Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 8b-11=> aktifitas/kegiatan di takhta sorga (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016).
Ada dua aktifitas/kegiatan utama di takhta sorga:
- Wahyu 4: 8
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Yang pertama: ayat 8b= aktifitas penyucian (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 15 Agustus 2016, ditambah Ibadah Raya Surabaya, 21 Agustus 2016sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 Agustus 2016).
- Wahyu 4: 9-11
4:9. Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10. maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Diayang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11. "Ya TUHAN dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Yang kedua: ayat 9-11: aktifitas penyembahan(diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 17 Agustus 2016).
Banyak kegiatan yang kita lakukan di dalam dunia: bekerja, kuliah, hobi dan lain-lain, tetapi semuanya harus dikaitkan dengan kegiatan takhta sorga, yaitu kegiatan penyucian dan penyembahan, supaya kita merasakan suasana takhta sorga di tengah dunia yang terkutuk sampai satu waktu kita benar-benar berada di takhta sorga bersama Yesus selamanya.
Malam ini, kita lihat tentang
PENYEMBAHAN.
Wahyu 4: 9-114:9. Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10. maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tuaitu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Diayang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11. "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Penyembahan dari dua puluh empat tua-tua (ayat 10 '
tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua').
Tadi, di ayat 9, empat makhluk mempersembahkan puji-pujian, hormat dan ucapan syukur, lalu tua-tua menyembah TUHAN.
Penyembahan dua puluh empat tua-tua sama dengan penyembahan takhta sorga; penyembahan yang benar. Penyembahan kita--penyembahan di bumi--harus merupakan pantulan dari kerajaan sorga.
Tanda penyembahan yang benar:
- Yohanes 4: 21-24
4:21. Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
'menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem'= di mana-mana, asalkan merupakan pantulan dari suasana sorga. Bukan soal tempatnya: 'Kalau di gunung dekat dengan TUHAN, kalau di Yerusalem tempatnya TUHAN.' Bukan, tetapi penyembahan dalam suasana takhta sorga, itulah yang menentukan.
Tanda pertama penyembahan yang benar: menyembah TUHAN dengan dorongan kebenaran dan roh--firman pengajaran yang benar dan urapan Roh Kudus; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; firman penyucian.
Jadi, penyembahan yang benar didorong dengan penyucian. Semakin suci, penyembahan semakin meningkat.
- Wahyu 4: 10-11
4:10. maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanyadi hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11. "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Tanda kedua penyembahan yang benar: 'melemparkan mahkota'= merendahkan diri serendah-rendahnya, bukan mengajukan diri.
Mahkota ini merupakan kemenangan--sudah berjuang, melayani, berkorban--, tetapi dilemparkan, artinya merendahkan dri serendah-rendahnya sampai mengaku: 'Engkau pencipta'; mengaku sebagai tanah liat yang tidak mampu dan tidak layak, sehingga kita bisa menyerah sepenuhkepada Yesus; di dalam tangan Sang Pencipta--tanah liat ada di dalam tangan Sang Pencipta.
- Wahyu 19: 4
19:4. Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Tanda ketiga penyembahan yang benar: penyembahan dengan 'Haleluya'.
Dua puluh empat tua-tua: dua belas rasul hujan awal--Petrus, Yakobus--dan dua belas rasul hujan akhir.
Empat makhluk: Henokh, Musa, Elia dan Yesus.
Semuanya menyembah dengan 'Haleluya'. Jangan sampai salah!
Inlah tanda penyembahan yang benar.
Doa penyembahan adalah hubungan yang paling erat--intim--antara Yesus sebagai kepala dan mempelai pria sorga dengan tubuh--mempelai wanita--; hubungan yang tidak terpisah, yaitu dihubungkan dengan
leher.
Kemarin kita belajar leher di dalam Keluaran 28, leher tidak boleh koyak--penyembahan tidak boleh merosot--; kalau koyak, semua hancur (diterangkan pada
Ibadah Raya Surabaya, 04 September 2016).
