Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 7: 15b-167:15b. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
7:16. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.Kita belajar tentang
aktivitas Tuhan di takhta sorgayaitu
membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018).
Mengapakita membutuhkan naungan sayap Tuhan? Karena sehebat apapun kita di dunia termasuk umat pilihan Tuhan, kita hanya seperti anak ayam yang tidak berdaya apa-apa; makanpun tidak bisa--terutama anak ayam yang baru menetas. Karena itu kita mutlak membutuhkan naungan sayap Tuhan. Ini yang harus kita sadari.
Matius 23: 3723:37."Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkananak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.Di manakita bisa mendapatkan naungan sayap Tuhan?
'
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkananak-anakmu'= anak-anak ayam harus dikumpulkan di bawah kepak sayap induknya. Istilah '
dikumpulkan' artinya:
- Tidak tercerai-berai/beredar-edar= penggembalaan.
- Menjadi satu= persekutuan/kesatuan tubuh Kristus.
Jadi kita mengalami naungan sayap Tuhan
di dalam kesatuannikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
Lewat kesatuan di dalam nikah, penggembalaan, dan antar penggembalaan kita mengalami naungan sayap Tuhan selama di dunia. Jangan keluar dari situ! Jangan berpikir:
Di luar nikah, aku senang; di luar penggembalaan lebih enak, bebas.Salah! Bebas, tetapi tidak ada naungan. Seperti dulu, Israel tinggal di Gosyen. Kalau tinggal di luar Gosyen, akan bernasib sama seperti Mesir; biarpun hebat, hancur.
Di dalam nikah ada naungan, di dalam penggembalaan kita lebih merasakan naungan, di dalam
fellowshipkita lebih lagi merasakan naungan. Sampai nanti Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna, kita mendapatkan naungan Tuhan di takhta sorga selamanya--puncak naungan.
Penggembalaan atau persekutuan--mulai dari nikah--digambarkan dalam dua hal:
- Anak-anak ayam di bawah naungan sayap induknya.
- Ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Jadi
yang diperhatikan dalam nikah, penggembalaan, dan antar penggembalaanadalah
INDUK DAN POKOK YANG BENAR. Kalau tidak benar, ranting akan kering.
Induk dan pokok yang benar adalah
pribadi Yesus/firman pengajaran yang benar--Yesus berkata: '
Akulah pokok anggur yang benar'.
Kita mau menikah, tergembala,
fellowship, pokok inilah yang kita perhatikan, supaya naungan Tuhan semakin jelas sampai nanti di takhta sorga siang malam kita berada di bawah naungan Tuhan.
Perhatikan pengajaran yang benar!Jika induk dan pokok persekutuannya benar yaitu Yesus,
hasilnya:
- Kita akan berbuah manis. Kalau pokok nikah benar--suami dan isteri menerima pengajaran yang benar--, satu waktu pasti berbuah manis. Tinggal bagaimana sikap kita.
Kalau belum manis, periksa bagaimana cara ranting menghisap makanannya. Kalau tidak sungguh-sungguh, pertumbuhannya tidak akan sehat, dan untuk berbuah, masih jauh.
Yesus sebagai pokok sudah siap memberikan buah manis--Dia sudah mati di kayu salib. Tinggal bagaimana kita menghisap makanannya; bagaimana saat ibadah, mendengarkan firman, mempraktikkan firman. Kalau sikap kita benar, pasti berbuah manis.
Berbuah manis dimulai dari perkataan yang manis, artinya:
- Perkataan yang memuliakan Tuhan.
- Perkataan benar dan baik, artinya: tidak ada dusta, tetapi bersaksi--menjadi berkat--, saling menguatkan, saling mendoakan, tidak mencaci-maki/bertengkar.
Kalau masih bertengkar berarti buah masih pahit.
- Terjadi kemajuan-kemajuan. Pelayan Tuhan juga harus diperiksa. Kalau benar, akan terjadi kemajuan secara jasmani, rohani, dan nikah.
- Kita akan mengalami naungan sayap Tuhan.
Menikah, tergembala,
fellowshipharus lihat induk/pokoknya!
Buktinya: ada perkataan manis, terjadi kemajuan secara jasmani dan rohani, sampai mengalami naungan sayap Tuhan.
Tetapi
ada juga yang tidak benar.
Yesaya 30: 1-230:1.Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,
30:2. yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaundan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.
