Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita masih membahas kitab
Wahyu 2-3.
Dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk tentang
tujuh kali percikkan darah di depanTabut Perjanjian.
Ini sama dengan
tujuh suratyang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir =
penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir(sidang jemaat akhir zaman) supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita Sorga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Tiap jemaat yang mau disucikan, ada janji Tuhan.
Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:
- sidang jemaat EFESUS(Wahyu 2: 1-7) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 07 September 2014). Sidang jemaat Efesus harus kembali pada kasih mula-mulasupaya bisa kembali ke Firdaus.
- sidang jemaat di SMIRNA(Wahyu 2: 8-11) yang mengalami penderitaan, tetapi Tuhan katakan untuk tidak takut dalam penderitaan dan setia sampai mati(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 September 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 09 November 2014).
- sidang jemaat di PERGAMUS(Wahyu 2: 12-17) yang harus meninggalkan ajaran-ajaran sesat(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 28 Desember 2014).
- sidang jemaat di TIATIRA(Wahyu 2: 18-29) yang harus mengalami penyucian hati dan pikiran sampai pikiran yang terdalam(diterangkan mulai dariIbadah Raya Surabaya, 04 Januari 2015).
AD. 4. SIDANG JEMAAT TIATIRAWahyu 2: 25
2:25. Tetapi apa yang ada padamu, peganglahitu sampai Aku datang.
Sidang jemaat Tiatira
harus memegang apa yang ada pada merekasampai Tuhan Yesus datang kedua kali, yaitu:
- Wahyu 2: 19
2:19. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmumaupun imanmu, baik pelayananmumaupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
‘Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama’ = perkembangan dalam pelayanan-pelayanan.
Yang pertama: memegang 5 kelebihan, yaitu
- kasih,
- iman,
- pelayanan,
- ketekunan,
- perkembangan dalam pekerjaan Tuhan.
- Wahyu 2: 20
2:20. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Sekalipun ada kelebihan, kalau ada ajaran palsu, tetap tercela (tidak sempurna). Sebab itu, yang kedua adalah harus memegang Firman pengajaran yang benar.
Kalau dalam uraian sebelumnya, ada 2 ajaran palsu (sudah diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2015):
- ajaran Izebel, di mana wanita boleh mengajar dan memerintah laki-laki (wanita menjadi kepala), sehingga Yesus tidak bisa jadi kepala, tetapi ular. Ini melawan pengajaran mempelai. Pengajaran mempelai adalah suami sebagai kepala dari istri, sehingga Yesus menjadi kepala dari laki-laki.
- Wahyu 2: 24
2:24 Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
Yang kedua: ajaran setan-setan, yaitu ajaran yang mempelajari seluk beluk iblis sampai neraka.
Kalau surga, tidak mau dipelajari, sekalipun ada ayat-ayatnya. Tetapi kalau tentang neraka (penglihatan-penglihatan), malah senang. Ini melawan pengajaran Tabernakel atau kemah suci (Keluaran 25).
Jadi, memegang pengajaran benar adalah memegang pengajaran kabar mempelai dalam terang Tabernakel.
Wahyu 2: 26-282:26. Dan barangsiapamenangdanmelakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akanKukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
2:27. dan ia akanmemerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk--sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku--
2:28. dan kepadanya akanKukaruniakan bintang timur.
Kalau sudah ada kelebihan dan pengajaran yang benar, maka sidang jemaat Tiatira mengalami kemenangan bersama Tuhan, yaitu
bisa melakukan pekerjaan Tuhan sampai kesudahannya= bisa melakukan pekerjaan Tuhan sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan Yesus kedua kali)= bisa menyerahkan diri sepenuh pada Tuhan sampai selama-lamanya.
Banyak yang tidak bisa bertahan, saat di tengah jalan sudah berhenti dan meninggalkan Tuhan.
Kalau sudah menang, ada
JANJI TUHAN, yaitu:
- ay. 27= memerintah atau menghakimi bangsa-bangsa dengan tongkat besi.
- ay. 28= Tuhan memberikan bintang Timur.
Malam ini, kita pelajari
MEMERINTAH BANGSA-BANGSA DENGAN TONGKAT BESI.
Ini sama seperti yang ditanyakan oleh murid-murid kepada Tuhan.
Matius 19: 27-2819:27. Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadiapakah yang akan kami peroleh?"