Malam ini kita belajar leher lagi, karena leher ini diancam untuk dipancung oleh antikris. Inilah yang harus diperhatikan hari-hari ini!
Ada tiga kemungkinan tentang leher:
- Keluaran 13: 13
13:13. Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.
Kemungkinan pertama dari leher: leher dipatahkan.
Kalau keledai lahir dan domba disembelih, keledai boleh hidup; kalau tidak ada domba yang disembelih, keledai harus dipatahkan batang lehernya.
Hakim-hakim 15: 16
15:16. Berkatalah Simson: "Dengan rahang keledai bangsa keledaiitu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul."
'bangsa keledai' = bangsa Filistin (bangsa kafir).Keledai= bangsa kafir. Sehebat apapun bangsa kafir, tidak berharga sama sekali. Lahir hanya untuk dipatahkan lehernya.
Artinya: bangsa kafir tidak ada hubungan dengan Yesus sebagai kepala--leher patah tidak bisa apa-apa--; terpisah dari TUHAN. Bangsa kafir tidak bisa beribadah melayani TUHAN dan TIDAK BISA MENYEMBAH TUHAN--kering dan mati rohani. Ini kenyataan yang ada.
Hati-hati! Kering dan mati rohani artinya hanya berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Bisa dideteksi dari:
- Perkataannya seperti anjing menjilat muntah--perkataan sia-sia, dusta, gosip. Itu berarti dia sedang putus hubungan dengan TUHAN--leher sedang dipatahkan.
- Perbuatannya seperti babi kembali ke kubangannya, yaitu berbuat dosa sampai puncaknya dosa; dosa makan minum (merokok, mabuk narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan), dan menuju kematian kedua--neraka selama-lamanya.
Inilah nasibnya bangsa kafir, yaitu lahir hanya untuk binasa. Tidak bisa beribadah melayani dan tidak bisa menyembah TUHAN; tidak ada hubungan dengan TUHAN; hanya berkata dan berbuat dosa.
Ada dua penyebab leher bangsa kafir bisa patah:
- Jika keledai tidak ditebusoleh anak domba (sama-sama binatang).
Pilih salah satu, kalau keledai lahir dan ada domba disembelih, keledai hidup; kalau tidak, keledai mati.
Artinya sekarang: jika bangsa kafir tidak ditebus oleh darah Anak Domba Allah--darah Yesus--; tidak ada hubungan dengan Yesus di kayu salib, lehernya akan dipatahkan.
Wahyu 5: 8-10
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelihdan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Ayat 8: 'kemenyan' = ada doa penyembahan.
'dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka' = menebus mereka.
'Engkau telah disembelih'= Anak Domba disembelih; Yesus disembelih.
Bangsa kafir harus ditebusoleh darah Yesus dari tiga hal:
- Suku dan bangsa. Ini menunjuk pada dunia.
Artinya: ditebus dari keduniawianyang membuat kita tidak setia--bersahabat dengan dunia itu tidak setia. Keduniawian--kesibukan dunia, kesukaan, kesusahan, kesulitan--seringkali membuat kita tidak setia dalam ibadah pelayanan.
Bukan berarti tidak boleh sibuk di dunia, tetapi jangan sampai membuat kita tidak setia. Itu berarti tidak ditebus.
Kita ditebus dari kesulitan, kesusahan atau kesukaan dunia dan sebagainya. Harus lepas!
- Kaum/famili. Artinya: ditebus dari kedagingan; kehendak dan keinginan/hawa nafsu daging yang membuat kita tidak taat.
Herodes ingin isteri orang lain, ditegor seharusnya berterima kasih, tetapi ia malah marah, karena ada keinginan daging dan menolak kehendak TUHAN--tidak taat.
Hati-hati kaum muda, soal jodoh dan lain-lain, jangan sampai menolak kehendak TUHAN! Saat-saat kita tidak setia, saat itu leher sedang patah. Kalau tidak ditolong, akan kering dan binasa dalam dosa.