'
persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku'= masuk nikah dan penggembalaan bukan karena Tuhan, tetapi daging yang bicara--selera daging yang bicara.
Pada zaman Nuh, anak-anak Allah menikah dengan selera daging--siapa saja yang disukai.
Hati-hati, kalau sudah berkata:
Siapa saja yang disukai,bahaya, itu artinya tidak ada lagi pertimbangan rohani.
Bahaya kalau nikah, penggembalaan,
fellowshiphanya karena selera daging.
'
berlindung pada Firaun, berteduh di bawah naungan Mesir'= naungannya sudah beda, bukan naungan sayap induk ayam, tetapi dunia.
'
keputusan-Ku'= firman Tuhan.
Nikah, penggembalaan, dan persekutuan
tanpakeputusan Tuhan (firman pengajaran yang benar)--tanpa pokok/induk--adalah
persekutuan carang kering.
Tanpa pokok/induk, artinya:
- Menonjolkan/mengutamakan perkara jasmani.
- Melihat manusia/kekeluargaan, bukan Tuhan. Orang tua digembalakan anak, boleh, anak digembalakan orang tua, boleh, yang penting lihat Tuhan. Kalau tidak lihat Tuhan: Yang penting ini keluarga saya.Salah! Kalau kami hamba Tuhan hanya lihat organisasinya. Salah! Harus lihat Tuhan/pengajaran yang benar.
"Guru saya selalu mengatakan: Organisasi tidak bisa menyatukan. Hanya pribadi Tuhan/firman pengajaran yang bisa menyatukan."
- Memakai cara dunia--Mesir menunjuk pada dunia--yaitu membujuk untuk masuk nikah, penggembalaan, dan persekutuan. Membujuk itu biasanya dengan tipu muslihat.
Kemudian memaksa, bahkan bisa membunuh.
Ini adalah gaya dari perempuan Babel. Kalau tidak bisa dibujuk, akan dipaksa, termasuk diancam. Kita harus hati-hati!
Tanda utamapersekutuan carang kering:
mulutnya kering/perkataan sia-sia: berdusta, bergosip, rumah tangga bertengkar terus, memfitnah, sampai menghujat Tuhan--ranting kering tidak ada buah. Dan ranting kering akan dikumpulkan untuk
dibakar selamanya.
Tadi, kalau pokok/induk kita benar, kita akan dapat naungan Tuhan di dunia sampai di takhta sorga selamanya. Kalau tidak benar, akan dibakar selamanya.
Bukan kita sok benar atau menyendiri, tidak boleh, tetapi lihat pokok anggur yang benar/induk yang benar, yaitu pribadi Yesus/firman pengajaran yang benar. Kalau tidak ada pokok yang benar, semua akan sia-sia. Tuhan tolong kita semua.
Matius 23: 3723:37."Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kaliAku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
'
berkali-kali'=
kerinduan yang besar dari Tuhan, kesungguhan hati dan kehendak-Nyaadalah kita harus masuk nikah, penggembalaan, dan persekutuan yang benar, sehingga kita mengalami naungan sayap induk ayam/naungan sayap Tuhan, dan kita mendapatkan jaminan kepastian untuk hidup sekarang sampai kekal selamanya. Kalau tidak berada di bawah naungan sayap induk ayam, kita akan mati, apalagi nanti saat zaman antikris berkuasa.
Ini pelajaran bagi kita. Mengapa berkali-kali Tuhan mengundang?
- Firman diulang-ulang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnyakepada kita untuk mengalami naungan sayap induk ayam. Kalau tidak diulang, habislah kita.
Tidak salah firman diulang-ulang, justru kita membutuhkannya.
- Supaya ada dorongan/kerinduan dari Tuhan, supaya kita bisa disucikan dan masuk persekutuan yang benar, bukan dorongan dari manusia.
- Supaya mantapdalam nikah, penggembalaan, dan fellowshipyang benar; tidak bisa digoyahkan oleh suara asing. Kita sungguh-sungguh mengalami naungan sayap Tuhan.
Firman pengajaran yang benar bukan di sini saja, tetapi tertulis dalam alkitab; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Sedikit saja tidak sama, berarti sudah berbeda. Harus baca alkitab!