19:28. Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untukmenghakimi kedua belas suku Israel.
'
menghakimi kedua belas suku Israel'= bukan hanya menghakimi bangsa Israel, tetapi juga menghakimi seluruh bangsa di dunia (bangsa Kafir).
Jadi, istilah memerintah bangsa-bangsa di dunia sama dengan
duduk di takhta penghakiman bersama Tuhan.
1 Korintus 6: 2a6:2a. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?
Memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi = menghakimi dunia.
Sidang jemaat Tiatira, termasuk kita semua, kalau mau disucikan, maka akan menghakimi dunia bersama dengan Tuhan.
Matius 19: 27-2819:27. Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatudan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"
19:28. Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Syarat supaya bisa duduk di takhta penghakiman:
- Syarat pertama supaya bisa duduk di takhta penghakiman: 'Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu'=
- harus ada pengorbanan-pengorbanan untuk Tuhan.
Ini sama seperti dulu saat Israel mau beribadah harus membawa lembu (orang kaya), kambing, domba (kelas menengah), burung tekukur (orang miskin). Semuanya ini disembelih dan dipotong-potong. Sama seperti sekarang, harus ada pengorbanan seperti daging yang dipotong-potong (berkorban itu sakit bagi daging). Semua harus dikorbankan (waktu, tenaga, uang, pikiran), kecualipengajaran benar tidak boleh dikorbankan, sebab, itu merupakan pribadi Yesus.
Contoh: seharusnya, pulang bekerja atau sekolah bisa istirahat, tetapi datang beribadah.
- Tidak boleh terikat dengan sesuatu di dunia, baik terikat dengan suami, isteri, anak, orang tua, pekerjaan dan sebagainya.
- Syarat kedua supaya bisa duduk di takhta penghakiman: harus terjadi pembaharuan, karena takhta penghakiman adalah takhta kemuliaan.
Kalau binatang sudah disembelih, kemudian dagingnya dipotong-potong dan dibiarkan begitu saja, justru akan bertambah bau. Harus dibakar supaya menjadi bau harum.
Jadi, kita harus dibaharui dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus= daging yang dipotong-potong (pengorbanan), kemudian dibakar dengan api sampai menghasilkan asap berbau harum.
2 macam pembaharuan untuk bisa duduk di takhta penghakiman:
- Pembaharuan pertama untuk bisa duduk di takhta penghakiman: pembaharuan menyangkutkeadilan. Hakim itu harus adil. Kalau tidak adil, tidak bisa jadi hakim dan tidak bisa duduk di takhta pengadilan.
1 Korintus 6: 7-10
6:7. Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih sukamenderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
6:8. Tetapikamu sendiri melakukan ketidakadilandan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
6:9. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yangtidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
6:10. pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ayat 7-8 = kita tidak suka diperlakukan tidak adil, tetapi kita sendiri melakukan yang tidak adil. Ini sudah dua kali salah!
Ayat 9 = kehidupan yang tidak adil tidak mendapat tempat dalam kerajaan Sorga (tidak bisa duduk di takhta penghakiman bersama Tuhan).
Praktik dibaharuisehingga kita menjadi orang adil:
- tidak mencari atau tidak menuntut keadilan terhadap orang lain(tidak mencari masalah)= tidak menuntut keadilan pada sesama.
Contoh: kalau kita sudah jelaskan (ada fahtanya dan sebagainya), tetapi orangnya membantah, kita biarkan saja dan serahkan pada Tuhan. Kalau diteruskan mencari keadilan, itulah yang menjadi masalah.
Percuma mencari keadilan. Kalau ada masalah, berarti kita sudah kalah (ayat 7).
Kesaksian:
"Suatu waktu, kami menghadapi masalah sertifikat untuk asrama pria. Satu waktu, saya baca di koran, ternyata notarisnya (seorang Doctor) ada masalah (sertifikat diletakkan di bank). Saya bertemu ajudannya dan ia terus berkelit. Kemudian saya telepon lagi, dia tidak mau angkat. Saya ke sana, sudah seperti orang jahat, padahal kita yang punya sertifikat. Satpamnya sudah menghadang di depan. Itulah kalau mencari keadilan. Saya dilarang ketemu Doctornya. Akhirnya, boleh bertemu dan saya hanya katakan, 'pak, saya tidak mengurus sertifikat, tetapi saya memberi tahu, kalau berdusta itu yang nomor satu ke neraka. Rumah ini saya beli dengan tabungan saya untuk asrama sekolah Alkitab. Jadi, sekarang terserah bapak, mau dijual, terserah, itu milik Tuhan.' Akhirnya, dia takut dan besok pagi sudah selesai (sudah diantarkan sertifikatnya) . Kalau mencari keadilan, memang mencari masalah dan kita kalah. Beberapa kali saya juga salah. Mencari keadilan pada sesama itu sia-sia. Kita beritahu yang benar (yang adil) sesuai dengan FIrman, kalau tidak mau, serahkan pada Tuhan. Begitu saja."