Begitu juga saat kita tidak taat--melawan firman--, leher sedang patah, tidak bisa apa-apa.
- Bahasa (tongue= lidah).
Artinya: ditebus dari dosa-dosa, mulai dari dusta. Tidak boleh ada dusta.
Inilah bangsa kafir yang harus ditebus oleh darah Anak Domba Allah.
Kalau tidak ditebus dari tiga hal di atas--keduniawian, kedagingan, dan dusta; tidak setia; tidak taat; dan tetap dusta--, pasti lehernya dpatahkan; tidak bisa menyembah TUHAN. Orang yang tidak taat, tidak setia dan pendusta tidak bisa menyembah TUHAN; tidak ada hubungan dengan TUHAN dan binasa selamanya.
Ayat 10= sebaliknya, jika bangsa kafir mau DITEBUSdari keduniawian, kedagingan dan dusta, maka kita bisa hidup dalam kebenaran--tidak ada dusta lagi--, kesetiaandan ketaatan; sama dengan diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja--menjadi senjata kebenaran--dan menerima pembukaan firman Allah (penyucian)--gulungan kitab dibukakan oleh Anak Domba--, sehingga kita bisa menyembah TUHAN (menjadi penyembah-penyembah yang benar).
Imam dan raja artinya hidup benar dan menjadi senjata kebenaran.
- Sudah menjadi imam, tetapi leher masih bisa patah. Kita hati-hati! Bangsa Israel sudah jadi imam, lehernya bisa patah, apalagi kita sebagai bangsa kafir.
Kalau tadi, leher patah karena berbuat dosa, tidak setia, dan tidak taat. Tetapi kalau mau menerima penebusan--hidup benar, setia dan taat--, masih bisa ditolong oleh TUHAN, bahkan diangkat menjadi imam dan raja--menjadi senjata kebenaran, mendapatkan pembukaan rahasia firman (firman pengajaran yang benar)--, sehingga bisa menjadi penyembah-penyembah yang benar. Tetapi masih harus hati-hati, sudah jadi imam, lehernya masih bisa patah.
1 Samuel 4: 16-18
4:16. Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"
4:17. Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas."
4:18. Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patahdan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
'Eli' = imam Eli.
Hakim di sini termasuk imam/gembala. Sudah jadi gembalapun, bisa patah lehernya. Mengapa? Kalau tabut perjanjian dirampas.
Artinya: sudah jadi imam--hamba TUHAN, pelayan TUHAN--, tetapi tidak mempunyai tabut perjanjian--kabar mempelai. Tabut perjanjian; tutupnya adalah Yesus sebagai mempelai pria dan tabut-Nya adalah kita mempelai wanita.
Ada kabar baik: penginjilan, kita percaya Yesus, bertobat, baptis air dan Roh Kudus, sehingga bisa hidup benar, setia, taat dan diangkat menjadi imam-imam. Tetapi lanjutkan dengan pengajaran. Kalau imam-imam tidak punya pengajaran--tidak ada penyucian--, batang lehernya patah.
Kabar mempelai= firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Tidak memiliki kabar mempelai, artinya jika imam-imam tidak mau disucikan oleh pedang firman (kabar mempelai), maka ia tidak bisa menyembah TUHAN--kering rohaninya, mati rohaninya sampai binasa.
Penginjilan penting; ada jiwa-jiwa baru, baptisan air, penataran calon imam-imam, ditumpangi tangan dan bisa menjadi imam-imam. Tetapi sesudah menjadi imam--termasuk gembala, pemain musik dan sebagainya--kalau tidak ada pedang, bahaya, lehernya bisa patah. Imam Eli orang Israel, tetapi tanpa tabut perjanjian, patah lehernya, apalagi kita bangsa kafir. Kita jelas tidak mampu dan tidak bisa, sebab itu kita membutuhkan pedang firman.
Imam Eli itu orangnya gendut; perutnya gendut--perut gemuk secara rohani. Inilah yang ditusuk dulu oleh pedang firman.