Matius 23: 3723:37."Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabidan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Tuhan berbicara lewat nabi-nabi untuk masuk dalam nikah, penggembalaan, dan
fellowshipyang benar--masuk naungan sayap--, tetapi malah nabi-nabi itu dilempari batu. Ini kenyataan yang ada di akhir zaman. Kita harus hati-hati!
Gereja Tuhan--hamba/pelayan Tuhan--di akhir zaman tidak mau masuk dalam nikah, penggembalaan, dan persekutuan yang benar. Sekarang, yang benar malah diejek, dianggap kebenaran sendiri, tidak punya kasih, sedangkan yang salah malah dibela.
Melempari nabi-nabi= sekarang dalam bentuk perkataan.
Mengapatidak mau masuk yang benar? Karena
keras hati. Ini adalah tabiat daging, tidak ada pertimbangan rohani tetapi hanya yang jasmani--seperti pada zaman Nuh anak-anak Allah mengambil anak manusia siapa saja yang disukai.
Keras hati=
sombong. Ini yang membuat kita tidak bisa menerima pengajaran, nikah, penggembalaan, dan persekutuan yang benar.
Praktik sombong:
- Pengertian sombong yang pertama: merasa mampu= lupa diri bahwa kita hanya anak ayam, sehingga lupa pada Tuhan; lupa pada pengajaran yang benar.
"Terutama kami hamba Tuhan. Saya gampang saja, kalau orang terlalu macam-macam, saya bilang: Dulu dia menerima Pdp, Pdm dari mana? Jangan lupa asalmu! Belum lagi kalau menerima gereja kecil, gereja besar, dari mana asalmu? Kalau dulu saat baru menerima pengajaran ia berkata: Jelek, aku ke sana saja. Bagus. Sekarang saat semuanya sudah baik, baru berkata begini begitu. Ini tabiat tidak baik. Sombong! Lupa kalau hanya anak ayam. Kita sidang jemaat juga. Perhatikan! Kami gembala bukan menuntut, tetapi kami bersyukur kalau sidang jemaat menerima pengangkatan dari Tuhan. Lalu setelah mengalami pengangkatan berkata: Apa itu pengajaran? Itu berarti merasa mampu, lupa diri bahwa ia hanya anak ayam yang tak berdaya. Jangan!"
Kalau lupa diri, ia akan mengandalkan perkara jasmani: kekayaan, kepandaian dan lain-lain, bukan Tuhan; tidak merasa butuh Tuhan/pengajaran yang benar seperti jemaat Laodikia. Keadaan rohaninya suam-suam kuku; tidak dingin, tidak panas. Kita harus hati-hati!
Wahyu 3: 15-17
3:15.Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkanengkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
'Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa'= menampilkan yang jasmani.
'aku tidak kekurangan apa-apa'= tidak butuh Tuhan lagi, bahkan berkata: Terlalu susah, kalau pengajaran benar tidak ada jemaat datang.
"Lulusan Lempin-El ada yang begitu. Waktu saya belum masuk Lempin-El, ada seorang lulusan Lempin-El berkata: Saya bersyukur.: Kenapa?: Khotbah-khotbahnya om Yo dan om Totaijs sudah saya simpan semua, jadi suami saya tidak usah dengar. Kalau dia dengar, tidak bisa datang jemaat nanti. Betul itu terjadi, suami-isteri lulusan Lempin-El. Dalam hati saya sedih."
'melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang'= keadaan rohaninya.
Tidak dingin= tidak ada damai sejahtera, tetapi iri hati, kebencian tanpa alasan, kepahitan, ketakutan.
Tidakpanas= tidak setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Ini akibatnya kalau suam-suam; lupa diri, lupa Tuhan. Kami hamba Tuhan lupa kalau mendapatkan Pdp, Pdm, dan gereja dari pengajaran. Jemaat juga lupa kalau mendapatkan semua dari pengajaran, malah mencaci maki pengajaran. Bahaya besar!
Tidak dingin, tidak panas= tidak mati, tidak bangkit= beribadah tetapi hidupnya tidak berubah.
2 Timotius 3: 1-5
3:1.Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhirakan datang masa yang sukar.
3:2.Manusia akan mencintai dirinya sendiri(1)dan menjadi hamba uang(2). Mereka akan membual(3)dan menyombongkan diri(4), mereka akan menjadi pemfitnah(5), mereka akan berontak terhadap orang tua(6)dan tidak tahu berterima kasih(7), tidak mempedulikan agama(8),
3:3.tidak tahu mengasihi(9), tidak mau berdamai(10), suka menjelekkan orang(11), tidak dapat mengekang diri(12), garang(13), tidak suka yang baik(14),
3:4.suka mengkhianat(15), tidak berpikir panjang(16), berlagak tahu(17), lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah(18).
