Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah bahagia dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 15:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
Kita masih mempelajari tentang '
gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', dalam perjanjian baru menunjuk pada
logosatau
firman Allah yang tertulis di dalam alkitab atau Kitab Suci.
Di dalam perjanjian lama, kitab Keluaran 20-23,
firman Allah ditulis pada dua tempat: (diterangkan mulai dari
Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016)
- Keluaran 20: 1-17=> firman Allah ditulis pada dua loh batu. Sekarang artinya firman ditulisi pada hati dan pikirankita, sehingga kita mengalami kasih Allah(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).
- Yang kedua: Keluaran 21-23=> firman Allah ditulis pada gulungan atau lembaran surat-surat. Sekarang artinya firman Allah ditulis dalam lembaran hidup kita--seluruh hidup kita/solah tingkah laku kita--, sehingga kita mengalami kebebasan/kemerdekaan(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).
AD.2. FIRMAN ALLAH DITULIS PADA GULUNGAN ATAU LEMBARAN SURAT-SURATKeluaran 21: 1-11 => tentang kemerdekaan.
Keluaran 21: 2
21:2. Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh ia diizinkan keluar sebagai orang merdeka, dengan tidak membayar tebusan apa-apa.
Untuk apa kita mengalami kemerdekaan dari dosa-dosa?(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Oktober 2016)
- Keluaran 21: 1-6= kemerdekaan budak laki-laki (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Oktober 2016).
- Keluaran 21: 7-11= kemerdekaan budak perempuan.
AD. 1.
kemerdekaan budak laki-lakiDulu budak belian harus bekerja enam tahun dan pada tahun ketujuh bebas
Sekarang artinya, kemerdekaan budak laki-laki adalah kemerdekaan dari dosa, sehingga kita bisa
menjadi hamba TUHAN/hamba kebenaran.
Roma 6: 186:18. Kamu telah dimerdekakan dari dosadan menjadi hamba kebenaran.
Syarat untuk bisa menjadi hamba TUHAN/hamba kebenaranadalah:
- Keluaran 21: 2
21:2. Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahunlamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh ia diizinkan keluarsebagai orang merdeka, dengan tidak membayar tebusan apa-apa.
Syarat pertama: harus bekerja selama enam tahun dan pada tahun ketujuh boleh bebas(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Oktober 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 05 Oktober 2016).
Angka 6 menunjuk pada perobekan daging.
Angka 7 menunjuk pada kesempurnaan.
- Keluaran 21: 3-4
21:3. Jika ia datang seorang diri saja, maka keluarpun ia seorang diri; jika ia mempunyai isteri, maka isterinya itu diizinkan keluar bersama-sama dengan dia.
21:4. Jika tuannya memberikan kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anaklelaki atau perempuan, maka perempuan itu dengan anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan tuannya, dan budak laki-laki itu harus keluar seorang diri.
Syarat kedua: harus mengalami perkembangan/pertumbuhan rohani--tadi disebutkan, budak mempunyai isteri kemudian melahirkan anak-anak (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 09 Oktober 2016).
- Keluaran 21: 5-6 (dibaca ayat 6 akhir)
21:6. maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganyadengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup.
Syarat ketiga: telinga harus ditusuk (ditindik).
SYARAT IIKita masih belajar syarat yang kedua, yaitu harus terjadi pertumbuhan atau perkembangan rohani baik secara kuantitas--lewat friman penginjilan--maupun kualitas--lewat firman pengajaran. Kita bertumbuh sampai pada kesempurnaan (diterangkan pada
Ibadah Raya Surabaya, 09 Oktober 2016).
Malam ini kita belajar pertumbuhan rohani dalam
2 Petrus 1: 51:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu(1)kebajikan(2), dan kepada kebajikan pengetahuan(3),
1:6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri(4), kepada penguasaan diri ketekunan(5), dan kepada ketekunan kesalehan(6,
1:7. dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang(7).
Ada
tujuh pertumbuhan/perkembangan rohani menurut pola Tabernakel--kerajaan sorga; mau jadi hamba TUHAN/hamba kebenaran harus mengalami pertumbuhan rohani:
- Iman= pintu gerbang; masuk halaman Tabernakel.
Roma 10: 17
10:17. Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Mau jadi hamba TUHAN, mulai dari sini dulu--harus punya iman dulu; masuk pintu gerbang. Kalau tidak percaya TUHAN, tidak bisa menjadi hamba TUHAN.
Iman atau percaya Yesus timbul lewat mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus.
Roh Kudus menolong kita untuk mendengar firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti firman. Kita berdoa. Tanpa Roh Kudus, firman hanya jadi pengetahuan--untuk berdebat dan diskusi--, tetapi kalau ada Roh Kudus, kita bisa mengerti firman.
Roh Kudus juga menolong kita untuk percaya/yakin pada firman, sehingga firman menjadi iman di dalam hati--kita percaya Yesus sebagai juruselamat; kita MENGENAL YESUS SEBAGAI JURUSELAMAT.
