Matius 24: 29-31= keadaan pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Kita masih membaca keadaan pertama (ay. 29) dan kedua (ay. 30).
Keadaan pertama, yaitu terjadi badai maut di bumi ini.
Keadaan kedua, yaitu Yesus tampil dalam kemuliaanNya diawan-awan yang permai.
Kalau nanti Yesus tampil di awan-awan, bagaimana keadaan manusia dibumi, termasuk anak-anak Tuhan yang tidak sungguh-sungguh?
Yesaya 2: 19, 21
Wahyu 6: 15-17
= keadaan dari manusia di bumi dan anak-anak Tuhan yang tidak sungguh-sungguh, yaitu banyak yang ketakutan sampai masuk ke dalam celah-celah gunung. Artinya terjadi ketakutan untuk memandang Tuhan di awan-awan, sehingga mereka tertinggal dan masuk dalam kebinasaan bersama bumi ini.
Supaya kita jangan takut memandang Tuhan di awan-awan, maka mulai sekarang kita harus sudah merindu untuk memandang kemuliaan Tuhan, seperti yang dialami oleh Musa dan Rasul Yohanes, sampai waktu Tuhan datang kembali, kita akan memandang Dia muka dengan muka.
MUSA
Keluaran 33: 18, 21-23
= kerinduan dari Musa untuk bisa memandang kemuliaan Tuhan.
Musa ada di dalam lekuk gunung untuk bisa memandang kemuliaan Tuhan dari belakang. Dan hasilnya, Musa dipakai untuk menulis 5 kitab permulaan dari Alkitab yang terjadi jauh sebelum Musa lahir (Kejadian-Ulangan). Jadi, Musa menulis tentang sesuatu yang sudah terjadi.
YOHANES
Wahyu 1: 9, 16
= Yohanes memandang kemuliaan Tuhan dari depan. Dan hasilnya, Yohanes dipakai Tuhan untuk menulis 5 kitab penutup dari Alkitab (Yohanes, 1-3 Yohanes, Wahyu). Jadi, Yohanes menulis segala sesuatu yang akan terjadi.
Musa dan Yohanes sudah, lalu bagaimana dengan kita gereja Tuhan?
Gereja Tuhan memandang kemuliaan Tuhan secara keseluruhan yaitu memandang hatiNya Tuhan yang berisi KASIH TUHAN, sehingga kita bisa merasakan kasih Tuhan.
Roma 8: 35-36
Yang dibutuhkan gereja Tuhan hari-hari ini hanyalah kasih Tuhan saja.
Keadaan gereja Tuhan diakhir jaman, itu hanya seperti domba-domba sembelihansaja yang diancam maut, sehingga HANYA membutuhkan kasih Tuhan untuk menghadapi maut tersebut.
Bahkan raja Daud pun mengakui hanya 1 langkah saja jaraknya dengan maut.
Lalu, dimana kita bisa melihat dan merasakan kasih Tuhan?
- Efesus 5: 25= di dalam kehidupan nikah yang jasmani.
Oleh sebab itu, nikah secara jasmani itu harus benar dan sah di hadapan Tuhan dan sesama. Kalau nikah itu tidak sah dan tidak benar, maka bukan kasih yang dialami, tapi hanya maut yang dialami.
Nikah yang benar adalah: - harus direstui oleh orang tua.
- direstui oleh pemerintah (dicatat dalam catatan sipil).
- direstui oleh Tuhan (diteguhkan dan diberkati oleh seorang gembala).
Kedudukan dalam nikah juga harus benar: - Suami mengasihi istri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar.
- istri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
- anak taat dengar-dengaran pada orang tua.
- orang tua jangan membuat tawar hati anaknya (dengan jalan, orang tua memaksakan kehendaknya yang tidak sesuai dengan Firman).
- Efesus 5: 25= di dalam hubungan nikah yang rohani.
Hubungan nikah yang rohani adalah hubungan Kepala dan tubuh, itulah leher= banyak menyembah pada Tuhan.
- Yohanes 10: 11; Yohanes 15: 13= di dalam sistem penggembalaan.
Yesus sebagai Gembala Agung sudah memberikan nyawaNya kepada kita. Dan ini adalah kasih Allah yang besar.
Yohanes 21: 15, 17
= sikap kita domba-domba terhadap kasih Tuhan yang sudah diberikan pada kita, yaitu hidup dalam penggembalaan (sampai 3x Tuhan bertanya pada Petrus).
3x pertanyaan Tuhan= ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Efesus 3: 18
Biarlah kita dapat mengenal dan mengalami betapa panjang dan lebarnya kasih Kristus, juga tinggi dan dalamnya kasih Kristus.
Praktik kita mengalami kasih Allah:
- tinggi dan dalamnya kasih Allah->naik turun.
Yesus sudah turun kemudian Dia naik ke Surga.
Efesus 4: 8-12
Praktiknya adalah Yesus turun sampai ke bumi yang paling dalam (maut) dan kemudian naik sampai ke tahta Bapa.
Kegunaan tinggi dan dalamnya kasih Allah: - untuk melepaskan kita dari tawanan maut atau tawanan dosayang membawa pada kebinasaan kekal di dalam neraka.