3:5.Secara lahiriah mereka menjalankan ibadahmereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
'hari-hari terakhir'= berarti tidak ada kesempatan lagi, karena itu sekarang firman diulang-ulang supaya kita ada kesempatan memperbaiki diri. Jangan menghina firman yang diulang-ulang, karena satu waktu tidak ada lagi.
'tidak mempedulikan agama'= mencampuradukkan agama, mempelajari agam lain. Sekarang terjadi, bahkan di dalam pengajaran juga terjadi. Sekarang Pdt A ahli soal agama B. Pdt A mengajarkan agama lain. Ini sudah terjadi.
'lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah'= tidak taat dengar-dengaran.
'memungkiri kekuatannya'= menolak kuasa ibadah.
Kuasa ibadah adalah firman pengajaran yang benar. 'memungkiri kekuatannya'= menolak firman pengajaran yang benar/pribadi Yesus dan hanya mengandalkan perkara-perkara jasmani, sehingga sekalipun beribadah, ia tetap mempertahankan manusia darah daging dengan delapan belas sifat tabiat daging.
Akibatnya: dicap 666; menjadi pengikut dari antikris, dan hidupnya seperti muntah, artinya: jijik, najis, dan hanya dibuang selamanya, jauh dari Tuhan.
Tidak damai dan setia berkobar-kobar; tidak mau firman pengajaran= jauh dari Tuhan, sampai nanti dibuang seperti muntah. Karena itu kalau firman diulang-ulang kita berbahagia karena terus diingatkan, tinggal mau atau tidak.
Ada yang marah kalau diingatkan, dan selamanya ia dibuang.
Lebih baik membuang tabiat daging yang sombong. Kembali ke induk, jangan lupa diri, apalagi belum diberkati! Ada juga yang belum diberkati lalu berkata: Percuma pengajaran.Jangan! Tetap melekat!
Jangan salahkan pengajarannya, tetapi bagaimana sikap kita. Kalau belum diberkati, mari sungguh-sungguh! Tuhan berkali-kali rindu mengumpulkan kita, masakan kita tidak sungguh-sungguh? Kalau kita sungguh-sungguh melekat pada pokok anggur yang benar--nikah, penggembalaan, dan persekutuan benar--, mau tidak mau harus berbuah manis. Tidak bisa tidak! Tuhan tidak pernah menipu kita!
Perbaiki sikap dalam mendengar firman!Tuhan akan menolong.
Kalau memilih yang tidak benar--lupa diri--, bahaya! Mulai mengkritik firman, bahaya.
"Saya sebagai gembala melihat, kalau orang sudah sombong, tidak ingat bagaimana dulunya ia, ditambah mengkritik firman, dia tidak sadar kalau dia mulai jauh dari Tuhan, dan mulutnya kering--mulai kering. Tidak mungkin tidak. Semuanya tambah kering sampai menjadi muntah yang akan dibuang selamanya. Bahaya! Mari berusaha untuk tetap melekat kepada Tuhan."
- Pengertian sombong yang kedua: merasa dipakai.
Matius 7: 21-23
7:21.Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
7:22.Pada hari terakhirbanyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23.Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
'Pada hari terakhir'= kalau sudah sampai yang terakhir di mana firman tidak diulang lagi, sudah tidak ada kesempatan lagi. Karena itu sekarang firman perlu diulang-ulang. Selama firman masih diulang-ulang berarti belum yang terakhir bagi kita; masih ada kesempatan bagi kita.
Kalau menolak firman yang diulang, itu justru kesombongan.
'Kehendak Bapa'= firman pengajaran yang benar; alkitab.
Ayat 22= merasa dipakai Tuhan, kelihatan hebat, padahal dipakai setan karena tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Sekalipun hebat kalau tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak ada gunanya. Ia akan diusir oleh Tuhan; terpisah dari Tuhan, tidak melekat lagi. Apa yang firman bilang: tidak boleh,ya tidak boleh. Jangan terpancing sekalipun kelihatan hebat di mata manusia! Yang hebat di mata Tuhan adalah kehidupan yang melakukan kehendak-Nya.