Jadi, orang yang dibaharui adalah orang yang suka mengalah= menyerahkan segala masalah kepada Tuhan, sampai damai sejahtera dan lupakan saja, bukan mengalah bodoh-bodoh. Tuhan yang akan bekerja untuk memberikan keadilan.
Memang, kalau kita mengalami ketidakadilan, hati ini rasanya diperas-peras, tetapi itulah yang harus diserahkan pada Tuhan. Nanti beberapa lama, baru akan terungkap yang sebenarnya.
- Tidak melakukan yang tidak adil pada sesama. Kalau tidak adil, tidak bisa masuk Sorga.
Ini sama dengan tidak merugikan orang lain.
Kalau tidak adil, tidak bisa mewarisi Sorga (ayat 9). Kita harus hati-hati soal keadilan dan jangan sewenang-wenang.
1 Korintus 6: 9-10
6:9. Atau tidak tahukah kamu, bahwaorang-orang yang tidak adiltidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
6:10. pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan peniputidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Dalam nikah rumah tangga (suami terhadap isteri), penggembalaan, pekerjaan, sekolah, di jalan raya, kita harus adil, jangan merugikan orang lain.
Menyontek juga termasuk merugikan orang lain. Orang lain belajar semalaman, tapi dapat nilai 7-8. Yang menyontek (tidak usah belajar), malah dapat nilai 10. Semuanya harus adil.
Orang tidak adil sama dengan orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu (‘tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah’) = dihakimi dan dihukum, bukan duduk di takhta penghakiman.
- Pembaharuan kedua untuk bisa duduk di takhta penghakiman: pembaharuan menyangkutpenghakiman.
Praktiknya:
- tidak menghakimi orang lain. Sekarang, belum waktunya kita menghakimi orang lain.
Roma 2: 1
2:1. Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalammenghakimi orang lain,engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Orang yang menghakimi orang lain, berarti mempunyai dosa yang sama dengan orang tersebut.
Sebenarnya, orang yang suka menghakimi adalah orang yang suka memakai topeng(orang munafik), padahal dia sendiri berbuat dosa.
"Pdt van Gessel memberi contoh gerakan jari. Kalau kita menghakimi orang lain, kita menghakimi Tuhan. Sama seperti Adam saat ditanya oleh Tuhan, ‘Adam apakah engkau memakan buah yang Kularang itu?’ semestinya jawabannya, ‘ya Tuhan, ampuni saya’ dan selesai, tetapi ia berkata, 'perempuan yang Kautempatkan di sisiku' (menghakimi orang lain). Tetapi 3 jari lainnya menunjuk dirinya sendiri. Yang banyak salah ternyata dirinya sendiri."
Orang yang sekarang suka menghakimi tidak bisa duduk di takhta penghakiman, justru dia sendiri yang akan dihakimi(bukan menghakimi lagi).
Matius 7: 1
7:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Kalau dihakimi di takhta penghakiman, berarti tidak ada kesempatan untuk memperbaiki diri, berarti binasa selama-lamanya.
Jangan suka menghakimi!Jangan suka menunjuk dosa orang lain! Menghakimi orang lain= memakai topeng kemunafikan untuk menyembunyikan dosa-dosa.
Matius 7: 6
7:6. "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepadaanjingdan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepadababi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
‘barang yang kudus’ dan 'mutiara'= Firman pengajaran.
Hanya satu yang boleh dihakimi, yaitu menyangkut pengajaran Firman Allah.
