Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 2-34:2. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhtaterdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.4:3. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspisdan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrudrupanya.
Ayat 2 dan 3 tidak bisa dipisahkan.
Ayat 2 menunjuk pada tabut perjanjian, itulah takhta sorga dan Seorang yang duduk di atasnya; ayat 3 menunjuk pada sinar kemuliaan/
shekina gloridari tabut perjanjian.
Jadi, pribadi TUHAN dan takhta-Nya memancarkan sinar kemuliaan dalam bentuk sinar dari batu-batu indah.
Ada
4 macam batu indah(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 Februari 2016):
- Ayat 3: permata yaspis; ini yang terindah. Ini menunjuk pada iman--pintu gerbang Tabernakel (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 06 Maret 2016).
- Ayat 3: permata sardis--berwarna merah.
Arti rohaninya: bertobat--warna merah menunjuk pada tanda darah.
Dalam Tabernakel, menunjuk pada mezbah korban bakaran.
- Batu kristal= lautan kaca.
Wahyu 4: 6
4:6.Dan di hadapan takhta itu ada lautan kacabagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Arti rohaninya: baptisan air. Dalam Tabernakel, menunjuk pada kolam pembasuhan.
- Ayat 3: batu zamrud = pelangi.
Arti rohaninya: baptisan Roh kudus.
Dalam Tabernakel, menunjuk pada pintu kemah.
Kemarin, kita belajar mengenai permata yaspis= iman.
Seharusnya kehidupan kita sebagai manusia berdosa berada di luar Tabernakel, tetapi disinari dengan sinar yaspis (permata yaspis), sehingga bisa:
- Masuk pintu gerbang = percaya Yesus --iman yang benar--,
- meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab--iman yang suci/teguh--,
- sampai masuk buli-buli emas berisi manna = masuk ke takhta--iman yang sempurna.
Begitu kuat kekuatan sinar kemuliaan untuk menarik orang berdosa masuk sampai ke ruangan maha suci--sempurna seperti Yesus dan duduk di takhta bersama Dia.
Malam ini, kita belajar yang kedua:
PERMATA SARDIS= BERTOBAT.
Dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat mezbah korban bakaran. Dulu, binatang-binatang dikorbankan untuk pengampunan dosa. Sekarang menunjuk pada salib Yesus, itulah kasih mula-mula.
Kita belajar
perkembangan kasihdalam Tabernakel:
- Mezbah korban bakaran. Sekarang menunjuk pada salib Yesus yang mengampuni dosa-dosa kita. Ini sama dengan KASIH MULA-MULAuntuk mengampuni segala dosa dan menyelamatkan manusia berdosa.
Praktikmenerima kasih mula-mula adalah bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali pada TUHAN. Kalau tidak memiliki kasih, akan berbuat dosa.
Prosesnya:
- mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Kalau diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
- mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Ada orang yang hanya setengah bertobat--bisa mengampuni orang lain, tetapi tidak mau mengaku dosa atau sebaliknya, mau mengaku dosa tetapi tidak bisa mengampuni. Mari kita bertobat dengan sungguh-sungguh.
Contoh kekuatan salib Kristus--mezbah korban bakaran--:
1 Raja-raja 1: 50-52
1:50. Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.
1:51. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang."
1:52. Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."
Pada mezbah korban bakaran ada tanduk-tanduknya.
Adonia memang sudah punya kesalahan-kesalahan--mau merampas kerajaan Salomo--dan ia takut pada raja Salomo, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah.
Pada mezbah korban bakaran di empat sudutnya terdapat tanduk-tanduk yang diolesi dengan darah.
'kesatria'= orang yang berani mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya; sama dengan memegang tanduk mezbah. Jadi, Adonia sudah bersikap kesatria.
Bukan hanya mengakui dosa lewat perbuatan dan perkataan--di luar--, tetapi sampai niat dosa di dalam hati dan pikiran juga diakui dengan sejujur-jujurnya. Inilah kesatria.
Tanduk ini menunjuk pada kekuatan.
Tanduk diolesi darah, artinya, kalau kita memegang tanduk mezbah--mengaku dosa pada TUHAN dan sesama oleh dorongan pedang firman--, maka darah Yesus aktif untuk melakukan 2 hal:
- Mengampuni semua dosa-dosa kita--menutupi dosa--, sampai tidak berbekas lagi. Kita seperti tidak pernah berbuat dosa. Tidak ada yang bisa menuduh dan menghukum kita, sehingga hati kita tenang/damai sejahtera dan kita tidak bisa menuduh orang lain. Ini kekuatan dari darah Yesus--tanduk yang diolesi darah.
- Mencabut akar dosa, sehingga kita tidak berbuat dosa lagi. Banyak kali, sudah diampuni, tetapi berbuat dosa lagi. Jika seperti ini, pengampunan menjadi batal--kita dituduh dan dihukum.