Buktinyaadalah:- Yesaya 28: 15= tidak ada dusta.
- 1 Yohanes 3: 14-15= tidak ada kebencian, sampai bisa mengasihi musuh.
- saling mengaku dosa dan saling mengampuni. Kalau dosa tidak diakui, itu akan menjadi maut. Dan kalau mengampuni, itu juga harus sampai dengan melupakan dan tidak mengungkit kesalahan orang lain itu.
- Efesus 4: 8-12= untuk memberikan jabatan pelayanan kepada kitaatau mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja yang dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
Imam dan raja, itu bukan tawanan maut lagi, tapi sudah menjadi tawanan Roh(Kisah Rasul 20: 18-24).
Jadi, setiap pelayan Tuhan adalah tawanan Roh.
Tandanya adalah: - melayani Tuhan dengan kerendahan hati.
- tidak kecewa/putus asa dengan segala sesuatu.
- melayani dengan mencucurkan air mata (melayani dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan).
- melayani sesuai dengan jabatan pelayanan.
- melayani sampai garis akhir (setia sampai garis akhir, baik sampai Tuhan datang ataupun meninggal sebelum Tuhan datang).
Pelayanan kita adalah pelayanan rohani, karena itu jangan membanggakan perkara-perkara jasmani.
Dan sebagai tawanan Roh, kita akan dipakai Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir menuju ke Yerusalem Baru.
WASPADA!Kalau sudah tawanan Roh, jangan berubah jadi tawanan maut lagi. Bisa tidak ada kesempatan lagi. Contohnya adalah Yudas.
Yudas diganti Matias, dan ia tidak ada kesempatan lagi untuk kembali.
- panjang dan lebarnya kasih Allah->memandikan dan menyucikan kita dengan air dan Firman(Efesus 5: 25-27).
Air= baptisan air.
Pembasuhan dobel ini untuk penyucian orang kusta.
Imamat 14: 8-9
Orang kusta dimandikan satu kali sudah dinyatakan sembuh, tapi masih belum boleh berkumpul dengan orang lain (masih terasing). Karena itu masih perlu pembasuhan yang kedua sampai benar-benar dinyatakan tahir.
Kalau kita sudah dibaptiskan air, kita masih perlu masuk dalam penyucian oleh Firman pengajaran (pendalaman Alkitab).
Memandikan secara dobel: - menyucikan kita dari kusta, terutama mulai dari hati. Kalau hati disucikan, maka seluruh tubuh juga akan disucikan.
Matius 15: 19
= 7 dosa dalam hati yang harus disucikan. Dan menghujat, itu sudah termasuk mulutnya antikris.
Wahyu 13: 5-6
Kalau hati kita disucikan dari 7 titik kusta ini, maka kita satu waktu akan menjadi sempurna seperti Tuhan, tidak bercacat cela di hadapan Tuhan (Efesus 5: 27).
- membaharui/mengubahkan hidup kita dari hidup jasmani menuju hidup rohani.
1 Petrus 3: 20-21
= pembaharuan itu juga dimulai dari dalam hati, dari hati nurani yang jahat menjadi hati nurani yang baik yang taat dengar-dengaran pada Allah.
Orang yang taat dengar-dengaran, itu penuh dengan kasih Allah.
Dan pembaharuan ini juga mengubahkan hati kita menjadi hati yang kuat dan tabah. Dan kita tidak akan terpisah dari Tuhan.
Roma 8: 35
Jadi, gereja Tuhan yang melihat hati Tuhandan punya hati yang tabah dan hati yang taat, kita bisa menulis apa yang sedang terjadiyaitu "aku mengasihi Engkau Tuhan lebih dari segala sesuatu". Dan kita tidak akan mau terpisah dari Tuhan. Dan Tuhan juga tidak akan mau terpisah dari kita.
Yohanes 12: 26
Tidak terpisah dari Tuhan, itu seperti Yohanes yang bersandar di dada Yesus. Dan ini terjadi pada saat perjamuan suci.
Hanya 2 pilihan kita saat perjamuan suci. Kita seperti Yudas atau seperti Yohanes.
Yohanes 13: 23
Hasil bersandar di dada Tuhan:
- Kidung Agung 8: 5-6= seperti bayi di dalam gendongan Tangan Tuhan, mengalami cinta sekuat maut untuk melindungi dan memelihara kitadi tengah dunia yang sulit ini sampai pada masa antikris dan saat kiamat.
- 2 Tawarikh 14: 9-13= Tangan kasih sekuat maut mampu memberikan kemenangan pada kita sekalipun kita lemah dan menghancurkan segala musuh. Dan apa yang sudah hancur malam ini, Tangan kasih sekuat maut mampu memulihkan apa yang sudah hancur.
- Yohanes 21: 20-22= mati hidup kita adalah urusan Tuhan, dalam Tangan kasih yang sekuat maut. Sampai kita menjadi mempelai Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat.
Urusan kita hanya bersandar pada Tuhan. Jangan kita mengurusi apa yang jadi urusannya Tuhan!
Tuhan memberkati.