Matius 15: 19
15:19. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
Pedang firman MENYUCIKANkehidupan kita mulai dari perut hati yang gendut, yang berisi tujuh keinginan jahat dan najis:
- Pikiran jahat: prasangka buruk terus kepada orang. Kalau ada prasangka buruk, tidak bisa menyembah.
"Saya sudah mengalami, saat baru menjadi gembala di Malang. Ada orang berkata begini begitu. Saya menyembah, tetapi sambil berpikir: nanti saya datang ke rumahnya, saya hadapi dia, awas, nanti kalau dia ngomong saya bantah dia. Bagaimana bisa menyembah kalau ada prasangka-prasangka buruk? Tidak bisa. Harus ditusuk."
- Pembunuhan--kebencian-kebencian. Ini yang membuat kita tidak bisa menyembah
- Perzinahan.
- Percabulan--kenajisan.
- Pencurian.
- Sumpah palsu.
- Hujat.
Kita bahas pencurian. Pencurian ini ada kaitannya juga dengan perut gendut.
Hakim-hakim 3: 16-17, 21-22
3:16. Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya.
3:17. Kemudian ia menyampaikan upeti kepada Eglon, raja Moab. Adapun Eglon itu seorang yang sangat gendut.
3:21. Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja,
3:22. sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemakmenutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang.
Perut yang gendut ternyata berisi timbunan lemak.
Lemak adalah milik TUHAN.
Imamat 3: 16-17
3:16. Imam harus membakarsemuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.
3:17. Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah."
Seharusya lemak ini dibakar untuk TUHAN, tetapi dimakan sendiri; ditimbun di perut--dicuri.
Pedang firman menyucikan perut hati, mulai dari perut gendut yang berisi lemak. Lemak adalah milik TUHAN, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Jadi, perut gendut berisi lemak artinya imam-imam--hamba TUHAN, pelayan TUHAN--yang mencuri milik TUHAN, yaitu persepuluhan dan persmbahan khusus.
Hati-hati! Tadi imam Eli patah lehernya, kami sebagai gembala kalau mencuri, juga menjadi penipu. Banyak gembala-gembala yang perut hatinya gendut--banyak yang makan lemak.
"Saya pernah jadi pengurus sepuluh tahun. Saya tahu daftarnya, termasuk saya juga diperiksa. Orang yang hebat-hebat, ternyata perut hatinya gendut karena makan milik TUHAN. Hati-hati!"
Kalau lemak dibakar, akan menaikkan bau harum di hadapan TUHAN--akan menarik hadirat TUHAN untuk datang kepada kita. Kalau ditimbun, akan busuk dan timbul ulat-ulat.
Imam Eli tadi bular matanya--karena gemuk, bular matanya--, artinya pandangannya tidak jelas= tidak ada pembukaan firman; tidak ada pandangan nubuat; tidak ada makanan. Kalau jemaat makan lemak, jemaat tidak bisa mengerti firman dan bosan pada firman--matanya juga bular.
Mari, perut hati mulai ditusuk. Keluarkan lemak-lemak; bakar lemak untuk TUHAN. Jadi mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus sama dengan membakar lemak yang berbau harum dihadapan TUHAN, sehingga hadirat TUHAN nyata di tengah-tengah kita. Tetapi kalau menimbun lemak, benar-benar busuk, berulat--penuh virus dosa, bakteri dosa, sampai ulat-ulat bangkai. TUHAN tolong kita.
Perut hati inilah sumbernya. Jika perut hati disucikan oleh pedang firman--membakar lemak--, maka semua disucikan, yaitu perbuatan dan perkataan juga disucikan, sehingga kita bisa naik ke gunung TUHAN. Jika hati, perbuatan, dan perkataan suci, kita naik ke atas gunung--seperti Petrus, Yakobus, Yohanes diajak naik ke atas gunung untuk menyembah TUHAN.