Sebab itu darah Yesus mencabut akar dosa, supaya kita tidak berbuat dosa lagi. Ini sama dengan bertobat.
Inilah perkembangan kasih yang pertama di dalam Tabernakel, yaitu kasih mula-mula. Mulai dengan bertobat. Prosesnya: berdamai--saling mengaku dan mengampuni. Contohnya: Adonia yang mengaku semua perbuatan dan perkataan dosa, termasuk niat dosa. Dan darah Yesus aktif mengampuni sampai kita tidak dituduh, kita tidak menuduh orang lain lagi dan akar dosa dicabut--bertobat.
1 Raja-raja 1: 52
1:52. Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."
Orang bertobat itu luar biasa, sebab menggunakan kekuatan tanduk mezbah yang diolesi darah--kekuatan darah Yesus.
Kalau bertobat, hasilnya: sehelai rambutpun tidak jatuh. Artinya:
- Selamat dan terpelihara oleh TUHAN.
- Rambut tidak jatuh; rambut tetap berada di dalam tubuh= utuh= masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Sekalipun rambut raja, kalau sudah lepas dari tubuh, sudah tidak ada gunanya.
Ini kekuatan bertobat. Malam ini, batu sardis berwarna merah menyinari manusia berdosa, supaya bisa bertobat. Dulu memegang tanduk mezbah. Sekarang, mengaku dosa pada TUHAN dan sesama (tanda salib)--lari kepada salib, apapun dosa kita.
Dan ada kekuatan darah yang mengampuni. Kita tidak dituduh, tidak dihukum, dan tidak menuduh orang lain, bahkan akar dosa dicabut--bertobat. Dan hasilnya luar biasa.
- Mezbah dupa emas= doa penyembahan--hubungan paling intim antara kita dengan TUHAN. Kita bisa beribadah melayani TUHAN, tetapi puncaknya adalah doa penyembahan.
Doa penyembahan= hubungan tubuh dengan kepala; hubungan isteri--mempelai wanita--dengan suami--mempelai pria--= hubungan kasih, itulah KASIH YANG SUDAH BERTAMBAH-TAMBAH.
Lukas 9: 28
9:28. Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaranitu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
Jangan sembarang dalam menyembah!
Setelah pengajaran baru ada doa. Artinya, doa penyembahan yang benar didorong oleh firman pengajaran yang benar, yang mengarah pada penyembahan kepada Yesus sebagai raja segala raja dan mempelai pria sorga--dengan penyembahan: 'Haleluya'. Penyembahan di sorga dengan 'Haleluya', sebab itu di bumi juga menyembah dengan 'Haleluya'
Jadi, tidak bisa kita katakan: Biarpun ibadahnya beda, pelayanannya beda, caranya beda, penyembahannya beda, tetapi pengajarannya sama. Tidak mungkin. Pengajaran itu sebagai kepala. Kalau pengajaran atau kepalanya berbeda, gerakannya juga berbeda, bicaranya juga berbeda. Sayang sekali kalau orang dalam pengajaran mengatakan hal itu.
Wahyu 19: 1, 3-4, 6
19:1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3. Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4. Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allahyang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Mulai dari bumi kita menyembah dengan 'Haleluya'--di sini menyembah dengan 'Haleluya', bersekutu dengan yang lain juga menyembah dengan 'Haleluya'--sampai nanti seluruh dunia naik ke awan-awan dengan sorak-sorai: 'Haleluya'. Dari surga dan bumi bertemu di awan-awan dan menyembah dengan seruan: 'Haleluya'.
Jadi doa penyembahan yang benar harus didorong oleh pengajaran yang benar. Arahnya juga jelas yaitu menyembah Yesus sebagai raja segala raja dan pempelai pria sorga dengan kata: 'Haleluya', mulai di bumi, di awan-awan, sampai di takhta sorga.
Kalau penyembahan palsu didorong oleh pengajaran palsu yang mengarah pada penyembahan kepada antikris. Tidak bisa kita berada di tengah-tengah. Ajaran benar atau palsu; penyembahan benar atau palsu. Mari, kita bersaksi. Bukan kita benar sendiri, tetapi semua ada ayat-ayatnya.
Hasilpenyembahan yang benar:
- Kasih bertambah-tambah, karena penyembahan adalah hubungan kasih. Tadi, mezbah korban bakaran--bertobat--, adalah kasih mula-mula. Setelah menyembah, maka kasih bertambah-tambah.
- Mengalami keubahan hidup.
Lukas 9: 29
9:29. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubahdan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Kita dibaharui dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Semakin diubahkan, kasih Allah semakin bertambah dalam hidup kita.