Ini permulaan untuk menjadi hamba TUHAN/hamba kebenaran--mengalami kemerdekaan untuk menjadi hamba TUHAN. Harus ada iman!
Jadi, mendengar firman penting, seperti Maria duduk di kaki Yesus untuk mendengarkan perkataan Yesus. Bagaimana kita jadi hamba TUHAN kalau tidak mau dengar firman?
Lukas 8: 18
8:18. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
'perhatikanlah cara kamu mendengar' = cara mendengar firman Allah menentukan: kita mau bertumbuh atau malah hilang keselamatan.
Saat-saat mendengar firman menentukan dua hal:
- Untuk masuk pintu gerbang kerajaan sorga= selamat. Kalau tidak mendengar Firman, tidak akan bisa selamat. Tidak mungkin orang masuk sorga tanpa dengar firman. Dengar Firman dulu, baru bisa masuk sorga.
- Untuk mengalami pertumbuhan atau perkembangan rohani sampai kesempurnaan--sampai tujuh tingkatan--angka 7 menunjuk pada kesempurnaan--; dari iman sampai dengan kasih.
Jadi, mau selamat atau sempurna, harus dengar firman!
Kalau cara mendengar kita positif, kita akan mengalami pertumbuhan rohani, yaitu iman semakin bertumbuh sampai pada kasih--kesempurnaan.
Sebaliknya, kalau mendengarnya negatif--tidak sungguh-sungguh--, iman akan semakin berkurang sampai habis--kehilangan keselamatan; keluar dari pintu gerbang kerajaan sorga.
Kita boleh menyanyi, berdoa, tetapi saat-saat mendengar firman inilah yang menentukan!Masuk pintu gerbang sorga--selamat sampai kesempurnaan. Kalau tidak sungguh-sungguh dalam mendengarkan firman--tidak mengutamakan firman--, mau berapa tahunpun jadi anak TUHAN, imannya malah akan hilang; kehilangan keselamatan.
Sebab itu, kami hamba TUHAN sungguh-sungguh dalam pemberitaan firman, sebab ini menentukan.
- Kebajikan= mezbah korban bakaran di halaman Tabernakel. Sekarang menunjuk pada salib.
2 Petrus 1: 5
1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan
Dulu, binatang-binatang dikorbankan--disembelih, dibakar--, untuk pengampunan dosa. Sekarang, tidak usah lagi, karena sudah digenapkan oleh kurban Kristus--TUHAN Yesus sudah dikorbankan di kayu salib.
Kebajikan= perbuatan baikyang dikaitkan dengan salib. Jangan salah! Sebab di dunia ini banyak orang mengaku berbuat baik--sosial; memberi sembako dan sebagainya--, tetapi yang dimaksud dengan kebajikan--pertumbuhan rohani--adalah perbuatan baik yang dikaitkan dengan salib.
Kalau hanya sosial, seringkali terjadi korupsi di dalamnya--terima 10, mengaku 8; disalurkan 3 mengakunya 5. Tetapi kalau kita lain, perbuatan baik dikaitkan dengan salib. Apa itu?
- Mulai dari Yesus. Perbuatan baik Yesus adalah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa.
- Perbuatan baik kita yang dikaitkan dengan salib adalah bertobat= sengsara daging--penyaliban daging--untuk berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
Jadi, segala perbuatan baik tanpapertobatan--hanya perbuatan sosial--adalah sia-sia. Hanya sampai dipuji manusia: Dia baik, padahal di balik itu tidak tahu. Mungkin dia berbuat baik untuk dapat simpati masyarakat--ada tujuan-tujuan pribadi; tujuan jasmani. Sebab itu yayasan-yayasan bahaya, karena ada Yudas di dalamnya--menggalang dana untuk mencuri. Orang miskin hanya menjadi obyek. Harus bertobat!
Bertobat dimulai dari tidak ada dusta.
Yeremia 9: 5
9:5. Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorangpun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
Kalau masih berdusta, ia malas bertobat--tidak bisa bertobat.
Permulaan bertobat adalah tidak boleh berdusta lagi; karena orang berdusta itu malas bertobat, tidak mau bertobat, sampai satu waktu tidak bisa bertobat seperti setan--setan adalah bapa pendusta.
Karena itu, kalau perbuatan baik dengan dusta, tidak bisa.
"Hati-hati di dalam nikah rumah tangga.Karena itu dalam penataran nikah, saya selalu katakan: Hati-hati. Mungkin suami dapat bonus (tambahan gaji), isteri tidak tahu, lalu mau memberi orang tua. Baik, tetapi dusta pada isteri, karena sembunyi-sembunyi. Perbuatan baik, tanpa bertobat (dusta), tidak ada artinya. Harus bicara dengan isteri. Tidak boleh sembunyi-sembunyi. Perbuatan baik harus disertai dengan pertobatan, itulah yang berkenan pada TUHAN."