Mazmur 24: 3-5
24:3. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4. "Orang yang bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
24:5. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
'bersih tangannya'= perbuatan suci.
'murni hatinya'= perut hati suci.
'tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu'= perkataan suci.
Tadi, kita menerima penebusan; ditebus oleh darah Yesus, lepas dari dosa, bisa hidup benar dan menjadi senjata kebenaran--diangkat menjadi imam dan raja--, bisa menjadi penyembah yang benar. Tingkatkan! Sudah menjadi imam, pegang pedang untuk menusuk perut hati yang gendut, supaya perbuatan dan perkataan suci. Kita bisa naik ke gunung; menyembah kepada TUHAN dan mengalami hujan berkat TUHAN.
Dekat gunung itu banyak hujan. Artinya kita naik gunung untuk menyembah TUHAN dan kita akan mengalami hujan berkat TUHAN: berkat jasmani, rohani--keselamatan--dan berkat rumah tangga--kebahagiaan rumah tangga; anggur yang manis.
Kebahagiaan rumah tangga bukan ditentukan dari punya rumah, mobil, uang dan lain-lain, tetapi kalau bisa menyembah TUHAN.
Mari, banyak menyembah. Jangan banyak bertengkar atau berbantah-bantah!
"Memang berat, saya sendiripun banyak gagal. Menghadapi sesuatu, belum bisa diam. Seharusnya diam dan banyak menyembah. Memang seringkali belum lulus-lulus (masig sering mengeluh), kita sama-sama belajar untuk banyak naik ke gunung; banyak menyembah."
Inilah kemungkinan pertama dari leher, yaitu leher dipatahkan terutama bagi bangsa kafir. Kalau tidak ditebus, leher dipatahkan. Demikian juga yang sudah ditebus--sudah menjadi hamba TUHAN, pelayan TUHAN--tetapi tidak punya pedang; tidak mau disucikan terutama dari perut hati yang gendut berisi lemak.
Kalau sudah berani mencuri milik TUHAN, bagaimana mau hidup suci? Sudah tidak aman. Hanya pedang firman yang menolong kita. Sungguh-sungguh! Batang leher sudah patah, biar dia menyembah, tetapi kering, tidak ada hubungan sama sekali dengan TUHAN.
- Matius 18: 28
18:28. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekikkawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
Kemungkinan kedua tentang leher: leher dicekik.
Kalau dicekik, susah bicara; susah menyembah dengan 'Haleluya'.
Artinya: doa penyembahan TIDAK MENCAPAI UKURAN. Bisa menyembah, tetapi tidak mencapai ukuran. Kalau tadi, leher dipatahkan, sama sekali tidak bisa menyembah.
Yang diukur oleh TUHAN adalah memberi, kikir--tidak bisa memberi--dan penyembahan.
Wahyu 11: 1-2
11:1. Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlahBait Suci Allah dan mezbahdan mereka yang beribadahdi dalamnya.
11:2. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
'mezbah'= mezbah dupa.
'beribadah'= worship (dalam terjemahan inggris)= menyembah.
Ukuran penyembahan adalah proses perobekan daging sampai daging tidak bersuara lagi--tirai terobek, sehingga kelihatan tabut perjanjian (kesempurnaan). Tabut perjanjian berada di ruangan maha suci.
Di dalam Tabernakel, mezbah dupa paling dekat dengan pintu tirai.
Daging yang harus dirobekadalah:
- Matius 18: 28-30
18:28. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29. Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Dia sendiri hutangnya banyak, dan sudah dibebaskan. Tetapi dia tidak mau membebaskan hutang temannya.
Yang pertama: daging yang tidak mau mengampunidosa orang lain. Ini berat, tetapi juga sebaliknya, yaitu daging yang tidak mau mengaku dosa.
Kehidupan yang tidak mau mengaku dosa dan tidak mau mengampuni dosa orang lain sama dengan kebenaran diri sendiri.