Artinya: anjing dan babi adalah gambaran dari kehidupan Kristen yang tidak mengalami keubahan hidup (tidak lahir baru), bahkan sengaja berbuat dosa (berkubang dalam dosa):
- lewat perkataansia-sia, seperti dusta, fitnah (anjing muntah dijilat lagi),
- lewat perbuatan/dosa-dosa kenajisan (babi dimandikan kembali lagi kekubangan):
- dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks dan lain-lain), nikah yang salah.
Menghakimi di sini berarti, jangan memberikan pengajaran Firman yang benar kepada anjing dan babi(orang yang tidak mau berubah atau sengaja berbuat dosa), sebab ini akan menjadi perdebatan dan perbantahan (‘ia berbalik mengoyak kamu’), sehingga tidak menghasilkan iman, tetapi menghasilkan pengetahuan dan perpecahan.
Sebaliknya, jangan menerima ajaran palsu dari anjing-anjing(nabi palsu).
Filipi 3: 1b-2
3-1b. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
3:2. Hati-hatilah terhadapanjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadappenyunat-penyunat yang palsu,
'penyunat-penyunat yang palsu'= nabi palsu.
Ajaran palsu ini hanya menyesatkan dan membinasakan kehidupan kita.
Hawa, sudah jelas kalau ular berkata lain dengan Tuhan. Begitu mendengarkan, kita harus jeli. Jadi, menghakimi soal Firman pengajaran, bukan orangnya yang dihakimi tetapi ajarannya yang dihakimi.
Sekian lama Hawa mendengar Firman dari Tuhan, 'semua buah pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satu'. Dan selama itu, dia bahagia. Tetapi, ia mendengar suara ular (ajaran lain)--berarti ia menghormati ular lebih dari Tuhan. Ular berkata (dibalik), 'satu ini yang kau makan, ini yang hebat' (ini sudah jelas beda). Ini istilah menghakimi pengajaran yang benar.
Hormatilah Tuhan lebih dari manusia siapapun!
Hawa coba-coba menghormati ular lebih dari Tuhan dan benar-benar hancur.
Oleh sebab itu, Paulus menuliskan, 'Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu'. Artinya: Pemberitaan Firman pengajaran yang benar harus diulang-ulanguntuk menjadi kepastian iman supaya kita tidak jatuh dalam dosa anjing dan babi yang diulang-ulang. Kalau sudah jatuh dalam dosa, cukup satu kali dan kita bangkit oleh kekuatan Firman Tuhan.
- Menghakimi diri sendiri.
Hari-hari ini, mari kita menghakimi diri sendiri.
1 Petrus 4: 17a
4:17a. Karena sekarang telah tiba saatnyapenghakiman dimulai, dan padarumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.
'rumah Allah'= setiap pribadi kita.
Jadi, penghakiman dimulai dari diri kita sendiri.
Praktik menghakimi diri sendiri:
- Yohanes 12: 47-48
12:47. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
12:48. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitufirmanyang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnyapada akhir zaman.
Ayat 48 = nanti yang menjadi hakim di akhir zaman adalah Firman. Di takha pengakiman, semua raport-raport (catatan apa yang kita lakukan) akan dibuka dan Firman juga dibuka, jika tidak cocok dengan Firman, bisa habis. Lebih baik sekarang, kita menghakimi diri.
Praktik yang pertama: kita menghakimi diri sendiri lewat perkataan Yesus= Firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab= Firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Ayat adalah perkataan Yesus, diterangkan dengan ayat yang merupakan perkataan Yesus, jadi semuanya adalah perkataan Yesus. Inilah yang mampu menyucikan kita.
Ibrani 4: 12-13
4:12. Sebab firman Allah hidup dan kuat danlebih tajam dari pada pedang bermata duamanapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan danpikiran hati kita.
4:13. Dantidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyidi hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Jemaat Tiatira disucikan hati dan pikirannya sampai pikiran yang terdalam (ginjal), baru bisa terlepas dari ajaran Izebel dan ajaran setan-setan.
Pedang Firman menghakimi atau menyucikan kita mulai dari hati, termasuk pikiransebagai pusat kehidupan rohani.
Matius 15: 19
15:19. Karena darihatitimbul segalapikiran jahat(1),pembunuhan(2),perzinahan(3),percabulan(4),pencurian (5),sumpah palsu(6)danhujat(7).
Ada 7 hal dari dalam hati yang harus disucikan, antara lain:
- Pikiran jahat= prasangka buruk.
Contoh: kita sudah mendengar dari seseorang, kita tidak berhak berprasangka buruk, karena belum tentu bisa dipercaya.