Dari iman--percaya Yesus--dilanjutkan dengan kebajikan. Kita juga MENERIMA SALIB KRISTUS. Kalau percaya Dia, bukan hanya menerima berkat dan keselamatannya, tetapi juga menerima salib-Nya--sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa.
- Pengetahuan= kolam pembasuhan di halaman Tabernakel.
2 Petrus 1: 5
1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
Pengetahuan= pengenalan (terjemahan lama/bahasa inggris).
Filipi 3: 10-11
3:10. Yang kukehendaki ialah mengenal Diadan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11. supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
'penderitaan-Nya'= kematian-Nya.
Sudah mengenal Yesus sebagai juruselamat dan menerima salib-Nya, kita juga harus MENGENAL PRIBADI YESUSyang telah mati dan bangkit, sehingga kita mengalami kuasa kematian dan kebangkitan-Nya.
Di mana mengenal kematian dan kebangkitan-Nya? Di dalam baptisan air.
Roma 6: 4-5
6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisandalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
6:5. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
'Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian' = orang yang mati harus dikuburkan.
'demikian juga kita'= demikian juga kita mati dan bangkit bersama Yesus.
Lewat baptisan air, kita mengenal Yesus yang mati dan bangkit, tetapi kita juga mengalami kuasa kematian dan kebangkitanbersama Yesus, yaitu: mati terhadap dosa untuk bangkit dalam hidup yang baru--jenis kehidupan sorgawi; kehidupan yang mulia.
Kenapa harus mati dan bangkit? Supaya mulia bersama Dia--dikaitkan dengan kemuliaan. Jadi harusmasuk baptisan air!
Sehebat apapun manusia daging--daging; tanah liat--, tetap hina. Karena itu dalam baptisan air kita mengenal Yesus yang mati dan bangkit dalam tubuh kemuliaan. Kita mengalami kuasa kematian dan kebangkitan-Nya.
Inilah proses kalau mau menjadi hamba TUHAN/hamba kebenaran, yaitu harus mengalami perkembangan rohani dari iman sampai pada kasih, baru bisa jadi hamba TUHAN yang berkenan pada TUHAN.
1 Petrus 3: 20-21
3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
'baptisan' = baptisan air.
Pada zaman Nuh banyak yang tidak taat kepada Allah.
Kuasa kebangkitan memberikan hati nurani yang baik.
Salah satu jenis kehidupan sorga adalah memiliki hati nurani yang baik, yaitu taat dengar-dengaran. Itu manusia mulia.
Waktu pertama kali TUHAN menciptakan manusia--Adam dan Hawa--mereka hidup dalam kemuliaan karena taat. Begitu tidak taat, mereka menjadi manusia darah daging; manusia tanah liat; tidak ada kemuliaan; hina. Karena itu harus mengalami baptisan air.
Yesus menanggung manusia yang hina--Yesus mati, bangkit, dan dipermuliakan--, supaya manusia hina juga bisa dipermuliakan. Terlebih dahulu ikuti mati dan bangkit bersama Yesus lewat baptisan air!
1 Petrus 3: 22
3:22. yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorgasesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Dikaitkan dengan ayat 22: naik ke sorga--mulia; duduk disebelah kanan Allah Bapa.
Jadi baptisan air ada kaitan dengan kemuliaan. Yang tadinya hina, bisa menjadi mulia.
Taat dengar-dengaran--hati nurani yang baik--adalah LANDASAN YANG KUATuntuk menerima dua hal:
- Menerima berkat dari sorga secara jasmani, rohani dan rumah tangga--seperti pesawat landing. Kalau landasannya kuat, bisa turun.
Urusan kita sekarang bukan berkatnya--berkat itu dari TUHAN, bagaimana kita mau urus berkatnya--, tetapi urus landasannya.
Contohnya: seperti kita bekerja kepada atasan--owner--, uang milik atasan semuanya, bagaimana kita mau urus uangnya? Kalau kita meningkatkan/memperbaiki pekerjaan kita, bisa ditambah bonus. Jadi urusan kita bukan berkatnya, tetapi landasannya--urus landasannya.
Kalau landasannya sudah kuat, mau tidak mau berkat turun--pesawat tidak akan di atas terus, pasti turun. TUHAN tidak akan menipu kita.
Berkat itu milik TUHAN, terserah TUHAN dan urusan TUHAN. Sebab itu, urusan kita adalah landasannya.
