Matius 24: 29= keadaan pada masa kedatangan Tuhan Yesus kedua kali yaitu terjadi kegoncangan dan kegelapan di bumi ini dengan tanda matahari jadi gelap, bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang berjatuhan. Ini sama dengan terjadi badai yang dasyat di bumi, disebut juga dengan badai maut yang akan membinasakan, termasuk anak-anak Tuhan yang tidak sungguh-sungguh.
Makin besar badai yang kita alami, semakin besar kemuliaan yang kita alami. Sampai nanti saat badai yang paling dasyat pada jaman antikris, kita mencapai kemuliaan yang tertinggi juga.
Untuk masuk dalam kemuliaan, kita harus banyak menyembah Tuhan.
BULAN TIDAK BERCAHAYA
= tidak ada lagi penebusan oleh darah Yesus. Tidak ada lagi pengampunan dosa.
2 Petrus 1: 9
= Praktik kalau bulan tidak bercahaya, yaitu buta rohani; artinya lupa pengampunan dosa, sehingga berbuat dosa lagi dan pengampunannya batal. Kalau ini dilanjutkan, maka tidak ada pengampunan lagi.
Jadi bulan tidak bercahaya artinya buta rohani.
2 Korintus 4: 3-4
Kalau sudah hidup dalam dosa, mempertahankan dosa, pasti ada buta yang lain, yaitu tidak bisa menerima Firman Pengajaran.
Akibat menolak makanan yang keras:
- kualitas rohaninya seperti anak kecil, sehingga harus masuk dalam aniaya antikris. Saat itu, benar-benar tidak ada bulan lagi (tidak ada darah penebusan), dan ia harus di pancung, menebus dengan darahnya sendiri.
- diombang-ambing oleh angin pengajaran palsu. Salah satu tanda kedewasaan rohani adalah ada ketegasan dan kemantapan terhadap 1 Firman Pengajaran yang benar dan menolak pengajaran yang lain.
Orang yang diombang ambing, itu sama dengan memecah belah tubuh Kristus (Roma 16: 17). Dan orang semacam ini harus dihindari.
- Amsal 7: 2= tanpa biji mata= buta rohani= tanpa arah yang benar, tidak ada arah menuju Yerusalem baru, tapi masuk dalam kegelapan, dalam kebinasaan.
Salah satu contoh kehidupan yang buta rohani adalah Bartimeus.
Bartimeus ini adalah seorang pengemis. Ia kerja keras, kelihatan seperti hebat pelayanannya (aktif), tapi sayang, ia buta rohani, tidak mengarah pada Yerusalem Baru.
Markus 10: 46
Ini yang berbahaya, Bartimeus ini kelihatan aktif dalam ibadah pelayanan, tapi buta rohani.
Tandanya adalah:
- duduk di pinggir jalan = tidak tergembala. Tidak tergembala ini artinya:
- tidak tekun dalam kandang penggembalaan, tidak tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
- sudah tekun dalam kandang penggembalaan, tapi hatinya jalan-jalan, hatinya seperti pinggir jalan, sehingga benih dicuri oleh burung/setan (dalam perumpamaan penaburan benih). Akibatnya, hidupnya jadi kosong, tidak ada kepuasan, dan kemudian mencari kepuasan di dunia. Atau yang lebih bahaya adalah memasukan kepuasan di dunia ke dalam gereja.
- mengemis. Artinya tidak bisa memberi, tidak bisa berkorban, baik waktu, tenaga, uang dan lain sebagainya untuk ibadah pelayanan kepada Tuhan. Malah sebaliknya dalam ibadah pelayanan, hanya untuk mencari keuntungan jasmani.
- mengenakan jubah kumal (ay. 50). Artinya mempertahankan hidup lama, perbuatan yang lama, tabiat yang lama.
Mazmur 109: 29
= tabiat lama yang merupakan jubah yang paling kumal, yaitu suka mendakwa orang lain= suka menghakimi orang lain, bahkan menghakimi Tuhan. Dan ini sudah terjadi sejak dari taman Eden, saat manusia jatuh dalam dosa, dimana Adam menghakimi Hawa dan Tuhan.
Menghakimi Tuhan, itu sama dengan menghakimi Firman pengajaran yang benar. - menderita. Artinya menderita dalam kegelapan, sampai kegelapan yang penuh dengan ratap tangis dan kertak gigi, itulah kebinasaan.
Tuhan tidak rela kalau kita menderita dalam kebutaan dan binasa. Karena itu Yesus lewat di tempat Bartimeus berada.
Demikian juga sekarang, Yesus lewat di tengah-tengah kita untuk menolong kita, supaya kita jangan binasa.
Lalu, bagaimana kita tahu Yesus lewat di tengah-tengah kita? Yaitu lewat pemberitaan Firman Pengajaran yang benar.
Dimana ada Firman Pengajaran yang benar, disitu ada Pribadi Yesus yang benar.