Kebenaran diri sendiri ini sulit untuk dirobek, karena sering tidak disadari. Ini seperti kusta--putih, tetapi kusta. Kalau dosa itu hitam, orang cepat sadar, disinari dengan firman, bisa sadar, tetapi kalau putih, sering tidak kelihatan.
Kalau dirobek, kita bisa saling mengaku dan mengampuni--tirai terobek; dosa dibasuh darah Yesus.
Untuk mengaku dosa, itu perobekan daging, apalagi kalau posisinya/statusnya dibalik. Suami--suami bekerja, membanting tulang--mengaku pada isteri, susah. Isteri mau mengampuni, juga susah. Sama-sama perobekan daging. Kalau bisa saling mengaku dan mengampuni, maka darah Yesus membasuh dosa dan tirai terobek.
- Ayub 7: 15
7:15. sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku.
Perikop: hidup itu berat.
Yang kedua: daging yang terlalu sedih atau pedih dan mengarah pada putus asa dan kecewa.
Hati-hati! Kalau lagi sedih, putus asa dan kecewa, itu seperti sakit AIDS, sehingga tidak ada daya tahan tubuh dalam menghadapi virus dosa, bakteri dosa, ulat dosa, gosip, ajaran palsu--bisa masuk semua, dia jatuh bangun dalam dosa.
Kalau dirobek, kita selalu mengucap syukurpada TUHAN--tirai terobek.
"Doakan supaya TUHAN berikan ketepatan, hari-hari ini saya kejar-kejar pesawat. Tetapi masih mengomel. Waktu mau berangkat lebih berat lagi (karena ada pesawat yang delay). Kami bertanya baik-baik, dijawab dengan tidak enak. Pertama mau marah, lalu saya duduk, menyerah kepada TUHAN dan tahu-tahu dipanggil untuk boarding dan berangkat. Mengucap syukur selalu kepada TUHAN. Ini contoh kecil-kecil."
- Daging yang takut, dan kuatir.
Waktu di taman Getsemani, Yesus juga takut dan berkata: 'Hatiku sangat sedih.' Ini membuktikan bahwa Dia benar-benar lahir menjadi manusia daging seperti kita--masih ada perasaan daging yang sedih, takut. Dia bukan jelmaan--kalau jelmaan, tidak takut. Tetapi Dia menyembah di taman Getsemani sampai hilang itu semua--tirai terobek.
Markus 14: 33
14:33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar,
Yesus takut dalam menghadapi salib, tetapi dirobek lewat bergumul dan menyembah.
Mari, ketakutan dan kekuatiran selalu menghantui kita sehingga TUHAN tidak pernah ada, tetapi hantu. Saat kita takut, kuatir dan gelisah, yang ada hantu, bukan TUHAN. Harus menyembah sampai diubah menjadi takut akan TUHAN.
Daging yang takut membuat tidak taat.
Yesus menyembah sampai daging tak bersuara--tirai terobek--, sehingga bisa berseru: Ya Abba, Ya Bapa; taat dengar-dengaran.
Inilah daging-daging yang harus dirobek, yaitu daging yang tidak mau mengaku dan mengampuni--kebenaran sendiri--, dirobek sehingga bisa saling mengaku dan mengampuni. Daging yang sering sedih sampai kecewa dan putus asa, dirobek sehingga bisa mengucap syukur. Kemudian, daging yang takut, kuatir dirobek menjadi takut akan TUHAN, yaitu taat dengar-dengaran.
Takut akan TUHAN yaitu TAAT DENGAR-DENGARAN SAMPAI DAGING TAK BERSUARA LAGI. Kalau penyembahan sudah, yaitu mencapai ukuran sampai daging tidak bersuara lagi--tirai terobek--, TUHAN berikan kita dua sayap burung nasar yang besar. Yang tidak menyembah akan dianiaya antikris.
Wahyu 12: 14
12:14. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
'satu masa dan dua masa dan setengah masa' = tiga setengah tahun.