"Lempin-El, termasuk juga berkat pemakaian TUHAN.. tidak usah urus pemakaian TUHAN: Saya mau jadi ini, itu. Tidak bisa. Coba kalau landasan dari keramik dan pesawat disuruh landing, hancur semua, baik keramik maupun pesawatnya. Kalau landasan tidak kuat, lalu mau khotbah, tidak akan bisa. Urusan kita adalah kuatkan dulu landasannya, nanti berkat dari TUHAN akan bertambah. Kalau kuat untuk helicopter (pesawat kecil), terima saja, lalu kuatkan lagi. Begitu juga dalam pemakaian TUHAN, tidak bisa langsung hebat. Saya ingat, waktu baru lulus, om Pong panggil saya dan tugas saya menerima telpon, bukan khotbah atau pimpin pujian. Landasan dikuatkan dulu. Satu waktu dipanggil lagi, ada kaum muda yang mencari saya. Saya diminta untuk pimpin pujian di ibadah kaum muda. Berkat jasmani juga, berkat rumah tangga juga. Suami urus landasannya. Suami yang taat, bisa mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar. Ini urusan suami. Tidak perlu mengurus bagaimana supaya ada kebahagiaan. Kebahagiaan--air anggur--itu milik TUHAN. Sebagai isteri, landasannya adalah tunduk pada suami dalam segala sesuatu; anak-anak, taat pada orang tua. Landasan ini yang diperhatikan."
- Landasan yang kuat untuk mengorbitkan ke atas= diangkat, dimuliakan dan dipakai oleh TUHAN mulai di dunia ini sampai satu waktu diangkat ke awan-awan yang permai, bahkan sampai diangkat ke takhta sorga--duduk bersanding dengan Yesus di takhta.
"Malam ini saya juga ditegor. Kuatkan dulu landasannya--hati nurani yang taat."
Semakin kuat landasannya, semakin banyak berkatnya--pesawat yang turun lebih besar lagi--, semakin hebat pemakaiannya dan semakin kita diangkat sampai ke takhta sorga.
Seorang hamba TUHAN harus punya iman terlebih dahulu. Kalau tidak percaya TUHAN, tidak akan bisa jadi hamba TUHAN. Kemudian bertobat, bukan lagi hamba dosa, melainkan hamba TUHAN--ada perbuatan baik. Kemudian mengenal TUHAN, ada landasan yang kuat.
- Penguasaan diri= pintu kemah; peralihan dari halaman menuju ruangan suci= kepenuhan Roh Kudus--urapan Roh Kudus.
2 Petrus 1: 6
1:6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
Hanya Roh Kudus yang mampu menekan dan mengendalikan daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya, sehigga kita dapat menguasai diri.
Kalau daging tidak ditekan/dikendalikan, akna seperti kuda terlepas dari kandang.
Dulu, Musa naik ke gunung Sinai, bergumul 40 hari 40 malam untuk menerima Tabernakel dan dua loh batu--sekarang pengajaran mempelai; kabar mempelai yang lebih tajam dari pedang bermata dua: tajam I Tabernakel, tajam II dua loh batu; kasih. Sedangkan di bawah, orang Israel seperti kuda lepas dari kandang--mengikuti hawa nafsu daging saja; liar. Ini yang bahaya! Kalau sudah di luar kandang, bukan domba lagi, tetapi kuda.
Kalau di dalam kandang, itulah domba. Sehebat apapun dagingnya, tetapi kalau di dalam kandang, ada remnya--mau berbuat salah, masih ada remnya. Kalaupun berbuat salah, masih bisa bertobat dan minta ampun. Tetapi kalau keluar dari kandang, tidak ada yang bisa mengendalikan. Kalau kaum muda keluar dari kandang, orang tua tidak bisa mengendalikan. Karena itu kita berusaha selalu, sejelek apapun kita, masuk kandang lebih dulu, dan biar TUHAN yang menata kita.
Tetapi sekalipun hebat, kalau keluar kandang, sebentar lagi, akan seperti kuda lepas dari kandang, tidak bisa dikendalikan--liar--dan akan terjerumus dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Mari kita doakan semuanya, supaya bisa masuk di kandang.
Roma 8: 13
8:13. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
'hidup menurut daging'= liar.
Roh Kudus bukan hanya menekan dan mengendalikan, tetapi juga bisa mematikan perbuatan-perbuatan daging--menyucikan kita dari perbuatan daging--, sehingga kita bisa hidup dalam kesucian.
Galatia 5: 19-21
5:19. Perbuatan dagingtelah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20. penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
'Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu' = dulu sudah diingatkan, tetapi diingatkan lagi oleh rasul Paulus.
'bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah' = kalau seperti kuda liar, tidak akan masuk sorga.
Jangan keluar dari kandang! Sehebat apapun kita, kalau keluar dari kandang penggembalaan, akan jadi kuda liar. Tetapi sebusuk atau seburuk apapun, kalau masih mau masuk kandang, masih ada harapan dan kesempatan untuk diperbaiki dan dipakai TUHAN--ditunggangi TUHAN. Sungguh-sungguh! Kita berjuang! Kalau tidak mau, kita doakan, supaya bisa masuk kandang.
Kuda liar, tidak masuk sorga. Biar Roh Kudus menyucikan kita dari perbuatan daging, sehingga kita hidup dalam kesucian.