Bisa diketahui--kasihnya semakin bertambah atau kasihnya dingin--dari keubahan hidup sehari-hari. Kalau ada keubahan, berarti kasih Allah bertambah-tambah dan semakin bahagia. Orang kaya belum tentu bahagia.
Pembaharuan dimulai dari wajah--panca indera. Karena ada hubungan dengan penyembahan, kita ambil contoh mulut, yaitu:
- Efesus 4: 23-25
4:23. supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25. Karena itu buanglah dustadan berkatalah benarseorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Yang pertama: mulut atau lidah diubahkan menjadi tidak berdusta. Ini permulaan keubahan.
Kalau berdusta, ia ada di luar tubuh--sama dengan rambut terlepas dari tubuh.
Mana bisa kita mendustai diri sendiri? Kalau tangan terjepit pintu dan sakit, tidak mungkin bilang tidak sakit. Kalau berdusta, berarti tidak satu tubuh--di luar tubuh Kristus.
- Efesus 4: 29
4:29. Janganlah ada perkataan kotorkeluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Yang kedua: tidak ada perkataan kotor.
Bersih lawan katanya kotor. Asin lawan katanya hambar.
Kolose 4: 6
4:6. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Perkataan kotor= perkataan hambar, tanpa kasih--perkataan yang merugikan dan melemahkan iman orang lain. Harus diubahkan menjadi perkataan yang benar dan baik. Ini kehidupan yang penuh kasih.
Dari sinilah kita bisa melihat orang itu menyembah TUHAN dengan benar atau tidak, yaitu di lihat dari kata-katanya.
Kalau sering berdusta--termasuk gosip dan fitnah--berarti ia tidak benar, tidak ada kasih dan kering. Kemudian perkataannya kotor, hambar--orang yang dengar langsung lemah imannya, merugikan kerohanian orang lain--ini juga kering, tanpa kasih. Harus diubahkan menjadi perkataan yang benar--ya katakan: Ya, tidak katakan: Tidak, sesuai denga firman--dan baik--menjadi berkat bagi orang lain--; inilah perkataan yang penuh dengan kasih.
Terus diubahkan sampai satu waktu tidak salah dalam perkataan--sempurna.
Yakobus 3: 2
3:2. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kalau sudah sempurna--tidak dalah dalam perkataan--, dari 4 penjuru bumi akan naik ke awan-awan dan bersorak-sorai: 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Wahyu 19: 6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia
Dulu awal penciptaan--kitab Kejadian--, manusia diciptakan satu bahasa. Tetapi karena membangun menara Babel yang tidak berkenan pada TUHAN--mau ke sorga dengan cara sendiri; kesombongan manusia--, maka bahasa manusia dikacaukan oleh TUHAN--Babel artinya: dikacaukan--, sehingga timbul berbagai bahasa di dunia. Contohnya: bahasa negara, bahasa bangsa, bahasa suku.
Tetapi tubuh Kristus itu satu tubuh dan bahasanya juga satu. Kita kembali pada satu bahasa ('Haleluya') lewat pengajaran yang benar dan penyembahan yang benar. Inilah kekuatan pengajaran yang benar.
Kalau tidak satu pengajaran dan penyembahan, tidak mungkin bertemu di awan-awan. TUHAN tolong kita semua.
Dulu, berbagai cara dunia dan cara sendiri dipakai untuk mencapai sorga. Sekarang juga, alkitab ditambah dan dikurangi. Sekalipun alkitabnya satu, mengapa tidak bisa menjadi satu dalam pengajaran dan penyembahan? Sebab alkitab ditambah dan dikurangi--seperti pada kejadian Hawa.
Yang tidak boleh dijadikan boleh dengan berbagai alasan. Ini usaha manusia, seperti membangun menara Babel. TUHAN tidak berkenan akan hal ini.
Mari kembali pada satu pengajaran dan satu penyembahan yang benar--kembali kepada alkitab. Ini yang akan membawa kita pada satu tubuh dan satu bahasa ('Haleluya') untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Jangan pernah katakan: 'Sama saja.' Kalau tidak sama, ya tidak sama. TUHAN itu jujur dan tegas. Kita saja yang menyama-nyamakan.
Mari, sinar dari batu sardis menyinari kita. Orang berdosa harusnya hancur dan binasa, tetapi ada sinar kasih mula-mula dari kayu salib, sehingga kita bisa bertobat dan sehelai rambut tidak jatuh. Padahal manusia berdosa, bukan hanya sehelai rambut yang jatuh, tetapi seluruh hidupnya dibakar di neraka. Kalau terkena sinar kemuliaan--shekina glory--dari takhta Allah dan pribadi Allah, maka sehelai rambutpun tidak jatuh.