Ukuran ibadah pelayanan yang berkenan pada Tuhan--keberhasilan dalam ibadah pelayanan--adalah melakukan kehendak Tuhan/firman pengajaran yang benar. Itu yang membuka pintu sorga, berarti pintu di dunia juga terbuka.
Di mana ada pembukaan firman, di sana ada pembukaan pintu.
Mujizat jasmani belum tentu dari Tuhan, dan belum tentu membuka pintu sorga, malah diusir oleh Tuhan kalau tidak sesuai dengan firman; semakin melayani semakin jahat--'Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!'.
Hawa makan buah yang dilarang Tuhan, sehingga ia tahu yang baik dan jahat--sama dengan Tuhan--, tetapi karena tidak sesuai dengan firman, ia diusir oleh Tuhan; sia-sia. Apalagi hanya mujizat jasmani. Sudah sama dengan Tuhan sekalipun--tahu yang jahat dan baik--, kalau tidak sesuai dengan firman, akan diusir oleh Tuhan. Kita harus hati-hati!
Ukurannya adalah firman pengajaran yang benar. Termasuk pekerjaan jasmani kalau tidak sesuai dengan firman, akan ditolak Tuhan. Apalagi masalah sorga, harus sesuai dengan firman. Mulai dari iman--pintu gerbang--harus sesuai dengan firman. Ada ajaran iman karena melihat--tidak sesuai dengan firman. yang benar adalah iman dari mendengar firman. Ada yang mengajarkan: sekali percaya Yesus, selamat, tidak usah bertobatpun sudah selamat. Misalnya sudah percaya Yesus lalu merampok bank dan ditembak mati, tetap dianggap selamat. Belum tentu! Penjahat yang disalib di sebelah Yesus tidak selamat karena ia mencela Yesus.
Semua yang tidak sesuai dengan firman, tidak ada gunanya.
Mari, mulai dari pintu gerbang sampai tabut perjanjian--kita sempurna seperti Yesus--harus sesuai dengan firman.
- Pengertian sombong yang ketiga: merasa benar/kebenaran diri sendiri.
Kebenaran sendiri artinya:
- Kebenaran di luar alkitab; firman ditambah dan dikurangi seperti yang dilakukan oleh Hawa.
- Berbuat dosa tetapi tidak mau mengaku, malah menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan/pengajaran yang benar.
Di dalam perumpamaan tentang talenta, pekerjanya yang tidak setia, tetapi berkata: Tuhan bengis--menyalahkan Tuhan.
Yang bisa menutup dosa hanya darah Yesus, lewat saling mengaku dan mengampuni--kebenaran dari Tuhan.
Kalau kebenaran sendiri tidak bisa menutup dosa, malah lebih berbuat dosa; kalau menyalahkan Tuhan, benar-benar durhaka.
Jangan merasa benar! Semua harus banyak mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman, dan kita akan menerima kebenaran Tuhan.
Kalau terlalu banyak mengoreksi orang lain/mencampuri urusan orang, ia tidak akan pernah sampai pada kebenaran Tuhan, karena di dalamnya ada kebenaran sendiri.
Kebenaran sendiri= kusta. Dulu kalau orang sakit, kusta, orang lain tidak boleh mendekati. Artinya sekarang: kebenaran sendiri sama dengan pemecah belah. Jangan! Tuhan tolong kita semua.
Kalau ada kebenaran sendiri, pasti ada kepentingan sendiri--egois--dan kehendak sendiri--tidak taat. Mau melayani dan menikah hanya menurut kehendak/selera sendiri.
Egois= mencari kepentingan diri sendiri sehingga mengabaikan kebutuhan pokok yaitu naungan sayap Tuhan--kebutuhan anak ayam adalah naungan sayap induknya.
Jangan mencari yang lain! Yang lain itu merupakan pancingan dari setan, bukan berkat, tetapi godaan supaya kita jauh dari Tuhan sehingga kita tersesat dan terhilang. Bagi setan, yang penting kita jangan melekat kepada Tuhan--seperti ranting melekat pada pokok.
"Seperti anak ayam ada di tengah, sebelah kanan: induknya, sebelah kiri: beras/jagung. Pilih mana? Kalau egois, ia akan memilih beras/jagung."