Kalau kita hidup dalam kesucian, kita bukan lagi kuda liar, tetapi menjadi dombanya TUHAN, atau keledai yang sudah tertambat (keledai menunjuk pada bangsa kafir), bukan keledai liar. Kalau keledai sudah tertambat, akan ditunggangi oleh Yesus--dipakai oleh TUHAN.
Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
'untuk memperlengkapi orang-orang kudus' = orang yang suci. Inilah yang bisa mengendalikan diri--tidak liar--, karena sudah diurapi Roh Kudus.
Kalau sudah hidup suci--mengendalikan diri, bukan lagi kuda liar, tetapi menjadi keledai yang tertambat--, kita akan ditunggangi oleh Yesus--kita diangkat menjadi imam dan raja; kita diperlengkapi dengan karunia dan jabatan pelayanan. Kita dipakai dalam kegerakan pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Inilah kehidupan yang MENGENAL YESUS SEBAGAI IMAM BESAR.
Tadi mengenal Yesus sebagai juruselamat, kemudian mengenal Yesus yang mati dan bangkit--lewat baptisan air--, sekarang mengenal Yesus sebagai imam besar dan raja segala raja.
Buktimengenal Yesus sebagai imam besar dan raja adalah kita menjadi iman-imam dan raja-raja yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Inilah penguasaan diri.
- Ketekunan.
2 Petrus 1: 6
1:6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
- Kesalehan.
2 Petrus 1: 6
1:6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
Bagian nomor lima--ketekunan--dan enam--kesalehan--tidak bisa dipisahkan= ruangan suci.
Ketekunan =sesuatu yang dilakukan secara terus menerus; tidak mau dihalangi oleh apapun juga sampai mencapai kesempurnaan--angka 7.
Sudah menjadi seorang imam, harus ditambah ketekunan dan kesalehan.
Jadi, seorang imam harus memiliki ketekunan dalam ruangan suci--kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya termasuk persekutuan; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
Karunia ditambahkan, pelayanan dan pemakaian TUHAN semakin nyata--apapun pelayanan kita, baik sebagai gembala, pemain musik, penyanyi, penerima tamu, tim doa dan sebagainya.
- Meja roji sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Cara setan untuk menghalangi ketekunan dalam ibadah selalu sama dari dulu sampai sekarang, yaitu seperti pada zaman Israel diperhamba di Mesir oleh Firaun; kembali ke sana.
Dulu, Israel membuat batu bata--hanya mencetak dan membakar batu bata--, jeraminya dari Firaun.
Tetapi, ketika Musa menghadap Firaun untuk meminta bangsa Israel keluar dari Mesir dan beribadah pada TUHAN, jerami harus mencari sendiri, sedangkan jumlah batu bata yang dibuat tetap sama--sarana dipersulit. Akibatnya bangsa Israel tidak keluar dari Mesir untuk beribadah, sampai TUHAN menghukum Mesir 10 kali.
Sekarang juga di akhir zaman. Jumlah kebutuhan manusia diperbanyak--harga naik dan sebagainya--, tetapi sarananya dipersulit--dikurangi. Sekarang dobel, sehingga manusia terdorong untuk sangat sibuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bertambah-tambah sampai tidak bisa tekun dalam ibadah. Ini maksudnya setan. Akibatnya kehilangan kesucian, kesalehan, dan hidup kekal.
Kesalehan= kesucian yang meningkat--terus bertambah.
Kalau kita tetap dalam ruangan suci, kesucian akan terus meningkat. Tetapi kalau sudah tidak tekun lagi, kesucian hilang, bahkan hilang kebenaran, sampai kehilangan hidup kekal.
Inilah maksudnya setan. Termasuk hamba TUHAN sepenuh juga dipicu/didorong untuk mulai merambah dunia lagi, karena memang kebutuhan ditambah dan sarana dikurangi. Malah di desa hamba TUHAN diajarkan beternak, berkebun, nanti hasilnya bisa dijual.
"Ada yang usul pada saya supaya Lempin-El diajari bikin kayu dan sebagainya. Tetapi ada yang membangun rumahnya orang dan dapat uang. Ini sekarang dipicu-didorong oleh setan. Ada yang usul supaya diajari berkebun. Boleh saja, kalau hasilnya lebih, maksudnya dia bisa dijual. Tetapi saya katakan: Jangan dijual, tetapi dibagi-bagi. Kalau wanita memang diajari menjahit, maksudnya untuk bikin seragam. Satu murid saya sulit sekali bikin seragam di tempatnya. Tetapi saya pesankan: Jangan untuk cari uang ya! Gurunya cuma-cuma (tidak digaji), kamu jangan cari uang, dosa dua kali kamu. Tetapi inilah, setan hantam semuanya."
Ibrani 10: 36
10:36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu
Memang kebutuhan diperbanyak dan sarana dikurangi, tetapi urusan kita adalah ketekunan. Banyak kebutuhan kita dan sarana dipersulit di akhir zaman, tetapi semua sudah tercakup pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Percayalah! Hanya itu saja. Itulah perintah TUHAN!