Ini menimbulkan pertengkaran dan perpecahan juga, tidak peduli siapa orangnya. Jika Istri berprasangka buruk kepada suami, rumah tangga bisa pecah.
Jangan berprasangka buruk, pastikan dulu kebenarannya!
- Pembunuhan= kebencian tanpa alasan. Dari prasangka buruk (‘mereka-reka sendiri’), bisa timbul kebencian tanpa alasan. Ini harus disucikan supaya bisa mencapai takhta penghakiman.
- Perzinahan= terjadi satu kali.
- Percabulan = ini perzinahan yang sudah terjadi berkali-kali.
- Pencurian= terutama mencuri milik Tuhan.
- Sumpah palsu= termasuk dusta.
- Hujat= mulai dari menjelekkan orang, memfitnah orang (yang salah jadi benar dan sebaliknya), sampai menghujat Tuhan (pengajaran yang benar). Pengajaran yang benar disalah-salahkan, dikritik, tetapi pengajaran yang tidak benar justru didukung dengan berbagai alasan. Ini sudah sama dengan menghujat Tuhan.
"Tadi saya mengajara Lempin-El, 'jangan sampai ya hamba Tuhan memfitnah. Kalau hamba Tuhan sampai memfitnah, itu sangat menjijikkan dan menggelikan.'"
Kalau hati disucikan dari 7 keinginan jahat dan najis, maka hati akan diisi dengan Roh Kudus dengan 7 manifestasinya, sehingga kita menjadi kehidupan yang takut akan Tuhan, bukan menghujat Tuhan.
Yesaya 11: 1-3a
11:1. Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
11:2. Roh TUHAN akan ada padanya(1), roh hikmat(2)dan pengertian(3), roh nasihat(4)dan keperkasaan(5), roh pengenalan(6)dan takut akan TUHAN(7);
11:3a. ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.
‘Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai’ = dari keturunan Isai (keturunan Daud), itulah Yesus.
‘takut akan Tuhan’ = takut berbuat dosa, membenci dosa-dosa.
Amsal 8: 13
8:13.Takut akan TUHANialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Inilah keuntungan kalau kita menghakimi diri sendiri sampai takut akan Tuhan, yaitu membenci dosa sampai dusta.
- 1 Korintus 11: 28
11:28. Karena itu hendaklah tiap-tiap orangmengujidirinya sendiri dan baru sesudah itu iamakan roti dan minum dari cawan itu.
Praktik Yang kedua: kita ‘mengujidirinya sendiri’= menghakimi diri sendiri lewat perjamuan suci.
Menghakimi diri sendiri lewat perjamuan suci, praktiknya yaitu kita harus jujur.
Yudas tidak jujur, tidak mau mengaku dan ini bahaya.
Matius 26: 21-25
26:21. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
26:22. Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"
26:23. Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
26:24. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
26:25.Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Kita harus jujur, terutama jujur dalam hal mengaku dosa.
Yudas tidak jujur, tidak mau mengakui dosa-dosanya, tetap mempertahankan dosa:
- mencuri. Karena ada keinginan akan uang, dia sampai menjual Yesus.
- pengkhianat (tidak setia dalam ibadah pelayanan),
- munafik (pura-pura). Waktu di taman Getsemani, Yesus mau ditangkap, murid lainnya lari, tetapi Yudas mencium Yesus untuk menyerahkanNya,
- pendusta,
- pendakwa. Kalau ia berkata, 'bukan aku', berarti ia menghakimi murid yang lainnya.
Lewat perjamuan suci, Tuhan membebaskan kita terutama dari dosa Yudas. Kalau salah, kita akui. Kalau benar, kita diam, sekalipun kita disalahkan.
"Ini nasihat dari gembala dan guru saya, Om Pong. Beliau mengatakan, 'kalau salah, akui ya pak Wi. Kalau benar tetapi dituduh-tuduh, diam saja.'"
Pedang Firman ditambah perjamuan suci, ini kekuatan dobel.
Artinya: kita menghakimi diri sendiri secara dobel yaitu lewat Ibadah Pendalaman Alkitab(pedang Firman) dan Perjamuan Suci(kurban Kristus), supaya kita terlepas dari dosa-dosa Yudas Iskariot. 5 dosa Yudas ini adalah dosa-dosa dari hamba Tuhan/pelayan Tuhan.