Proses Tuhan menolong kita(Markus 10: 46, 49, 51):
- Yesus lewat untuk mendekati Bartimeus. Artinya adalah dalam pemberitaan Firman Tuhan, Yesus sedang mendekat pada kita, apapun keadaan kita. Kenapa Yesus yang mendekat? Sebab, orang berdosa itu terpisah dari Tuhan dan tidak ada kemampuan untuk mendekat pada Tuhan, bahkan sembunyi dari Tuhan seperti Adam dan Hawa.
Diluar pemberitaan Firman, tidak akan pernah bisa mendekat pada Tuhan. Karena itu, jangan sembarang terima Firman. Kalau Firman tidak benar, malah akan menjauhkan kita dari Tuhan dan tidak pernah tertolong lagi.
Sikap kita adalah mendekat juga, artinya sungguh-sungguh dalam mendengar Firman sampai bisa menikmati Firman. Saat kita bisa menikmati Firman, disitu kita bertemu dengan Yesus. Kalau ngomel dalam pemberitaan Firman, hidup itu akan semakin jauh dari Tuhan.
- ay. 49= Yesus memanggil Bartimeus. Kapan kita mendengar panggilan Tuhan? Yaitu saat Firman pengajaran yang benar menunjuk keadaan kita atau saat kita kena Firman Pengajaran yang benar. Dan kita sedang mengalami hubungan secara pribadi dengan Yesus. Dari sekian banyak orang, Yesus hanya memanggil Bartimeus.
Kalau kita dekat dengan Tuhan, maka kita mengaku segala-galanya pada Tuhan dan bisa mencurahkan segala isi hati kita pada Tuhan.
Semakin kita ditusuk oleh Firman, semakin dekat hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Dan darah Yesus akan mengampuni segala dosa kita. Ada bulan yang bercahaya. Kalau bulan bercahaya, maka badai selesai.
Yudas tetap menyembunyikan dosa saat Firman datang. Dan akibatnya, bulan tidak bercahaya atas kehidupannya. Dan ia binasa untuk selamanya.
- ay. 51= Yesus berkata "apa yang kau kehendaki Aku perbuat bagimu?". Arti pertamaadalah Yesus benar-benar siap. Artinya, dalam pemberitaan Firman Pengajaran yang benar, Tuhan siap memberikan apa saja yang menjadi kebutuhan kita, sekalipun itu sudah mustahil. Arti keduaadalah Yesus sudah melakukan segala sesuatu di kayu salib, sehingga Ia mampu melakukan segala sesuatunya untuk kita.
Kebutuhan Bartimeus disini adalah supaya ia bisa melihat (= melihat Yesus= melihat cahaya injil kemuliaan Kristus).
Banyak kebutuhan kita, tapi semuanya sudah tercakup kalau kita bisa melihat cahaya injil tentang kemuliaan Kristus. Prosesnya adalah mendengar Firman sampai mengerti dan melakukan Firman.
Banyak kali kita mengutamakan hal-hal yang jasmani lebih dulu.
Mendengar sampai melakukan Firman, itu sama dengan mengulurkan tangan iman kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan belas kasihanNya. Iman dan belas kasihan, itulah yang menghasilkan mujizat.
Mazmur 119: 18
Mujizat yang terbesar adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Dari manusia buta menjadi manusia melihat. Orang buta, saat ia bisa melihat, maka yang dilihat dahulu adalah dirinya sendiri dalam segala kekurangan dan kelemahan, bahkan merasa sebagai manusia yang paling berdosa. Kalau kita merasa paling berdosa, maka kita tidak akan menghakimi orang lain dan bisa mengampuni orang lain.
Kalau sudah bisa melihat diri sendiri, maka ada harapan untuk bisa selalu diubahkan dan sampai satu waktu, kita bisa melihat Tuhan muka dengan muka.
Tuhan sudah melakukan segala sesuatu untuk kita. Lalu, apa yang kita lakukan untuk Tuhan? Jawabannya ada pada Markus 10: 52; yaitu mengikut Yesus dalam perjalanan menuju ke Yerusalem. Ini yang bisa kita lakukan yaitu mengikut Tuhan dengan taat dan sungguh-sungguh, sampai nanti mencapai Yerusalem Baru, bersama Tuhan untuk selama-lamanya. Dan kita dipakai Tuhan dalam pembangunan Tubuh Kristus.
Yesus pernah mengeluh, mengenai kebun anggur Israel. Tuhan sudah berbuat segala sesuatu, tapi hanya buah asam yang didapat. Kalau kita seperti Israel, maka ada bahaya yang mengancam (Yesaya 5: 4-6), yaitu hidup itu akan dibiarkan oleh Tuhan, tidak ada lagi perlindungan dan pemeliharaan, betul-betul diinjak-injak oleh antikris sampai pada kebinasaan.
Karena itu, biarlah kita berbuat kesucian dan kebenaran untuk Tuhan sampai kita sempurna seperti Dia.
Tuhan memberkati.