Sebab, di dalam ketekunan ada janji TUHAN Gembala Agung yang dobel: untuk hidup sekarang di dunia sampai hidup kekal.
1 Timotius 4: 8
4:8. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadahitu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Sekarang sekolah dan semua dipersulit, sampai pulang sore. Memang begitu. Tidak usah bingung.
"Tahun berapa waktu pertama di Malang (saya mengajar kitab Keluaran dalam ibadah kaum muda). Tepat di ayat ini, waktu itu SMA masih pulang biasa. Tetapi lewat firman TUHAN, saya katakan: Nanti lihat ya, sekolah bisa pulang sore. Dan sekarang terjadi sungguh. Maksudnya bukan supaya capek, kalau hanya capek, bisa tidur. Bukan itu, tetapi supaya tidak bisa beribadah."
Yohanes 10: 11
10:11. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
TUHAN tahu semua. Dia memberikan nyawa-Nya supaya kita hidup--untuk memelihara hidup kita. Jangan takut! Urusan kita sekarnag adalah ketekunan. Jangan urus kebutuhannya! Kalau kebutuhan, mau apapun, tambah terus.
Urusan kita adalah tergembala dengan benar dan baik, dan urusan kebutuhan hidup kita adalah urusan Gembala yang baik--kita MENGENAL YESUS SEBAGAI GEMBALA YANG BAIK. Dia rela mati di kayu salib untuk memenuhi segala kebutuhan hidup kita di dunia ini (kebutuhan jasmani) sampai hidup kekal selamanya. Kita harus percaya!
Sungguh-sungguh malam ini! Yang bukan urusan kita, jangan diurus. Tadi, soal berkat dan pemakaian TUHAN, itu urusan TUHAN. Perbaiki landasannya--taat. TUHAN tolong. Kita akan diberikan berkat dan diorbitkan.
Sekarang, urusan ktia adalah tekun dan saleh--kesucian yang bertambah-tambah--; tergembala dengan benar dan baik. Selebihnya, urusan TUHAN. Kebutuhan hidup, itu urusan TUHAN.
- Kasih= ruangan maha suci.
2 Petrus 1: 7
1:7. dan kepada kesalehan kasihakan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Kita mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan bisa mengasihi orang yang memusuhi kita. Ini adalah kasih yang sempurna.
Matius 5: 43-44, 48
5:43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:48. Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Kalau bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan bisa mengasihi musuh, ini berarti mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Inilah menuju kesempurnaan, seperti Yesus yang sempurna.
Mengasihi musuh, yaitu berdoa untuk orang yang merugikan kita--baik jasmani, rohani, lewat gosip dan sebagainya--, supaya diampuni dan ditolong TUHAN. Itu bahagia. Kalau tidak mengerti, hati kita panas dan akibatnya kita malah merosot: pelayanan merosot, mau doa tidak bisa.
Ada tujuh perkembangan rohani; untuk menjadi hamba kebenaran dimulai dari iman--mendengarkan firman--, sampai kasih. Mengasihi sesama seperti diri sendiri, mengasihi musuh dan mengasihi TUHAN lebih dari semuanya.
Jika kita mengalami tujuh pertumbuhan rohani,
kita akan mengalami dua hal:
- Kita ingat tujuh lampu pelita emas, artinya kita akan ditampilkan seperti pelita emas dengan tujuh lampu yang menyala--gambaran gereja yang sempurna; mempelai wanita sorga.
- 2 Petrus 1: 8
1:8. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
'semuanya itu ada padamu'= mulai dari iman sampai kasih.
Tadi, kita mengenal Yesus sebagai juruselamat, mengenal Yesus yang mati di kayu salib tetapi dibangkitkan, mengenal Yesus sebagai imam besar--kita menjadi imam-imam--, mengenal Yesus sebagai gembala yang baik--kita tekun dan saleh; kesucian yang meningkat.
Yang terakhir: kita MENGENAL YESUS DALAM KEMULIAAN SEBAGAI MEMPELAI PRIA SORGA.
Dulu kita menikah, punya isteri dan anak. Ini berkembang secara jasmani--budak berkembang secara jasmani. Sekarang hamba TUHAN, pelayan TUHAN harus mengalami pertumbuhan/perkembangan secara rohani, dari iman sampai kasih, sehingga kita tampil seperti pelita emas--sebagai mempelai wanita--, dan mengenal Yesus dalam kemuliaan sebagai mempelai pria sorga.
Hubungan Mempelai Pria dan mempelai wanita adalah hubungan kepala dan tubuh--leher. Berarti kita bisa menyembah Dia;
hanya memandang wajah Yesushari-hari ini.
Dari situ kita mendapatkan sinar matahari--wajah Yesus bersinar bagaikan matahari.