Kalau hamba Tuhan, pelayan Tuhan mempertahankan dosa, tidak jujurdalam mengaku dosa (berdosa tetapi tidak mau mengaku dosa, apalagi malah menyalahkan orang lain), ia sama dengan percuma dilahirkan(‘lebih baik tidak lahir ke dunia’ ). Artinya:tidak ada harganya dihadapan Tuhan dan binasa selama-lamanya ('Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan').
Yohanes 13: 26-27
13:26. Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
13:27. Dan sesudah Yudas menerima roti itu,ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Kita jangan takut! Kalau kita mau menerima Firman pengajaran dan perjamuan suci, dosa apapun bisa diampuni, asalkan kita jujur dihadapan Tuhan. Tetapi, hati-hati!Kalau dosa disimpan apalagi mendakwa orang lain, dosa itu benar-benar di permanenkan dan percuma ia dilahirkan sekalipun ia hebat.
Yudas tetap mempertahankan dosa saat Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, sehingga ia kerasukan setan, bergaul dengan setan dan menjadi sama dengan setan yang binasa selama-lamanya.
Tetapi, kalau kita mau jujurmengakui dosa-dosa kita lewat Ibadah Pendalaman Alitab dan Perjamuan Suci, maka kita bergaul dengan Tuhan dan kita mengalami kasih karunia Tuhan yang lebih besar dari dosa dan masalah kita, apapun dosa kita, benar-benar diampuni oleh Tuhan.
Contoh: Nuh menerima kasih karunia Tuhan, dia bergaul dengan Tuhan. Air bah yang besar tidak bisa menembus kasih karunia Tuhan yang besar.
Malam ini, kita benar-benar dipersiapkan untuk bisa menghakimi semua orang di dunia, duduk di takhta penghakiman. Kita sungguh-sungguh. Mulai dengan adil, jangan hakimi orang, tetapi hakimi diri sendiri.
- Praktik yang ketiga: kita menghakimi diri sendiri lewat ujian= sengsara daging bersama Yesus = percikan darah.
Mazmur 26: 2-3 (‘doa mohon dibenarkan oleh Tuhan dari Daud’)
26:2.Ujilahaku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilahbatinkudanhatiku.
26:3. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
‘batinku’ = pikiran, sampai pikiran terdalam yaitu ginjal.
Ujian-ujian bisa terjadi lewat masalah ekonomi dan sebagainya. Sudah menghakimi diri sendiri lewat pedang Firman dan perjamuan suci, tetapi kalau masih menderita, inilah penyucian yang terakhir yaitu menghakimi diri sendiri lewat ujian, sehingga kita bisa disucikan dari dosa-dosa yang tersembunyi(tidak disadari) dan ajaran-ajaran palsu.
Kadang-kadang, kita mau disucikan dari dosa, tetapi tidak mau disucikan dari ajaran palsu. Ini namanya belum sampai ginjal. Sebab itu, perlu ada ujian.
Wahyu 2: 23
2:23. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwaAkulah yang menguji batindan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.
'Akulah yang menguji batin'= karena di jemaat Tiatira ada ajaran palsu, sebab itu penyuciannya sampai ginjal.
Kita disucikan dari dosa-dosa yang tersembunyi (kebenaran sendiri; putih tetapi kusta) dan ajaran-ajaran palsu= melihat diri sendiri.
Maka, mata kita akan tertuju kepada Yesus, Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa('mataku tertuju pada kasih setia-Mu').
Saat dalam ujian, lihatlah diri sendiri terus, jangan melihat orang lain dan periksa apa yang salah pada diri kita.
Mata tertuju pada Yesus= melihat Yesus= menyembah Yesus.
Jika kita sudah disucikan lewat Firman dan Perjamuan suci, tetapi masih sengsara, tujuannya adalah supaya banyak melihat diri sendiri dan bisa melihat Yesus (tidak melihat yang lain).
"Seperti kemarin saya bersaksi di Poso. Di Malitu, pendeta yang mengundang saya bersungut-sungut karena waktu persiapannya hanya 2 hari. Dia katakan, 'kalau saya lihat pak Widjaja, saya batalkan, karena saya tidak berani.' Saya juga berkata, ‘terserah Tuhan saja, berapa yang datang’, sebab undangannya sudah tidak memungkinkan lagi. Akhirnya Kepala Desanya digerakkan Tuhan untuk mengurus ijinnya dan semuanya beres. Ternyata, Tuhan gerakan banyak yang datang. Karena itu ia katakan, 'mari lihat Tuhan, jangan lihat orang.' Nama tempat yang saya kunjungi adalah Malitu dan hamba Tuhan itu berkata, 'Malitu= Mari Lihat Tuhan.'"