Godaan bisa dalam bentuk pekerjaan, studi. Bukan tidak boleh, tetapi jangan sampai mengabaikan kebutuhan pokok.
Mengabaikan naungan sayap Tuhan= tidak mengutamakan Tuhan. Jauh dari induk--tidak tergembala lagi; tidak melekat lagi--berarti kehilangan segala-galanya sekalipun kelihatannya mendapat banyak--seperti Esau.
Esau beredar-edar dan ia kehilangan segala-galanya. Ia anak sulung--punya hak kesulungan--, hebat, lahir dengan warna merah--bertobat--, dan berbulu--urapan Roh Kudus. Hebat, tetapi dalam pertumbuhannya ia jauh dari induk--ia mengikuti kehendak/seleranya sendiri--, akhirnya ia kehilangan segalanya dan mencucurkan air mata selamanya; ratap tangis kertas gigi selamanya.
Yakub tergembala dengan benar dan baik--memilih induk--, kelihatannya tidak punya apa-apa, tetapi akhirnya ia mendapatkan segala-galanya.
Yesus sebagai induk bertanggung jawab sampai mati di kayu salib; Dia sebagai Kepala mati di Bukit Tengkorak untuk menaungi tubuh-Nya yang tidak berdaya di akhir zaman. Jangan ragu!
Inilah alasan mengapa tidak mau menerima naungan Tuhan yaitu keras hati; sombong: merasa mampu, merasa dipakai, dan merasa benar. Jangan 'merasa'! Yang sungguh-sungguh adalah kita merasa tidak mampu; kita butuh Tuhan. Kita tidak merasa dipakai, tetapi kita dipakai kalau melakukan kehendak Tuhan. Dan tidak merasa benar, tetapi kebenaran di dalam darah Yesus--saling mengaku dan mengampuni--dan alkitab.
Proses mengalami naungan Tuhan:
- 1 Yohanes 5: 18-19
5:18.Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
5:19.Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
'melindunginya'= naungan sayap Tuhan.
Proses pertama menerima naungan sayap Tuhan: bertobat dan lahir baru lewat baptisan air yang benar.
Bertobat= mati terhadap dosa.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran.
Kalau mau naungan harus lahir baru. Karena itu dasarini sangat penting; pendirian orang kristen harus benar yaitu percaya Yesus, bertobat, baptis air sampai hidup dalam kebenaran.
Karena itu setan mau menghantam dasar ini. Kalau dasarnya salah, tidak mungkin bangunannya benar.
Kalau sudah benar kita akan mendapatkan tempat penggembalaan yang benar.
Amsal 12: 26
12:26.Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Tempat penggembalaan= kandang penggembalaan= ruangan suci= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Orang benar tidak sulit untuk digembalakan. Kalau kebenaran sendiri susah untuk digembalakan. Yudas sering mendengar suara asing dari ahli Taurat dan imam-imam yang tidak menentang Yesus--kebenaran sendiri--, sehingga ia tidak bisa digembalakan sekalipun oleh Yesus.
Apa yang tidak benar dari Yudas? Cara mendengar firman, sehingga ia tetap mencuri.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal. Ini gunanya kita digembalakan.
Tidak bisa dijamah oleh setan= lulus ujian iman--tidak berbuat dosa sampai puncaknya dosa dan disesatkan oleh ajaran palsu--; kita memiliki iman bagaikan emas murni.
Inilah dasarnya yaitu bertobat dan lahir baru, sehingga si jahat tidak bisa menjamah kita.
- Proses kedua menerima naungan sayap Tuhan: seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Yohanes 15: 1
15:1."Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
'Bapa-Kulah pengusahanya'= naungan sayap Tuhan.
Mari sungguh-sungguh melekat! Lihat pengajarannya! Isteri jangan melekat--bergantung--pada suami, anak jangan bergantung pada orang tua, supaya jangan kecewa. Mari melekat pada Tuhan. Jangan ragu!
Melekat artinya:
- Hubungan kasih= mengasihi Tuhan lebih dari semua, mengasihi sesama sampai mengasihi musuh.
Kalau membenci sesama, akan terlepas dari pokok, sehingga ia mengalami kekeringan rohani. Begitu juga kalau mengasihi pekerjaan lebih dari Tuhan.
Bahkan membenci musuh juga membuat kita kering. Rugi dua kali. Misalnya dia menipu kita, lalu kita membenci dia; kita kehilangan uang, ditambah kehilangan keselamatan. Kalau kita mengasihi dia, Tuhan yang membela kita.