Siapapun kita, malam ini, sekalipun sudah hancur, masih diberi sinar, mari bertobat.
Masi ditambah lagi--mezbah dupa emas--, dari gunung yang tinggi disinari kasih Allah yang bertambah-tambah. Kita diubahkan mulai dari mulut sampai tidak salah dalam perkataan dan bisa menyambut kedatangan Yesus dengan sorak sorai: 'Haleluya.'
- Tabut perjanjian di ruangan maha suci= 2 loh batu.
"Saya bersyukur mempelajarai takhta ini. Bagaimana sinar dari takhta menarik kita terus sampai ke takhta. Bukan hanya sampai bertobat--di halaman--, tetapi kita ditarik terus ke takhta. Kemarin, bukan hanya percaya Yesus, diberkati, tetapi kita ditarik sampai meja roti sajian--iman yang teguh--, dan sampai di takhta untuk mencapai iman yang sempurna. Buli-buli emas adalah isi dari tabut perjanjian. Tabut perjanjian sama dengan takhta. "
Tadi, mezbah korban bakaran berada di halaman, mezbah dupa emas di ruangan suci, lalu dua loh batu merupakan isi dari tabut perjanjian--di ruangan maha suci.
Ibrani 9: 4
9:4. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batuyang bertuliskan perjanjian
Tabut perjanjian= takhta. Kalau sudah punya 2 loh batu, kita sudah sampai di takhta.
Kalau sudah bertobat, kita masih berada di halaman, belum sampai di takhta, tetapi sudah hebat, karena sehelai rambut tidak jatuh.
Lebih hebat lagi, kita masuk mezbah dupa emas--kasih Allah bertambah-tambah. Dilanjutkan lagi pada 2 loh batu.
2 kali Musa menerima 2 loh batu:
- Keluaran 32: 19
32:19. Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua lohitu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunungitu.
= 2 loh batu mula-mula yang dipecahkan oleh Musa. Musa turun dari gunung dan melihat bangsa Israel menyembah lembu emas, lalu Musa memecahkan 2 loh batu. Kalau tidak dipecahkan, mati semua umat Israel, karena di dalam 2 loh batu, salah satu hukumnya: Jangan menyembah berhala.
Batunya dari TUHAN, ditulisi oleh jari TUHAN, dan Musa tinggal menerima saja.
2 loh batu mula-mula= kasih Allah, yaitu Yesus yang disalibkan--dipecahkan--untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ini sama dengan kasih mula-mula.
- Keluaran 34: 1=> 2 loh batu yang baru
34:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.
2 loh batu yang kedua dipahat oleh Musa, batunya dari gunung Sinai, tetapi tetap TUHAN yang menulisinya.
2 loh batu yang baru ini dalam tanda kemuliaan. Nanti Musa turun dengan wajah yang bercahaya--disertai dengan kemuliaan. Ini adalah kasih Yesus yang sempurna--kasih Yesus sebagai raja segala raja dan mempelai pria sorga--; kasih mempelai.
Musa memahat dulu batu-batunya sampai menjadi seperti yang mula-mula, setelah itu dibawa kepada TUHAN dan TUHAN yang menulisi.
Dulu, Musa memahat batu untuk ditulisi oleh TUHAN.
Di gunung Sinai tidak ada tumbuhan, hanya 1-2 saja. Yang banyak batu-batu.
Batu keras ini dari gunung Sinai; dari dunia--kalau 2 loh batu yang mula-mula, batunya dari TUHAN. Ini sama dengan manusia berdosa yang keras hati dan harus dipahat dengan pedang firmansampai menjadi sama dengan Yesus, supaya bisa ditulisi oleh TUHAN dan dapat menampung KASIH TUHAN YANG SEMPURNA.
Harus dipahat sampai bentuknya sama dengan yang mula-mula--sama dengan Yesus--baru ditulisi dengan kasih sempurna.
Siapa saja malam ini, manusia berdosa bisa bertobat dan menyembah TUHAN. Sekarang, bisa ditulisi kasih Allah yang sempurna, asal mau dipahat dengan pedang firman. Dipahat= disucikan dan diubahkan.
Karena itu perlu pedang firman dalam ibadah.
Kalau tidak ada pedang firman, justru tidak ada kasih. Kalau ada pedang firman--firman yang keras, tidak ada ampun--, itulah kasih yang sempurna. Jangan dibalik-balik! Contohnya: Firman TUHAN bilang: Jangan mencuri. Lalu kita katakan: 'Tetapi ...,' itulah daging--hawa nafsu, keinginan--dan tidak akan pernah ditulisi oleh kasih Allah. Kalau mau ditulisi, harus ada pedang keras--dipahat.