Daud adalah spesialis melihat Tuhan. Mulai dari ia menggembalakan 2-3 ekor kambing dombanya, sampai menjadi raja yang hebat, Daud selalu melihat Tuhan.
Mazmur 16: 8
16:8. Aku senantiasamemandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Selama memandang Tuhan, kita tidak akan goyah, tetapi kuat teguh hati.
Artinya:
- berpegang teguh dan taat dengar-dengaran pada satu Firman pengajaran yang benar, tidak mau diombang ambingkan ajaran lain, apapun resikonya.
"Lempin-El, perhatikan! Terlalu banyak hamba Tuhan melihat orang. Setelah orangnya pergi, ikut pergi. Apalagi setelah Om In Juwono meninggal, ikut goyah, sudah tidak tahu lagi pengajarannya bagaimana. Ini karena tidak melihat Tuhan, tetapi lihat orangnya."
Ini sama dengan tetap berpegang teguh (percaya) kepada pribadi Tuhan. Pengajaran yang benar adalah pribadi Yesus.
- tidak kecewa, putus asa dalam menghadapi apapun juga, tetapi tetap percaya dan berharap pada kuasa Tuhan. Kalau ragu pada Firman pengajaran yang benar, pasti ragu akan kuasa Tuhan. Kalau berpegang teguh pada pengajaran yang benar, maka tidak ragu terhadap kuasa Tuhan.
- tetap menyembah Tuhan.
Saat mengalami keadaan terjepit, Daud tetap kuat dan teguh hati.
1 Samuel 30: 6
30:6. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. TetapiDaud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Di sini, anak dan isteri seluruh rakyat dijarah/diambil oleh musuh.Tetapi,Daud tetap menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Inilah yang harus kita tiru. Saat terjepit, Daud bukan lari, tetapi menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan Allahnya. Ia hanya memandang Tuhan dan menyembah Tuhan.
Jika kuat dan teguh hati,
hasilnya:
- 1 Samuel 30: 17-18
30:17. Dan pada keesokan harinyaDaud menghancurkan merekadari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorangpun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta.
30:18. Daudmelepaskan semua apa yang dirampasoleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud.
Hasil pertama: kuasa kemenangandari Tuhan untuk mengalahkan musuh= menyelesaikan masalah yang mustahil dan mengembalikan apa yang sudah hilang (tadinya, isteri, anaknya, hartanya hilang), sampai sehelai rambutpun tidak akan hilang.
- Waktu rasul Paulus berlayar ke Roma dan kapalnya ditimbus gelombang, ia berkata, 'jika tetap berada dikapal,sehelai rambutpun tidak hilang'. Ini hasil kedua, yaitu kuasa perlindungan dan pemeliharaanTuhan di tengah dunia yang sudah sulit, sehingga sehelai rambutpun tidak akan hilang.
- 2 Samuel 10: 12
10:12. Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita.TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya."
Hasil ketiga: kuasa Tuhan untuk mengatur semuanya, termasuk mengatur masa depan kita menjadi baik, berhasil dan indah pada waktu-Nya.
- Yosua 1: 6
1:6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akanmemimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikandengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
‘negeri yang Kujanjikan’ = masuk ke Kanaan.
Hasil keempat: kuasa pemakaian Tuhanatas kehidupan kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan tubuh Kristus).
Dulu, Yosua masuk ke Kanaan, sekarang, kita masuk kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- 1 Tesalonika 3: 13
3:13. Kiranya Diamenguatkan hatimu, supayatak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Hasil kelima: kuasa untuk menyucikan dan mengubahkankita sampai sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus. Kita menjadi mempelai wanita Sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan yang permai.
Mari, kita kuatkan dan teguhkan hati dalam menghadapi apapun.
Pembaharuan mengenai keadilan dan penghakiman. Jangan menghakimi orang lain, tetapi harus menghakimi diri sendiri, sampai kuat dan teguh hati dalam ujian-ujian.
Tuhan memberkati.