhir--perjalanan terakhir; pembangunan tubuh Kristus. Menjelang kedatangan Yesus yang sudah tidak lama lagi, mau ke mana kita? Maju atau mundur? Ulurkan tangan atau melawan? Jangan melawan! Kalau melawan, akan ditunggu oleh Tuhan jangan sampai dia masuk; ditunggu sampai dia mati, baru kita masuk.

      Jangan main-main, kalau menolak kemurahan Tuhan. Ditunggu betul oleh Tuhan. Satu orangpun tidak boleh masuk, tunggu sampai mati semua, baru masuk Kanaan. Jangan! Ngeri sekali. Ini tapal batas. Menjelang kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kedatangan Yesus kedua kali--, banyak yang lumpuh rohaninya. Kelumpuhan artinya:

      1. Lumpuh rohaninya:

        1. Lumpuh imannya. Seperti orang lumpuh, ditanya TUHAN: Mau sembuh. Jawabannya malah: tidak ada orang yang menolong. Ditanya: Mau KKR. Jawabannya: Tidak ada duitnya, siapa yang mau memberi? Ini Terlalu bergantung pada orang. Lumpuh imannya artinya tidak bergantung lagi pada Tuhan dan pengajaran yang benar, tetapi bergantung kepada manusia, uang dan lain-lain. Justru dalam kegerakan di akhir zaman, banyak yang lumpuh.

          Mari, malam ini diangkat, kembali hanya bergantung pada Tuhan/pengajaran yang benar.

        2. Lumpuh ibadah pelayanannya, tidak setia sampai tinggalkan ibadah pelayanan. Banyak hamba Tuhan tingalkan jabatan pelayanan. Ini tapal batas!
          Tuhan bilang: supaya bersih, biar saja mereka itu. Setelah ini kita mau kegerakan hujan akhir. Yang tidak mau, singkirkan! Hati-hati, yang terdahulu jadi terkemudian---dalam ibadah pelayanan, pengajaran. Jangan!

          Mari, malam ini diangkat, setia dan berkobar apapun halangannya. Maju! Berangkat! Nanti Tuhan yang tolong. Jangan dipikir-pikir!

          "Dulu saya sudah diberi tahu oleh pak Hari, dia yang urus tiket kalau di luar Garuda, tetapi saya banyak tanya orang lain. Jawabannya seperti: kita belalang, disana raksasa. Tidak maju-maju. Tetapi setelah saya sadar, khotbahnya masih telat, sampai saya telepon direkturnya, tetapi dia katakan tidak bisa membantu, tidak ada harapan. Ini masih bergantung manusia. Tidak ada lagi pilihan. Sampai dibegitukan oleh Tuhan. Pilihannya hanya ini, mari berangkat. Tuhan sudah buka jalan dua kali, sudah enak dan lancar. Semoga Tuhan tolong. Itu karena bergantung orang, sekarang bergantung Tuhan."

        3. Lumpuh dalam nikah; banyak kehancuran nikah dan buah nikah.

          Mari, nikah jadi benar, suci dan satu--menjadi kesatuan kembali. Yang tidak benar, buang.

      2. Penyakit yang mustahil--sudah 38 tahun. Mungkin mengalami sakit, sampai lumpuh; ibadahnya dikurangi karena sakit. Tuhan tolong.
      3. Masalah yang mustahil, Tuhan angkat dan tolong semua. Serahkan semua pada Tuhan. Yang mustahil jadi tidak mustahil.

    • Diangkat dari kejatuhan--dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Selesaikan malam ini! Kita diangkat dan dipulihkan. Akui dosa dan tinggalkan. Mulai dari angan-angan pikiran, perkataan dusta--Petrus menyangkal TUHAN--dan lain-lain, berhenti! Jadi berkata benar, dan perbuatan yang benar dan suci.

    • Diangkat dari kegagalan jasmani, rohani dan masa depan. Tuhan jadikan berhasil dan indah.

      Ini kuasa pengangkatan Tuhan. Tangan yang kuat diulurkan kepada kita. Kita mengulurkan tangan dan Dia mengulurkan tngan yang kuat untuk mengangkat/meningikan pada waktunya. Siapa tahu malam ini tapal batas/waktunya Tuhan kepada kita untuk terangkat semua: kelumpuhan, kejatuhan, kemrosotan dan kegagalan terangkat oleh Tuhan. Ini tahun takhta sorga; penyembahan; naik gunung, semoga semua meningkat baik jasmani-rohani untuk kemuliaan nama Tuhan.

    • Dan jika Yesus datang kembali, kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, kita diangkat di awan-awan yang permai. Kita bersorak sorai 'Haleluya'; tidak salah dalam perkataan, untuk menyambut Yesus. Kita memandang Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga muka dengan muka. Ini penyembahan yang besar di awan-awan yang permai, sampai menyembah Dia di takhta bersama dengan dua puluh empat tua-tua (dua belas rasul hujan awal dan dua belas rasul hujan akhir)--termasuk Petrus (rasul hujan awal). Itu sebabnya tadi rempah-rempah untuk penyembahan tidak ada timbangannya; tidak ada ukurannya; sampai di sorga kita masih menyembah.

    Malam ini, terima kasih pada Tuhan yang sudah memberikan wahyu kepada rasul Petrus. Dia tulis pengalaman pribadinya di Surat Petrus. Biar hebat kalau tidak angkat tangan, akan hancur. Biar tidak hebat; mungkin lagi merosot, jatuh, gagal, atau lumpuh, tetapi kalau mau angkat tangan, kembali pada Tuhan malam ini, Dia sanggup mengangkat kita. TUHAN tolong kita.