Banyak logika manusia yang memutarbalik alkitab. Kalau pembukaan firman, tidak bisa diterima dengan logika. Semakin pandai, semakin ia menolak firman. Firman harus diterima dengan iman. Kalau ilmiah, bisa diterima dengan otak atau akal. Kalau ilham--pembukaan Firman--, hanya bisa diterima dengan iman. Kita sungguh-sungguh!
"Seringkali kita katakan pada hamba TUHAN untuk titip pesan: 'Jangan ungkit-ungkit soal beristeri dua ya', karena yang memberi beras dan memberi untuk gereja isterinya dua. Saya katakan: 'Kalau itu dari TUHAN (sesuai kehendak TUHAN)--berani mengayun pedang--, dan bukan emosi, sekalipun dia keluar, nanti TUHAN yang datang.' Kalau TUHAN yang datang, bukan hanya ada beras, bahkan ada mobil dan ada semuanya. Kalau dalam urapan Roh Kudus--dari TUHAN--, sikat saja. Firman adalah pedang bermata dua. Saya dulu yang disikat dengan satu sisi dari pedang, baru sisi satunya untuk sidang jemaat dan tidak ada keraguan."
Tempat pemahatanada di dalam kandang penggembalaan--ruangan suci; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok--, sebab manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Harus dipahat semua, bukan hanya sebagian saja.
Proses pemahatansama dengan penyucian dan pembaharuan oleh pedang firman.
Alat pemahatadalah pedang firman.
Itu saja.
Hari-hari ini, kita terima kasih mula-mula. Kita bertobat. Kalau bertobat, pasti berkobar-kobar seperti mezbah. Semakin daging atau dosa dibakar, akan semakin berkobar. Banyak yang menerangkan, kasih mula-mula itu menyanyi dan bermain gitar dengan berkobar. Belum tentu. Lihat saja di alun-alun, juga lebih dari berkobar. Bukan itu. Berkobar-kobar adalah bertobat. Kalau sudah bertobat, ia pasti setia berkobar-kobar. Jangan salah menerangkan!
"Dulu saya pernah dengar hamba TUHAN menerangkan berkobar-kobar itu main gitar. Waktu itu saya berpikir (belum menjadi hamba TUHAN): 'Kalau begitu yang di alun-alun lebih dari hamba TUHAN.'"
Setelah itu menyembah, sampai menjadi 2 loh batu.
Memang batu keras, tetapi kita rela dipahat. Kita digembalakan, karena ini yang paling lengkap--untuk tubuh, jiwa, roh. Kalau hanya tubuh dan jiwa--seperti binatang--, tidak perlu ibadah. Kalau hanya roh saja--seperti malaikat--, begitu berbuat dosa, jadi setan.
Kalau mau lengkap, harus digembalakan--berada di kandang penggembalaan--, supaya tidak liar ke mana-mana.
Yang dipahat adalah hati manusia. Di antara daging yang keras, hati adalah daging yang paling keras--seperti batu.
Matius 15: 19-20
15:19. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
15:20. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
'pikiran jahat'= prasangka buruk.
'pembunuhan' = kebencian.
'pencurian'= hati-hati, jangan mencuri milik TUHAN dan sesama.
'sumpah palsu' = termasuk dusta.
'hujat'= memfitnah orang benar, sampai menghujat TUHAN--pengajaran yang benar.
Kita harus mengalami penyucian hati, yaitu membuang 7 keinginan jahat dan najis di dalam hati yang membawa pada kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan--menjadi seperti binatang buas; tanpa kasih sedikitpun.
Angka 7= sempurna. Tidak peduli anaknya, suaminya atau isterinya, benar-benar tidak ada kasih, malah minus dari kasih, yaitu kebencian dan lain-lain. Jangan! Harus disucikan!
Kalau sudah dibuang, maka terjadi pembaharuan. Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua: tajam pertama untuk memotong--menyucikan--, dan tajam kedua untuk membaharui. Hati kita dibaharui menjadi hati yang lembut, yang bisa menampung kasih Allah dan ditulisi firman Allah--ditulisi jari Allah.
Yehezkiel 11: 19
11:19. Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat
Hati yang taat= hati yang lembut. Itulah yang bisa ditulisi dengan jari Allah. Dan inilah 2 loh batu yang baru, yang bisa ditulisi jari Allah dan bisa menampung kasih yang sempurna.
Biarlah batu keras bisa dipahat menjadi 2 loh batu yang baru untuk bisa ditulisi jari Allah dan menampung kasih Allah.
Markus 12: 28-31
12:28. Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29. Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusiaseperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Ayat 30: loh batu pertama.
Ayat 31: loh batu kedua.
Di sini sudah terjadi pemahatan; dari batu yang keras menjadi 2 loh batu yang baru; hati yang keras menjadi hati yang lembut (hati yang taat).