Saat kita memandang Yesus, kita mendapatkan sinar matahari dari wajah Yesus. Apapun yang terjadi, banyak menyembah TUHAN; memandang Dia, berkata-kata dengan TUHAN, mengulurkan tangan dan menyerah. Namanya hamba/pelayan TUHAN berarti memandang TUHAN. Jangan pandang yang lainnya! Kalau memandang yang lain, mau melayani TUHAN sudah tanya: Jemaat yang datang berapa ya?
"
Dulu saya juga begitu (saat baru belajar jadi hamba TUHAN). Sudah puasa, yang datang sedikit. Marah juga saya, karena memandang manusia. Ini contoh yang jelek, jangan ditiru, tetapi didoakan. Ada satu hamba TUHAN yang berlibur, lalu kembali melayani karena ada jam kebaktian (sudah tinggalkan isteri dan anak), lalu yang datang hanya saya dan seorang ibu (dua orang). Dia pulang dan mengomel: 'Saya sudah tinggalkan..., yang datang hanya dua.' Akhirnya dia minta maaf juga. Ini karena memandang manusia. Ternyata saya ikut-ikutan. Apalagi kalau hujan di Malang, saya sudah berkata: 'TUHAN, tidak ada yang datang.' Tetapi sekarang saya hanya berdoa: 'TUHAN tolong,' karena hujan bukan halangan, tetapi berkat TUHAN. Kalau gara-gara hujan tidak datang, berarti tidak dapat berkat TUHAN."
Apapun yang terjadi, pandang TUHAN, jangan pandang yang lain--jangan berharap yang lain! Melihat Dia, curahkan isi hati pada Dia, berkata-kata pada Dia dan ulurkan tangan pada Dia: '
Saya tidak bisa apa-apa, terserah TUHAN.' Sinar matahari akan kita terima.
Hasilnya:
- Bilangan 6: 26
6:26. TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Hasil pertama: damai sejahtera disinarkan.
Kita menghadapi apa saja: di tengah gelombang jasmani (masalah ekonomi), dosa, dalam rumah tangga, pandanglah Dia; tetap dengarkan firman, bertekun sampai bertumbuh, sampai bisa memandang Dia. Yang penting adalah memandang TUHAN, sampai sinar matahari (damai sejahtera) disinarkan.
Mugngkin kita pahit, kuatir, najis, dan sebagainya, kalau disinari kita merasa damai--tidak merasakan apa-apa lagi.
Apa saja keadaan kita? Pandang TUHAN sampai sinar damai sejahtera disinarkan pada kita. Kita tidak lagi merasakan apa-apa yang daging rasakan, tetapi hanya merasakan kasih TUHAN yang besar. Mungkin belum ditolong, tetapi kita merasa enak dan ringan--seperti Yesus tidur di kapal di tengah lautan bergelombang. Jangan menunggu lautan menjadi teduh baru mau tidur, biarkan saja, serahkanlah kepada TUHAN!
- Bilangan 6: 25
6:25. TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
Hasil kedua: sinar kasih karunia; sinar anugerah TUHAN yang besar disinarkan untuk memberikan pertolongan tepat pada waktunya; menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktunya.
Kalau belum ditolong, terus pandang wajah-Nya!
Malam ini, sampai hati damai. Kalau sudah damai, ada harapan sinar kasih karunia TUHAN.
Kalau tidak damai, tidak ada TUHAN di situ. Kalau sudah damai, di situ ada pertolongan TUHAN tepat pada waktunya--mujizat jasmani--; semua masalah yang mustahil diselesaikan tepat pada waktunya. Yakinlah, TUHAN tolong kita semuanya selama kita memandang Dia!
2 Tawarikh 20: 1-3, 12, 24
20:1. Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:12. Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:24. Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkaiberhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
Inilah seorang raja yang hanya memandang TUHAN.
Ayat 3 = 'berpuasa'= menyembah TUHAN ditambah dengan puasa, doa semalam suntuk. Inilah memandang wajah-Nya.
Ayat 12: 'kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini' = tidak punya kekuatan; kecil, tidak bisa apa-apa, tidak mampu dalam menghadapi pencobaan, tidak tahu jalan keluar, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Jangankan apa yang mau dilakukan, dipikir pun sudah tidak bisa.
"Waktu mau ke Medan kemarin, pak Andi sambil setir mobil bertanya: 'Jadi Om besok, berangkat naik apa?': 'Aduh kok tanya,' sudah tidak bisa mikir saya, diam saja, lalu melayani kaum muda. Sampai jam 10 belum beli tiket. Tahu-tahu ada seorang saudara telepon: Yang jam tiga ada lagi. Ini contohnya, kecil-kecilan. Sudah tidak bisa berpikir lagi."
Ayat 24 = kalau memandang TUHAN, laskar besar jadi bangkai--tidak ada artinya dan masalah selesai. Sebaliknya, karena Maria memandang TUHAN, Lazarus yang sudah bangkai, bisa hidup lagi. Inilah kuasa TUHAN.