Jangan bergantung orang lain! Sudah tepat kalau seorang diri, tidak ada yang memperhatikan; jangan marah, kembali pada Tuhan!
Mungkin kita berada di lembah: lembah lumpuh, kegagalan, kejatuhan. Kita tidak berdaya, tetapi ada tangan yang kuat, yang memegang kita. Kaum muda, serahkan hidup! Semua ada di dalam tangan yang kuat, jangan ragu sedikitpun!

Untuk bisa mengulurkan tangan yang kuat kepada kita, Dia harus mati. Ini harganya, yaitu tubuh dan darah-Nya. Apa yang kita bayar untuk mengulurkan tangan kepada Dia dan taat? Gengsi, waktu, tenaga, uang? Tidak sebanding! Jangan ragu-ragu! Serahkan semua!

Ada kelumpuhan, kejatuhan, kegagalan, kehancuran, sudah ditanggung semua di kayu salib. Dia akan mengangkat dan meninggikan kita pada waktunya. Percayalah, itu semua sudah ditanggung-Nya. Tubuh-Nya dihancurkan dan darah-Nya dicurahkan untuk menanggung kelumpuhan, kegagalan, kehancuran kita dan apa saja.
Jika sudah ada yang berhasil, serahkan pada Tuhan supaya lebih berhasil, sampai mencapai kesempurnaan di dalam Dia.
Pengangkatan bukan hanya di dunia saja, tetapi sampai ke takhta sorga, kita memandang Dia selamanya.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malam Session II Malang, 09 Juli 2014 (Rabu Dini Hari)
    ... Pembaptis -- gt tiang V. Matius - Setelah murid-murid Yohanes pergi mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari Atau untuk apakah kamu pergi Melihat orang yang berpakaian halus Orang yang berpakaian halus itu ...
  • Ibadah Doa Malang, 24 Juni 2014 (Selasa Sore)
    ... masuk kerajaan Surga. Yohanes Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Ada tempat yang sering dilanda kebencian Dalam nikah rumah tangga. Matius - Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh demikian juga seorang ayah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 Juli 2020 (Selasa Sore)
    ... pada jalan hidupnya Satu hasta satu lengan satu langkah satu detak jantung. Hasta adalah ukuran dari Tabernakel. Jadi kekuatiran membuat pelayan Tuhan tidak mau masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna Tabernakel rohani. Mulai dari nikah tidak mau melayani begitu juga dalam penggembalaan dan antar penggembalaan. Bahkan menghambat pelayanan pembangunan tubuh Kristus ...
  • Ibadah Doa Ucapan Syukur Surabaya, 27 Desember 2010 (Senin Sore)
    ... adalah bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Caranya adalah lewat berdamai mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama . Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Selain mengaku dosa kita juga harus mengampuni segala dosa sesama kita yang sudah diakui dan melupakannya. hidup dalam kebenaran. Amsal - . Harta benda yang diperoleh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 05 Mei 2019 (Minggu Siang)
    ... penghukuman. Kalau firman nubuat benar-benar dari Tuhan--ayat menerangkan ayat dalam alkitab tidak ditambah dan dikurangi-- jangan ditolak. Kalau menolak akan masuk penghukuman seperti manusia di zaman Nuh. Jalan keluar dari penghukuman Allah adalah bahtera Nuh. Pengertian bahtera Nuh secara rohani Petrus - . yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I, 05 Agustus 2010 (Kamis Malam)
    ... kamu akan menerimanya. Syarat untuk meminta yaitu kalau Firman Allah ada dalam hati kita. Dan doa itu akan dijawab oleh Tuhan. Doa yang sesuai kehendak Tuhan akan dijawab oleh Tuhan. Seringkali kita salah dengan menganggap bahwa tidak sesuai kehendak Tuhan tapi semua bisa berjalan. Karena setanpun juga bisa melakukan itu dan bukan Tuhan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 Mei 2009 (Kamis Sore)
    ... menyia-nyiakan kasih karunia Korintus - . Kehidupan yang menyia-nyiakan kasih karunia akan menjadi batu sandungan bagi orang lain dan bagi pekerjaan Tuhan dan pasti akan tenggelam ke bawah tidak bisa terangkat. Jangan menjauhkan diri dari kasih karunia Ibrani . Kalau jauh dari kasih karunia akan seperti Esau. Menjauhkan diri dari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 Juli 2013 (Kamis Sore)
    ... engkau sebab ke mana engkau pergi ke situ jugalah aku pergi dan di mana engkau bermalam di situ jugalah aku bermalam bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku Rut - Boas menjawab Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati dan bagaimana engkau meninggalkan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 31 Januari 2020 (Jumat Sore)
    ... suami--'aku ingin duduk'-- berada di bawah naungan suami. Kita harus waspada terhadap laki-laki lain Jangan memberi perhatian kepada laki-laki lain Saya hanya dengar-dengar ada yang sampai bertanya pada laki-laki lain suami orang lain Sudah makan Istrinya orang bertanya seperti itu ini benar-benar mengundang ular. Bahaya Kalau istri sudah betah berada dekat ...
  • Ibadah Raya Malang, 29 April 2018 (Minggu Pagi)
    ... hati yang lurus. Keturunan ular beludak memiliki hati nurani yang tidak baik tidak lurus tidak rata tidak tulus yang berisi kejahatan kenajisan kepahitan. Prakteknya Tidak percaya Yesus sama dengan menolak Yesus sebagai Juru Selamat. Menolak baptisan air yang benar. Menolak firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua sehingga ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.