Jika kita menyembah TUHAN sampai mengalami perobekan daging, sampai daging tidak bersuara lagi, maka kita dikaruniai dua sayap burung nasar yag besar untuk menyingkirkan kita ke padang gurun jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Kita dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat firman pengajaran dan perjamuan suci.
Yang bisa melawan antikris hanya satu, itulah dua sayap burung nasar, sebab antikris mempunyai sayap burung ranggung--sayap kekejian. Ini mengejar kita. Dalam Wahyu 11:2: '...kecualikan pelataran'; Kalau kita tidak mau menyembah--tidak mempunyai sayap burung nasar--, kita akan diinjak-injak oleh antikris.
Nanti setiap hari kita akan perjamuan suci. Di padang gurun, semua sudah fulltimer, hidupnya hanya untuk beribadah melayani TUHAN.
Sekarang kita belajar untuk penyingkiran ke padang gurun yaitu:
- Lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Tekuni, nanti di padang gurun setiap hari kita ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
- Kita yang masih bekerja atau sekolah, jangan terikat, tetapi mengutamakan TUHAN lebih dari semua; lebih mengutamakan ibadah pelayanan dari perkara yang lain--kita sedang mengarah untuk menjadi fulltimerdi padang gurun. Tidak bekerja atau sekolah lagi, tetapi hanya beribadah melayani kepada TUHAN.
"Menjadi fulltimer itu jangan takut dan jangan memaksakan diri. Kalau TUHAN panggil sekarang, berarti menjadi fulltimer. Kalau TUHAN tidak memanggil sekarang, nanti semuanya pasti menjadi fulltimer di padang gurun."
Kalau mengutamakan perkara lain lebih dari TUHAN--ibadah pelayanan--, nanti saat penyingkiran tidak bisa betah.
Wahyu 11: 2
11:2. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suciyang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injakKota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
'empat puluh dua bulan lamanya'= tiga setengah tahun.
Imam-imam yang penyembahannya tidak mencapai ukuran--berarti dagingnya masih bersuara: ada kuatir, tidak setia, tidak taat--, ia akan masuk dalam aniaya antikris selama 3,5 tahun; tidak punya sayap.
Sungguh-sungguh!
Jaga, leher jangan dipatahkan: mengalami penebusan--hidup benar dan menjadi senjata kebenaran (menjadi imam dan raja). Sudah jadi imam, jangan puas, tetapi pegang firman, sehingga mengalami penyucian perut gendut sampai selalu naik gunung--menyembah TUHAN--dan hujan berkat dicurahkan.
Yang kedua: jaga leher supaya jangan dicekik, yaitu penyembahan belum mencapai ukuran--daging masih bersuara--, karena tidak mau mengaku dan mengampuni--kebenaran sendiri--, daging yang kecewa, sedih, putus asa dan daging yang takut, kuatir sampai tidak taat.
Harus dirobek semuanya supaya kita punya dua sayap burung nasar yang besar.
Inilah tentang penyembahan. Nanti di sorga kita menyembah TUHAN, sebab itu mulai dari sekarang perhatikan leher hari-hari ini!
- Kidung Agung 4: 4
4:4. Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya.
Kemungkinan ketiga tentang leher: leher seperti menara Daud.
Menara= tempat yang paling tinggi. Artinya: PENYEMBAHAN SUDAH MENCAPAI UKURAN, yaitu sampai daging tidak bersuara lagi.
Hasilnya: TUHAN menggantungi seribu perisai. Ini adalah perisai iman.
Efesus 6: 16=> tentang perlengkapan senjata
6:16. dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
Kalau doa penyembahan kita sudah meningkat sampai memenuhi ukuran--seperti menara Daud--, TUHAN akan menggantungkan seribu perisai--perisai iman--untuk melindungi kita dari panah api si jahat yang setiap saat menghujani kehidupan kita; setiap langkah dan detak jantung kita diancam panah api si jahat, yaitu:
- Dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
- Ajaran-ajaran palsu, termasuk gosip-gosip.