Jadi, kalau ada sesuatu yang sulit terjadi sampai kita tidak bisa berpikir lagi, maksudnya bukan supaya kita putus asa. Kenapa TUHAN izinkan? Tujuan TUHAN adalah supaya kita bisa bertumbuh secara rohani; dengar firman, iman bertambah sampai dengan kasih, sampai mengenal Dia sebagai mempelai pria sorga dan kita hanya memandang Dia saja. TUHAN tolong.
Kalau sudah memandang TUHAN, hati pasti damai. Tertolong atau tidak, urusan nanti. Yang penting hati sudah damai: Terserah Engkau, TUHAN. Sudah tenang, ini berarti kita sudah disinari.
- Hasil ketiga--bukan hanya mujizat jasmani, tetapi juga mujizat rohani--: sinar matahari adalah kemuliaan TUHAN yang mengubahkan kitadairi manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Wajah kita berseri kalau panca indera baik. Dua saja, yaitu telinga dan mulut baik.
Telingadengar-dengaran dan mulutberkata benar dan baik--bersaksi, memuji TUHAN dan menyembah TUHAN.
Jangan bergosip, nanti muka menjadi muram; susah terus. Telinga hanya untuk mendengar dan dengar-dengaran--mendengarkan firman. Jangan dengar yang lain, nanti akan melawan TUHAN.
Kalau telinga dan mulut baik, semua jadi baik.
Markus 7: 37
7:37. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Kalau tidak mau dengar firman yang benar, berarti tuli. Firman yang benar tidak mau didengar, tetapi yang tidak benar--gosip--mau dengar. Itu tuli, sehingga hidupnya susah, pelayanannya susah--kalau hamba TUHAN. Perbaiki!
Mulut juga seringkali bocor--seperti atap bocor--, susah. Jaga!
"Saya sudah jadi contoh jelek juga. Menggunakan mulut untuk membela diri, akhirnya bocor sungguhan atapnya."
Perbaiki, supaya semua baik, berhasil dan indah!
Telinga dan mulut baik, semua jadi baik, berhasil dan indah, hati damai dan wajah berseri. Kalau TUHAN datang kembali, kita diubahkan menjadi sempurna, wajah benar-benar bercahaya bagaikan matahari untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan permai.
Malam ini ada perjamuan suci. Dia rela wajahnya menjadi buruk--bukan seperti manusia lagi (Yesaya 52)--, supaya semuanya menjadi baik, berhasil dan indah; wajah kita jadi berseri, hidup berhasil dan indah.
Serahkan semua pada TUHAN! Hati damai, wajah berseri, semua baik, semua berhasil dan indah. Kita tinggal menunggu waktu.
Urusan kitasekarang adalah landasannya, ketekunan, dan hati--hati damai--, telinga dan mulut juga diurus sungguh-sungguh.
Kita hanya memandang Dia. Semua akan selesai, baik, dan indah.
Keyakinan dalam hati: Dia mampu membuat semua menjadi baik, berhasil, dan indah pada waktunya. Jangan ragu pada TUHAN! Jangan putus asa, kecewa atau bangga dengan sesuatu! Kita hanya memandang Dia. Tangan diulurkan dan mulut menyeru, mengaku tidak bisa apa-apa. Yakinlah! Dia sudah menjadi buruk di kayu salib. Kaum muda, serahkan semua pada TUHAN!
Tidak berhenti sampai menjadi baik saja, tetapi sampai sempurna seperti Dia. Banyak kekurangan kita, tetapi TUHAN mau menyinari kita, Dia ada di tengah-tengah kita. Yakinlah!
Yang sering tergoncang adalah hati kita, yaitu hati yang bimbang. Biarlah malam ini hati kita menjadi damai.
Hati sering bimbang dan tidak percaya. Itu goncangan terbesar. Tetapi biar malam ini hati menjadi damai.
Kita mengasihi TUHAN, percaya kepada Dia, dan menyerahkan semua pada Dia--mata hanya memandang Dia dan mulut hanya menyeru. Raja Yosafat tidak mampu, apalagi kita bangsa kafir.
Semua yang busuk, hancur, dan buruk sudah ditanggung Dia di kayu salib. Dia akan berikan yang terbaik kepada ktia semua. Yakinlah! Urus yang menjadi urusan kita, dan yang lainnya tinggal tunggu waktu TUHAN.
Selama matahari masih bersinar, masih ada harapan baru bagi kita. Yang sudah busuk, hancur, dan menjadi bangkai, bisa menjadi baik semua. Secara jasmani, rohani, nikah-buah nikah mampu TUHAN jadikan baik. Kita hanya urus urusan kita, yang baik dan lainnya adalah urusan TUHAN.
Bukan hanya di dunia saja, tetapi sampai di awan-awan dan takhta sorga. Betapa indahnya kalau satu keluarga diselamatkan dan disempurnakan. Semua hanya memandang TUHAN. Berdoa untuk suami, isteri, anak dan orang tua kita. Jangan ada marah atau jengkel, tetapi berdoa kepada TUHAN.
TUHAN memberkati.