- Hubungan kesucian. Kita disucikan terutama dari dosa Yudas Iskariot.
Yohanes 13: 10-11
13:10.Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11.Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
Yohanes 15: 3
15:3.Kamu memang sudah bersihkarena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Perjamuan suci membuat kita melekat kepada Tuhan--kita ada di dalam Tuhan, dan Dia di dalam kita. Tetapi Yudas pergi saat perjamuan suci, dan tidak kembali lagi. Karena itu kita harus disucikan dari dosa Yudas Iskariot yaitu:
- Pencuri--Yudas mencuri milik Tuhan.
- Pengkhianat--tidak setia.
- Pendusta--Tuhan berkata: Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.Tetapi Yudas menjawab: Bukan aku, ya Rabi?
- Pendakwa--Yudas menjawab: Bukan aku, ya Rabi?, berarti ia menuduh murid yang lainnya.
- Pura-pura/munafik--saat mau menyerahkan Yesus, ia mencium Yesus. Gaya pura-puranya luar biasa, bahkan murid-murid juga terkecoh. Saat ia pergi dari perjamuan suci, murid-murid yang lain masih menyangka Yudas dipakai Tuhan--'Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.'.
- Hubungan kesetiaanyaitu setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali. Jangan berhenti di tengah jalan! Yudas berhenti di tengah jalan, lalu ia digantikan oleh Matias, dan ia tidak bisa kembali lagi.
Inilah hubungan ranting dengan pokok.
Kalau mau mengalami naungan Tuhan kita percaya Yesus, bertobat, dan lahir baru lewat baptisan air dan Roh Kudus, sampai hidup benar. Sesudah itu tergembala--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--, dan melekat kepada pokok anggur yang benar. Jangan melekat kepada manusia!
Melekat kepada pokok anggur yang benar adalah hubungan kasih, hubungan kesucian, dan setia berkobar-kobar.
Hamba/pelayan Tuhan yang melayani dengan kasih, kesucian, dan setia berkobar-kobar adalah hamba/pelayan Tuhan yang bagaikan nyawa api.
Ibrani 1: 71:7.Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Wahyu 1: 141:14.Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Mata Tuhan bagaikan nyala api.
Jadi hamba/pelayan Tuhan yang suci dan setia berkobar-kobar sama dengan
biji mata Tuhan. Ini yang
mendapatkan naungan sayap Tuhan.
Mazmur 17: 7-817:7.Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
17:8.Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Jangan sombong; merasa mampu, merasa dipakai! Itu jauh dari Tuhan. Kembali kepada Tuhan! Percaya, bertobat, baptis air dan Roh Kudus--hidup benar--, masuk kandang penggembalaan yang benar, kita akan melekat pada pribadi Tuhan, sampai kita memiliki hubungan kasih--api kasih Allah--, kesucian--api firman--, dan kesetiaan--api Roh Kudus. Semua mengandung api sehingga kita menjadi pelayan Tuhan yang bagaikan nyala api; kita menjadi biji mata Tuhan sendiri, dan berhak menerima naungan sayap Tuhan.
'
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib'= naungan sayap Tuhan sama dengan uluran tangan kasih setia Tuhan yang ajaib.
Hasilnya:
- Wahyu 7: 15b-16
7:15b.Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
7:16.Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
Ayat 15b= naungan sayap Tuhan.
Hasil pertama: 'tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi'= tangan kasih setia Tuan sanggup memelihara kitayang kecil tak berdaya di tengah kesulitan dunia, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
Kita tidak lapar baik secara jasmani maupun rohani. Kita kenyang dan puas, sehingga selalu mengucap syukurkepada Tuhan.
Kita juga tidak rebah dan pingsan; tidak suam-suam. Kalau lapar, akan rebah. Mati hidupnya kaum muda bukan dari sekolah dan lain-lain, tetapi makan atau tidak. Anak perempuan umur dua belas tahun mati, lalu dibangkitkan Yesus dan diberi makan. Kalau tidak makan, mati. Makan apa? Firman. itu yang menentukan hidup mati kita secara jasmani dan rohani.
Jangan pingsan, tetapi kita tetap setia berkobar-kobar, dan jangan rebah!
Rebah= jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan enjoydalam dosa--tidak bangkit-bangkit lagi, sampai binasa selamanya.