- Pencobaan di segala bidang sampai masalah yang mustahil.
Maksudnya adalah supaya kita gugur dari iman dan binasa selamanya.
Tetapi syukurlah TUHAN berikan perisai iman untuk melindungi kita dari panah api si jahat. Ini adalah doa penyembahan untuk diri sendiri, keluarga. Mari, banyak menyembah TUHAN, supaya ada perisai iman untuk melindungi kita dari panah api si jahat.
Bukti atau praktik memiliki perisai iman:
- Melindungi dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa, sehingga kita tetap hidup benar.
- Melindungi dari ajaran palsu--gosip-gosip--, sehingga kita tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar.
- Melindungi dari pencobaan dan masalah yang mustahil, sehingga kita tetap percayadan berharap kepada TUHAN.
Maka, kita memiliki HATI DAMAI SEJAHTERA. Lewat doa penyembahan, kita merasakan damai sejahtera--tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan: najis, takut, kuatir, pahit, pedih, tetapi kita hanya mengasihi TUHAN lebih dari semua. Hati damai sejahtera benar-benar kita jaga. Kalau hati damai sejahtera, setan tidak bisa menjamah. TUHAN tolong kita semua.
Serahkan semua malam ini. Jangan pulang sebelum hati damai sejahtera. Apa yang menghantui kita, serahkan, sampai terserah pada TUHAN.
Jika hati damai sejahtera, hasilnya:
- Semua menjadi enak dan ringan; nikah, pekerjaan, sekolah, pelayanan menjadi enak dan ringan. Apa yang tidak bisa kita pikiran dan lakukan, mau apa lagi? Kalau dipikir akan stres, serahkan semuanya kepada TUHAN!
- Roma 16: 20
16:20. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Hasil kedua: Allah sumber damai sejahtera--Yesus Imam Besar--sanggup menghancurkan iblis di bawah kaki kita.
Artinya: menang atas semua masalah; semua masalah selesai sampai yang mustahil. Kalau hati damai sejahtera, berarti sudah menang sebentar lagi. Kalau belum damai--masih berat--, berarti setan masih bercokol di dalam diri kita.
Kalau hati damai sejahtera, semua enak dan ringan, setan tidak bisa bercokol dalam kehidupan kita, bahkan setan ditaklukan/dikalahkan oleh TUHAN--semua masalah sampai dengan yang mustahil selesai.
- 1 Tesalonika 5: 23
5:23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurnadengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Hasil ketiga: Yesus Imam Besar sanggup menyucikan dan mengubahkantubuh, jiwa dan roh kita sampai sempurna seperti Yesus--tidak bercacat cela--, kita menjadi mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga dan hanya memandang--menyembah--Dia selamanya.
Ikuti kegiatan sorga: kegiatan penyucian mendorong kita kepada penyembahan. Mari, hari-hari ini, perhatikan leher! Pertama jangan sampai dipatahkan! Perhatikan penebusan, perhatikan penyucian--pedang--, untuk mengeluarkan perut gendut.
Kedua, jangan sampai dicekik. Daging dengan kebenaran sendiri, daging yang takut, daging yang sedih, kecewa dan putus asa kita perhatikan.
Ketiga, sampai seperti menara Daud; sampai doa penyembahan benar-benar mencapai ukuran, berkenan pada TUHAN, sehingga kita memiliki perisai iman dan hati damai sejahtera. Ini ukuran.
Kalau hati sudah damai, Yesus ada di sana dan Dia bisa melakukan apa saja bagi kita.
Selesaikan semua malam ini! Serahkan semua malam ini pada TUHAN sampai hati merasa damai. Jangan berharap pada siapapun, tetapi hanya kepada TUHAN! Apapun dosa, kelemahan dan kekurangan kita, masih ada kesempatan untuk diperbaiki.
Apapun masalah yang kita hadapi, masih ada kuasa TUHAN untuk menolong kita. Yang penting hati damai, kita hanya mengasihi TUHAN.
TUHAN memberkati.