Praktikkalau sudah ditulis jari Allah dan menampung kasih Allah yang sempurna:
- Mengasihi TUHAN lebih dari semua; lebih memilih TUHAN dari segala sesuatu. Contohnya:
- Abraham lebih memilih TUHAN dari pada anaknya.
Apalagi kalau dosa, tidak usah dipikir lagi, langsung saja pilih TUHAN! Beres.
- Sadrakh, Mesakh dan Abednego jelas memilih TUHAN. Nanti kita akan diperhadapkan juga seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yaitu disuruh untuk menyembah patung--menyembah yang salah.
Kita menjadi batu yang keras atau lembut, akan ketahuan dari sini!
Sadrakh, Mesakh, Abednego langsung saja: 'Kalau TUHAN menolong kami atau tidak menolong, kita tetap pilih TUHAN'--tetap menyembah TUHAN. Ini berarti sudah menjadi 2 loh batu--sudah ditulisi dengan kasih Allah yang sempurna.
- Mengasihi sesama seperti diri sendiri--tidak merugikan sesama sedikitpun--, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita--membalas kejahatan dengan kebaikan; berdoa yang baik untuk orang yang memusuhi kita.
Inilah 2 loh batu yang baru.
Kalau sudah jadi 2 loh batu yang baru--hati yang taat; hati yang lembut--hasilnya::
Markus 12: 32-34
12:32. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34. Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
- Hasil pertama: 'Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!'= mengalami kebahagiaan sorga.
Percayalah! Kalau kita memilih yang lain selain Yesus, hidup kita akan susah dan tidak berbahagia. Kalau membenci sesama, juga akan susah.
Kasihilah TUHAN dan sesama, itulah kebahagiaan sorga.
Jika ada orang meninggal, sakit, atau kecelakaan, yang penting kita berbuat yang baik, tidak usah berpikir yang lain-lain. Yang penting, kita mengasihi sesama dengan tulus. Sungguh-sungguh. Apalagi di dalam rumah tangga; suami-isteri, anak-orang tua, mertua-menantu. Kalau kita memang mengasihi, tidak usah pikir-pikir. Pasti ada kebahagiaan sorga.
Kebahagiaan sorga ini tidak bisa dipengaruhi oleh apapun. Sekalipun menderita atau dalam kekuranganpun, kita tetap bahagia.
"Puasa itu juga bahagia. Dulu, saya tersiksa juga saat puasa, karena belum mengerti tentang arti puasa. Dulu masih muda (belum dalam pengajaran), saya mandi di sungai dan pulang sudah jam 4 sore. Tinggal sebentar lagi, sudah buka puasa. Merasa tersiksa kalau puasa. Sekarang sudah merasakan nikmat (bisa khotbah sampai 3 kali), malah lupa makan, karena diberi kebahagiaan sorga."
- Hasil kedua: 'betapa bijaksananya jawab orang itu'= ada kebijaksanaan sorgaatau hikmat sorga yang berguna untuk segala sesuatu.
Untuk apa hikmat sorga?
- Memberikan masa depan yang indah dan berhasil.
Pengkhotbah 10: 10
10:10. Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat
'tumpul'= krisis dunia.
'Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga' = ini rumus dunia.
"Semestinya bangun pagi, berdoa, tetapi malah membuka toko dulu. Ini namanya memperbesar tenaga.Di desa kami dulu begitu. Ada beberapa toko dan saingan untuk buka lebih pagi. Karena curang-curang tokonya. Tutupnya juga lebih malam. Inilah dunia, kalau krisis, maka memperbesar tenaga."
Kita memang boleh berusaha--bekerja, bersekolah--, tetapi yang menentukan adalah hikmat sorga. Hikmat sorga memberikan masa depan yang berhasil dan indah sekalipun kita tidak berdaya dan menghadapi goncangan. Jangan keras! Tetapi melembut malam ini.
- Kebijaksanaan ini juga merupakan pemeliharaan dan perlindungan TUHAN mulai sekarang sampai zaman antikris. Kita tidak akan dicap 666.
Wahyu 13: 18
13:18. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
"Hikmat di alkitab ini hikmat sorga. Saya pernah dengar dari murid saya: Harus sekolah ini om, karena ada hikmat. Saya tertawa. Bukan hikmat dunia (ijasah dll), tetapi hikmat dari sorga."
- Hasil ketiga: 'tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus'= kemuliaan sorga--shekina glori.
Jika belajar dari Bait Allah Salomo, jangankan berteriak atau loncat-loncat, berdiripun tidak sanggup, apalagi bertanya-tanya.
Tidak ada pertanyaan lagi berarti tidak ada airmata lagi, tidak ada masalah lagi; semua masalah diselesaikan oleh TUHAN.