Tidak rebah= tetap hidup benar dan suci, sampai sempurna.
Bukti dipelihara Tuhanadalah selalu mengucap syukur apapun yang kita hadapi, tetap setia berkobar-kobar, dan membenci dosa.
- Hasil kedua: 'matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi'= tangan kasih setia Tuhan yang ajaib sanggup melindungi kitadari celaka marabahaya, pencobaan, ajaran palsu, dosa-dosa dan puncaknya dosa, hukuman Tuhan atas dunia: tiga kali tujuh penghukuman, kiamat, dan neraka. Sebutir pasirpun tidak boleh masuk dan menyakiti kita.
Bukti kita dilindungi Tuhanadalah kita mengalami damai sejahtera, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
Yang belum damai--ada ketakutan, kekuatiran, kebencian, kepahitan--, hati-hati, itu berarti belum ada sayap; belum ada perlindungan Tuhan.
Damai sejahtera artinya tidak merasakan lagi apa-apa yang daging rasakan, tetapi hanya merasakan kasih Allah yang besar; kita akan merasa enak dan ringan.
Mungkin kita dihina orang, lalu perasaan kita seperti diperas-peras, jangan, itu sombong. Yesus saja diludahi dan ditelanjangi di kayu salib, siapa kita? Jangan sombong, tetapi serahkan kepada Tuhan!
Paling sakit adalah masalah di dalam nikah. Tetapi jangan sombong! Yesus diludahi dan ditelanjangi. Jangan pikir masalahnya tetapi serahkan kepada Tuhan! Kalau kita yang salah, kita minta ampun, kalau dia yang salah, kita doakan dia supaya Tuhan mengampuni dia. Selesai! Kita akan merasakan kasih Allah sehingga hati damai, dan semua menjadi enak dan ringan.
- Hosea 2: 18
2:18.Aku akan menjadikan engkau isteri-Kuuntuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.
Hasil ketiga: tangan kasih setia Tuhan yang ajaib sanggup menjadikan kita mempelai wanita-Nyaapapun kelemahan dan kekurangan kita. Jangan putus asa!
Dia menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia, mulai dari kuat teguh hati. Jangan kecewa dan putus asa! Jangan tinggalkan Tuhan apapun kelemahan kita secara jasmani dan rohani! Jangan tinggal dalam kelemahan, tetapi selalu berseru kepada Tuhan. Kita tetap percaya dan berharap Tuhan, supaya Dia mengubahkan kita. Kita berserah dan berseru kepada-Nya. Tangan kasih setia-Nya sanggup menolong kita.
Sampai kalau Dia datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai, sampai mengalami naungan di takhta sorga selama-lamanya.
Ada tangan kasih setia yang ajaib, yang berkali-kali ingin memeluk kita, tetapi kita selalu menghindar. Kita selalu jauh dari Tuhan, mungkin karena tergoda oleh dosa dan lain-lain. Kita dalam kelemahan-kelemahan. Tetapi malam ini, Tuhan berkata:
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku. Apapun keadaan kita Dia tetap menolong kita; Dia tidak melupakan dan meninggalkan kita.
Periksa dalam-dalam!
Hubungan mempelai adalah hubungan hati yang sedalam-dalamnya; hanya Dia dan kita yang tahu. Ada kelemahan secara jasmani dan rohani, kekeringan, kepahitan dan sebagainya, serahkan kepada Dia. Yang berhasil juga tetap serahkan hidup kepada Dia.
Yang sudah berhasil jangan sombong, yang masih terpuruk--semuanya susah--tetap kuat teguh hati. Dia tidak menipu kita semua.
Jangan ragu! Tubuh dan darah-Nya menunjukkan kasih setia-Nya yang ajaib dan tidak berubah, sampai Ia mati di Bukit Tengkorak. Selama tangan kasih setia Tuhan memeluk kita tidak akan goyah apapun kenyataan yang kita hadapi.
Perjamuan suci adalah uluran tangan kasih setia yang ajaib, yang bisa melakukan apa saja, bahkan mengangkat kita menjadi mempelai wanita Tuhan. Sebusuk, senajis, semustahil, dan sejahat apapun keadaan kita, Dia masih bisa mengangkat kita sampai di hadapan takhta sorga selama-lamanya dan mengalami naungan Tuhan selamanya.
Tuhan memberkati.