Inilah yang kita dapatkan kalau kita mau bertobat, menyembahsampai rela dipahat dengan firman TUHAN. Apa kekerasan hati kita, pahat malam hari ini. TUHAN yang memahat lewat firman yang disampaikan hamba TUHAN, sampai ditulisi oleh TUHAN.
Kalau sudah ditulisi, kita pulang dengan bahagia dan ada jaminan masa depan, jaminan perlindungan dari antikris, bahkan airmata dihapus. Semua selesai tepat pada waktu-Nya.
Perhatikan!Jangan banyak bertanya-tanya! Masalah yang paling besar adalah kalau kita bertanya-tanya soal pengajaran. Hari-hari ini kalau masih bertanya: Mana yang benar dan salah? Berat sekali. Gawat! Benar-benar penuh masalah dan airmata.
Hari ini, kita harus mantap dalam pengajaran yang benar. Jangan bimbang sedikitpun.
Apaalagi kalau masih diskusi untuk mencari mana yang benar dan salah. Ini masalah besar.
"Kalau saya diundang diskusi, saya tidak akan datang, sebab itu mencari masalah. Bpk Pdt Pong dan Pdt In Juwono tidak mau kalau ada istilah seminar. Seminar berarti mencari yang benar. Penelitian dulu untuk mencari mana yang benar, harus ada guru besarnya. Kalau kita datang dalam diskusi firman, berarti mencari masalah. Tetapi kalau datang untuk mendengar pembukaan firman, berarti kita menyelesaikan masalah. Tidak usah bertanya lagi, tetapi dengan keyakinan. Kalau masih bertanya, itu mencari masalah. Tetapi kalau yakin kepada pemberitaan firman, itu menyelesaikan masalah. Jangan salah! Bukan sombong, tetapi tidak mencari masalah. Untuk apa mencari-cari masalah? Hari-hari ini harus mantap. Bukan berarti di sini yang paling benar, tetapi kita kembali pada alkitab (yang cocok dengan alkitab). Kita harus mantap pada satu firman pengajaran yang benar. "
Dalam cerita Markus 12, TUHAN sudah menemukan satu batu keras, yaitu ahli tauratyang keras hati. Kekerasan hati ahli taurat adalah kebenaran sendiri--kebenaran di luar firman; menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain; selalu menyalahkan/menentang Yesus atau menyalahkan pengajaran benar. Tetapi pada saat itu, ia benar-benar melembut karena ia menerima kebenaran firman--menerima firman pengajaran yang benar. Ia mau dipahat dan mengaku: 'Benar TUHAN,' berarti ia mengaku bahwa selama ini ia salah dan TUHAN yang benar. Ia ditulisi oleh kasih Allah dan ia mengalami kebahagiaan, hikmat, keberhasilan, perlindungan-pemeliharaan dan airmatanya dihapus oleh TUHAN, sampai semua masalah selesai. Ahli taurat ini gambaran dari laki-laki.
TUHAN masih cari batu-batu lain yang keras. Seorang wanitajuga dicari oleh TUHAN.
Maria Magdalenaini kaya, tetapi menangis juga. Berarti kekayaan tidak bisa menghapus airmata. Jadi jangan pikir kalau kaya tidak akan menangis.
Yohanes 20: 11-13
20:11. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12. dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Lukas 8: 2-3
8:2. dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
8:3. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
'Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat' = ini sudah keras sekali. Hati-hati wanita atau ibu-ibu. Wanita juga gambaran gereja TUHAN.
Maria Magdalena dirasuk 7 roh jahat, ini kesempurnaan dalam kekerasan hati; kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan; perempuan babel.
Maria Magdalena ini orang kaya, tetapi menangis juga. Menangis bukan bergantung pada kaya atau miskin. Kekayaan tidak bisa menyelesaikan masalah dan tidak bisa menghapus airmata.
Mengapa Maria menangis? (ayat 13: 'Tuhanku telah diambil orangdan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan') => karena terpisah dari TUHAN. Ini sumber tangisan yang sesungguhnya, bukan kaya atau miskin , bekerja atau tidak bekerja. Biar belum bekerja, kalau bersama Yesus, akan Dia tolong.
Kita menangis kalau tidak punya uang. Kalau sakit juga menangis.
"Saya dulu tidak punya uang, tidak bisamakan dan minum, saya menangis dan marah."
Tetapi, kalau tidak bisa ibadah atau berdoa--terlalu sibuk sampai tidak bisa berdoa--, apakah kita menangis? Ini pertanyaan, sejauh mana kasih kita kepada TUHAN?
Maria menangis karena terpisah dari Yesus.
Yohanes 20: 15-16
20:15. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16. Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
'Guru'= pengajaran.
Maria sudah disucikan--dilepaskan dari 7 roh jahat--, tetapi ia harus mengalami penyucian terus menerus oleh firman pengajaran yang benar.
Kita harus terus disucikan, sampai setiap kali kita mendengar firman, firman menunjuk dosa dan keadaan kita.
Saat firman pengajaran menunjuk dosa, kekurangan dan keadaan kita, ada dua hal yang terjadi:
- Dari pihak kita. Saat itu kita mengenal TUHAN sedalam-dalamnya. Kalau TUHAN tahu dosa-dosa kita--firman menunjukkan dosa, tetapi orang lain tidak tahu, itu berarti kita mengenal TUHAN sedalam-dalamnya. Luar biasa TUHAN, padahal orang lain tidak tahu.
"Pertama kali saya disuruh om Pong ke Malang, saya tidak tahu siapa-apa dan turunnya jauh dari gereja. Tidak tahu tempatnya. Selesai khotbah, satu jemaat datang: 'Omtahu dari mana, bertanya kepada siapa? Kok hantam-hantam saya?': 'Saya tidak kenal siapa-siapa, semua dari TUHAN, saya langsung dari Surabayaturun di sini.' Setelah saya jadi gembala, ia ingat dan berterima kasih pada saya. Biasanya dia konsultasi kepada gembala, minta didoakan, setelah mendengarkan firman satu kali, akhirnya terbuka. Inilah TUHAN mengenal kita sedalam-dalamnya dan kita juga mengenal TUHAN sedalam-dalamnya.Timbal balik. "
Kita mengenal TUHAN sedalam-dalamnya--kita terkena firman--, dan saat itu juga kita mengaku sejujur-jujurnya kepada TUHAN segala dosa dan keadaan kita--kita melembut--, sehingga kita diampuni dan disucikan oleh TUHAN.
- TUHAN mengenal kita sedalam-dalamnya--firman menunjukkan dosa kita--dan TUHAN memanggil kita. Kalau kita terkena firman, itu berarti TUHAN mengenal kita sedalam-dalamnya dan kita tidak bisa lari. TUHAN juga bersama kita. Ia memanggil dan memberi kesempatan kepada kita untuk mengaku.
Kalau kita mau mengakui semua dan mau dipahat, maka TUHAN akan menulisi kita. Itu berarti kita sudah menjadi 2 loh batu; kita melembut. TUHAN memberi kesempatan kepada kita, mau dipahat atau tidak. Kalau kita mengaku--melembut--, saat itu TUHAN bersama kita untuk menulisi kasih yang sempurna dan semua selesai. Malam ini, semua masalah selesai dan airmata selesai.
Sampai selesai secara rohani; kita disucikan dan sempurna seperti Dia dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita duduk di takhta bersama Dia.
Malam ini TUHAN mau menemukan batu yang keras.
Ahli taurat--gambaran laki-laki--dan Maria Magdalena--gambaran perempuan--adalah bangsa Israel. Malam ini giliran kita bangsa kafir. TUHAN mau menemukan batu-batu keras. Tidak ditolak oleh TUHAN, tetapi mau ditulisi. Yang penting, kita mengenal Dia sedalam-dalamnya --kita mau mengaku--dan Dia mengenal kita sedalam-dalamnya--Dia memanggil dan memberi kesempatan kepada kita untuk mengaku. Kalau selesai, Dia tulisi semua. Semua selesai--airmata dan semua masalah selesai, sampai kita sempurna untuk menyambut kedatangan-Nya, tidak ada lagi airmata di sana, kita duduk di takhta sorga bersama Dia selama-lamanya.
TUHAN lihat setetes airmata kita. Mungkin orang lain tidak ada yang mau melihat, tetapi TUHAN tahu. Apapun yang kita hadapi malam ini, serahkan kepada TUHAN!
Dia mengenal kita sedalam-dalamnya dan kita juga mengenal Dia sedalam-dalamnya. Dia memanggil dan memberi kesempatan kepada kita untuk kita beberkan semua, supaya kita dipahat oleh TUHAN.
Kalau kita mau melembut--mau mengakui dan mau disucikan--, Dia akan tulisi kita. Ahli taurat--pria--tadi menunjuk pada kebenaran sendiri dan Maria Magdalena--wanita--menunjuk pada kehidupan yang sering menuduh orang lain.
Mari kita melembut semua. Kita akui bahwa kita yang salah, TUHAN yang benar. Setetes airmata TUHAN lihat malam ini. Gembala tidak bisa menolong sidang jemaat, sidang jemaat juga tidak bisa menolong gembala, suami-isteri tidak bisa menolong. Yesus melihat airmata kita. Dia mengerti bahasa kita. Mari menyerah sepenuh kepada TUHAN, kita mengasihi TUHAN, mau ditulisi oleh TUHAN dan berharap pada TUHAN.
TUHAN memberkati.